BAB IV HASIL PENELITIAN
4.4 Pembahasan
4.4.1 Komunikasi Instruksional Dalam Bentuk Verbal dan Non Verbal
Tunarungu Di Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang
Komunikasi verbal menekankan keberadaan interaksi bahasa sebagai alat utama guru dalam melakukan komunikasi dengan murid. Bahasa dapat dibayangkan sebagai kode, atau sistem simbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal kita. 52 Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat
52
juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).53 Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.54 Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
Komunikasi verbal secara umum digunakan oleh banyak orang, hal ini karena komunikasi verbal juga di gunakan oleh guru di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang. Maka dengan menggunakan komunikasi secara verbal dalam proses belajar mengajar seni tari rampak bedug, guru dapat memberikan pemahaman dan pengarahan baik sebelum dan sesudah kegiatan belajar tari berlangsung. Komunikasi antara guru dengan siswa tunarungu di SKh KORPRI Pandeglang menggunakan bahasa verbal, namun hal itu perlu ditegaskan dan dibantu dengan bahasa nonverbal/bahasa isyarat. Guru juga biasanya menggunakan komunikasi verbal yang digabung dengan komunikasi non verbal. Oleh karena itu, komunikasi verbal dan non verbal berperan sekali dalam komunikasi instruksional guru dalam mengajar anak tunarungu. Karena pada dasarnya siswa tunarungu telah mampu mengeja dengan melihat gerakan mulut.
53
Deddy Mulyana, 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal 50
54
Dalam belajar menari, murid tunarungu kesulitan dalam mendengar bunyi-bunyian dan memproses menerima informasi. Oleh karena itu guru lebih banyak menggunakan instruksi dalam bentuk komunikasi nonverbal dengan menggunakan bahasa isyarat agar komunikasi yang terjalin antara guru dengan murid berjalan dengan efektif dan pesan yang disampaikan guru seni tari rampak bedug dapat diterima oleh siswa tunarungu. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Komunikasi nonverbal menekankan aspek komunikasi pada setiap gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan volume bicara bahkan juga keheningan.55
Guru menggunakan “Simbol Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)” sebagai bentuk komunikasi dasar non verbal, seperti huruf abjad atau angka. Seperti gambar berikut:
55
Gambar 4.16 Bentuk simbol isyarat huruf abjad
Gambar 4.17 Bentuk simbol isyarat angka
Ada 5 bentuk komunikasi non verbal yang dilakukan guru di SKh KORPRI Pandeglang ketika memberikan instruksi dengan gerakan tubuh. Yaitu emblem, illustrator, regulator, gerakan wajah (Effect Display), dan adaptor.
1. Emblim (emblems) adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim meliputi misalnya isyarat “jangan”, “baik”, dan “Oke” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu. Dengan menggunakan teknik emblem, guru seni tari rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang sering
mengungkapkan kata-kata “jelek” dan “baik/bagus” dengan menggunakan bahasa isyarat. Guru menggunakan teknik emblem untuk menjelaskan gerakan tarian yang bagus atau jelek kepada siswa tunarungu.
2. Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan” pesan verbal. Dalam mengatakan “lingkaran”, “ ayo bangun” dan “bersama-sama” misalnya. Illustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas dan lebih universal ketimbang teknik emblem. Illustrator merupakan tanda-tanda dalam nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukan contoh sesuatu. Guru di Skh KORPRI Pandeglang menggunakan teknik illustrator untuk menjelaskan kegiatan menari yang harus dikerjakan secara bersamaan dengan symbol tertentu.
3. Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur”, memantau, memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator mengisyaratkan kepada pembicara apa yang kita harapkan mereka lakukan, misalnya, “teruskanlah, “ lalu apalagi?”, “saya tidak percaya” atau “ tolong agak lambat sedikit”. Regulator mengisyaratkan kepada pembicara apa yang diharapkan mereka lakukan. Bergantung pada kepekaan mereka, mereka mengubah perilaku sesuai dengan pengarahan regulator. Guru di SKh KORPRI Pandeglang menggunakan teknik regulator dengan isyarat “lihat” dan “pelan-pelan” saat melatih tari rampak bedug.
4. Effect display adalah gerakan-gerakan wajah yang mengandung makna emosional; gerakan ini memperlihatkan rasa marah dan rasa takut, rasa gembira dan rasa sedih, semangat dan kelelahan. Guru menggunakan teknik effect display untuk mengekspresikan saat melihat kegiatan siswa menari, misalnya ketika siswa melakukan gerakan salah berulang kali guru akan mengeluarkan ekspresi kesal, marah dan senang.
5. Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi, atau dimuka umum tetapi tidak terlihat, berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Dalam hal ini guru di SKh KORPRI Pandeglang memberikan perhatian dalam bentuk penyemangatan. Contohnya menepuk pundak siswa atau mengelus pundak siswa yang manandakan bahwa penyemangatan dan motivasi kepada siswa
Tabel 4.3 Lima gerak tubuh
Gambar Nama dan Fungsi Contoh
Emblim menerjemahkan langsung kata atau ungkapan
Isyarat “oke” lambaian tangan “Kemarilah”
isyarat ingin
menumpang
Illustrator menyertai dan
secara harfiah
“mengilustrasikan” pesan verbal
Gerakan tangan berputar bila menggambarkan lingkaran: kedua tangan bergerak menjauh ketika membicarakan sesuatu yang besar Effect display mengkomunikasikan makna emosional Ekspresi kebagaiaan, keterkejutan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, muak/merendahkan. Regulator memantau, memelihara, dan mengendalikan
pembicaraan orang lain
Ekspresi wajah dan gerakan tangan yang menunjukan
“teruskanlah”, “agak lambat sedikit” atau, “kemudian apa lagi?” Adaptor memuaskan
kebutuhan tertentu
Mengusap bibir
Komunikasi verbal dan nonverbal dirasa sangat penting saat berkomunikasi dengan siswa tunarungu. Guru sebagai seorang komunikator harus mampu menyesuaikan dan menempatkan diri dengan benar. Karena anak tunarungu tidak bisa mendengar dan berbicara.
