• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 POTENSI PASAR KAPAL CNG

4.1. Kondisi Eksisting CNG

Pada awalnya pemanfaatan CNG ditujukan untuk memaksimalkan potensi sumur-sumur gas dan juga sumur gas marginal dengan kapasitas yang kecil. Proses pemanfaatan CNG dengan cara seperti ini adalah dengan mengumpulkan gas dengan volume kecil terlebih dahulu kedalam suatu penyimpanan/ CNG storage, kemudian CNG baru dapat dimanfaatkan namun hanya dalam periode singkat. Selanjutnya pemanfaatan CNG dikembangkan oleh PLN dengan mengunakannya dalam skala besar untuk pembangkit di Jawa agar dapat mengatasi kendala dalam pemasokan gas yang mengikuti pola pembebanan yang lebih fluktatif sebagai akibat perubahan pengunaan CNG dari baseloader menjadi load follower atau peaker.

4.1.1. Pembangkit Listrik dengan Mengunakan Gas Sebagai Bahan Bakar

Untuk pembangkit listrik dengan menggunakan gas didapatkan data berdasarkan RUPTL PLN untuk total pembangkit listrik baik dari pihak PLN maupun swasta. Data tersebut dapat dilihat pada tabel IV.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.1 Proyek Yang Pengadaannya Sudah Berlangsung (Swasta)

PROYEK YANG PENGADAANNYA SUDAH BERLANGSUNG (SWASTA)

No Jenis Lokasi Kapasitas

(MW)

Metode Pengadaan

1 PLTG Bangka Peaker/Bangka Belitung 100 Pelelangan Tabel 4.2 Proyek Yang Pengadaannya Akan Dibuka (Swasta)

PROYEK YANG PENGADAANNYA AKAN DIBUKA (PENUNJUKAN LANGSUNG) (SWASTA)

No Jenis Lokasi Kapasitas (MW) Metode Pengadaan

1 PLTG/U Senipah Exp. (ST) / Kalimantan Timur

1x35 Penunjukan Langsung Tabel 4.3 Proyek Yang Pengadaannya akan dibuka (Swasta)

PROYEK YANG PENGADAANNYA AKAN DIBUKA (PELELANGAN) (SWASTA)

No Jenis Lokasi Kapasitas (MW) Metode

Pengadaan

1 PLTMG Luwuk / Sulawesi Tengah 40 Pelelangan

44

PROYEK YANG PENGADAANNYA AKAN DIBUKA (PELELANGAN) (SWASTA)

3 PLTGU Jawa-1 / Jawa Barat 2x800 Pelelangan

4 PLTG/MG Pontianak Peaker / Kalimantan Barat

100 Pelelangan 5 PLTGU/MGU Sumut / Belawan / Sumatra

Utara

250 Pelelangan 6 PLTGU/MGU Sulbagut 3 / Sulawesi Utara 200 Pelelangan 7 PLTGU/MGU Sulsel / Sulawesi Selatan 150 Pelelangan 8 PLTGU/MGU Kalselteng / Kalimantan

