• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

4.3 Kondisi Biolog

Selain jalak bali, Penangkaran UD Anugrah juga menangkarkan jenis burung yang lain. Untuk mengetahui beberapa jenis burung yang ditangkarkan dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Beberapa jenis burung yang ditangkarkan di Penangkaran UD Anugrah

No Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Cucak rawa Pyconotus zeylanicus

2 Beo nias Gracula religiosa

3 Kakatua raja Probosciger atterimus

4 Merak hijau Pavo muticus

5 Murai batu Copsychus malabaricus

6 Kepodang Oriolus chinensis

7 Jalak suren Sturnus contra

8 Bayan sumba Eclectus roratus eornelia

9 Nuri kepala hitam Lorius lory

10 Anis merah Turdus citrinus

11 Kacer Copsychus saularis

4.4 Struktur Organisasi

Penangkaran UD Anugrah secara keseluruhan dipimpin oleh seorang pemilik sekaligus penanggung jawab yang bernama Suhono Nyoto Sardjono. Petugas kandang dan satwa yang dimiliki oleh Penangkaran UD Anugrah berjumlah dua orang, yaitu Yanto dan Yoga.

4.5 Aksesibilitas

Penangkaran UD Anugrah terletak tidak jauh dari Kota Kediri. Lokasi ini dapat dicapai dengan jarak sekitar 17 km dengan menempuh jarak sekitar 2 jam. Selain itu, lokasi ini juga dapat dicapai dari Pare yang memiliki jarak sekitar 7 km.

5.1 Teknik Penangkaran

Secara umum terdapat beberapa aspek teknik manajemen penangkaran satwa yang diketahui dapat menentukan keberhasilan penangkaran suatu jenis satwa. Aspek teknis penangkaran tersebut adalah sejarah penangkaran jalak bali, jumlah populasi jalak bali di penangkaran, aspek perkandangan, aspek pakan, pemeliharaan kesehatan, teknik pengembangbiakan, teknik adaptasi dan manajemen pemanfaatan hasil. Adapun penjelasan secara lengkap tentang praktek pengelolaan setiap aspek teknis penangkaran jalak bali (Leucopsar rothschildii) yang dilakukan oleh UD Anugrah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak pengelola disajikan berikut ini.

5.1.1 Sejarah Penangkaran UD Anugrah

Penangkaran jalak bali yang berada di penangkaran UD Anugrah dimulai pada tahun 2007. Pemilik penangkaran membuat penangkaran burung awalnya hanya untuk dijadikan hiburan dan hobi. Pada awalnya jalak bali yang berada di penangkaran UD Anugrah berjumlah dua pasang yaitu berasal dari UD Star Jaya yang berasal dari Solo, Jawa Tengah dan UD Suara Abadi yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Pengangkutan dari Solo dan Nganjuk menggunakan Surat Angkut Tumbuhan Satwa Liar Dalam Negeri (SATS – DN) yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Dirjen PHKA).

Penangkaran UD Anugrah memiliki tujuan konservasi dan ekonomi. Pada waktu pengamatan, pihak TNBB melakukan pertukaran jalak bali sebanyak 3 pasang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Pertukaran jalak bali antara pihak TNBB dan pihak Penangkaran UD Anugrah bertujuan untuk melakukan pertukaran genetik. Pertukaran genetik berfungsi untuk memelihara perbedaan genetik yang mengurangi tingkat inbreeding. Menurut Thohari (1987), penangkaran satwa liar yang menggunakan bibit dalam jumlah sedikit mempunyai suatu konsekuensi kemungkinan terjadinya inbreeding, yaitu perkawinan antara

anggota keluarga dekat yang sebenarnya dapat membawa pengaruh jelek dalam kualitas keturunannya.

Gambar 2 Pihak TNBB menukarkan jalak bali di Penangkaran UD. Anugrah.

5.1.2 Populasi jalak bali di penangkaran

Populasi jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah sampai pada bulan April tahun 2012 berjumlah 39 ekor yang meliputi kelas umur sebagai berikut (Tabel 5).

