• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

E. Komposisi

Pengertian umum dalam dunia kesenian, komposisi berarti “susunan”. Komposisi dalam pengertian seni rupa adalah susunan gambar dalam batasan satu ruang. Batasan ruang ini merupakan liminitas, sekaligus syarat mutlak bagi adanya komposisi (Soelarko, 1996: 19). Komposisi menjadikan foto akan lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Tujuan mengatur komposisi dalam fotografi untuk membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto, menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya, dan melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

21

Komposisi merupakan susunan dari beberapa elemen, maka perlu adanya pengetahuan prinsip sebelum menyusun komposisi, berikut ini prinsip penyusunan komposisi menurut Edi S. Mulyanta (2008:219) :

a. Ruang Kosong (White Space)

Bertujuan agar karya tidak terlalu padat, menjadikan objek lebih dominan. b. Kejelasan (Clarity)

Berfungsi untuk mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya agar mudah dimengerti dan tidak menimbulkan makna ganda.

c. Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. d. Empalisis (Point of Inters)

Penembangan dominasi yang bertujuan menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehinggamenciptakan nilai artistik.

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang di inginkan

untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian (Mardiyatmo, 2006 : 37).

22

Komposisi pada fotografi ada beberapa jenis, berikut jenis-jenis komposisi, menurut Edi S. Mulyanta (2008:221) :

a. Garis

Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto.Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian atau dinamis baik itu garis lurus, melingkar atau melengkung.

b. Bentuk

Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.

c. Warna

Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color”/keserasian warna, sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan).

d. Gelap dan Terang

Komposisi gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek, dengan memperhatikan kontras sebuah objek dan lingkungan sekitar objek.

23 e. Tekstur

Tekstur yaitu tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Komposisi dalam foto adalah seni untuk menciptakan harmoni pembagian bidang dengan memanfaatkan berbagai unsur visual yang tersedia: alur garis, bentuk, cahaya, cahaya dan bayangan, warna, dan tekstur. Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman, komposisi dalam pengambilan foto menurut Edi S. Mulyanta (2008 : 223) :

1. Golden Mean

Golden mean, golden section, golden triangle, atau golden ratio sebenarya

merupakan teknik komposisi objek yang cukup tua, formula geometris tersebut sudah ada pada zaman Yunani, kemudian komposisi tersebut diadopsi dalam dunia fotografi hingga saat ini. Ada hubungan erat antara matematika dan estetika, sehingga para ahli matematika membuat rumusan pasti tentang golden mean. Para seniman dahulu mengembangkan ciri khas pada lukisan, patung, dan arsitektur menggunakan prinsip golden rasio, golden rasio adalah pembagian antara panjang dan lebar yang akan menghasilkan nilai 1,618 atau Phi. Memang sulit untuk menentukan proporsi golden mean pada saat pengambilan gambar, sehingga croping atau pemotongan gambar melalui aplikasi digital imaging sengat membantu menghasilkan komposisi golden mean. Pada konsep golden mean

24

penempatan pusat perhatian atau center of interest tidak selalu ditengah, penempatan objek ditengah memaksa mata untuk memendang foto yang kurang alami dan terkadang tidak nyaman dipandang

2. Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)

Seringkali terjadi kesalahan pada penempatan objek foto pada pusat frame sehingga komposisi kesluruhan terlihat statis, konsep rule of thirds merupakan penyederhanaan dari konsep golden section, penyederhanaan tersebut diharapkan bisa mempermudah fotografer menemukan komposisi asimetris yang lebih memiliki estetika dibandingkan komposisi simetris.

Komposisi yang sederhana dan dapat menghasilkan gambar yang cukup menarik adalah penggunaan komposisi rule of thirdh. Rule of thirdh akan membagi empat persegi panjang menjadi tiga bagian yang akan menghasilkan titik-titik kuat pada pertemuan garis vertikal dan horisontal. Filosofi sebenarnya dari rule of thirdh adalah untuk menghindari komposisi simetris yang biasanya terkesan membosankan.

3. Sudut Pemotretan (Angle of View)

Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

25 4. Format : Horizontal dan vertikal

Proposi persegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape (horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda

pada komposisi akhir. 5. Dimensi

Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

26

Dokumen terkait