• Tidak ada hasil yang ditemukan

e Skala Likert: Ordinal atau Interval?

Skala Likert sudah berusia lebih dari 80 tahun sejak dikemukakan pertama kali oleh Rensis Likert dalam artikelnya “A Tehchnique for the Measurement of Attitudes” pada tahun 1932 (Arnold, McCroskey, & Prichard, 1967). Secara lebih mendetail dijelaskan bahwa pada awalnya skala Likert lahir dari suatu kesulitan untuk mengukur sikap, karakter, dan watak kepribadian pemimpin (Boone & Boone, 2012).

Skala Likert ini terdiri atas sejumlah pernyataan deklaratif yang diberikan kepada responden untuk menyatakan apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Umumnya, terdapat skala Likert 1 – 5 (Sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak menentukan setuju atau tidak setuju/ undecided/netral/unsure), setuju, dan sangat setuju). Namun skala Likert juga dapat memilih rentangan 1-4 (Sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju) atau 1-6 (Sangat tidak setuju, tidak setuju, cenderung tidak setuju, cenderung setuju, setuju, dan sangat setuju) untuk tidak memasukan pilihan netral/undecided (Arnold et al., 1967; Holbrook & Bourke, 2005).

Pernyataan-pernyataan deklaratif dalam skala Likert perlu dibuat dalam pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Namun demikian, pernyataan-pernyataan negatif perlu dikoding ulang (recording into diff erent variable) ketika dianalisis dalam soft ware statistik agar dapat mengungkapkan makna sebenarnya sesuai skala Likert. Perhatikan contoh butir pernyataan berikut ini:

Hukuman mati tidak memiliki arti apa-apa, justru merupakan suatu pembunuhan legal (unfavorable item).

Responden yang menjawab sangat tidak setuju (angka numerik 1) berarti memiliki sikap sangat setuju terhadap hukuman mati (angka numerik 6). Demikian sebaliknya, responden yang menjawab sangat setuju dengan pernyataan tersebut di atas (angka numerik 6) berarti sangat tidak setuju dengan hukuman mati atau tidak menghendaki adanya hukuman mati. Karena itu, kita perlu melakukan recoding di SPSS (angka 1 diubah menjadi angka 6, dst.) untuk mengungkapkan sikap sebenarnya dari responden. Berbeda halnya ketika kita menulis item positif, “Hukuman mati layak diberikan kepada pembunuh yang pantas mendapatkannya (favorable item).” Responden yang setuju dengan

hukuman mati tentu menjawab sangat setuju dengan pernyataan tersebut, demikian sebaliknya.

Salah satu hal penting yang perlu kita perhatikan ialah bahwa apakah skala Likert tersebut termasuk dalam variabel ordinal atau interval. Bagi beberapa ahli statistik (Manning & Don Munro, 2006), skala Likert merupakan variabel interval, dengan contoh dan penjelasan berikut ini.

1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cenderung tidak Setuju Netral Cenderung Setuju Setuju Sangat Setuju

Lingkarilah salah satu angka yang tersedia berikut ini untuk menunjukkan seberapa kuat Anda setuju atau tidak setuju berdasarkan skala di atas, terhadap pernyataan-pernyataan berikut:

1. Supervisor saya ramah dan mudah didekati 1 2 3 4 5 6 7

2. Supervisor saya menawarkan ide-ide baru Untuk mengatasi masalah-masalah terkait

Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7

3. Supervisor saya memberikan perhatian

terhadap apa yang saya katakana 1 2 3 4 5 6 7

Manning dan Munro (2006, h. 4) menjelaskan bahwa skala Likert seperti dalam contoh di atas merupakan skala interval karena kita dapat membuat perbandingan, misalnya perbedaan antara ‘Sangat tidak setuju’ dan ‘Cenderung tidak setuju’ (1-3) ialah dua poin, sama dengan perbedaan rentangan ‘Cenderung setuju’ dan ‘Sangat setuju (4-6), yakni dua poin. Namun demikian, kita tidak dapat mengatakan skala Likert sebagai skala rasio karena tidak bisa membuat perbandingan rasio, misalnya jawaban “Cenderung Setuju” bukan berarti lima kali lebih kuat daripada jawaban “Sangat Tidak Setuju”.

