• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PERAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA

A. Komuni Pertama

1. Pengertian Komuni

Komuni berasal dari bahasa latin “Communio” yang berarti persekutuan atau kesatuan. Adapun arti komuni ialah, menjadi satu dengan Kristus melalui Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasikan dan yang disantap dalam perayaan Ekaristi. Komuni merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perayaan Ekaristi. Dalam Doa Syukur Agung, Gereja mengenang kembali karya keselamatan Allah yang memuncak pada misteri Paskah Kristus. Gereja memohon agar persembahan diterima oleh Kristus lewat persembahan Putra-Nya yakni Tubuh dan Darah Kristus. Komuni merupakan sakramen yang menyatukan diri orang beriman dengan Kristus, yang mengundang orang beriman ambil bagian dalam Paskah-Nya guna membentuk satu tubuh.

Komuni berarti persatuan dengan Kristus dan bersama dengan Kristus yang mempersembahkan diri-Nya kepada Allah dan umat yang mempersembahkan dirinya sebagai manusia yang telah ditebus. Dengan demikian

persatuan umat dengan Kristus membuat mereka semakin bersatu dengan sesama. Komuni juga disebut perjamuan, umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa makanan dan minuman berupa Roti dan Anggur yang sudah didoakan oleh imam lewat Doa Syukur Agung (Komkat KAS, 1997 : 92).

Komuni merupakan partisipasi umat beriman dalam peristiwa penebusan Tuhan yang dikenangkan dan dihadirkan dalam Doa Syukur Agung pada saat misa. Dengan menerima Komuni kita berjumpa dengan Tuhan sendiri yang mengampuni dan menyucikan manusia. Komuni berarti menyambut Tuhan, karena bersatu dengan Tuhan maka sebagai umat beriman dapat bersatu, bersahabat dengan sesama yang lain (Martasudjita, 2006 : 20).

2. Dasar Teologis Komuni Pertama

Penerimaan Komuni selalu dalam kesatuan dengan Ekaristi atau Komuni sebenarnya tidak boleh dipisahkan dari perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan kenangan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus dan juga merupakan sumber dan puncak seluruh ibadat kehidupan Kristiani, sekaligus menjadi sumber kesatuan umat beriman dengan Kristus dan dengan sesama. Titik pangkal Perayaan Ekaristi adalah perjamuan terakhir. Kekhasan perjamuan terakhir di dalam Kitab Suci I Korintus 11:22-26 dikatakan:

23 sebab apa yang telah ku teruskan padamu, telah aku terima dari Tuhan yaitu, bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia serahkan, mengambil Roti 24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya: Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah Tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!. 25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh Darah-Ku: perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”. 26 sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberikan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Kutipan diatas merupakan inti dari perayaan Ekaristi yang terdapat dalam Doa Syukur Agung. Dengan penuh syukur kita mengenang karya keselamatan Allah. Kita mengenangkan kembali peristiwa malam terakhir, “Yesus mengambil Roti mengucap syukur dan memecah-mecahkannya memberikan kepada para murid-Nya seraya berkata “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku”. Perkataan Yesus ini yang menjadi dasar terselenggaranya perayaan Ekaristi sampai saat ini. Maka Doa Syukur Agung merupakan Puncak perayaan misa dan inti iman kita dan merupakan suatu doa syukur, pengudusan untuk mengingat perjamuan malam terakhir.

3. Buah-buah Komuni

a. Komuni memperdalam persatuan kita dengan Kristus

Buah utama dari penerimaan komuni di dalam Ekaristi adalah persatuan atau kesatuan yang merupakan hubungan yang erat dengan Yesus Kristus. “Barangsiapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia akan tinggal di dalam Aku dan Aku didalam dia.” (Yoh 6:56) Kehidupan didalam Kristus mempunyai dasarnya di dalam perjamuan Ekaristi. “Sama seperti Bapa yang telah mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:57). Dengan menerima Tubuh dan Darah Yesus yang berupa Roti dan Anggur dalam perayaan Ekaristi umat mengalami persatuannya dengan Yesus Kristus.

b. Komuni memisahkan kita dari dosa

Komuni yang kita terima telah diserahkan untuk kita. Oleh karena itu telah dicurahkan untuk banyak orang demi pengampunan dosa. Dengan demikian

Ekaristi tidak dapat menyatukan kita dengan Kristus tanpa membersihkan kita dari dosa yang telah kita lakukan dan melindungi kita terhadap dosa-dosa baru. Ekaristi menyingkirkan dosa-dosa kecil atau ringan dan menolong orang menghindari dari dosa-dosa berat. Oleh karena itu Ekaristi dapat dipersembahkan kepada Tuhan untuk mendoakan semua orang. Oleh cinta Yesus pada kita, Ia menjauhkan kita dari dosa berat. Semakin kita ambil bagian dalam hidup Yesus Kristus dan semakin menyatu dalam persahabatan dengan-Nya, bahaya semakin

menjauh dari kita. Kematian Kristus adalah Kurban Paska, dimana “Anak Domba

Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1 : 29). Sekaligus Yesus Kristus adalah Kurban Perjanjian Baru yang menempatkan kembali persekutuan dengan Allah dengan mendamaikan manusia dengan Allah oleh “inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk penghapusan Dosa” (Mat 26 : 28).

c. Kesatuan Tubuh Mistik: Komuni membangun Gereja

Dengan menerima Komuni dalam perayaan Ekaristi kita disatukan dengan Kristus. Kristus menyatukan diri dengan semua umat beriman yang menjadi tubuh Gereja. Komuni memperbaharui, memperkuat dan memperdalam persatuan ke dalam Gereja yang telah dimulai dengan pembaptisan. Dalam pembaptisan kita dipanggil untuk membentuk satu tubuh dengan Kristus.

d.Komuni menuntun kita untuk peduli terhadap kaum miskin

Pada akhir perayaan Ekaristi ada perutusan yang diucapkan oleh imam yaitu, Pulanglah dan wartakan sukacita. Supaya dengan ketulusan hati menerima Tubuh dan Darah Kristus yang diserahkan untuk kita, kita juga harus mengakui Kristus di dalam orang-orang termiskin, saudara-saudaranya. “orang-orang miskin

tidak henti-hentinya akan ada di negeri itu. Itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, untuk menerima saudara-saudaramu yang tertindas dan miskin” (Ul 15:11). Yesus sendiri menegaskan kata-kata ini “orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” (Yoh 12 : 8). Melayani orang miskin dan orang sakit kita melayani Tuhan Yesus, karena dalam diri mereka kita melayani Yesus. Maka menerima Komuni dalam Perayaan Ekaristi menuntun kita untuk peduli pada sesama yang miskin.

Dokumen terkait