Tabel 5 Populasi jalak bali tahun 2012 berdasarkan kelas umur

Kelas umur Jumlah (ekor) Keterangan

0 – 1 tahun 15 Anakan

1 – 2 tahun 4 -

2 – 7 tahun 20 Indukan

Berdasarkan Tabel 5, populasi jalak bali paling banyak berada pada usia indukan yaitu pada kelas umur 2 – 7 tahun, hal ini dikarenakan jalak bali yang menjadi indukan, dipelihara dengan sangat baik dengan memperhatikan kesehatannya. Hal ini yang membuat jalak bali yang menjadi indukan di Penangkaran UD Anugrah mempunyai jumlah yang paling banyak. Selain itu, indukan jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah juga diperhatikan dari segi kualitasnya, sehingga mampu menghasilkan telur sebanyak 12 kali dalam satu tahun atau dalam satu bulan mempunyai musim kawin sebanyak satu kali dengan jumlah telur yang dihasilkan 2 – 4 telur. Pada kelas umur 0 – 1 tahun berjumlah 15 ekor, hal ini dikarenakan jalak bali yang dapat hidup setelah menetas hanya 1 – 2 ekor. Jalak bali yang berumur 1 – 2 tahun berjumlah paling

sedikit, yaitu hanya empat ekor, hal ini dikarenakan jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah pada umur tiga bulan sudah mulai dijual oleh pengelola penangkaran kepada konsumen. Penjualan jalak bali yang berumur tiga bulan dilakukan karena menurut pengelola Penangkaran UD Anugrah, pada umur tiga bulan jalak bali tersebut sudah bisa makan dengan sendiri.

5.1.3 Perkandangan

Di habitat aslinya, jalak bali sanggup mempertahankan hidupnya karena ada empat faktor penunjang, yakni ketersediaan pakan, ketersediaan air, dapat menghindarkan diri dari serangan musuh, dan tersedia sarang untuk membesarkan anak burung. Keempat faktor tersebut sudah tercakup pada jalak bali yang ditangkarkan di Penangkaran UD Anugrah. Jika di alam keempat faktor itu berada di tempat terpisah, maka jalak bali yang ditangkarkan menemukan seluruhnya di satu tempat. Penangkaran jalak bali sebagai upaya pengembangbiakan jenis di luar habitat alaminya, membutuhkan suasana habitat buatan yang mirip dengan habitat alaminya. Menurut Setio dan Takandjandji (2007), untuk mendapatkan kondisi habitat seperti yang alami, terdapat beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi penangkaran burung, diantaranya:

a. Berada pada tempat yang bebas banjir pada musim hujan. b. Jauh dari keramaian dan kebisingan.

c. Berada pada tempat yang mudah diawasi dan mudah dicapai. d. Tidak terganggu oleh berbagai polusi (debu, asap, dan bau gas).

e. Tidak berada pada tempat yang lembab, becek atau tergenang air karena akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

f. Di dalam kandang hendaknya ditanami pohon-pohon pelindung agar terasa sejuk dan burung merasa seperti di habitat alaminya.

g. Terisolasi dari pengaruh binatang atau ternak lain.

h. Tersedianya sumber air yang cukup untuk minum dan mandi burung serta untuk pembersihan kandang.

i. Mudah untuk mendapatkan pakan dan tidak bersaing dengan manusia. Perkadangan meliputi segala aspek yang berhubungan dengan kandang dan pengelolaannya. Aspek perkadangan yang harus diperhatikan, meliputi jenis kandang, jumlah kandang, fungsi kandang, bahan bangunan kandang, ukuran

kandang, sarana kandang,  perawatan kandang serta suhu dan kelembaban kandang.

5.1.3.1 Jenis kandang, ukuran kandang, konstruksi kandang dan fungsi kandang

Penangkaran jalak bali di Penangkaran UD Anugrah termasuk ke dalam jenis penangkaran intensif. Jenis kandang jalak bali yang terdapat di UD Anugrah terdapat 4 jenis kandang, yaitu kandang pembesaran, kandang kawin, kandang soliter dan inkubator, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jenis, ukuran, konstruksi dan unit kandang jalak bali di penangkaran UD Anugrah