Komunikasi instruksional dalam bentuk verbal digunakan guru seni tari rampak bedug untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan belajar mengajar di kelas. Bahasa verbal memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita. Begitupun dengan guru, namun dalam hal ini tidak semua manfaat dari penggunaan bahasa verbal dapat tersalurkan dengan baik karena kekurangan ynag dimiliki siswa tunarungu. Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek.
Kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tuna rungu, komunikasi instruksional lebih kepada komunikasi gerak tubuh atau komunikasi non verbal. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal saat berkomunikasi dengan siswa tunarungu, karena dengan komunikasi non verbal ada situasi komunikasi yang menuntut guru untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Selain itu fungsi komunikasi non verbal yaitu untuk untuk menekankan, untuk melengkapi dan memperkuat pesan verbal, untuk menunjukan kontradiksi, untuk mengatur, untuk mengulangi dan untuk menggantikan. Sehingga melalui komunikasi gerak tubuh siwa tunarungu lebih mudah menangkap pesan yang diberikan guru.
4.4.2 Komunikasi Instruksional Dalam Bentuk Verbal dan Non Verbal Yang Dilakukan Guru Saat Melatih Tari Rampak Bedug Kepada Siswa Tunagrahita Di Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang
Hal utama yang menjadi dasar perhatian dan penting dalam penelitian ini adalah keberadaan guru dan murid berkebutuhan khusus itu sendiri. Anak tunagrahita memiliki kebutuhan spesial dalam pendidikan yang tidak bisa dipenuhi oleh sekolah normal pada umumnya. Anak dengan tunagrahita memiliki IQ dibawah rata-rata IQ anak pada umumnya. Anak tunagrahita tidak bisa disamakan dengan anak normal lainnya. Karakteristik yang dimiliki tunagrahita menentukan bentuk komunikasi yang harus diciptakan dan dibangun oleh guru demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug berbeda dengan kegiatan belajar mengajar secara teori. Kegiatan belajar adalah kegiatan inti dari pendidikan
.
Kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug tentunya suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi instruksional. Komunikasi instruksional guru di SKh KORPRI Pandeglang saat melatih tari rampak bedug dengan siswa tunagrahita sendiri sangat erat dengan berbagai bentuk komunikasi verbal dan nonverbal yang terbentuk didalamnya.Komunikasi instruksional yang dilakukan guru seni tari rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang kepada siswa tunagrahita tidak berbeda
dengan siswa tunarungu, yaitu dengan bentuk verbal dan non verbal. Komunikasi dalam bentuk verbal dilakukan dengan bahasa lisan, namun dengan penggunaan bahasa yang sederhana. Kemudian jika materi yang disampaikan melalui lisan ini tidak dikaji kembali secara berulang-ulang maka murid akan lupa pada materi yang sudah disampaikan. Karena daya ingat anak tunagrahita sangat lemah sehingga dia mudah lupa. Kelebihan dari komunikasi lisan ini murid lebih udah memahami dan mengerti pesan yang disampaikan. Sehingga murid dapat menyerap instruksi yang diberikan kemudian mengikuti gerakan tarian dengan baik.
Sedangkan dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecakapan berbicara. Instruksi dalam bentukkomunikasi non verbal kepada siswa tunagrahita berupa gerakan tubuh, mimik wajah, isyarat bunyi, dan intonasi vokal. Melalui gerakan tubuh, guru menggerakan tangan, kaki, hingga kepala yang dibantu dengan menggunakan media alat musik seperti pemukul bedug dan rebana untuk mengarahkan gerakan tarian. Mimik wajah bisa di lihat melalui ekspresi, atau gerakan mata sebagai simbol atau kode tertentu. Isyarat bunyi menjadi hal paling berperan penting saat memberikan instruksi kepada siswa tunagrahita, karena dengan alunan musik yang dimainkan dengan kendang siswa tunagrahita mampu menghafal gerakan tarian dengan baik. Dengan catatan ketika berlatih gerakan di ulang-ulang hingga mereka menghafalnya. Sedangkan intonasi
vokal dilakukan guru dengan nyanyian atau teriakan yang telah disepakati bersama dan mnjadi ciri khas saat kegiatan belajar berlangsung maupun saat pentas.
Dalam berkomunikasi dengan siswa tunarungu dan tunagrahita guru di SKh KORPRI Pandeglang tidak hanya berkomunikasi secara verbal dengan menggunakan bahasa normal pada umumnya karena anak tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami setiap kata, guru lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal dengan isyarat simbol yang digunakan. Guru juga melakukan pelatihan bina irama dan musik kepada siswa tunarungu dan tunagrahita, hal ini agar mereka terbiasa dengan bunyi-bunyian. Karena kegiatan belajar menari tidak lepas dari alunan musik sebagai media pelengkap saat berlatih tari rampak bedug.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan di dalam kelas saat melatih tari rampak bedug antara guru dan murid terbentuk melalui proses komunikasi instruksional dalam bentuk verbal dan non verbal dengan menggunakan media pendukung yaitu alat musik sebagai sarana dan prasarana saat belajar mengajar seni tari rampak bedug.
4.4.3 Faktor Penghambat Komunikasi Instruksional Dalam Proses Belajar