Berkaitan dengan itu, seorang professor metodologi penelitian (Creswell,

2005, p. 168) menegaskan bahwa “Th e popular Likert scale (“strongly agree” to

strongly disagree” illustrates a scale with theoretically equal intervals among responses.” Artinya, terdapat persamaan skala antara 1 – 2, 2-3, 3-4, dst. Bagi Creswell (2012), khususnya dalam konteks penelitian pendidikan, skala Likert dapat dikategorikan menjadi variabel ordinal dan interval, tulisnya,“Oft en the Likert scale (strongly agree to strongly disagree) is treated as both ordinal and interval data in educational research”. Namun dalam konteks skala “highly important” to “of no importance”, tidak dapat dikatakan skala interval karena tidak terjamin memiliki kesamaam interval seperti dalam skala Likert, sehingga skala tersebut merupakan skala ordinal (Creswell, 2005; Creswell, 2012).

Beberapa ahli statistik lainnya (Sekaran & Bougie, 2013, 2016) secara konsisten menjelaskan bahwa skala Likert dapat dihitung skor total seluruh butir sehingga skala Likert juga dapat disebut dengan summated scale, seperti yang dijelaskan berikut ini:

Th e Likert scale is designed to examine how strongly subjects agree or disagree

with statements on a fi ve-point scale with the following anchors: 1-5, Strongly

Disagree, Disagree, Neither Agree nor Disagree, Agree, Strongly Agree. Th e

responses over a number of items tapping a particular concept or variable can be analyzed item by item, but it is also possible to calculate a total or summated

score for each respondent by summing across items. Th e summated approach

is widely used, and therefore the Likert scale is also referred to as a summated scale(Sekaran & Bougie, 2016, p. 216).

Artinya bahwa bagi beberapa ahli statistik di atas (Manning & Don Munro, 2006; Sekaran & Bougie, 2016), ketika skala Likert dijadikan skala sumatif, secara otomatis menjadi skala interval. Dalam hal ini, Manning dan Munro (2016, h. 4) mengatakan “Also, when many of these items are added together to form a composite variable (or summated scale), it is generally accepted that the resultant variable is on an interval scale.” Namun keduanya mengingatkan kita bahwa ketika kita membentuk suatu variabel komposit dengan menjumlahkan semua butir pernyataan dalam satu konstrak tertentu, kita perlu pastikan bahwa semua item (butir-butir pernyataan/pertanyaan) tersebut mengukur satu konstruk yang sama. Tentu untuk menguatkan keyakinan kita, semua prosedur analisis komponen utama (Principal Component Analysis) dan uji Alpha Cronbach mutlat dilakukan. Pembentukan variabel-variabel komposit telah dianggap tepat dalam berbagai riset bidang bisnis dan sosial, seperti dikatakan, “…for most practical purposes in business and social research, adding item scores together is considered to be accurate” (Manning & Munro, 2006, h. 4).

Selanjutnya dijelaskan oleh Sekaran dan Bougie (2016) bahwa sebagian peneliti menganggap skala Likert sebagai skala ordinal karena tidak yakin dengan kesamaan jarak antara masing-masing skala tersebut. Berkaitan dengan itu, agar skala Likert dapat diterima sebagai skala interval, pernyataan atau butir-butir kuesioner harus dapat disusun dengan baik agar memiliki kesamaan interval (DeVellis, 2003, 2017). DeVellis (2003, p. 79) menyarankan bahwa untuk menunjukkan suatu kontinuitas yang berkesinambungan (continuum form)

dari strongly disagreement menjadi strongly agreement, rentangan 1 – 6 perlu

digunakan, yakni, 1 = “strongly disagree”, 2 = “moderately disagree”, 3 = “mildly disagree”, 4 = “mildly agree”, 5 = “moderately agree”, 6 = “strongly agree.” Beberapa profesor metodologi penelitian dan statistik dari Newcastle University Australia (Holbrook & Bourke, 2005) juga menyarankan rentangan 1-6, yaitu: 1 = “strongly

disagree”, 2 = “disagree”, 3 = “tend to disagree”, 4 = “tend to agree”, 5 = “agree”, 6 = “strongly agree”.

