• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Komposit biodegradabel Dengan Bahan Dasar Selulosa

Meskipun komposit termoplastik serat alami telah ditemukan dan diproduksi sejak tahun 1970, namun komposit termoplastik serat alami tersbut terus mengalami perkembangannya dari tahun ke tahun bahkan hingga saat ini. Komposit termoplastik dari serat kayu yang memiliki beberapa keuntungan seperti daya tahannya yang panjang, biaya pembuatannya yang relatif murah dan ketahananya terhadap lingkungan yang baik. Namun disamping keunggulannya, komposit dari serat kayu

memiliki beberapa kelemahan yaitu serat kayu tidak tahan terhadap panas, sehingga jika pada proses pencampuran terjadi panas yang tidak sesuai, maka pencampuran atau pembentukan komposit tidak akan berhasil. Oleh sebab itu mulai dilakukan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengubah serat kayu tersebut dengan mengambil hanya selulosanya saja untuk digunakan sebagai bahan pengisi matriks polimer (That, 2008).

2.2 Kemasan

Plastik memiliki pencampuran rendah entropi, yang disebabkan oleh besarnya berat molekul dari rantai polimer mereka. Pemanasan saja tidak cukup untuk melarutkan molekul besar dari plastik karena plastik hampir identik dengan komposisi campuran efisiennya. Hal lain yang menyebabkan plastik sulit di daur ulang adalah karena adanya bahan pengisi, dan aditif lainnya dalam plastik. Polimer umumnya terlalu kental untuk menghapus ekonomi pengisi, dan akan rusak oleh banyak proses yang murah bisa menghapus pewarna tambahan. Zat aditif tidak banyak digunakan dalam wadah minuman dan kantong plastik, sehingga memungkinkan mereka untuk dapat didaur ulang . Adanya kemasan, membuat kita dapat menikmati roti dengan mentega atau selai, biskuit, mi instan, dan macam-macam minuman. Kemasan telah mengamankan dan mengawetkan segala jenis makanan dan minuman. Kemasan telah dikenal oleh manusia sejak zaman dahulu kala. Sekitar tahun 8.000 SM kemasan dari bahan-bahan sederhana, seperti kulit binatang ataupun keranjang rumput, telah digunakan sebagai wadah buah-buahan yang dipungut dari hutan. Bangsa Cina menggunakan keramik sebagai wadah, balk untuk benda padat maupun cair. Sedangkan bangsa Indonesia menggunakan wadah bambu (bumbung) untuk menyimpan benda cair. Sekitar tahun 1550 SM, bangsa Mesir telah membuat industri botol yang penting bagi kehidupan masyarakatnya. Sekitar tahun 750 M proses pembuatan kertas tersebar luas mulai dari Asia Tengah.

2.2.1 Fungsi Kemasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemasan didefinisikan sebagai bungkus pelindung barang dagangan. Dengan kata lain, kemasan adalah wadah atau tempat yang

terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material lainnya, yang digunakan untuk penyimpanan barang dari produsen ke konsumen. Dalam industri makanan atau pangan, kemasan mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi kemasan adalah:

1. melindungi produk terhadap pengaruh cuaca, sinar matahari, benturan, kotoran dan lain-lain

2. menarik perhatian konsumen,

3. memudahkan distribusi, penyimpanan dan pemajangan (display)

4. tempat penempelan label yang berisi informasi tentang nama produk, komposisi bahan (ingridient), isi bersih, nama dan alamat produsen/importir, nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluwarsa, petunjuk penggunaan, informasi nilai gizi (nutrition fact), tanda halal, serta klaim/pernyataan khusus.

Kemasan juga harus dirancang agar memenuhi beberapa persyaratan penting, yaitu: 1. Tingkat keefisienan, meliputi kemudahan untuk dibawa, dibuka, dan dipegang 2. Bentuk yang menarik, meliputi paduan warna, logo, huruf dan tata letak tulisan,

3. Faktor identitas agar tampil beda dengan produk lain dan mudah dikenali (Astawan,2008)

2.2.2 Kemasan Biodegradabel

Penggunaan kantong belanja dari plastik semakin menambah kompleksitas permasalah sampah karena sifatnya yang sulit terdegradasi. Plastik diperkirakan

membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdegradasi dengan sempuna. Kriteria ekolabel yang disusun berdasarkan aspek sepanjang daur hidup suatu produk diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh produk tersebut. Kriteria ekolabel yang harus dipenuhi sebagai produk yang ramah lingkungan juga diharapkan dapat mengurangi dampak pemakaiannya terhadap lingkungan.

Persyaratan yang dimuat dalam kriteria dan nilai ambang batas merupakan persyaratan khusus terkait dengan katergori produk, sedangkan persyaratan yang dimuat dalam persyaratan umum merupakan persyaratan umum yang berlaku untuk berbagai kategori produk manufaktur.

1. Bahan baku plastik yang digunakan harus mengandung prodegradant (zat pendegradasi) 2. Campuran bahan baku harus menggunakan pati atau bahan yang bersumber dari

alam,serta bahan termoplastik

Tabel 2.1 Persyaratan Kemasan Biodegradabel menurut SNI 7188.7:2011

No Aspek Lingkingan Persyaratan Metode Uji/Verifikasi

1

2.

3.

Bahan baku dan aditif a. Thermoplastik mengandung prodegradant b. Campuran yang mengandung pati (starch) dan thermoplastik Degradabilitas Degradabilitas a. Thermoplastik mengandung prodegradant b. Campuran yang mengandung pati (starch) dan thermoplastic

Kandungan logam berat

- Prodegradant harus memenuhi RoHS (Restriction of Hazardous Substances) - Tidak mengandung

zat warna azo

- Tensile enlongation (elongation ato break) kurang dari 5% dicapai setelah mengalami perlakuan penyinaran sinar UV maksimal selama 250 jam - Pertumbuhan mikroba pada permukaan produk > 60% selama 1 minggu Kandungan logam berat dalam produk Cd < 0,5 ppm Pb <50 ppm Hg < 0,5 ppm Cr+6 < 50 ppm

- Verifikasi pernyataan tertulis permohonan tentang pemenuhan persyaratan prodegradant yang dilengkapi dengan pernyataan dari pemasok

- verifikasi pernyataan tertulis tentang jenis dan sifat bahan dilengkapi dengan pernyataan pemasok atau pengukuran GC-MS atau metode pengujian lainnya yang divalidasi oleh laboratorium pengujian yang telah menerapkan ISO/IEC 17025:2008

- Tensile enlongation (elongation ato break) kurang dari 5% dicapai setelah mengalami perlakuan penyinaran sinar UV maksimal selama 250 jam

- ASTM G21-09 atau metode pengujian lainnya yang dilakukan oleh laboratorium pengujian yang telah menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008

- Verifikasi pernyataan pemohon tentang pemenuhan persyaratan disertai laporan hasil pengujian menurut metode uji : IEC-6221 Ed 1.0 2008 atau metode pengujian lainnya yang divalidasu atau diverifikasi, yang dilakukan olehn

laboratorium pengujian yang telah menerapkan SNI ISO/IEC

17025:2008 (SNI 7188.7:2011).

2.3 Tebu

Dokumen terkait