• Tidak ada hasil yang ditemukan

KON SEP TEN TAN G KAJI AN LI TERATUR

Validitas Penelitian

B. KON SEP TEN TAN G KAJI AN LI TERATUR

Dalam konteks penelitian terutama penelitian disertasi, pemahaman yang komprehensif tentang pengetahuan yang sedang berkembang sangat penting agar penelitian yang akan dilakukan memiliki kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang

baru dalam setiap keilmuan yang diteliti. Beberapa ahli (Blair, 2016; Holbrook, Bourke, Fairbairn, & Lovat, 2007) menegaskan bahwa mahasiswa harus pertama-tama mendalami literatur yang ada agar disertasinya memiliki sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Secara khusus, berdasarkan hasil penelitian terhadap 1.310 hasil laporan ujian disertasi terhadap 5.010 kandidat doktor di tiga universitas di Australia, beberapa professor (Holbrook, Bourke, Fairbairn & Lovat, 2007) menegaskan bahwa kandidat doktor yang berhasil dalam studi mereka memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konteks literatur penelitiannya. Dengan demikian, mahasiswa peneliti memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan dan arah keilmuan dalam literatur yang berkembang. Para professor metodologi penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan literatur merupakan jantung dari kecendikiaan seorang akademisi.

Apa sesungguhnya hakekat pengertian kajian literatur (literature review) atau populer di Indonesia dengan sebutan kajian pustaka? Kajian literatur merupakan suatu proses yang integral dalam mengidentifi kasi dan mengevaluasi studi-studi dan konsep teoretis yang dikembangkan para peneliti dan ahli sebelumnya sehingga dapat menentukan masalah penelitian dan desain penelitian yang tepat dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi baru.

Defi nisi di atas menggambarkan empat proposisi suatu kajian literatur. Pertama, proposisi pertama ialah bahwa kajian literatur merupakan suatu proses tindakan analitis terhadap studi-studi dan teori-teori yang sedang berkembang dalam topik penelitian yang hendak diteliti. Karena itu, keterampilan analitis sangat diperlukan dalam proses tersebut untuk menemukan masalah utama yang diteliti para pakar sebelumnya, tujuan-tujuan utama penelitian mereka, desain dan metode yang digunakan, dan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh. Dalam proses ini, peneliti tidak serta merta hanya meringkas apa yang telah diteliti atau ditulis oleh para peneliti dan penulis lain sebelumnya, tetapi merefl eksikan kelebihan dan kekuarangan pendekatan yang mereka lakukan. Proposisi yang kedua ialah bahwa tujuan utama kajian literatur ialah agar suatu peneliti dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, suatu penelitian memiliki kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan jika originalitas penelitian tersebut menutut gap yang ada dalam pengetahuan. Gap pengetahuan ialah fokus masalah tertentu yang jarang diteliti sebelumnya, padahal gap tersebut sangat penting untuk diteliti. Jadi, kajian literature dalam proposisi ini hendak menegaskan bahwa identifi kasi masalah penelitian yang baik harus berdasarkan kajian literatur.

Proposisi yang ketiga dari kajian literatur ialah bahwa menulis kajian literatur ialah proses yang berkesinambungan, artinya bahwa seorang peneliti dapat saja mulai dari membaca suatu buku yang menarik perhatiannya atau membaca hasil penelitian yang menarik minatnya sehingga selanjutnya dapat membandingkan hasil penelitian tersebut dengan hasil penelitian lainnya dalam rangka merumuskan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian (rumusan masalah penelitian). Proposisi yang keempat ialah bahwa proses kajian literatur yang komprehensif harus dapat menghasilkan produk akademik,

yakni masalah penelitian berbasis konsep teoretis (theoretical concepts-driven problem), lite-drive literature review), masalah penelitian berbasis riset (research-based problem), dan masalah penelitian berbasis masalah-masalah praxis (practical-based problems).

Beberapa penulis lainnya dalam tiga tahun terakhir (Blair, 2016; Bruce, 1994; Ridley, 2012; Terrell, 2016) telah memberikan defi nisi mengenai kajian literatur. Pertama-tama,

dalam bukunya berjudul, Writing a Graduate Th esis or Dissertation, Dr Lorrie Blair dari

Concordia University, Canada mendefi nisikan kajian literatur sebagai berikut:

Th e literature review is a written synthesis of what is known about the research topic

and provides supporting evidence for the thesis. It is essential for doctoral work that must demonstrate an original contribution to knowledge. For the master’s student, the literature review situates the proposed research within the context of other research being conducted in the fi eld (Blair, 2016, p. 32).

