• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHILANGAN AIR

B. Sistem Terpusat (off site)

19 Membuang sampah perosangan langsung ke

TPSA 10.000 / m3

Sumber : Perda Kabupaten Tasikmalaya No 19 Tahun 2011

C. Kelembagaan

Berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2004 tentang pengelolaan persampahan semula dilakukan oleh SeksiPenyehatan, Bidang Perumahan, Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Tasikmalaya, namun berdasarkan Perda No. 16 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah Kab. Tasikmalaya, dikelola oleh UPTD Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Kedudukan UPT sebagai unsur pelaksana teknis operasional pada Badan yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan secara operasional berkoordinasi dengan Camat.

Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan yang diberikanoleh Kepala Badan, dan mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa Kecamatan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 32, Unit Pelaksana Teknismempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan dan pengembangan sebagian tugas Badan sesuai dengan kewenangannya; 2) Koordinasi pelaksanaan kegiatan teknis sesuai dengan bidang urusannya;

3) Pelaksanaan administrasi dan ketatausahaan serta fungsi lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tasikmalaya berada di bawah tanggung jawab UPTD Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman yang berada di bawah koordinasi Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya.

D. Peraturan Perundangan

Peraturan yang mengatur penindakan terhadap pelanggar di bidang pengelolaan sampah harus ditegakkan baik dengan kesadaran masyarakat sendiri maupun dengan pembinaan dari aparatpengawas dan penegak hukum seperti contohnya penegakan hukum bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Untuk peraturan perundangan yang telah ditetapkan perlu dikaji ulang setiap jangka waktu tertentu sesuai perkembangan misalnya untuk peraturan retribusi.

Kabupaten Tasikmalaya belum mempunyai peraturan daerah yang khusus mengatur mengenai pengelolaan persampahan. Sistem pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten Tasikmalaya harus berpedoman kepada:

1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan

3) Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya

E. Peran Serta Masyarakat

Sampah biasanya dikelola dengan konsep buang begitu saja (open dumping), buang bakar (dengan incinerator atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary landfill). Pengelolaan seperti itu tidakternyata tidak memberikan solusi yang baik, ditambah pula faktor pelaksanaannya yang tidakdisiplin. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menjelaskan tentang prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse, dan recycle yang artinya adalah mengurangi, menggunakan kembali, dan mengolah. Sedangkan pola hidup masyarakat saat ini dalam pengelolaansampah jarang sekali dikelola dan digunakan kembali.

Di Kab. Tasikmalaya sudah ada uaya pengolahan sampah meskipun masih bersifat parsial. Upaya - upayatersebutantaralain:

1) Pengomposan

Upaya pengomposan sudah mulai dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya walaupun masih dalam skala kecil, baik oleh perorangan (skala rumah tangga) maupun oleh perkumpulan. Seperti perkumpulankelompok Tani Mitra Tani Organik (MITOK) yang berlokasi di Kp. Panugaran, Desa Neglasari Kecamatan Salawu. Sedangkan yang dilakukan oleh perorangan di perumahanperumahan, pasar serta sekolah-sekolah.

Sebelum TPA Cinangsi ditutup sempat dilakukan upaya pengomposan di sekitar lokasi TPA dengan memanfaatkan sampah organik yang masuk ke TPA. Pengomposan ini dilakukan oleh Echo Group.

2) Bank Sampah

Nama Bank Sampah : Bank Sampah Tasikmalaya (BST)

Alamat : Kp. Pojok No.01 RT.01 RW.04 Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

Pengukuhan Pengurus :

Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor : 658.1/Kep.323- Distarkim/2014 tentang Pengukuhan Pengurus Bank Sampah Tasikmalaya Periode 2014-2019, tanggal 10 Nopember 2014

Jumlah Penabung : ± 3.500 org

Jumlah Tenaga Kerja : 7 orang Jumlah sampah yang dikelola per

bulan : 8 ton

Prosentasi sampah : Yang dikelola 60 % yang dibuang ke TPA 40 %

Penghasilan : Rp. 37.600.000,-

Jenis kegiatan :

1) Mengumpulkan sampah kering dari nasabah kemudian menjual hasil pengumpulan sampah ke mitra Bank Sampah

2) Mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan baku plastik;

3) Mengolah sampah kertas menjadi kertas daur ulang;

4) Mengolah gabus styrefoam menjadi bata ringan/batako;

5) Mengolah sampah kaca menjadi aneka bentuk barang seni/kerajinan;

6) Mengolah sampah plastik yang tidak bernilai menjadi aneka kerajinan seperti tas, tikar dari bekas bungkus kopi, vas bunga dari kresek dll.

7) Mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos melalui komposter, bioetanol, pupuk

organik, suplemen ternak dll. Untuk dikembangkan menjadi kegiatan urban farming di perkotaan;

8) Menjalin kemitraan dengan pemerintah dan lembaga lain dalam mengurangi dan menangani sampah;

9) Menyelenggarakan program : • Bayar Listrik pake sampah; • Bayar Telpon pake sampah; • Beli pulsa pake sampah; dll.

10)Memasarkan hasil produk Bank Sampah; 11)Menyelenggarakan jasa penjemputan

sampah;

12)Membentuk kelompok-kelompok binaan; 13)Memberikan pendidikan dan pelatihan,

kampanye dan pendampingan dalam pengelolaan sampah untuk mengubah prilaku anggota masyarakat

Produk yang dihasilkan

:

1) Bahan baku daur ulang; 2) Kerajinan sampah; 3) Pupuk organik/kompos; Bank Sampah mitra binaan Bank

Sampah Tasikmalaya (BST) : 41 Bank Sampah

3) Aktivitas Pemulung

Aktivitas para pemulung di TPA maupun di TPS-TPS yang mengambil sampah-sampah an-organik yang layak jual berupa : botol, logam, plastik. Aktivitas ini menghasilkan sampah layak jual sebesar 7 – 10 Kg /hari dalam kondisi sudah bersih/dicuci. Hasil dari para pemulung ini selanjutnya dijual ke bandar. Penghasilan dari para pemulung sebesar Rp.15.000,00 – Rp.20.000,00 per orang/hari.

4) Daur Ulang

Teknologi daur ulang juga mulai diperkenalkan ke sekolah-sekolah melalui program Eco School. Bahkan sudah ada beberapa sekolah yang memasukkan kegiatan daur ulang sampah ke dalam kurikulum maupun ekstrakurikuler.

7.4.2.3 Permasalahan dan Tantangan

Beberapa permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten Tasikmalaya dapat diidentifikasi daristudi dan kunjungan ke lapangan. Permasalahan tersebut meliputi kelima aspek pengelolaan sampah perkotaan yaitu aspek pembiayaan, kelembagaan, peraturan, peran serta masyarakat dan swasta, dan yang terpenting aspek teknis operasional. Untuk lebih jelasnya mengenai permasalahan pengelolaan persampahan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.23

Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi Kabupaten Tasikmalaya

No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan Yang Dihadapi

1

Teknis

a. Pemilahan / Pewadahan

1) Belum ada kegiatan pemilahan sampah oleh masyarakat 2) Pewadahan sampah di sumber terdiri dari kantong plastik dan

tong sampah

3) Sarana pewadahan belum merata di seluruh kecamatan di

Dokumen terkait