• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan membandingkan nilai ekonomi total tersebut akan terjawab pilihan strategi pengelolaan yang paling optimal untuk dilaksanakan dilihat dari aspek

5.3 Nilai Ekonomi Total (NET) Hutan Mangrove di Kabupaten Kubu Raya .1 Nilai Manfaat Langsung(Direct Use Value) .1 Nilai Manfaat Langsung(Direct Use Value)

5.3.2 Manfaat Tidak Langsung ( Indirect Use Value )

(1) Nilai Manfaat Tidak Langsung Mangrove sebagai Penahan Abrasi

Manfaat tidak langsung mangrove sebagai penahan abrasi diestimasi melalui replacement cost dengan pembangunan pemecah gelombang (break water). Pengendalian abrasi pantai oleh ekosistem mangrove terjadi melalui mekanisme pemecahan energi kinetik gelombang air laut dan pengurangan jangkauan air pasang ke daratan, seperti telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Suryana (1998) di pantai utara pulau Jawa yang mana abrasi pantai relatif tidak terjadi pada lokasi yang ditumbuhi mangrove dengan lebar 100 meter. Dengan lebar mangrove 100 meter, jangkauan air pasang akan berkurang lebih dari 60%.

Biaya pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pemecah gelombang (break water) di Provinsi Kalimantan Barat untuk ukuran panjang 1 km adalah Rp 9 milyar (Bapedalda Provinsi Kalimantan Barat, 2012). Biaya tersebut sudah termasuk biaya pemeliharaan selama umur ekonomis bangunan yang mencapai 30 tahun. Berdasarkan panjang pantai ekosistem hutan mangrove di kawasan studi

sekitar 127.600 meter (LPP Mangrove 2008), maka biaya pembuatan pemecah gelombang seluruhnya Rp. 1.082.367.000.000,-. Nilai manfaat per tahun dengan umur ekonomis sebesar 30 tahun adalah Rp 36.078.900.000,- pertahun (Tabel 32). Tabel 32 Nilai manfaat tidak langsung mangrove sebagai penahan abrasi

No Uraian Satuan

Nilai ekonomi per lokasi pengelolaan

Total Hutan Lindung HP (IUPHHK) APL (Koperasi) 1 Biaya pembuatan bangunan beton Rp/km 9.000.000.000 9.000.000.000 9.000.000.000 9.000.000.000

2 Panjang garis pantai km 64,66 51,27 11,67 127,60

4 Total biaya Rp 581.940.000.000 461.430.000.000 105.030.000.000 1.148.400.000.000

5 Umur ekonomis tahun 30 30 30 30

6 Laba layak Rp/tahun 33.461.550.000 26.532.225.000 6.039.225.000 66.033.000.000 7 Nilai manfaat total Rp 548.478.450.000 434.897.775.000 98.990.775.000 1.082.367.000.000 8 Nilai manfaat bersih Rp/tahun 18.282.615.000 14.496.592.500 3.299.692.500 36.078.900.000

Sumber : diolah dari data Bapedalda Provinsi Kalimantan Barat 2012 dan Citra Landsat 2011

(2) Nilai Manfaat Tidak Langsung Mangrove sebagai Penyimpan Karbon Hutan mangrove merupakan salah satu tipe hutan di pesisir yang memiliki fungsi sebagai penyimpan karbon melalui proses fotosintesis yang disebut dengan

sequestration. Kandungan karbon pohon jenis mangrove diduga berkorelasi positif dan nyata dengan besarnya ukuran pohon dan meningkat dengan bertambahnya umur pohon tersebut. Dalam fotosintesis, pohon (tanaman) menyerap CO2 dan H2O dibantu dengan sinar matahari diubah menjadi glukosa yang merupakan sumber energi (sebelumnya diubah dulu melalui proses respirasi) tanaman tersebut dan juga menghasilkan H2O dan O2 yang merupakan suatu unsur yang dibutuhkan oleh organisme untuk melangsungkan kehidupan (bernapas). Sehingga, hanya dengan mengetahui dan memahami hal tersebut kita harus sadar bahwa hutan sangat dibutuhkan manusia untuk menyerap karbon yang berlebih dalam atmosfer.

Jumlah atau stok karbon yang dihasilkan oleh hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya adalah 72,16 ton untuk jangka waktu 30 tahun atau 2,41 ton/ha/tahun (LPP Mangrove 2008). Dengan harga karbon di pasaran Eropa pada Februari 2012 sebesar € 10,00/ton pada European Union Emission Trading Scheme (nilai tukar rupiah terhadap euro Rp 11.992,75-), maka nilai penerimaan kotor dari manfaat penyimpan karbon adalah Rp 22.968.343.832,- pertahun. Dengan biaya pengelolaan hutan mangrove adalah sebesar Rp.7.770.325.505,- per

tahun dari nilai penerimaan kotor, maka nilai manfaat bersih penyimpan karbon sebesar Rp 14.751.224.610,-/tahun (Tabel 33).

