• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah kawasan hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya berada di Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai. Ketiga kecamatan tersebut

memiliki luas wilayah 3.506,2 km2. Kecamatan Batu Ampar merupakan

kecamatan terluas dengan luas 2.002,7 km2, disusul Kubu dengan luas 1.211,6

km2, dan Teluk Pakedai dengan luas 291,9 km2. Sebagaian besar (66,87%) dari

luasan ketiga kecamatan tersebut merupakan hutan negara.

Luas wilayah hutan mangrove di ketiga kecamatan ini mencapai 102.016,89 ha. Kecamatan Batu Ampar merupakan kecamatan yang mempunyai luas hutan mangrove terluas dibandingkan dua kecamatan lainnya yaitu seluas 52.300,91 ha, kemudian diikuti Kecamatan Kubu seluas 40.727,74 ha dan Kecamatan Teluk Pakedai seluas 8.988,24 ha. Berdasarkan statusnya, maka sekitar 50.613,08 ha berada pada kawasan lindung (HL), 32.350 ha pada kawasan hutan produksi (HP), 8.380,32 ha pada kawasan areal penggunaan lain (APL), dan lainnya seluas 1.760,60 ha.

Secara geografis hutan mangrove di ketiga kecamatan ini terletak pada koordinat 0084’– 0087’ LS and 109065’– 109068’ BT. Batas-batas wilayah hutan mangrove di ketiga kecamatan ini adalah: sebelah Barat berbatasan dengan Selat Karimata, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sanggau, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, dan sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang.

3.2.2 Tanah

Jenis tanah di sebagian besar wilayah mangrove Kabupaten Kubu Raya adalah tanah alluvial hidromorf kelabu. Jenis tanah ini mempunyai drainase lambat dan mempunyai daya untuk menahan air yang baik. Meskipun demikian, pada saat kering sering terjadi retakan. Permeabilitas dari jenis tanah ini tergolong lambat. Warna lapisan atas dan lapisan bawah dari tanah alluvial ini berwarna coklat sampai coklat kelabu. Lapisan atas tanah berlapisan bahan organik

(endapan) dan sering mengandung kopal. Lapisan bawah tanah ini bertekstur halus sampai dengan agak halus, pejal dan dalam keadaan basah lekat karena banyak mengandung karatan dan gley.

Tekstur tanah pada ekosistem mangrove di wilayah Kabupaten Kubu Raya didominasi oleh debu dengan prosentase kandungan mencapai 54,0% - 75,65%, kemudian liat 21,1% - 41,25% dan pasir 2,5% - 5,85%. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyaknya pasokan sedimen dari proses sedimentasi yang datang dari hulu Sungai Kapuas beserta anak-anak sungainya.

Tingkat keasaman tanah tergolong tinggi dengan kisaran pH antara 2,7 - 5,6. Hal ini banyak dipengaruhi oleh pasokan air gambut dari lahan-lahan yang ada di sekitar ekosistem mangrove.

3.2.3 Iklim

Untuk mendapatkan gambaran keadaan iklim daerah survei, data iklim diambil dari data Amdal PT. Kandelia Kandel (2008) yang menggunakan data iklim dari stasiun Meteorologi Supadio yang merupakan stasiun terdekat dari wilayah studi dan dianggap paling mewakili.

(1). Curah Hujan dan Hari Hujan

Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2.512,8 mm, sehingga curah hujan rata-rata per bulan adalah 209,4 mm. Rata-rata hujan bulanan minimum terjadi pada bulan April sebesar 73,5 mm, dan maksimum terjadi pada bulan Juli sebesar 372,0 mm. Rata-rata jumlah hari hujan per tahun 158 hari dan rata-rata per bulan

adalah 13 hari. Keadaan suhu rata-rata bulanan adalah 26,4 oC. Suhu rata-rata

tertinggi pada bulan Mei yaitu 27,4 °C dan rata-rata terendah pada bulan Januari yaitu 25,5 °C.

