• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pulau Sebira merupakan bagian dari wilayah Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu merupakan wilayah suatu kabupaten yang termasuk ke dalam cakupan wilayah Provinsi DKI Jakarta, lebih jelasnya Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Wilayah Kepulauan Seribu terletak di bagian utara Jakarta dengan luas daratan sebesar 8.76 km2. Wilayah ini merupakan gugusan pulau- pulau yang terdiri atas 110 pulau dengan 11 pulau yang dikhususkan untuk pemukiman penduduk (BPS Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 2013), termasuk di dalamnya Pulau Sebira yang menjadi lokasi penelitian dalam penelitian ini. Secara astronomis Kepulauan Seribu terletak diantara 05˚ 0’00” -

05˚57’00” Lintang Selatan dan 06˚ 9’30” - 06˚44’50” Bujur Timur (BPS

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 2013), sedangkan secara geografis Kepulauan Seribu dalam BPS Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (2013) memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Batas wilayah sebelah selatan berbatasan dengan Kota Administarsi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kabupaten Tangerang

3. Batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa

4. Batas wilayah sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa atau Selat Sunda Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Selatan. Pulau Sebira merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, yang merupakan pulau yang terletak paling utara. Pulau Sebira termasuk dalam wilayah Kelurahan Pulau Harapan. Jarak Pulau Sebira dari Pantai Utara Jakarta adalah 100 mil (160.934 Km). Luas Pulau ini adalah 8.82 Ha. Koordinat salah satu pantai

bagian barat pulau ini adalah 5˚ ’266” Lintang Selatan dan 06˚ 7’469” Bujur

Timur (Watergius 2011). Pulau Sebira memiliki dua pelabuhan, yang mana terdiri dari pelabuhan untuk pendaratan ikan dan berlabuh kapal dan pelabuhan yang hanya untuk berlabuhnya kapal saja. Gambar pelabuhan tersebut disajikan dalam Lampiran 3 bersama dengan dokumentasi penelitian lainnya. Pulau Sebira

memiliki pantai berpasir dan hutan mangrove yang tidak terlalu luas. Sekeliling pulau ini banyak terdapat pantai berkarang dan beton-beton yang didirikan untuk memecah ombak dan melindungi pulau agar terlindung dari abrasi air laut. Hal ini dikarenakan letak Pulau Sebira yang berada di Laut Jawa dan jaraknya cukup jauh dari pulau yang lain, sehingga gelombang laut yang mendekati pulau ini dapat mengancam pesisir pulau.

Secara geografis Pulau Sebira memiliki batas wilayah (Simplyindonesia 2014) sebagai berikut:

1. Batas wilayah Pulau Sebira sebelah utara adalah Pulau Bangka Belitung 2. Batas wilayah Pulau Sebira sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Dua 3. Batas wilayah Pulau Sebira sebelah barat berbatasan dengan Kepulauan

Segama dan Provinsi Lampung

4. Batas wilayah Pulau Sebira sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, Pulau Keramian, dan Pulau Masalembu.

Jika dilihat dari batas-batas wilayah Pulau Sebira, pulau ini berdekatan dengan wilayah-wilayah yang merupakan bagian selatan Pulau Sumatera, sehingga banyak masyarakat dari Pulau Sumatera, khususnya Lampung, yang berkunjung ke Pulau Sebira untuk melakukan kegiatan ekonomi atau lainnya, begitupun sebaliknya masyarakat Pulau Sebira juga banyak yang berkunjung ke sana.

Pulau Sebira memiliki infrastruktur yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan sehari-hari masyarakatnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya darmaga untuk pendaratan ikan dan berlabuhnya kapal, pembangkit listrik tenaga surya dan diesel, lampu-lampu penerangan jalan yang menggunakan tenaga surya, mercusuar, menara jaringan salah satu provider jasa telekomunikasi, dan jalan yang bagus. Selain itu, fasilitas umum di pulau ini juga cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Fasilitas umum yang terdapat di Pulau Sebira antara lain adalah Puskesmas untuk melayani kesehatan masyarakat, fasilitas untuk olahraga seperti lapangan sepak bola, voli, dan bulu tangkis, masjid, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Mengengah Pertama Satu Atap, Taman Pendidikan Agama, koperasi, warung sembako, dan bangunan serba guna. Penjual bahan bakar untuk kapal nelayan juga terdapat di pulau ini.

Jumlah alat transportasi di Pulau Sebira tidaklah banyak. Masyarakat biasa berjalan kaki untuk menuju tempat tujuannya selama lokasinya masih berada di area pulau. Terdapat juga beberapa masyarakat yang menggunakan sepeda dan sepeda motor sebagai alat transportrasinya, namun jumlahnya sedikit. Alat transportasi masyarakat Pulau Sebira yang biasa digunakan untuk menuju wilayah yang berlokasi di luar pulau adalah kapal motor nelayan dengan cara menumpang. Kapal motor nelayan yang ditumpangi masayarakat sebagai alat trasportasi ini biasanya adalah kapal motor yang akan mengirim ikan hasil olahan atau barang lainnya ke luar pulau. Begitupun sebaliknya, masyarakat yang akan menuju ke Pulau Sebira juga menumpang kapal motor yang akan menuju Pulau Sebira. Masyarakat umum (bukan masyarakat Pulau Sebira) yang akan berkunjung ke Pulau Sebira biasanya juga menumpang kapal motor nelayan yang akan menuju Pulau Sebira. Hal ini disebabkan tidak adanya alat transportasi umum yang khusus menuju ke Pulau Sebira dan jarak Pulau Sebira yang paling jauh dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya, serta kondisi cuaca yang tidak menentu. Apabila ada masyarakat umum yang ingin menuju Pulau Sebira dengan alat transportasi umum, maka mereka harus menyewanya dengan biaya yang tidak sedikit.

Tingkat kebersihan di Pulau Sebira masih perlu diperhatikan, baik oleh masyarakat ataupun pemerintah setempat. Mungkin hal ini juga menjadi masalah yang sama yang dialami oleh masyarakat pulau kecil lainnya. Bantuan seperti tempat sampah memang sudah diberikan oleh pemerintah, namun solusi selanjutnya seperti pengangkutan sampah yang biasa difasilitasi oleh Dinas Kebersihan tidak menjamah pulau ini. Sehingga sampah atau barang-barang sisa lainnya biasanya dibakar atau ditumpukkan di suatu tempat. Namun dalam kondisi seperti itu ada juga masyarakat Pulau Sebira yang berpikiran lain, yaitu dengan mengumpulkan sampah-sampah plastik dan dijualnya pada saat berkunjung ke Jakarta. Hal ini sangat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan di Pulau sebira, disamping itu juga dapat meningkatkan pendapatan.

Air yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk konsumsi ataupun yang lainnya, adalah air tanah. Air tanah di Pulau Sebira berbeda dengan air tanah yang dihasilkan di pulau-pulau lainnya di Kepulauan Seribu. Air tanah di Pulau Sebira tidak memiliki rasa payau, melainkan

tawar. Lubang galian air tanah yang sebelumnya dibuat oleh masyarakat untuk mencuci ikan dengan air laut (asin) pun tidak menghasilkan air asin, melainkan air tawar. Faktanya lubang galian air tanah tersebut dibuat kurang lebih empat meter dari bibir pantai. Kondisi ini sangat disyukuri oleh masyarakat Pulau sebira, namun sayang perhatian masyarakat akan kebersihan lingkungan sekitarnya masih kurang diperhatikan.

Dokumen terkait