Selatan / Tengah

200 Pelelangan 9 PLTGU/MGU Peaker Jawa-Bali 1 / Jawa

Barat

400 Pelelangan 10 PLTGU/MGU Peaker Jawa-Bali 2 / Jawa

Timur

500 Pelelangan 11 PLTGU/MGU Peaker Jawa-Bali 3 / Banten 500 Pelelangan 12 PLTGU/MGU Peaker Jawa-Bali 4 / Jawa

Barat

450 Pelelangan

13 PLTG/MG Jambi Peaker / Jambi 100 Pelelangan

14 PLTGU Jawa-3 / Jawa Timur 1x800 Pelelangan

15 PLTGU/MGU Sumbagut-1 / Sumatra Utara 250 Pelelangan 16 PLTGU/MGU Sumbagut-3 / Sumatra Utara 250 Pelelangan

17 PLTGU/MGU Sumbagut-4 / Aceh 250 Pelelangan

18 PLTG/MG TB.Karimun / Riau 40 Pelelangan

19 PLTG/MG Natuna-2 / Riau 25 Pelelangan

20 PLTMG Tanjung Pinang 2 / Riau 30 Pelelangan

21 PLTMG Dabo Singkep – 1/ Riau 16 Pelelangan

22 PLTMG Bengkalis / Riau 18 Pelelangan

23 PLTMG Selat Panjang-1 / Riau 15 Pelelangan

24 PLTMG Tanjung Batu / Riau 15 Pelelangan

25 PLTG/MG Belitung / Kep.Bangka Belitung

30 Pelelangan

26 PLTG/MG Natuna-3 / Riau 25 Pelelangan

27 PLTMG Dabo Singkep – 2 / Riau 16 Pelelangan

Sumber : (Kepmen 0074.K/21/MEM/2015)

Tabel 4.4 Proyek Yang Pengadaannya Sudah Berlangsung (PLN

PROYEK YANG PENGADAANNYA SUDAH BERLANGSUNG (PLN)

No Jenis Lokasi Kapasitas (MW) Metode Pengadaan

1 PLTGU Grati Peaker / Jatim 450 Pelelangan

2 PLTG/MG Gorontalo Peaker / Peaker

100 Pelelangan

3 PLTMG Karimunjawa / Jateng 4 Pelelangan

Tabel 4.5 Proyek Yang Pengadaannya Akan Dibuka (PLN)

Proyek

No Jenis Lokasi Kapasitas (MW) Metode

Pengadaan

1 PLTGU Muara Karang Peaker / Jakarta 500 Pelelangan

2 PLTGU Jawa 2 (Tj.Priok)

Jawa 2 (Tj.Priok) / Jakarta 800 Pelelangan

3 PLTGU Grati Add on Blok 2 / Jatim 150 Pelelangan

4 PLTGU Muara Tawar Add On Unit 2,3,4 / Jawa Barat

650 Pelelangan 5 PLTG/PLTMG Lampung Peaker / Lampung 200 Pelelangan

6 PLTG/PLTMG Riau Peaker / Riau 200 Pelelangan

7 PLTGU Makassar Peaker / Sulsel 450 Pelelangan

8 PLTGU Sulsel Peaker / Sulsel 450 Pelelangan

9 PLTG/PLTMG Mobile Powe Plant Tersebar Tersebar 1565 Pelelangan 10 PLTMG Tersebar Tersebar 665 Pelelangan 11 PLTGU/MGU Tersebar Tersebar 450 Pelelangan 12 PLTG/MG Tersebar Tersebar 250 Pelelangan

Sumber : (Kepmen 0074.K/21/MEM/2015

4.1.2. Pengunaan CNG

PLN selaku BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia telah memetakan potensi pemanfaatan CNG untuk pembangkit beban puncak/peaker di daerah Sumatra, Indonesia Timur dan Jawa. Saat ini telah dioperasikan CNG storage oleh pemasok gas di Sumatra Selatan yang gasnya dimanfaatkan untuk :

1. PLTG peaker Jaka Baring (50 MW )

2. PLTMG Seigelam (100 MW)

3. PLTG Duri/Balai Pungut (100 MW)

Untuk pulau Jawa, Fasilitas CNG (compressed natural gas) storage yang sudah beroperasi adalah sebagai berikut:

1. Grati 30 BBTUD (Billion British thermal units per day ) untuk mengoperasikan PLTG peaking eksisting dan rencana PLTGU peaking Grati.

2. Tambak Lorok sebanyak 16 BBTUD untuk mengoperasikan sebagian PLTGU sebagai pembangkit peaking.

46

3. Gresik sebanyak 20 BBTUD untuk mengoperasikan pembangkit peaking dan sebagian CNG untuk dikirim ke Lombok.

4. Muara Tawar sebanyak 20 BBTUD untuk memenuhi kebutuhan operasi peaking 5. Pulau Bawean sebanyak 2 BBTUD untuk pasokan gas ke pembangkit beban

dasar/baseloader di pulau Bawean yang dibawa dengan transportasi laut dalam bentuk CNG dari Gresik Jawa Timur.