No. Jenis kandang Ukuran kandang (p x l x t) Konstruksi kandang Unit 1. Kandang pembesaran 1,5 m x 2,5 m x 3m Kawat, kayu, batako dan

besi

1

2. Kandang kawin 1,5 m x 2 m x 3 m Kawat, kayu, batako dan besi

8

3. Kandang soliter 50 cm x 40 cm x 35 cm Kayu dan besi 5 4. Inkubator 100 cm x 50 cm x 45 cm Seng dan papan 3

Kandang pembesaran yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah terdapat delapan unit yang dibuat dengan sistem permanen dengan konstruksi kandang yang terbuat dari kawat, kayu, batako dan besi. Kandang dengan sistem permanen terdapat kelemahan yaitu kandang tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan, sehingga terkadang sedikit merugikan. Sebagai contohnya, apabila sangkar pembesaran berada di luar ruangan, saat hujan datang sangkar tersebut terkena curahan hujan (sekalipun sudah memiliki atap) dan burung di dalamnya tetap berada di kandang tersebut dan tidak bisa dipindahkan yang mengakibatkan burung tersebut dapat kedinginan. Ukuran kandang pembesaran yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah berukuran dengan panjang 1,5 m, lebar 2,5 m dan tinggi 3 m. Kandang pembesaran berfungsi untuk membesarkan bibit-bibit jalak bali yang berumur tiga bulan hingga menjadi jalak bali dewasa yang siap untuk dijadikan indukan. Kandang pembesaran memiliki ukuran yang lebih luas jika dibandingkan dengan kandang yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah. Kandang yang lebih luas ini akan memberikan ruang gerak dan produktivitas yang lebih layak bagi bibit jalak bali hingga kemudian bisa tumbuh menjadi jalak bali

dewasa. Berikut gambar kandang pembesaran yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Kandang pembesaran di Penangkaran UD Anugrah.

Selain itu, fungsi kandang pembesaran yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah adalah untuk menampilkan jalak bali yang akan dijual kepada konsumen serta untuk mendapatkan jalak bali yang mencari jodohnya secara alami yang kemudian dipindahkan ke kandang kawin.

Kandang kawin yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah termasuk kandang permanen yang berjumlah delapan unit. Kandang tersebut terbuat dari kawat, kayu, batako dan besi dengan ukuran untuk panjang 1,5 m, lebar 2 m dan tinggi 3 m. Kandang kawin yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah berfungsi untuk menjodohkan indukan jantan dan indukan betina yang siap kawin. Berikut gambar mengenai kandang kawin dapat dilihat pada Gambar 4.

Kandang soliter yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah berjumlah lima unit, kandang tersebut terbuat dari rangka utama yaitu kayu dan besi hanya sebagai gantungan. Kandang tersebut mempunyai ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm dan tinggi 35 cm. Menurut Forum Agri (2012), bentuk sangkar soliter yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah telah sesuai dengan yang disarankan, berbentuk persegi empat, karena akan memberikan ruang gerak yang maksimal bagi burung yang ada di dalamnya. Kandang soliter yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah berfungsi untuk membesarkan anakan jalak bali yang berumur satu bulan hingga berumur tiga bulan serta kandang tersebut berfungsi untuk proses adaptasi dari jalak bali yang baru didatangkan dari luar dan untuk proses penghilangan dari stress dan penyakit. Berikut gambar kandang soliter yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Kandang soliter di Penangkaran UD Anugrah.

Inkubator yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah berjumlah tiga unit dengan bahan konstruksi yang terbuat dari seng dan papan. Inkubator tersebut berukuran dengan panjang 100 cm, lebar 50 cm dan tinggi 45 cm. Inkubator yang berada di Penangkaran UD Anugrah berfungsi untuk membesarkan anakan jalak bali yang berumur antara 3 – 7 hari sampai berumur satu bulan yang kemudian dipindahkan ke kandang soliter. Berikut gambar inkubator yang berada di Penangkaran UD Anugrah dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Inkubator di Penangkaran UD Anugrah.

5.1.3.2 Sarana kandang

Di dalam kandang harus dilengkapi dengan sarana seperti kayu untuk tempat bertengger, tempat mandi, tempat makan serta tempat minum dan tempat untuk bersarang. Berikut sarana kandang yang terdapat di penangkaran UD Anugrah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Sarana kandang jalak bali di Penangkaran UD Anugrah

No Jenis kandang Sarana

1 Kandang pembesaran Kayu untuk tempat bertengger, tempat makan, tempat minum, dan tempat mandi

2 Kandang kawin Kayu untuk tempat bertengger, tempat makan, tempat minum, tempat mandi, tempat sarang, dan kamera Closed Circuit Television (CCTV) serta daun pinus