Tabel 4 menunjukkan bahwa daerah studi menurut Koppen termasuk pada tipe iklim Afaw, yaitu iklim tropika berhujan tanpa bulan kering. Variasi curah hujan tahunan dari beberapa stasiun yang ada di daerah studi berkisar antara 2.600 - 3.500 mm per tahun. Berdasarkan klasifikasi tipe hujan Schmidt dan Ferguson, maka daerah studi termasuk ke dalam tipe hujan A yaitu basah. Sedangkan menurut peta zona agroklimat daerah Kalimantan Barat (Oldeman 1979) termasuk zone B1.

Tabel 4 Data iklim rata-rata tahunan di daerah studi (1997-2006) Bulan Curah hujan rata2 (mm) Hari hujan Suhu rata2 O c Kelembaban (%) Kec. Angin Rata2 (km/jam) Penyinaran matahari ( %) Januari 143,0 18 25,5 87,0 1,6 53,0 Februari 159,0 16 26,7 88,0 1,8 52,0 Maret 181,2 12 26,0 87,0 1,8 58,0 April 73,5 8 25,9 87,0 1,7 37,0 Mei 185,7 17 27,4 87,0 2,1 49,0 Juni 244,3 10 26,5 82,0 2,3 69,0 Juli 372,0 17 26,2 89,0 2,1 85,0 Agustus 102,5 10 26,3 83,0 2,4 87,0 September 214,2 12 26,5 88,0 2,0 48,0 Oktober 304,4 22 27,0 90,0 1,6 54,0 November 238,0 16 26,9 88,0 2,6 54,0 Desember 295,0 17 26,4 87,0 2,1 45,0 JUMLAH 2.512,8 158 317,3 1.043,0 24,1 691,0 Rata-rata 209,4 13 26,4 86,9 2,0 57,5

Sumber : Amdal PT. Kandelia Alam (2008)

Bulan basah (>100 mm) hampir terdapat sepanjang tahun (11 bulan), sehingga batas antara musim hujan dan kemarau tidak tegas. Musim kemarau dengan hujan relatif lebih rendah terjadi selama 1 bulan yaitu bulan April, dengan rata-rata curah hujan 73,5 mm. Bulan Mei merupakan bulan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, dan bulan Maret merupakan bulan peralihan ke musim kemarau.

Penyimpangan iklim kadang-kadang terjadi, yaitu berupa tingginya curah hujan pada bulan-bulan dimana seharusnya hujan relatif rendah dan hari hujan lebih sedikit. Pada kondisi seperti ini bulan-bulan kemarau tidak ada atau terjadi musim hujan sepanjang tahun. Sebaliknya meskipun di daerah studi dikatakan tidak ada batas yang tegas antara musim hujan dan musim kemarau, tetapi kadang-kadang terjadi musim kemarau yang panjang sehingga terjadi kekeringan dimana-mana dan air sungai menyusut tajam (PT. Kandelia Alam 2008).

(2). Kecepatan dan Arah Angin

Kecepatan angin rata-rata bulanan berkisar antara 1,6 km/jam sampai dengan 2,6 km/jam. Kecepatan angin rata-rata bulanan dalam setahun adalah sebesar 2,0 km/jam.

(3). Kelembaban Udara

Kelembaban relatif tertinggi terdapat pada bulan Oktober (90,0%) dan minimum pada bulan Juni (82,0%). Rata-rata kelembaban relatif adalah 86,9%. (4). Lama Penyinaran Matahari

Penyinaran matahari rata-rata bulanan berkisar antara 37,0% - 87,0%. Penyinaran terendah terjadi pada bulan April sebesar 37,0% dan tertinggi sebesar 87,0% pada bulan Agustus dengan rata-rata tahunan sebesar 57,5% .

