• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Visual

Dalam dokumen Tania1 Aplikasi Source Code Library (Halaman 39-44)

Komunikasi perusahaan ritel atau toko dengan konsumennya melalui wujud fisik, seperti identitas toko, lay out dan display maupun in-store communication.

Unsur-unsur citra toko

1. Merchandise/produk, seperti harga, kualitas, keragaman kategori, ketersediaan item (warna, ukuran, jenis)

2. Lokasi yang mudah dijangkau, aman, dan berada dalam suatu pusat pembelanjaan atau dekat dengan toko-toko ritel lainnya

3. Mengutamakan pelayanan pada segmen tertentu yang sesuai dengan karakteristik demografi calon pembeli

4. Pelayanan, seperti pilihan cara bayar, delivery service

5. Pramuniaga/staf/kasir, seperti perilaku dalam melayani (ramah, sopan, sigap), pengetahuan produk, dan jumlah tenaga yang memadai

6. Citra kepribadian perusahaan atau toko, seperti lengkap/serba ada dan canggih 7. Fasilitas, seperti food court, parkir, toilet

8. Store ambience / atmosfer, seperti dekorasi eksterior yang modern dan anggun, dekorasi interior yang menarik, situasi yang membuat betah (tata warna, musik, pencahayaan), sirkulasi dalam toko yang memudahkan bergerak, lay out atau penataan produk, display yang menarik

9. Promosi, seperti secara teratur melakukan promosi hadiah, memberikan diskon, even khusus, program kupon, program undian berhadiah

Lay Out Toko

Lay out atau tata letak berkaitan erat dengan alokasi ruang guna penempatan produk yang dijual.

Tujuan lay out adalah:

Untuk mendekatkan produk kepada konsumen agar tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat, untuk kenyamanan atau kemudahan untuk memperoleh produk, dan untuk efisiensi dan efektifitas space yang ada, yaitu pengelompokan berdasarkan group dan sub group.

Manfaat lay out adalah:

2. Manfaat kegunaan waktu, kemudahan memperoleh produk pada saat yang diinginkan.

3. Manfaat kegunaan informasi, menginformasikan produk dan lokasinya. Bentuk Lay Out

Display Produk

Display Produk Tata letak barang dengan memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang, kerapihan dan keindahan agar terkesan menarik dan mengarahkan konsumen untuk melihat, mendorong, dan memutuskan untuk membeli.

Tujuan display

Untuk menciptakan store image, mempermudah pembeli mencari barang, menonjolkan jenis dan merek barang, meningkatkan penjualan, dan memperkenalkan barang baru.

Bagaimana cara mendisplay produk ?

Full display/sesuai program, merek barang menghadap ke depan, artikel tidak tebalik, pengisian barang dari belakang dengan metode FIFO jika perlu turunkan

barang di rak terlebih dahulu, rata depan-display mulai dari bibir rak, selalu cek expired date, dan jaga selalu kerapian display barang.

Jenis-jenis Display Produk

1. Vertikal display, cara display dengan susunan barang tegak dalam rak

2. Floor display, cara display dengan menggunakan lantai sebagai dasar, tanpa terikat suatu rak tertentu

3. Merchandising Mix display, cara display untuk menawarkan produk lain kepada konsumen yang berhubungan dengan produk yang baru dibelinya. Display ini menggunakan dua atau lebih produk yang saling berhubungan

4. Impulse Buying Product display, penempatan display barang pada tempat strategis yang mudah dijangkau pembeli, biasanya berada di daerah dekat kasir (dekat pintu keluar)

5. Ends display, penempatan display yang berada di ujung lorong gondola

6. Special display, cara display barang secara khusus yang biasanya digunakan untuk barang musiman atau untuk barang-barang yang dijual secara obral

7. Island display, penempatan display barang secara terpisah yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen

8. Cut Cases display, cara display barang tanpa gondola, melainkan menggunakan kotak/karton kemasan besar dipotong sedemikian rupa dan disusun dengan rapi 9. Jumbled display, penempatan display barang secara berkumpul dan sembarangan,

biasanya digunakan untuk barang yang tidak mudah rusak/pecah

10.Multy Product display, penempatan display barang yang diberi harga promosi (bukan obral) dan ditempatkan secara bersama-sama dengan barang lain yang juga promosi

Visual Merchandising

Visual Merchandising adalah aktivitas toko yang merupakan gabungan dari unsur-unsur desain lingkungan toko, penyajian merchandise, dan komunikasi dalam toko.

Point of Purchase

Point of Purchase Suatu media berupa kartu keterangan mengenai nama barang, harga, ukuran, dan keterangan lain yang ditempatkan sedemikian rupa pada display produk.

Tujuan Visual Merchandising 1. Menarik perhatian

2. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk

3. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen 4. Mendramatisir suatu kesan

5. Merangsang minat konsumen untuk membaca keseluruhan pesan 6. Menjelaskan suatu pernyataan

F. RANGKUMAN

Produk merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh seseorang yang bekerja atau mempelajari di bidang bisnis retail. Banyak sekali produk yang beredar di pasar, salah satu tugas retailer adalah menciptakan nilai tambah produk kepada konsumen. Menurut Nielsen (1992; dalam GJ. Verra, 2002) menyebutkan 4 langkah dalam menentukan batasan kategori barang, yaitu sebagai berikut : Pertama, penetapan kategori berdasarkan informasi dari manufaktur, lembaga-lembaga riset pemasaran, dan pendapat atau kecenderungan umum konsumen. Kedua, penetapan sub-kategori, sebagai bagian dari kategori yang bersangkutan, berdasarkan kecenderungan konsumen dari karakteristik umum barang dalam kategori. Ketiga, pertimbangan pendekatan kegunaan antar kategori atau sub-kategori dalam pengelompokan maupun dalam pemajangan. Keempat, pertimbangan kecenderungan intensitas konsumsi.

Terdapat 2 fungsi penting dalam struktur kategori barang, yaitu klasifikasi dan identifikasi. Dalam klasifikasi barang tidak ada ketentuan khusus yang mengatur berapa tingkat klasifikasi barang yang harus dibuat dan yang berkaitan dengan penamaan atas kelas barang yang bersangkutan.

Struktur kategori barang dapat berperan sebagai bahasa untuk mengkomunikasikan bauran barang atau assortment barang dalam keseluruhan internal business process suatu retailer. Bahasa ditunjukkan dengan pengkodean item barang, kategori item, maupun supplier. Struktur kategori diupayakan untuk menjadi bahasa yang dapat dipersepsikan secara persis sama oleh seluruh mata rantai terkait dalam proses bisnis internal. Berikut adalah contoh struktur klasifikasi barang : merchandise division, merchandise department, merchandise group, merchandise family, merchandise sub-family, merchandise item code, merchandise sub-code.

Secara singkat proses alur barang masuk dalam toko dapat dijelskan sebagai berikut : pertama, adanya kesepakatan produk yang akan dijual ke toko antara buyer dengan supllier. Kedua, buyer mengirim PO kepada supplier. Ketiga supplier mengirim barang ke toko dengan dilengkapi PO dan Do. Keempat, goods receiving menerima barang dan melakukan proses administrasi sebagai penambahan stock barang kemudian mengirim barang ke toko sesuai dengan grouping produk. Kelima, operation store mendisplay produk sesuai prosedur yang berlaku. Keenam, kasir melakukan proses transaksi yang akan mengurangi stock barang.

Enterprize. Keunggulan dari sistem program ini adalah banyak pilihan menu program dan kemudahan dalam mengoperasikan. Sedangkan manfaat dari sistem program ini adalah membuat database; efisiensi, efektivitas, dan produktivitas; dan pengawasan. Adapun menu program yang ada pada sistem program Magig 7 Enterprize adalah Setup, Master & Table, Transaksi, Laporan, Proses, dan Utility.

Dalam dokumen Tania1 Aplikasi Source Code Library (Halaman 39-44)

Dokumen terkait