3 Kandang soliter Tempat makan, tempat minum, lampu penerangan dan kayu untuk tempat bertengger

4 Inkubator Sarang

Pada kandang pembesaran dan kandang kawin, tempat pakan dan tempat minum terbuat dari plastik dan diletakkan menempel di dinding yang di sampingnya terdapat pintu kecil seukuran tangan untuk memasukkan pakan dan air minum. Penggunaan plastik untuk tempat makan dan tempat minum dikarenakan apabila tempat pakan dan tempat minum tersebut jatuh, maka kemungkinan kecil akan pecah. Untuk meletakkan pakan buah seperti pisang dan pepaya, pengelola Penangkaran UD Anugrah memasang paku untuk menempelkan buah-buah tersebut. Selain itu, untuk tempat mandi terbuat dari semen dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 40 cm dan tinggi 5 cm. Berikut

gambar tempat pakan, tempat minum serta tempat mandi yang berada di Penangkaran UD Anugrah yang disajikan pada Gambar 7 (a) dan (b).

Gambar 7 (a) Tempat pakan dan tempat minum; (b) Tempat mandi.

Penggunaan kamera CCTV pada kandang kawin digunakan untuk memantau indukan jalak bali, memantau telur jalak bali dan untuk membantu dalam pengamanan. Selain itu, pada kandang kawin juga terdapat daun pinus yang digunakan sebagai bahan penyusun sarang. Bahan tersebut dimasukkan ke kotak sarang yang berada 2 meter dari lantai kadang dan sebagian lagi diletakkan di lantai kandang di tempat yang kering. Berikut gambar kotak sarang yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah yang disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Kotak sarang di Penangkaran UD Anugrah.

Pada kandang soliter, tempat pakan dan minum digantung di dinding kandang. Dalam pengelolaannya tempat pakan dan minum selalu dibersihkan setiap hari agar selalu bersih dan tidak menjadi sumber penyakit yang dapat

membuat jalak bali tidak dapat berproduksi dengan baik. Di kandang soliter juga terdapat lampu penerangan yang berfungsi untuk menghangatkan burung serta untuk meminimalisir kehadiran hewan pemangsa seperti tikus yang biasanya sering menyerang pada malam hari pada ruangan yang gelap (Forum Agri 2012). Pada inkubator yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah menggunakan inkubator yang otomatis dalam mengatur suhu yang terdapat di dalam inkubator tersebut, sehingga tidak perlu menggunakan lampu penerangan yang digunakan untuk menghangatkan anakan jalak bali yang baru dipindahkan dari induknya. Sarang yang terbuat dari tumpukan daun pinus digunakan untuk menaruh piyik jalak bali agar piyik tersebut menjadi nyaman.

5.1.3.2 Perawatan kandang

Kebersihan dalam kandang dan sekitarnya sangat membantu dalam produktivitas jalak bali yang ditangkarkan oleh Penangkaran UD Anugrah. Kandang yang tidak bersih akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Kegiatan perawatan pada kandang dilakukan pada pagi hari dengan cara:

1. Mengganti air yang digunakan untuk mandi dan untuk minum. 2. Mengganti pakan yang tersisa dengan pakan yang baru.

3. Menyapu, menyikat dan menyemprot pada bagian kandang yang terdapat kotoran yang melekat.

Selain perawatan harian, Penangkaran UD Anugrah juga melakukan perawatan bulanan yaitu dengan cara menyemprot desinfektan pada kandang dengan campuran obat kutu dan cairan antiseptik. Kegiatan perawatan kandang di Penangkaran UD Anugrah dapat dilihat pada Gambar 9.

5.1.3.3 Suhu dan kelembaban udara kandang

Berdasarkan hasil pengamatan, pengukuran suhu udara di kandang penangkaran UD Anugrah berkisar antara 24°C – 29°C. Kondisi suhu udara di kandang Penangkaran UD Anugrah dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Suhu udara kandang di Penangkaran UD Anugrah.

Selain itu, kelembaban udara di kandang Penangkaran UD Anugrah berkisar antara 85% - 92% yang dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Kelembaban udara kandang di Penangkaran UD Anugrah.