(5). Temperatur Udara

Tabel 4 memperlihatkan bahwa suhu udara rata-rata bulanan terendah

adalah 25,5 oC yang terjadi pada bulan Januari dan tertinggi sebesar 27,4 oC

terjadi pada bulan Mei. Rata-rata temperatur tahunan adalah sebesar 26,4oC. 3.2.4 Hidrologi

Kawasan hutan mangrove Kabupaten Kubu Raya merupakan bagian dari estuari Sungai Kapuas dengan kemiringan lahan yang relatif datar (0 – 8%). Pada beberapa tempat terdapat bukit-bukit kecil (termasuk yang unik dibanding daerah mangrove yang ada di Indonesia) dengan kemiringan lahan berkisar antara 15 – 40%.

Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai termasuk ke dalam DAS Kapuas, DAS Mendawah dengan wilayah Sub DAS Keluang, Lida, Jenu, Sapar, Kelabau, Bunbun, Kemuning, dan Sungai Limau. Kondisi kualitas air di perairan hutan mangrove Kabupaten Kubu Raya umumnya masih cukup baik, kecuali untuk daerah muara dan daerah padat pemukiman yang kondisinya cukup keruh. Kekeruhan daerah muara terutama disebabkan oleh pelumpuran dari sungai-sungai yang mengalirinya.

Secara umum perairan di lokasi hutan mangrove Kabupaten Kubu Raya tidak dipergunakan sebagai air minum karena kadar garamnya yang tinggi. Salinitas air di kawasan ini berkisar antara 7,6 – 22 °/oo yang mengindikasikan bahwa air di daerah tersebut bersifat payau sampai asin, pH di kawasan perairan berkisar antara 7,4 – 7,9; kandungan DO sebesar 7,0 mg/l, nilai BOD relatif rendah yaitu berkisar antara 0.78 – 2.34 mg/l. Hal ini disebabkan pertukaran massa air relatif lebih besar dan berlangsung cepat mengingat amplitudo pasang surut air laut di daerah ini mencapai 2 – 3 meter, sedangkan kekeruhan air berkisar berkisar antara 4.2 – 395 mg/l.

3.2.5 Kualitas Perairan

Kondisi kualitas air di tiga kecamatan (Batu Ampar, Kubu, dan Teluk Pakedai) pada umumnya dalam kondisi baik. Kecuali untuk daerah muara dan daerah padat pemukiman. Kekeruhan di daerah muara terutama disebabkan oleh pelumpuran, sedangkan di daerah yang padat pemukiman banyak dijumpai sampah rumah tangga, deterjen dan minyak solar bekas buangan sarana transportasi.

Hasil pengamatan menunjukkan adanya lapisan minyak dan detergen yang relatif terlihat di sekeliling pemukiman dan perairan yang digunakan sebagai sarana transportasi. Secara umum, perairan di lokasi studi tidak dapat dipergunakan sebagai air minum karena kadar garamnya yang tinggi (Tabel 5). 3.2.6 Hidro-Oceanografi

Kawasan hutan mangrove Kabupaten Kubu Raya dipengaruhi oleh pasang surut air laut tunggal harian, yaitu terjadi satu kali pasang dan satu kali surut waktu satu hari (24 jam). Menurut data Dishidros (1996), pasang tertinggi bisa mencapai 1,7 meter dengan rata tinggi pasang setinggi 1,45 meter. Surut terendah mencapai ketinggian 0,20 meter dengan rata-rata surut terendah mencapai 0,39 meter. Sedangkan tinggi permukaan air rata-rata mencapai 0,90 meter (LPP Mangrove 2008).

