• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1 Komunikasi Antarpribadi

II.2.3 Komunikasi Nonverbal Dalam Konteks Komunikasi Tatap Muka Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal karena

keduanya saling bekerja sama dalam kelangsungan proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi, serta mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maksudnya. Komunikasi nonverbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, walaupun hal ini sering kali tidak disadari. Baik secara sadar maupun tidak sadar, dengan maksud maupun tidak dengan maksud, kita mengirim dan menerima pesan nonverbal. Bahkan kita membuat penilaian dan keputusan berdasarkan komunikasi nonverbal tersebut.

Yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara.

Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan lebih mudah diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi nonverbal juga dapat memperkuat atau menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara komunikasi verbal dengan nonverbal, orang lain khususnya akan lebih percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya. Komunikasi nonverbal mempunyai fungsi tertentu dalam proses komunikasi verbal. Fungsi utamanya tersebut adalah sebagai pengulangan, pengganti, memberikan penekanan, dan memperdayakan.

Ada beragam gerakan tubuh manusia yang dapat dibuat sebagai signal dalam komunikasi nonverbal. Diantaranya adalah yang berhubungan dengan suara manusia atau vokalik, gerakan badan seperti kepala, mata, tangan, kaki, sentuhan, sikap badan, penggunaan ruang atau jarak dan penggunaan waktu.

a. Vokalik

Yang dimaksud dengan vokalik adalah tingkah laku nonverbal yang berupa suara, yang tidak merupakan kata-kata. Berdasarkan vokalik, kita dapat membuat banyak pertimbangan mengenai apa yang dikatakan oleh seseorang. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam proses mengucapkan pesan, selain dari kata-kata itu sendiri. Yang termasuk ke dalam vokalik ini adalah :

- Kualitas suara, yang berkenaan dengan pengontrolan vokal, turun naik suara, pengontrolan nada suara, pengucapan kata dengan jelas, gema suara dan kecepatan berbicara.

- Karakteristik vokal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah, menguap.

- Pemberian sifat vokal, intensitas, tinggi suara dan luas suara. - Pemisahan vokal dan perbedaan diam serta gangguan suara.

b. Bahasa badan

Yang masuk kategori bahasa badan adalah ekspresi muka, pandangan mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki, sentuhan serta sikap badan.

- Ekspresi muka

Ekspresi muka merupakan sumber informasi yang menggambarkan keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak, sedih, ataupun gembira. Dengan memperhatikan isyarat atau tanda pada muka tersebut, orang dapat memprediksi bagaimana perasaan orang lain pada saat itu. Interpretasi ini akan menjadi kuat bila diiringi pesan verbal yang sejalan maksudnya dengan pesan yang dapat dibaca pada muka.

- Pandangan mata

Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang, apakah dia siap untuk berinteraksi. Pandangan mata akan membantu menangkap ide yang dibicarakan dan juga memperlihatkan minat serta perhatian.

- Gestur dan gerakan isyarat

Yang dimaksud dengan gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan kaki yang dimaksudkan menyampaikan pesan tertentu. Gerakan isyarat mempunyai peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti dan pelengkap bahasa verbal.

- Sentuhan

Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat primitif adalah melalui sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam komunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata.

Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak pesan, di antaranya menunjukkan rasa sosial dan sopan seperti; bersalaman dengan orang lain. Walaupun sentuhan bisa mengkomunikasikan bermacam-macam pesan tetapi mungkin menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikannya karena adanya faktor-faktor yang ikut menentukan, seperti suku bangsa, status, dan kebudayaan dari orang yang menyampaikan pesan. Bentuk sentuhan yang sama bisa saja mempunyai arti yang berbeda bagi suatu kelompok lain.

- Sikap tubuh

Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Pesan yang disampaikan dengan sikap tubuh sebenarnya merupakan kunci perasaan rileks atau tegang. Dengan melihat sikap tubuh seseorang pada saat berkomunkasi, kita dapat memperoleh gambaran mengenai perasaan yang melatarbelakangi orang tersebut.

c. Penggunaan ruang atau jarak

Penggunaan ruang atau jarak memainkan peranan tertentu dalam komunikasi manusia. Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman tentang cara penggunaan ruang dalam komunikasi tatap muka. Hall mengemukakan bahwa ada empat macam jarak yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jarak yang menunjukkan keintiman, jarak pribadi atau personal, jarak sosial, dan jarak umum. Dia mengatakan bahwa kita memilih jarak tertentu tergantung kepada bagaimana perasaan kita terhadap orang lain dalam konteks pembicaraan dan tujuan pribadi kita.

d. Penggunaan waktu

Studi dari Goldhaber memperlihatkan bahwa kualitas informasi dari kebanyakan sumber utama dapat berkurang karena ketepatan waktunya kurang baik.

II.3 Teori Self Disclosure

Pembukaan diri atau self disclusure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.

Membuka diri tidak sama dengan mengungkapkan detail-detail intim dari masa lalu. Mengungkapkan hal-hal yang sangat pribadi dapat menimbulkan perasaan intim dan kedekatan. Hubungan sejati terbina dengan mengungkapkan reaksi kita terhadap berbagai kejadian yang kita alami bersama atau terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh lawan komunikasi kita.

Teori ini sering juga disebut teori “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Saya tahu Saya tidak tahu Orang lain tahu

Orang lain tidak tahu

Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa jika setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.

Bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain. Johari menyebutkan “bidang terbuka”, suatu bingkai yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi. Bingkai 2, adalah bidang buta, merupakan keadaan orang yang tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui banyak hal tentang dia. Bingkai 3, disebut bidang tersembunyi yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak

5. TERBUKA 6. BUTA

diketahui orang lain. Bingkai 4, disebut bidang tidak dikenal yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.

Model Jendela Johari dibangun berdasarkan delapan asumsi yang berhubungan dengan perilaku manusia. Asumsi-asumsi itu menjadi landasan berpikir, antara lain adalah:

- Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus dilakukan secara holistik. Artinya kalau kita hendak menganalisis perilaku manusia maka analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks dan jangan terpenggal-penggal.

- Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu, meskipun pandangan itu bersifat subjektif.

- Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan rasional. Pendekatan humanistik terhadap perilaku sangat menekankan betapa pentingnya hubungan antara faktor emosi dengan perilaku.

- Asumsi keempat, setiap individu atau sekelompok orang sering tidak menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan perilaku individu atau kelompok tersebut. Setiap individu atau kelompok perlu meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain.

- Asumsi kelima, faktor-faktor yang bersifat kualitatif misalnya derajat penerimaan antarpribadi, konflik, kepercayaan antarpribadi merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku manusia.

- Asumsi keenam, aspek yang terpenting dari perilaku ditentukan oleh proses perubahan perilaku bukan oleh struktur perilaku yang selalu mengutamakan tema-tema perubahan dan pertumbuhan perilaku manusia. - Aspek ketujuh, di mana kita dapat memahami prinsip-prinsip yang

mengatur perilaku melalui pengujian terhadap pengalaman yang dialami individu. Asumsi ini mengingatkan kita bahwa orientasi fenomenologis terhadap perilaku manusia melalui pengamatan empiris dari berbagai pengalaman masih lebih kuat daripada sekedar mengabstraksi perilaku manusia semata.

- Asumsi kedelapan, perilaku manusia dapat dipahami dalam seluruh kompleksitasnya bukan dari sesuatu yang disederhanakan. Asumsi ini berkaitan erat dengan asumsi pertama yang menganjurkan suatu pendekatan yang holistik terhadap perilaku manusia.

Dokumen terkait