Kemudian untuk daerah Kepulauan Riau , sejak 2013 sudah dioperasikan CNG Marine yang membawa pasokan gas alam dalam bentuk CNG dari pulau Batam ke pulau Bintan untuk mengoperasikan pembangkit gas 2x6 MW guna memenuhi kebutuhan beban dasar/baseloader listrik.

4.1.3. Sumber Gas Alam di Indonesia

Berdasarkan RUPTL PLN Indonesia memiliki cadangan gas bumi konvensional sebesar 151,33 TSCF (triliun standard cubic feet ) status januari 2015, dengan rincian cadangan terbukti sebesar 97,99 TSCF dan cadangan potensial sebesar 55,34 TSCF yang tersebar terutama di kepulauan Natuna, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Masela di Maluku serta Tangguh di Papua Barat. Pada tahun 2015, asumsi rata rata produksi pertahun sebesar 3 TCF. Namun cadangan gas terbesar di Natuna masih belum ekonomis untuk produksi dikarenakan tingkat kandungan CO2 yang tinggi. Jumlah neraca gas bumi Indonesia untuk tahun 2015 – 2030 dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1 Neraca Gas Bumi Indonesia 2015-2030 Sumber : RUPTL PLN 2017-2030

Berdasarkan neraca gas bumi Indonesia 2015-2030 proyeksi kebutuhan gas mencapai 9.452 MMSCFD pada tahun 2025. Nilai ini lebih tinggi daripasa proyeksi KEN ( Komite

ekonomi nasional ) sebesar 8.248 MMSCFD pada tahun yang sama. Permintaan gas untuk sektor kelistrikan yang sudah commited dan contracted adalah 2.081 MMSCFD pada tahun yang sama, nilai ini tidak termasuk potential demand. Terjadi peningkatan defisit pasokan gas dimana selisih pasokan dan kebutuhan gas mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena jumlah pasokan tidak bisa mengimbangi permintaan gas. Pemanfaatan gas bumi untuk tahun 2014 – 2030 dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2 Proyeksi Pemanfaatan Gas Bumi 2014-2030 Sumber : Peta Kebijakan Gas Bumi Nasional 2015-2030

Berdasarkan peta kebijakan gas bumi nasional 2015-2030 yang diterbitkan oleh Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya mineral ), kebutuhan gas untuk sektor kelistrikan rata-rata hanya sekitar 26% dari total kebutuhan gas dengan jumlah kebutuhan 2.067 MMSCFD (commited dan contracted) pada tahun 2025 mencapai lebih dari 3000 MMSCFD.

4.1.4. Infrastruktur Terkait Pengembangan CNG

Rencana pengembangan CNG di daerah Sumatera yang masih perlu dikaji aspek keekonomiannya adalah pemanfaaatan CNG untuk kebutuhan pembangkit peaker di Duri dengan kapasitas sekitar 200 MW yang akan memakai pasokan gas dari lapangan jambi merang sebesar 10 BBTUD. Kemudian Rencana pemanfaatan CNG di Indonesia tengah untuk pembangkit peaking Bangkanai di Kalimantan Tengah dan juga di Lombok. Rencana pengembangan di Kalimantan Tengah dan Lombok direncanakan akan diperoleh dari CNG yang diperoleh dari pemsok gas pipa di Gresik (Jawa Timur) yang akan dikompresikan terlebih dahulu lalu ditransportasikan ke Lombok menggunakan CNG Vessel.