Tabel 5 Kualitas air sungai di sekitar areal PT. Kandelia Alam

No Parameter Satuan Baku mutu lingkungan

Hasil analisis pada lokasi

I II III IV V

A. Fisika

1 Residu tersusensi (TSS) 0

C 50 10 6 5 9 79

2 Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/L 1000 30.520 24.920 26.620 13.020 10.820 3 Suhu (temperatur) mg/L Deviasi 3 28,6 28,0 28.2 28.0 27.2 4 Turbidity 25 0.370 0,160 0.185 0.195 0.217 5 Warna 50 101 83 102 184 341 B. Kimia 1. Air raksa (Hg) - 1 ≤0,20 ≤0,20 ≤0,20 ≤0,20 ≤0,20 2. Arsen (As) Ppb 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3. Besi (Fe) mg/L 0.3 0.03 0.02 0.025 0.1 0.4 4. Florida (F) mg/L 1.5 - 0.00 0.00 0.00 0.00 5. Kadmium (Cd) mg/L 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6 Klorida (Cl) mg/L 600 30.000 30.005 29.000 27.000 27.500 7 Kromium Valensi 6(Cr) mg/L 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Mangan (Mn) mg/L 0.1 0.2 0.05 0.25 0.7 0.25 9 Nitrat (NO3) mg/L 10 0.067 0.054 0.041 0.027 0.068 10 Nitrit (NO2) mg/L 0.06 0.005 0.004 0.003 0.002 0.005 11 pH - 6.0-9.0 7,46 7.50 7.55 7.70 7.72

No Parameter Satuan Baku mutu lingkungan

Hasil analisis pada lokasi

I II III IV V 12 Selenium (Se) mg/L 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13 Seng (Zn) mg/L 0.05 0.1 0.1 0.15 0.1 0.2 14 Sianida (Cn) mg/L 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15 Sulfat (SO4) mg/L 400 2.200 2.300 2.150 2.000 900 16 Timbal (Pb) mg/L 0.03 ≤0.001 ≤0.001 ≤0.001 ≤0.001 ≤0.001 17 Tembaga (CU) mg/L 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18 Ammoniak (NH4) mg/L 0.5 0.05 0.06 0.07 0.06 0.6 19 Barium (Ba) mg/L 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20 Boron (Br) mg/L 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

21 Total Fosfat (PO4) mg/L 0.2 0.15 0.19 0.26 0.22 0.24 22 Khlorin Bebas (Cl2) mg/L 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 23 Sulfida (H2S) mg/L 0.002 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

24 Kobal (Co) mg/L 0.2 - - - - -

25 Kalsium (Ca) mg/L 200 220 1785 1.800 1.545 2785 26 Zat organik, sebagai (KmnO4) mg/L - 703 173 28 47 44

27 DO mg/L 6 2.7 1.6 1.8 2.7 2.9

28. BOD mg/L 2 279,50 107,25 78,65 14,080 19,84

29. COD mg/L 10 430 165 121 44 62

30 Kesadahan, sebagai (CaCO3) mg/L 500 6.100 6.000 6.200 6.100 7.000 31. Magnesium (Mg) mg/L - 345 4650 4.100 3654 3.323 32. Daya Hantar Listrik (DHL) mS/cm - 1.88 1,50 1.58 0,76 0,63

C. Kimia Organik

1. Minyak & Lemak µg/l 1000 0.898 0.81 0.79 0.37 0.48 2. Deterjen (MBAS) µg/l 200 0.099 0.91 0.98 0.86 0.97 3. Senyawa Fenol µg/l 1 0.032 0.053 0.047 0.029 0.020 Sumber : Amdal PT. Kandelai Alam (2007)

Keterangan : 1) Muara Sungai Radak (109°23’20,4”BT dan 0°34’54,4”LS) 2) Hulu Sungai Radak (109°25’33,7”BT dan 0°35’04,3”LS) 3). Sungai Sepada (109°28’36,9”BT dan 0°37’19,0”LS) 4). Muara Sungai Keluang (109°35’13,3”BT dan 0°39’27,2”LS) 5). Sungai Sapar (109°36’38,9”BT dan 0°38’28,2”LS).

3.3 Kondisi Biologi

Dokumen terkait