Tabel 33 Nilai manfaat tidak langsung mangrove sebagai penyimpan karbon

No Uraian Satuan

Nilai ekonomi per lokasi pengelolaan

Total Hutan lindung HP (IUPHHK) APL (Koperasi)

1 Total potensi karbon ton 119.370 60.002 12.147 191.519

2 Harga karbon Rp/ton 119.928 119.928 119.928 119.928

3 Nilai manfaat total Rp/tahun 14.315.757.182 7.195.881.762 1.456.704.887 22.968.343.832 4 Total biaya pengelolaan Rp/tahun 2.491.371.222 4.317.529.057 961.425.226 7.770.325.505 5 Laba layak (5,75%) Rp/tahun 143.253.845 248.257.921 55.281.950 446.793.717 6 Total manfaat bersih Rp/tahun 11.681.132.115 2.630.094.784 439.997.711 14.751.224.610

Sumber : diolah dari data LPP Mangrove 2008 dan Citra Landsat 2011

(3) Nilai Manfaat Tidak Langsung Mangrove sebagai Penghasil Oksigen Dalam fotosintesis, pohon (tanaman) menyerap CO2 dan H2O dibantu dengan sinar matahari diubah menjadi glukosa yang merupakan sumber energi (sebelumnya diubah dulu melalui proses respirasi) tanaman tersebut dan juga menghasilkan H2O dan O2 yang merupakan suatu unsur yang dibutuhkan oleh organisme untuk melangsungkan kehidupan (bernapas). Dengan menggunakan rumus molekul, persamaan kimia proses fotosintesia adalah 6CO2 +6H2O Æ C6H12O6 + 6O2 (Blankenship RE and Govindjee 2007).

Manfaat mangrove sebagai penghasil oksigen diestimasi dengan menggunakan potensi oksigen yang diproduksi mangrove sebagai penghasil oksigen. Harga oksigen diasumsikan setara dengan nilai penggunaan oksigen dalam kegiatan medis di rumah sakit di Provinsi Kalimantan Barat sebesar Rp. 250.000,-/m3. Mangrove yang optimal untuk mengahasilkan oksigen diasumsikan setelah umur 5 tahun. Dengan potensi oksigen di areal studi mencapai 372.298 m3/tahun, dan biaya sekitar Rp. 40.388.675.605,- pertahun maka estimasi nilai manfaat bersih tidak langsung sebagai penghasil oksigen adalah Rp. 54.185.974.244,- pertahun (Tabel 34).

Tabel 34 Nilai manfaat tidak langsung mangrove sebagai penghasil oksigen

No Uraian

Satuan

Nilai ekonomi per lokasi pengelolaan

Jumlah Hutan Lindung HP (IUPHHK) APL (Koperasi)

1 Potensi oksigen m3/tahun 241.577 121.430 24.582 387.588 2 Harga oksigen (O2) Rp/m3 250.000 250000 250.000 250000 3 Nilai manfaat total Rp/tahun 60.394.162.543 30.357.405.986 6.145.429.167 96.896.997.696

4 Biaya pengelolaan hutan Rp/tahun 18.118.248.763 18.214.443.591,67 4.055.983.250 40.388.675.605 5 Laba layak Rp/tahun 1.041.799.304 1.047.330.507 233.219.037 2.322.348.847 6 Nilai manfaat bersih Rp/tahun 41.234.114.476 11.095.631.888 1.856.226.880 54.185.973.244 Sumber : diolah dari data LPP Mangrove 2008 dan Citra Landsat 2011

(4) Nilai Manfaat Tidak Langsung Mangrove sebagai Penahan Intrusi Air Laut

Kusmana (2010) menyebutkan bahwa fungsi mangrove sebagai penahan intrusi air laut terjadi melalui mekanisme sebagai berikut :

- Pencegahan pengendapan CaCo3 oleh badan eksudat akar.

- Pengurangan kadar garam oleh bahan organik hasil dekomposisi serasah. - Peranan fisik susunan akar mangrove yang dapat mengurangi daya

jangkauan air pasang ke daratan.

- Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah melalui dekomposisi serasah.

Hilmi (1998) melaporkan bahwa percepatan intrusi air laut di pantai Jakarta meningkat drastis dari 1 km pada hutan mangrove selebar 0,75 m menjadi 4,24 km pada lokasi tanpa hutan mangrove. Secara teoritis diperkirakan percepatan intrusi air laut meningkat 2 – 3 kali pada lokasi tanpa hutan mangrove.

Di Kubu Raya, sawah merupakan sektor pertanian yang paling rentan mengalami penurunan produksi sebagai akibat terjadinya intrusi air laut di kawasan hutan mangrove. Dengan demikian, manfaat sebagai penahan intrusi air laut, diestimasi setara dengan nilai turunnya produktivitas usaha tani padi sawah akibat lahan sawah terintrusi air laut.

Dari penelitian LPP Mangrove 2008, di Desa Nipah Panjang dan Teluk Nibung terjadi penurunan produksi padi sekitar 1,26 ton/ha pertahun dari rata-rata 2 ton/ha/tahun sebelum terjadi intrusi air menjadi 0,74 ton/ha/tahun. Nilai penerimaan kotor yang hilang akibat intrusi air laut adalah sebesar Rp 4.410.000,-/ha/tahun (harga padi berlaku Rp 3.500,-/kg). Biaya produksi berdasarkan hasil wawancara adalah sebesar 55%. Nilai manfaat bersih tidak langsung mangrove sebagai penahan intrusi air laut adalah Rp. 7.428.105.878,- tahun (Tabel 35).

Tabel 35 Nilai manfaat tidak langsung mangrove sebagai penahan intrusi air laut No Uraian Satuan

Nilai ekonomi per lokasi pengelolaan

Jumlah Hutan Lindung HP (IUPHHK) APL (Koperasi) 1 Informasi dasar a. Rata-rata penurunan produksi padi akibat intrusi

ton/ha/tahun 1,26 1,26 1,26 1,26

b. Harga gabah kering Rp/kg 3.500 3.500 3.500 3.500

c. Luas sawah di seluruh areal studi ha 2.456,1 1.278,7 291,2 4.026,0 d.Volume penurunan produksi padi ton/tahun 3.094,7 1.611,2 366,9 5.072,8 2 Nilai kehilangan pendapatan total akibat penurunan produksi padi

Rp 10.831.534.619 5.639.083.579 1.284.041.802 17.754.660.000

3 Total biaya produksi

Dokumen terkait