Secara spesifi k dijelaskan oleh beberapa peneliti (Boone & Boone, 2012)

mengenai perbedaan antara jenis butir/pernyataan Likert (Likert-type items) dengan skala Likert (Likert scale items). Likert-type items merupakan pertanyaan- pertanyaan tunggal yang menggunakan alternatif jawaban Likert dalam suatu instrumen penelitian. Kendatipun banyak pertanyaan dengan bentuk jawaban Likert, peneliti tidak menggabungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai suatu skala komposit Likert. Butir-butir pernyataan dalam konteks Likert-type

items tidak digabungkan menjadi suatu variabel komposit (composite variable).

Karena itu, Likert-type items merupakan variabel ordinal.

Sebaliknya, skala Likert merupakan kumpulan beberapa butir atau pernyataan sebagai indikator-indikator pengukuran dari suatu dimensi konseptual tertentu. Butir-butir skala Likert terbentuk melalui skor variabel komposit dari empat atau lebih Likert-type items (Boone & Boone, 2012). Karena itu, skor komposit tersebut harus dianalisis sebagai skala pengukuran interval. Berkaitan dengan itu, beberapa dosen statistik (Manning & Don Munro, 2006, p. 4) menyatakan, ‘For most practical purposes in business and social research, adding item scores together is considered to be accurate enough’, artinya peneliti bidang bisnis dan sosial membentuk variabel komposit untuk dapat menghitung, misalnya item-to- total correlations sebagai prasyarat pengujian validitas skala pengukuran dengan Principal Component Analysis.

Selanjutnya bagi Professor Tatang Ary Gumanti dan koleganya (Gumanti, Moeljadi, & Utami, 2018; Gumanti, Yunidar, & Syahruddin, 2016), skala Likert jelas merupakan variabel interval. Alasan utama skala Likert dikategorikan menjadi variabel interval ialah bahwa skala Likert dapat mengukur arah perbedaan atau tingkat kesamaan suatu arah (muatan) berkaitan dengan perbedaan dalam suatu variabel. Namun, hanya memberikan rentangan skala 1 – 5: ‘Sangat tidak setuju’, ‘Tidak setuju’, ‘Antara tidak dan setuju’, ‘Setuju’, dan ‘Sangat setuju’ dalam konteks pengukuran konstrak ‘Kualitas dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan’ melalui empat indikator: (1) ‘Dosen memahami materi’, ‘Dosen datang tepat waktu’, ‘materi kuliah sesuai dengan silabus’, ‘Tugas kuliah sangat berat’. Dalam konteks rentangan skala, sebaiknya tidak menggunakan pilihan ‘Antara tidak dan setuju’, agar memudahkan interpretasi. Misalnya, jika terdapat 67% responden menyatakan ‘antara tidak setuju dan setuju’, terhadap item ‘materi kuliah sesuai silabus’, cukup sulit menginterpretasikan maknanya, apakah sebagian besar responden ini menilai dosen-dosen telah mengajar sesuai silabus (setuju dengan item tersebut) atau mengajar tidak sesuai dengan silabus (tidak setuju dengan butir pernyataan tersebut). Karena itu, sebaiknya dalam skala

Interval, pernyataan netral dapat diperjelas menjadi ‘cenderung tidak setuju’ dan ‘cenderung setuju’.

Dalam soft ware statistik SPSS,jenis skala pengukuran tidak dibedakan antara

data variabel interval dan rasio. Kedua variabel ini dalam SPSS termasuk dalam “Scale” untuk mendeskripsikan keduanya. Itulah sebabnya mengapa para ahli statistik menamakan variabel interval dan variabel rasio dengan variabel skala (Brace, Kemp, & Snelgar, 2006; Fink, 2006; Manning & Munro, 2006). Dalam SPSS, variabel penelitian diklasifi kasikan ke dalam tiga jenis: nominal, ordinal, dan scale.

4 .` Va r ia si Pe n a m a a n Va r ia be l

Dalam konteks desain penelitian, berbagai jenis skala pengukuran di atas dikenal dalam banyak nama seperti variabel independen (variabel bebas), variabel dependen (variabel terikat), variabel mediasi (atau disebut variabel penengah/intervening variable), dan variabel laten (cofounding variable). Berbagai jenis variabel tersebut perlu dijelaskan secara lebih mendetail agar tepat pemakaiannya dalam perumusan tujuan penelitian kuantitatif, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.

Dokumen terkait