NO URAIAN UNIT TAHUN KET I II III IV
5) Permen PU No 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
7.2.1 Kondisi Eksisting
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Tanggamus secara umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunan-bangunan memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas.
Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum bangunan- bangunan fasilitas umum ini seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan pembangunan kota yang kurang terkendali dan cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan – bangunan dan kawasan di Kabupaten Tanggamus yang memiliki nilai historis tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdagangan biasanya memilkii nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunan- bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.
Tabel 7-3Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Penataan Bangunan dan
Lingkungan di Kabupaten Tanggamus
No Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk
Pengaturan
No./Tahun Perihal
1 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2013
Bangunan Gedung memuat perizinan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, kelayakan bangunan gedung agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sumber : Perda, Tahun 2013
Berdasarkan peraturan ini, fungsi bangunan di Kabupaten Tanggamus terdiri dari 6 fungsi, yakni bangunan rumah tinggal, bangunan sarana pendidikan, bangunan tempat usaha, bangunan sarang walet, bangunan industri dan bangunan lain-lain (pagar, menara/tower, tempat menjemur padi/huller dan lain-lain). Kualitas bangunan di Kabupaten Tanggamus dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu bangunan dengan kualitas baik, bangunan dengan kualitas sedang dan bangunan dengan kulaitas kurang baik. Sebaran bangunan berdasarkan klasifikasi tersebut di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut:
1. Bangunan dengan kualitas baik.
Bangunan dengan kualitas baik ini terdapat di kawasan perdagangan di jalan-jalan utama kota dan kawasan perumahan formal dan bangunan- bangunan baru.
2. Bangunan dengan kualitas sedang.
Bangunan dengan kualitas sedang ini terdapat di sepanjang jalan-jalan utama dan jalan-jalan lingkungan pada kawasan permukiman terutama di kota-kota kecamatan.
3. Bangunan dengan kualitas kurang baik.
Bangunan dengan kualitas kurang baik ini tersebar di beberapa kawasan teruatama di perdesaan dan permukiman yang berada di kawasan pesisir pantai. Jumlah bangunan kelompok ini permanen kecil dan lokasinya tersebar diantara bangunan-bangunan dengan kualitas sedang, kebanyakan merupakan bangunan semi permanen dan temporer. Tata letak bangunan tidak teratur sehingga menimbulkan kesan kumuh serta kondisi lingkungan kurang baik.
Tabel 7-4Penataan Lingkungan Permukiman
Kawasan Tradisional/Bersejarah RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran Nama Kawasan Dukungan Infrastruktur CK Lokas i/Na ma RTH Lua s RTH % Lua s RTH Ketersedia an IMB % IM B HSBG N Instan si Prasaran a Kebakar an (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Program/kegiatan penataan bangunan gedung dan lingkungan yang telah dilakukan di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung
1) Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan;
2) Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;
4) Rehabilitasi bangunan gedung negara; b. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1) Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). 2) Bantuan teknis pengelolaan Ruang terbuka Hijau (RTH).
3) Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman kumuh dan nelayan.
c. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan
1) Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
2) Bantuan penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET) dan replikasi.
Tabel 7-5Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No Kawasan/ Kecamatan Juml BG Negara Berdasarkan Fungsi Status Kepemilikan Kondisi Bangunan Keter sediaan Utilitas BG (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 ... Fungsi Hunian : ...Unit Fungsi Keagamaan : ...Unit Fungsi Usaha : ...Unit Fungsi Sosial Budaya : ...Unit Fungsi Khusus : ...Unit 2 dst
Tabel 7-6Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan No Kecamatan Kegiatan PNPM Perkotaan Kegiatan Pemberdayaan Lainnya (1) (2) (3) (4)
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungan. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah: i) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, berjati diri, serasi dan selaras, ii) Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan. Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain:
1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.
Kurangnya prasarana dan sarana hidran kebakaran, bahkan yang ada banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian.
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.
2. Permasalahan dan tantangan di Bidang Gedung dan Rumah Negara
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.
Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasi dengan baik. 3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan.
Masih adanya permukiman kumuh di sebelas pekon / kelurahan seluas 2088 hektare yang tersebar di lima kecamatan dan dihuni kurang lebih 85.133 Jiwa.
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal mempunyai potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal mempunyai potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain-lain
4. Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat
Jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Tanggamus.
Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat.
Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya. Pokok-pokok permasalahan dan tantangan dalam penataan lingkungan di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut :
1. Menurunnya daya dukung lingkungan diantaranya dengan meningkatnya lingkunngan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
2. Kondisi fisik dan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan serta kondisi fisik lingkungan yang tidak kurang memenuhi persyaratan teknis dikarenakan tidak tersedianya prasarana dan sarana permukiman yang memadai.
3. Tata letak bangunan kurang teratur dan kondisi bangunan kurang baik, bahan bangunan yang digunakan bersifat semi permanen
4. Sangat berkurangnya taman-taman dan ruang terbuka hijau di beberapa lingkungan permukiman dan di pusat–pusat kegiatan masyarakat.
5. Kurang prasarana dan sarana pendukung di kawasan cagar budaya dan kawasan wisata.
6. Hutan kota di wilayah belum optimal berfungsi sebagai ruang terbuka hijau karena kondisi tanaman yang tidak terpelihara dengan baik
7. Masih sangat kurangnya pohon-pohon peneduh dan pohon untuk mengurangi polusi di sepanjang jalan-jalan utama kota dan di sekitar wilayah industri.
Tabel 7-7Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Aspek PBL Permasalahan Yang DIhadapi
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1 Aspek Teknis
2 Aspek Kelembagaan
3 Aspek Pembiayaan
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/swasta 5 Aspek Lingkungan
Permukiman
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1 Aspek Teknis
2 Aspek Kelembagaan
3 Aspek Pembiayaan
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/swasta 5 Aspek Lingkungan
No Aspek PBL Permasalahan Yang DIhadapi
Tantangan Pengembangan
Alternatif Solusi
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Aspek Teknis
2 Aspek Kelembagaan
3 Aspek Pembiayaan
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/swasta 5 Aspek Lingkungan
Permukiman
7.2.2 Sasaran Program
7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Dari permasalahan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tanggamus saat ini, maka untuk mengatasi permasalahan – permasalahan tersebut dibutuhkan beberapa upaya penanganan. Kebutuhan program / kegiatan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain: