• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

2.1.5 Komunikasi Visual

Menurut Schiffman dan Kanuk, komunikasi adalah transmisi pesan dari pengirim ke penerima dengan menggunakan suatu bentuk signal yang dikirim melalui suatu media tertentu (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 126). Oleh karena itu, komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual, di mana bahasa visual merupakan kekuatan paling utama yang dapat dilihat dan dapat digunakan untuk menyampaikan suatu pesan yang memiliki arti, makna dan maksud tertentu (Kusrianto, 2007: 10).

Beberapa kajian komunikasi visual adalah: a.Visual Intelligence/Cognition/Perception b.Visual Literation

c.Graphic Design/Aesthetics d.Visualization/Creativity

e.Visual Culture/Visual Rhetoric/Visual Semiotics

Penyampaian pesan secara visual berarti menggunakan elemen-elemen visual. Elemen-elemen dari komunikasi visual adalah sebagai berikut:

a. Bentuk

Bentuk berasal dari penggabungan garis - garis. Contohnya segitiga, kotak, lingkaran dan lain-lain.

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal kepada konsumen. Warna juga seringkali diasosiasikan dengan kejadian-kejadian tertentu. Asosiasi ini berhubungan dengan sesuatu yang dipelajari, seperti budaya, tradisi dan kebiasaan.

c. Ilustrasi

Ilustrasi, secara harfiah berarti gambar yang dipergunakan untuk menerangkan atau mengisi sesuatu. Sedangkan menurut definisinya, ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual (Kusrianto, 2007: 140). d.Tata Letak

Tata letak atau layout berkaitan dengan pengaturan huruf dan visual pada permukaan dua dimensi agar seluruh informasi dapat dibaca, jelas dan menarik. (Suyanto, 2004: 95) Layout yang berbeda dapat menyampaikan kesan yang berbeda tentang suatu produk (Moriarty, 2011: 519).

e.Tipografi

Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jenis huruf yang tersedia. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, kemenarikan. Hal itu karena desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik pesan yang ingin disampaikan. (Jefkins, 1997: 248)

Dalam banyak kasus, typesetting tidak terlalu ditekankan karena peran utamanya yang bersifat fungsional yaitu menyampaikan kata pesan, tetapi huruf juga mempunyai peran estetika dan pemilihan huruf memberi kontribusi pada dampak dan mood pesan. (Moriarty, 2011: 516)

2.1.6 Rokok

2.1.6.1 Defenisi Rokok

Secara teoritis belum ada yang menjelaskan secara detail tentang rokok, namun beberapa orang menyatakan rokok berdasarkan dengan bentuk dan tampilan yang di cantumkan ke dalam website atau sebuah blog yaitu.

Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm, berwarna putih dan coklat. Biasanya berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah, ditambah sedikit racikan

seperti cengkeh, saus rokok, serta racikan lainya untuk menikmati sebatang rokok, perlu dilakukan pembakaran pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain. Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen: komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikurat. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang diembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke dapat mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif.

2.1.6.2 Kandungan dalam Rokok

Racun utama di dalam rokok, diantaranya: a. Tar

Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lainnya yang dibakar. Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga diklasifikasikan sebagai tar. Tetapi pabrik rokok kretek Indonesia selalu menyatakan Eugenol tidak termasuk tar. Di dalam tar dijumpai karsinogenik: polisiklinik hidrokarbon aromatis yang memicu kanker paru. Selain itu juga dijumpai Nitrosoamine nikotin di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai karsinogenik terhadap jaringan paru. Bahan ini terdapat dalam tembakau, tetapi tidak dijumpai dalam cengkeh.

b. Nikotin

Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf, juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan distolik mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah, dan kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin juga meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin juga mengakibatkan seseorang ketagihan rokok.

Akibat adanya nikotin seseorang menjadi perokok dan selalu ingin merokok lagi atau ketagihan terhadap rokok. Sebaliknya, merokok yang hanya sekali-sekali belum tentu akan terganggu kesehatannya.

c. Gas Karbon monoksida (CO)

Menurut Guidotti Te et al (1989), CO adalah gas yang bersifat toksik dan bertolak belakang dengan gas oksigen dalam transport haemoglobin. Dalam rokok terdapat 2-6% gas CO pada saat merokok, sedangkan gas CO yang dihisap oleh perokok paling rendah 400 ppm (part permillion) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi-haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%. Kadar normal karboksi-haemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Apabila keadaan terus berjalan maka terjadi policitemia yang akan memepengaruhi fungsi syaraf pusat. Kandungan kadar karbon monoksida di dalam rokok kretek lebih rendah daripada kandungan kadar karbon monoksida dalam rokok putih.

