• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah A Aspek Teknis

KEHILANGAN AIR

8 KEBUTUHAN RATA-RATA (Qr)

7.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman

7.4.1.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah A Aspek Teknis

Cakupan pelayanan air limbah di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 ialah sebesar 52.83%. Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya masih dilakukan dengan sistem on-site.

Pada sistem ini, pengelolaan air limbah domestik dilakukan secara setempat dengan fasilitas instalasi pengolahan yang berlokasi dekat dengan jamban keluarga atau MCK. Fasilitas pengumpulan/penampungan/ pengolahan awal yang ideal digunakan dalam sistem on-site yaitu tanki septik. Sistem on-site pengelolaan air limbah dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sistem individual dan sistem komunal. Pembedaan ini didasarkan pada kelompok pengguna fasilitas pengelolaan air limbah domestik tersebut.

Pada sistem on-site individual, cakupan pelayanan fasilitas pengelola air limbah domestik umumnya melayani satu keluarga. Pada sistem on-site komunal, cakupan pelayanan fasilitas pengelola air limbah domestik melayani lebih dari satu rumah tangga melalui mekanisme sharing dalam penggunaan fasilitas MCK.

Berdasarkan hasil studi EHRA (Environmental Risk and Health Assessment) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013, sekitar 57% rumah tangga di Kabupaten Tasikmalaya sudah memiliki jamban pribadi dengan tempat penyaluran akhir tinja terdiri dari cubluk atau lobang tanah (29%), kolam atau lapang (20%), tangki septik (10%), dan sungai (7%). Untuk sistem on-site komunal berupa MCK++, hingga akhir tahun 2013, telah dibangun 15 unit tanki septik komunal dan 5 degester yang tersebar di beberapa kecamatan. Sementara ini belum ada pengelolaan air limbah dengan sistem off-site (terpusat) di Kabupaten Tasikmalaya.

Tabel 7.19

Cakupan Pelayanan Sistem Onsite

Kecamatan Jumlah Jumlah Penduduk Jamban Keluarga Jumlah MCK Tahun MCK dibangun RT RW Dikelola RT Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Cipatujah 386 90 65,724 13,221 - - - - - Karangnunggal 516 85 82,717 17,732 - - - - - Cikalong 307 91 62,231 11,972 - - - - - Pancatengah 260 106 45,053 6,899 - - - - - Cikatomas 306 78 46,075 8,791 1 - - - 2011 Cibalong 307 91 30,564 4,838 - - - - - Parungponteng 184 41 35,124 6,592 - - - - - Bantarkalong 196 58 34,888 4,683 - - - - -

Kecamatan Jumlah Jumlah Penduduk Jamban Keluarga Jumlah MCK Tahun MCK dibangun RT RW Dikelola RT Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Bojongasih 100 29 20,200 3,012 1 - - - 2011 Culamega 147 39 24,445 2,826 2 - - - 2011 Bojonggambir 309 59 39,382 7,461 1 - - - 2011 Sodonghilir 393 166 66,229 12,488 - - - - - Taraju 270 65 39,389 4,929 - - - - - Salawu 318 41 56,745 7,934 - - - - - Puspahiang 183 37 33,840 3,831 - - - - - Tanjungjaya 194 42 41,443 5,787 1 - - - 2011 Sukaraja 235 74 48,004 11,234 - - - - - Salopa 261 50 47,917 7,850 - - - - - Jatiwaras 257 68 50,059 8,299 - - - - - Cineam 303 58 33,344 5,306 1 - - - 2011 Karangjaya 95 27 12,534 2,102 1 - - - 2011 Manonjaya 383 74 56,837 6,376 - - - - - Gunungtanjung 160 48 29,715 3,168 - - - - - Singaparna 354 111 63,656 8,583 - - - - - Sukarame 179 38 38,762 6,838 - - - - - Mangunreja 188 41 37,426 6,976 - - - - - Cigalontang 389 96 71,542 14,821 - - - - - Leuwisari 185 37 36,741 6,506 - - - - - Sariwangi 158 38 30,878 5,167 1 - - - 2011 Padakembang 187 31 27,774 3,760 - - - - - Sukaratu 216 47 47,587 5,559 1 - - - 2011 Cisayong 322 73 55,848 13,214 - - - - - Sukahening 166 55 29,148 4,830 - - - - - Rajapolah 243 56 46,504 6,762 - - - - - Jamanis 192 65 36,132 8,400 2 - - - 2011 Ciawi 358 103 57,593 11,469 - - - - - Kadipaten 211 66 34,480 6,583 1 - - - 2011 Pagerageung 282 99 54,369 13,997 - - - - 2011 Sukaresik 188 68 36,753 7,291 2 - - - 2011

Sumber : SSK Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

B. Pendanaan

Realisasi pendanaan sanitasi untuk komponen air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat mulai tahun 2010 sampai dengan 2102 yaitu adanya anggaran untuk pendanaan investasi, tetapi belum tersedia untuk pendanaan operasional dan pemeliharaan yang dialokasikan dalam APBD. Perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan berdasarkan infrastruktur terbangun juga belum didapatkan, hal ini karena data pengelolaan sarana air limbah domestik selain jamban pribadi belum tersedia secara memadai.

C. Kelembagaan

Secara kelembagaan dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, SKPD terkait pengelolaan air limbah domestik adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Kesehatan, dan Kantor Lingkungan Hidup.

1. Dinas Tata Ruang dan Permukiman

Dinas Tata Ruang dan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah Daerah mengenai urusan penataan ruang dan urusan perumahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Secara teknis pengelolaan limbah domestik berada pada Bidang Permukiman yang membawahi Seksi Perencanaan, Seksi Perumahan, dan Seksi Penyehatan Lingkungan.

2. Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah Daerah mengenai urusan kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Secara teknis pengelolaan limbah domestik berada pada Bidang Promosi Kesehatan dan Hygiene Sanitasi yang membawahi Seksi Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan Pemukiman, Seksi Pengawasan Kualitas Tempat-Tempat Umum, Industri dan Makanan, Minuman, dan Seksi Promosi Kesehatan.

3. Kantor Lingkungan Hidup

Kantor Lingkungan Hidup memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan penanganan urusan lingkungan hidup serta tugas lain yang diberikan Bupati. Secara teknis pengelolaan limbah domestik berada pada Seksi Analisis Dampak Lingkungan, Seksi Pengawasan dan Pengendalian, dan Seksi Pemulihan dan Pelestarian.

Tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Permukiman dalam pengelolaan air limbah domestik lebih banyak berkaitan dengan perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan, terutama pada aspek teknis. Dinas Kesehatan lebih banyak berkaitan dengan pengaturan dan pembinaan, terutama yang berhubungan dengan penyehatan masyarakat. Kantor Lingkungan hidup lebih banyak berkaitan dengan pengaturan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi.

D. Peraturan Perundangan

Belum ada peraturan yang terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya peraturan terkait yang berhubungan dengan :

1. Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya saat ini

2. Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kabupaten dalam menyediakan layanan pengelolaan air limbah domestik

3. Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

4. Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah

5. Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

6. Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

7. Kewajiban pengelolaan air limbah domestik untuk masyarakat , industri rumah tangga dan kantor pemilik tangki septik

8. Retribusi pengelolaan air limbah domestik

9. Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan pemukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran

E. Peran Serta Masyarakat dan Swasta

Pada bagian ini akan dibahas mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik, informasi mengenai keterlibatan masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam pengelolaan air limbah domestik, dan informasi mengenai akses, pengaruh, dan manfaat yang diperoleh oleh rumah tangga miskin.

1. Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

Comunity Led Total Sanitation (CLTS) merupakan salah-satu kegiatan yang memicu kesadaran masyarakat untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya sudah memiliki kesadaran yang cukup mengenai pentingnya pengelolaan limbah domestik, terutama dalam kaitannya dengan upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan.

Namun demikian tingkat kesadaran tersebut belum berbanding lurus dengan kepemilikan sarana dan praktek pengelolaan limbah domestik pada keluarga. Dalam hal ini keterbatasan finansial dan tingkat kewenangan dalam membuat keputusan seringkali menjadi alasan utama.

2. Keterlibatan Masyarakat (Laki-laki dan Perempuan)

Dalam kegiatan CLTS, yang menjadi salah-satu pendekatan dalam program Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), keterlibatan laki-laki dan perempuan termasuk cukup tinggi. Melalui CLTS, masyarakat dipicu untuk memiliki sarana jamban sendri, dengan pilihan teknologi dan biaya sendiri (tanpa subsidi).

Dengan demikian sudah jelas mulai identifikasi kebutuhan, perencanaan, pemilihan teknologi, implementasi, operasional dan pemeliharaan, sampai monitoring dan evaluasi, sepenuhnya berdasarkan keputusan masyarakat sendiri.

3. Akses Informasi dan Manfaat

Segala keputusan berpartisipasi dalam Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sepenuhnya berada di tangan masyarakat. Sebagai kegiatan yang tanpa subsidi, CLTS mendorong masyarakat untuk lebih mengerti kebutuhan mereka sendiri akan pengelolaan limbah domestik, mengakses informasi seluas-luasnya, dan tentu saja untuk berkeputusan sesuai kemampuan mereka masing-masing. Melalui natural leader, proses pengelolaan mandiri dan tanpa subsidi sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat.

7.4.1.3 Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan isu srategis komponen pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya meliputi aspek kebijakan dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, partisipasi dunia usaha, partisipasi masyarakat, dan aspek teknis. Untuk lebih jelasnya mengenai permasalahan dan tantangan dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.20

Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

Permasalahan Tantangan

Alokasi anggaran APBD Kabupaten untuk pengelolaan limbah domestik masih sangat rendah

1. Perlu peningkatan alokasi anggaran APBD untuk pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya

Tingkat layanan pengelolaan air limbah domestik oleh pemerintah kabupaten masih rendah

2. Perlu peningkatan layanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya

Belum ada sinergitas kelembagaan di

pemerintah kabupaten untuk pengelolaan limbah domestik

3. Perlu peningkatan sinergi kelembagaan di

pemerintah kabupaten untuk pengelolaan air limbah domestik

Belum ada peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya

4. Perlu peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya

Belum ada kerjasama swasta untuk pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya

5. Perlu membangun kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan air limbah domestik

Sumber : PPSP Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

Permasalahan pada aspek kebijakan dan kelembagaan adalah belum jelasnya tupoksi penanganan air limbah domestik berada di SKPD mana. Permasalahan pada aspek kuangan adalah proporsi anggaran yang masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan sarana dan prasarana air limbah. Pada aspek partisipasi dunia usaha, kurangnya kesadaran dalam berinvestasi di air limbah domestik yang layak dan belum ada kerja sama dengan pihak swasta dalam pengelolaan limbah domestik. Pada aspek partisipasi masyarakat, kesadaran pengelolaan

air limbah domestik masih kurang. Pada aspek teknis, tempat penampungan awal yang ada belum memenuhi standar (kebanyakan masih berupa cubluk).

Dokumen terkait