Berdasarkan hasil pengamatan di Penangkaran UD Anugrah, suhu dan kelembaban kandang jalak bali hampir sama dengan keadaan jalak bali di habitat alaminya, yaitu di TNBB dengan suhu yang berkisar antara 28°C – 33°C dengan

24 24 25 25 27 28 28 29 28 27 27 25 0 5 10 15 20 25 30 35 6: 00 7: 00 8: 00 9: 00 10: 00 11: 00 12: 00 13: 00 14: 00 15: 00 16: 00 17: 00 Suhu Waktu Suhu (0C) 85 85 85 92 92 85 85 85 85 85 85 85 80 82 84 86 88 90 92 94 6: 00 7: 00 8: 00 9: 00 10: 00 11: 00 12: 00 13: 00 14: 00 15: 00 16: 00 17: 00 Kel embaban Waktu Kelembaban (%)

kelembaban udara 86% (Novianti 2011). Dengan demikian, kondisi iklim mikro di Penangkaran UD Anugrah sangat mendukung untuk perkembangbiakan jalak bali, sehingga sangat cocok sebagai lokasi untuk menangkarkan jalak bali. Selain itu, ketika cuaca sangat panas pengelola Penangkaran UD Anugrah mengalirkan air yang digunakan untuk menyiram lantai kandang sehingga membuat keadaan di dalam kandang lebih sejuk dan air yang tergenang karena penyiraman tersebut digunakan jalak bali untuk mandi.

5.1.4 Pakan

Pakan merupakan hal yang sangat vital untuk jalak bali. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecocokan antara pakan dengan jalak bali yang ditangkarkan. Untuk itu, pemberian pakan pada jalak bali tidak boleh dilakukan sembarangan karena berkaitan dengan keseimbangan unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh jalak bali untuk berproduksi secara optimal. Menurut Mas’ud (2010), didalam pemilihan pakan untuk jalak yang dipelihara di penangkaran harus memperhatikan faktor kebiasaan makan (food habit) setiap jenis jalak, yakni sebagai pemakan buah, faktor penampakan bahan pakan, dan individu burung itu sendiri.

Selain itu, dalam penyediaan pakan harus cukup untuk kebutuhan jalak bali sehingga makanan yang diberikan berfungsi secara efektif dan efisien. Kriteria pakan yang berkualitas diantaranya adalah mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan oleh burung, makanan harus segar, tidak berjamur dan tidak tengik, makanan mudah dikonsumsi dan mudah dicerna oleh burung serta kandungan serat kasarnya tidak tinggi (Forum Agri 2012). Agar lebih jelas, dibawah ini akan diterangkan mengenai jenis pakan, sumber pakan, jumlah pakan, cara pemberian pakan, waktu pemberian pakan dan tempat penyimpanan pakan serta kandungan gizi pakan.

5.1.4.1 Jenis pakan, sumber pakan dan tempat penyimpanan pakan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terdapat pakan utama dan pakan tambahan yang diberikan oleh pengelola Penangkaran UD Anugrah kepada jalak bali, pakan utama jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah adalah voer BR 1 dan jangkrik, serta pakan tambahan yang diberikan kepada jalak bali diantaranya adalah kroto, ulat hongkong dan cacing. Selain itu, terdapat

pakan tambahan alami yang berasal dari buah yang diberikan oleh Penangkaran UD Anugrah kepada jalak bali diantaranya adalah pepaya dan pisang. Pemberian air minum dilakukan di dua tempat yaitu di tempat besar yang digunakan jalak bali untuk mandi dan minum serta di tempat plastik yang ditaruh dekat tempat makanan yang digunakan khusus untuk minum.

Pakan yang terdapat di Penangkaran UD Anugrah dinilai cukup bervariasi dibandingkan dengan pakan yang diberikan di Penangkaran MBOF yaitu hanya pisang, jangkrik, pur dan kroto (Yunanti 2012). Pakan yang bervariasi membuat jalak bali di Penangkaran UD Anugrah tidak pernah bosan untuk memakan pakan yang diberikan oleh pengelola. Untuk lebih mengetahui pakan yang diberikan Penangkaran UD Anugrah pada jalak bali dapat dilihat pada Gambar 12 (a) dan (b).

Gambar 12 (a) Pakan utama (voer dan jangkrik); (b) Pakan tambahan jalak bali (pisang, pepaya, cacing, ulat hongkong dan kroto) di Penangkaran UD Anugrah.