Defi nisi di atas menegaskan esensi kajian literatur sebagai sintesis tertulis, bukan ringkasan tertulis (written summary) terhadap apa yang telah diketahui tentang topik penelitian sehingga dapat menyediakan bukti bagi penulisan tesis. Dia kemudian menegaskan bahwa sangatlah penting dalam penulisan kajian literatur disertasi doktoral agar memiliki kontribusi orizinil bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau apa yang umum disebut research gap (cela yang dilewatkan oleh para peneliti dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan sehingga harus diisi dengan penelitian yang baru karena diyakini sangat penting). Dalam konteks kajian literatur tesis magister, kajian literatur bertujuan menegaskan konteks khusus dari suatu penelitian yang hendak dilakukan sehingga memberikan ciri khusus dengan konteks umum penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti lain sebelumnya.

Namun demikian, kita perlu mencermati peringatan yang disampaikan oleh Steven R. Terrell berdasarkan pengalamannya di NovaSoutheastern University (Terrel, 2016) Amerika Serikat bahwa kita tidak menggunakan literatur untuk membuktikan sesuatu atau mendukung ide-ide awal yang kita miliki. Sebaliknya, kita cukup mengidentifi kasi dan mempresentasikan apa yang sudah diketahui mengenai masalah penelitian yang hendak kita teliti dalam literatur yang sudah ada, seperti dinyatakannya berikut ini:

You won’t use it to try to prove anything or support any preconceived ideas you might have; you’re only interested in identifying and presenting what is already known about the problem area you are investigating (Terrell, 2016, p. 46).

Kendatipun pernyataan Terrell (2016) itu tidak sepenuhnya benar, mengingat peran kajian literatur ialah membuktikan originalitas masalah penelitian kita, dia sesungguhnya memberikan penekanan bahwa dengan mengidentifi kasi dan menjelaskan literatur yang ada, kita dapat mempersempit topik penelitian ke dalam masalah penelitian serta menegaskan apa pentingnya melakukan penelitian terhadap masalah penelitian tersebut. Berkaitan dengan itu, tidaklah mengherankan mengapa Diana Ridley, seorang dosen senior

Th e literature review is where you identify the theories and previous research which have infl uenced your choice of research topic and the methodology you are choosing to adopt(Ridley, 2012, p. 3).

Defi nisi di atas menggambarkan peran peneliti dalam melakukan kajian literatur, yaitu untuk mengidentifi kasi teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang mempengaruhi pilihan kita terhadap topik penelitian yang diteliti serta metodologi penelitian yang digunakan untuk meneliti topik dan masalah penelitian tersebut. Di sinilah pentingnya kita melakukan kajian analisis terhadap desain dan metode penelitian orang lain sebelumnya sehingga kita dapat memutuskan apakah kita perlu menggunakan desain dan metode penelitian yang sama atau menggunakan metode penelitian yang lebih baik. Misalnya, jika para peneliti terdahulu menggunakan mono-methods (kuantitatif atau kualitatif), kita dapat menggunakan multi-methods atau mixed-methods research untuk mendalami masalah penelitian dengan lebih baik.

Kalau kita cermati dalam perkembangan defi nisi tentang kajian literatur dalam tiga dekade terakhir, semuanya memberi penekanan pada proses dan hasil (product). Karena itu, defi nisi klasik Christine Susan Bruce dari Queensland University of Technology Australia ini cukup lengkap dan mendetail untuk membantu pemahaman kita mengenai apa sesungguhnya kajian literatur itu, sebagai berikut:

In view of the guidance provided in research handbooks, literature reviews in the context

of postgraduate study may be defi ned in terms of process and product. Th e process

involves the researcher in exploring the literature to formulate a problem or research enquiry, to defend the value of pursuing the line of enquiry established, and to compare

the fi ndings and ideas of others with his or her own. Th e product involves the synthesis of

the work of others in a form which demonstrates the accomplishment of the exploratory process (Bruce, 1994, p. 218)

Dalam defi nisi di atas, penulisan kajian literatur sebagai proses merupakan serangkaian kegiatan mengeksplorasi atau mengidentifi kasi bahan-bahan pustaka dalam rangka mengidentifi kasi dan meformulasi masalah penelitian serta membuktikan pentingnya masalah penelitian tersebut untuk diteliti serta membandingkan hasil-hasil penelitian dan ide-ide para peneliti terdahulu dengan keyakinan dan pendapat kita sebagai peneliti. Sementara itu, kajian literatur sebagai produk berkaitan dengan kegiatan melakukan sintesis terhadap hasil penelitian orang lain sebagai hasil capaian dari proses eksplorasi peneliti. Berbagai konsep mengenai kajian literatur di atas dapat membantu kita dalam memahami apa sesungguhnya tujuan penulisan kajian leteratur.

Dokumen terkait