d. Timah Hitam (Pb)

Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Bila seseorang menghisap satu bungkus perhari (10 batang) berarti menghasilkan 10 mikrogram perhari dan apabila seseorang menghisap rokok lebih dari 20 batang perhari maka kadar Pb dalam tubuh mencapai 20 mikrogram perhari.

e. Phenol

Merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

f. Eugenol

Seperti yang dikatakan oleh Guidotti (1989), eugenol hanya dijumpai di dalam rokok kretek dan tidak dijumpai pada rokok putih. Eugenol dapat ditemukan dalam cengkeh yang dapat memberikan bintik minyak pada rokok kretek sehingga memberikan pandangan yang kurang menyenangkan. Eugenol dapat dijumpai baik didalam rokok yang sedang dihisa p, di dalam asap rokok yang dihisap, maupun di dalam rokok kretek yang tidak dihisap. Eugenol atau minyak cengkeh adalah cairan yang tidak berwarna atau juga berwarna kekuning-kuningan dan tidak larut dalam air. Eugenol digunakan sebagai antiseptik, anastetik, dan juga sebagai antipiretik. Zat ini belum diketahui efek karsinogeniknya.

2.1.6.3 Bahaya Rokok

Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia, seperti kanker paru, bronkitiskronik, emfisema dan berbagai penyakit paru lainnya. Selain itu adalah kanker mulut, tenggorokan, pankreas, dan kandung kemih, penyakit pembuluh darah, ulkus peptikum dan lain-lain. Satu-satunya penyakit yang menunjukkan dampak negatif dengan kebiasaan merokok, yaitu kanker paru, bronkitiskronik dan emfisema, penyakit jantung iskemik dan penyakit kardiovaskular lain, ulkus peptikum, kanker mulut, kanker tenggorokan, penyakit pembuluh darah otak dan gangguan janin dalam dalam kandungan. Selanjutnya masih menurut Aditama, Doll dan Hill, dua orang peneliti dari Inggris membagi hubungan antara penyakit dan kebiasaan merokok sebagai berikut: Penyakit yang disebabkan oleh merokok adalah: kanker paru, kanker kerongkongan, kanker saluran nafas lainnya, bronkitis kronik, dan emfisema. Penyakit yang mungkin seluruhnya atau sebagian disebabkan oleh merokok yaitu: penyakit jantung iskemik, aneurisma atau pelebaran aorta, kerusakan miokard jantung, trombosis pembuluh darah otak, arteriosklerosis, tuberkulosis, pneumonia, ulkus peptikum, hernia, dan kanker kandung kemih.

a. Penyakit kardiovaskular

Merokok adalah salah satu faktor resiko utama timbulnya morbiditas dan mortalitas kardiovaskular yaitu meningkatnya kadar kolesterol serum, penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah perifer.

b. Kanker paru

Penyakit kanker paru ini lebih berbahaya dari pada penyakit TBC paru, apalagi kalau kanker sudah dalam keadaan lanjut. Penyakit ini banyak ditemukan pada kaum pria. Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 80-90% kanker paru pada pria dan 70% pada wanita disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa sekitar 87% kematian akibat kanker paru. Sementara itu, paparan asap rokok pada mereka yang tidak merokok atau perokok pasif ternyata meningkatkan terjadinya kanker paru 30% lebih tinggi. Penyakit kanker paru ini sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok sebagai penyebab utamanya. Hal ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian di dalam dan di luar negeri.

c. Penyakit gangguan perkembangbiakan

Seperti yang dikatakan oleh Chanoine J.P (1991), merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi atau memiliki anak, fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan,

wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang bukan perokok. Merokok juga dapat menimbulkan impotensi.

d. Gangguan alat pencernaan

Seperti yang dikatakan Harisson (1987), sakit maag atau gastritis lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok, dibandingkan dengan yang bukan perokok. Merokok mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung atas dan ujung bawah lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit maag. Pencernaan protein terhambat bagi mereka yang merokok, merokok juga mengurangi rasa lapar atau nafsu makan.

2.1.6.4 Faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok 1. Pengaruh Orangtua

Baer dan Corado (Atkinson, 1999: 294). Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia 2. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dandemikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnyamereka semua menjadi perokok. Di antara remaja perokok terdapat 87%mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

3. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

Dokumen terkait