Pakan yang diberikan kepada jalak bali di Penangkaran UD Anugrah didapatkan melalui informasi yang terdapat dalam buku panduan penangkaran burung dan didapatkan melalui pengalaman menangkarkan burung. Di alam, jalak bali dapat memperoleh pakan dari habitat hutan savana, hutan musim, maupun hutan mangrove. Pakan yang diperoleh di habitat tersebut berupa pakan buah dan pakan hewani, diantara pakan hewani tersebut adalah ulat, belalang, capung, rayap, dan semut (Mas’ud 2010).

Penangkaran UD Anugrah selain mendapatkan sumber pakan dari pasar tradisional juga memperkerjakan masyarakat sekitar wilayah penangkaran untuk menyediakan pakan bagi jalak bali. Pakan yang disediakan oleh masyarakat

diantaranya adalah kroto dan jangkrik. Tempat penyimpanan pakan pada umumnya menyatu dengan dapur atau ruang gudang di rumah tinggal pengelola.

Perhatian pengelola Penangkaran UD Anugrah dikhususkan kepada penyimpanan kroto. Kroto yang baru didatangkan di Penangkaran UD Anugrah langsung dipisahkan antara telur dan larva dengan semut-semut pekerja yang kecil. Menurut Hermawan (2012), pemisahan antara telur dan larva dengan semut- semut pekerja yang kecil dilakukan karena jika tercampur menjadi satu maka burung tersebut tidak menyukai kroto yang diberikan. Selain itu, pemisahan antara telur dan larva dengan semut-semut pekerja bertujuan untuk mendapatkan kroto yang berkualitas dengan kriteria tidak berbau, tidak terlalu lengket dan berwarna cerah (Forum Agri 2012). Kroto yang diberikan kepada jalak bali tersebut termasuk kedalam jenis kroto basah yang mempunyai kandungan air (78,72%), jika tidak cepat disimpan maka akan terjadi pembusukan (Hermawan 2012). Penyimpanan kroto tersebut dilakukan di dalam kulkas yang sebelumnya ditutup rapat dengan tempat makanan.

5.1.4.2 Jumlah pakan, cara pemberian pakan dan waktu pemberian pakan

Jumlah pakan yang diberikan oleh Penangkaran UD Anugrah kepada jalak bali yang berada di penangkaran tidak diukur secara pasti. Pengelola memberikan pakan yang dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 06:00 – 07:30 WIB. Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui persentase jumlah pakan yang diberikan kepada jalak bali, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Persentase jumlah pakan jalak bali di Penangkaran UD Anugrah No Bahan Pakan Jumlah (gr) Persentase (%)

1 Voer 100 22,22

2 Jangkrik 140 31,11

3 Kroto, ulat hongkong, cacing

20 4,44

4 Pepaya 90 20

5 Pisang 100 22,22

Jumlah pakan yang diberikan kepada jalak bali haruslah cukup, karena menurut Masy’ud dan Prayitno (1997), pemberian pakan yang cukup dapat memenuhi kebutuhan satwa. Pada dasarnya, setiap penangkar memiliki cara-cara

yang berbeda dalam memberikan jumlah pakan kepada satwa yang ditangkarkan. Masy’ud (2010) juga memberikan jenis dan jumlah pakan yang diberikan kepada jalak bali yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis dan jumlah pakan yang diberikan per pasang jalak bali di penangkaran

No Jenis pakan Jumlah pemberian

1 Pakan nabati ¾ Pisang ¾ Pepaya 110 gram 80 gram 2 Pakan hewani ¾ Ulat hongkong ¾ Jangkrik ¾ Telur semut 10 gram 2 ekor 10 gram 3 Pakan konsentrat

¾ Fancy gold food ¾ Fancy food anti stress

¾ Kroto kristal ¾ Kroto voer 521 10 gram 10 gram 10 gram 10 gram

Pemberian pakan cacing, ulat hongkong hanya diberikan kepada jalak bali yang berada di kandang reproduksi. Pemberian pakan cacing, kroto, ulat hongkong dan jangkrik dilakukan dengan cara ditaruh di wadah yang telah tersedia di dalam kandang. Selain ditaruh di wadah yang tersedia di dalam kandang, pemberian pakan kroto juga dilakukan dengan cara menebar kroto di lantai kandang. Pemberian pakan cacing dan ulat hongkong dapat meningkatkan birahi, tetapi jika terlalu biasa diberikan cacing oleh pengelola maka efeknya tidak

Dokumen terkait