48

4.1.5. Sektor Industri CNG di Indonesia

Sektor industri CNG di Indonesia telah memiliki suatu asosiasi yang bernama APCNGI (asosiasi perusahaan CNG Indonesia). Asosisasi ini telah memiliki landasan hukum berupa : Akte Notaris Kasi Jaya, S.H No 05 Tanggal 23 November 2011 tentang Pendirian Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia serta tunduk kepada hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia AHU-107.AH.01.07. Tahun 2012. Pada Gambar 4.3 berikut dapat dilihat struktur organisasi dari APCNGI

Gambar 4.3 Struktur Organisasi APCNGI Sumber : apcngi, 2018

Di dalam asosiasi perusahaan CNG Indonesia juga terdapat list nama perusahaan yang terlibat dengan industri CNG. Pada Tabel 4.6 berikut menunjukan daftar perusahaan beserta nomor keangotaan dari APCNGI :

Tabel 4.6 Daftar Perusahaan Anggota APCNGI

No Nama Perusahaan Nomor Keanggotaan

1 PT. Citra Nusantara Gemilang 001.APCNGI-B.2009

2 PT. Indogas Kriya Dwiguna 002.APCNGI-B.2009

3 PT. Petross Gas 003.APCNGI-B.2009

4 PT. Citra Nusantara Energi 004.APCNGI-B.2009

5 PT. Cipta Niaga Gas 005.APCNGI-B.2009

6 PT. Duta Nugraha Pratama 006.APCNGI-B.2009

7 PT. Raja Rafa Samudra 007.APCNGI-B.2011

8 PT. Tinamitra Mandiri 008.APCNGI-B.2011

No Nama Perusahaan Nomor Keanggotaan

10 PT. Berkah Mirza Insani 010.APCNGI-B.2011

11 PT. Buana Components Industri 011.APCNGI-B.2011

12 PT. Mentari Fajar Gemilang 012.APCNGI-B.2011

13 PT. Zebra Energi 013.APCNGI-B.2011

14 PT. BantenGas/Baskara Asri Ghas 014.APCNGI-B.2011

15 PT. Reethau Cipta Energi 015.APCNGI-B.2011

16 PT. Gagas Energi Indonesia 016.APCNGI-B.2011

17 PT. Profluid 017.APCNGI-B.2011

18 PT. Volution Gas 018.APCNGI-B.2011

19 PT. Sinar Abadi Nusantara 019.APCNGI-B.2011

20 PT. Sarana Arta Mulia 020.APCNGI-B.2011

21 PT. Davalti Mugiutama Gasindo 022.APCNGI-B.2011

22 PT. Gazcomm 023.APCNGI-B.2011

23 PT. Java Energy Semesta 025.APCNGI-B.2011

24 PT. Aedico Dharma Nusantara 026.APCNGI-B.2011

25 PT. Dharma Motor 027.APCNGI-B.2011

26 PT. CNG Hilir Raya 028.APCNGI-B.2011

27 PT. Suropati Cahaya Timur 030.APCNGI-B.2011

28 PT. Tri Jaya Transport 034.APCNGI-B.2011

29 PT. Autogas Indonesia 036.APCNGI-B.2013

30 PT. Green Energy Natural Gas 037.APCNGI-B.2013

31 PT. Indonesia Pelita Pratama 038.APCNGI-B.2014

32 PT. Otto Nusantara Energy 040.APCNGI-B.2015

33 PT. Prima Energy Supply 042.APCNGI-B.2014

34 PT. Pro Solusi Perkasa 047.APCNGI-B.2017

35 PT. Matesu Abadi 048.APCNGI-B.2015

36 PT. Enviromate Tech. Indonesia 049.APCNGI-B.2015

37 PT. Prima Mobil Utama 050.APCNGI-B.2015

38 PT. Sato Teknik Indonesia 051.APCNGI-B.2015

39 PT. Green Transportasi Indonesia 052.APCNGI-B.2016

40 PT. Prima Gas Nusantara 053.APCNGI-B.2016

41 PT. Dharma Pratama Sejati 054.APCNGI-B.2017

42 PT. Pertagas Niaga 055.APCNGI-B.2017

Sumber : apcngi.or.id, 2018

Dokumen terkait