• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM

5.2. Kondisi Hidrologi

Sumber air bagi Kota Bogor menurut asalnya terdiri dari sungai, air tanah, dan mata air. Sungai utama yang mengalir di Kota Bogor terdiri dari Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane, serta beberapa anak sungai. Pada umumnya aliran sungai tersebut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kota Bogor sebagai sarana MCK dan usaha perikanan keramba serta air baku bagi PDAM. Keberadaan air tanah di Kota Bogor kualitasnya terbilang cukup baik. Namun demikian tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi selain tingginya laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan menjadi sangat rendah yang pada akhirnya mempertinggi run off, hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya muka air tanah di musim kemarau. Secara umum aliran air tanah di Kota Bogor mengalir dari selatan ke utara sejumlah 3 344 394 m3/tahun. Aliran air tanah lokal mengalir dari tinggian ke rendahan (BPLH, 2013).

Perumahan XYZ yang terletak di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor menggunakan air tanah sebagai sumber airnya. Masyarakat menggunakan sumur gali dan sumur pantek untuk mendapatkan air tanah. Hal ini karena belum tersedianya jaringan PDAM di kawasan perumahan. Sumur warga rata-rata memiliki kedalaman 13 meter. Kedalaman sumur terendah adalah 6 meter, hal ini dipengaruhi dari lama tinggal karena warga yang lebih lama tinggal cenderung akan memiliki sumur yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya terdapat musim kering yang menyebabkan sumur-sumur warga kering sehingga usaha yang dilakukan adalah memperdalam sumur.

Kondisi air tanah dapat dilihat dari peta konservasi air tanah di Kecamatan Bogor Timur yang ditunjukkan dari Gambar 4. Bila dilihat dari gambar, Kelurahan Katulampa yang merupakan lokasi penelitian berada pada wilayah berwarna merah muda dimana itu berarti menunjukkan kondisi kritis.

Sumber : BPLH Kota Bogor (2013)

Gambar 4 Peta konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur

Zona konservasi air tanah untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada Tabel 4 dimana terdapat 4 zona konservasi air tanah yaitu zona aman, rawan, kritis, dan rusak. Kelurahan Katulampa memiliki zona aman sebesar 10.3%, zona rawan sebesar 37.4%, zona kritis sebesar 39.7%, dan zona air tanah yang rusak sebesar 12.6%.

Tabel 4 Zona konservasi air tanah Kecamatan Bogor Timur

No. Kelurahan Luas

(km2)

Konservasi Air Tanah (%)

Aman Rawan Kritis Rusak

1 Sindangsari 0,9 100% - - - 2 Sindangrasa 1,06 38,2% 31,2% 30,2% 0,4% 3 Tajur 0,45 - - - 100% 4 Katulampa 4,91 10,3% 37,4% 39,7% 12,6% 5 Baranangsiang 2,35 - 48,4% 14,3% 37,3% 6 Sukasari 0,48 - 13,7% 20,7% 65,6%

Sumber : BPLH Kota Bogor (2013)

Kondisi sumberdaya air di Kelurahan katulampa beserta potensinya dapat dilihat pada Tabel 5. Terdapat sumber air berupa bendungan/waduk/situ, danau, embung, jebakan air, mata air, dan sungai. Kodisi potensi air yang besar di kelurahan Katulampa bersumber dari bendungan/waduk/situ dan sungai.

Tabel 5 Potensi air dan sumberdaya air Kelurahan Katulampa

Sumber Kondisi

Bendungan/waduk/situ Besar

Danau Kecil

Embung-embung Kecil

Jebakan air Kecil

Mata air Kecil

Sungai Besar

Sumber : Kelurahan Katulampa (2013)

Sedangkan untuk sumber air bersih kelurahan Katulampa dapat dilihat pada Tabel 6. Sebanyak 4 760 KK menggunakan air PAM sebagai sumber air bersihnya. Sumber air bersih dengan menggunakan sumur pompa sebanyak 1 600 KK sedangkan pompa gali sebanyak 310 KK. Sumber air lainnya yaitu mata air sebanyak 160 KK dan dari depot isi ulang sebanyak 1 316 KK.

Tabel 6 Sumber air bersih Kelurahan Katulampa

Jenis Jumlah (Unit) Pemanfaat (KK) Kondisi

Baik/Rusak Depot isi ulang

Embung Hidran umum Mata air PAM Pipa Sumur gali Sumur pompa Sungai 4 0 0 67 3247 0 200 1250 0 1316 0 0 160 4760 0 310 1600 0 Baik Baik Baik Baik Rusak Baik Baik Sumber : Kelurahan Katulampa (2013)

Sumber air di daerah penelitian perumahan XYZ sendiri menggunakan air tanah dan air minum dalam kemasan. Belum adanya jaringan PDAM di perumahan tersebut. Perumahan XYZ terletak di Kotamadya Bogor, maka dari itu pelayanan PDAM dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

Tabel 7 Tarif pemakaian air PDAM TPKB berdasarkan golongan pelanggan rumah tangga

Golongan Pelanggan Besaran Tarif Air Minum (Rp/m

3 ) 0 – 10 m3 >10 m3 R1 1.700 2.800 R2 1.900 3.100 R3 2.300 3.700 R4 2.500 4.100 R5 3.100 4.800 R6 4.600 7.000 R7 5.600 8.100 R8 6.700 9.000

Sumber : Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 tahun 2012 tentang Tarif Air Minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Menurut golongan tarif PDAM, masyarakat perumahan XYZ termasuk pada golongan rumah tangga dari R3 sampai R6 apabila bangunan awal telah direnovasi menjadi lebih besar. Penelitian ini mengasumsikan bahwa perumahan XYZ masuk kepada golongan pelanggan R4 setelah melihat kondisi daerah penelitian. Hal ini sesuai dengan klasifikasi kelompok pelanggan PDAM pada Peraturan Walikota Bogor Nomor 30 tahun 2011 Pasal 2 ayat 2. Kriteria klasifikasi kelompok pelanggan:

Rumah Tangga 4 (R4)

a. Luas bangunan ≤ 36 m2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 1. b. Luas bangunan > 36 m2 sampai dengan ≤ 54 m2 yang berlokasi di

pemukiman, terletak di jalan 2.

c. Luas bangunan > 54 m2 sampai dengan ≤ 70 m2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 3 dan jalan 4.

d. Luas bangunan > 70 m2 sampai dengan ≤ 100 m2 yang berlokasi di pemukiman, terletak di jalan 5 dan 6.

e. Luas bangunan > 36 m2 sampai dengan ≤ 54 m2 yang berlokasi di perumahan umum, terletak di jalan 3

f. Luas bangunan > 54 m2 sampai dengan ≤ 70 m2 yang berlokasi di perumahan umum, terletak di jalan 4 dan jalan 5.

Keterangan:

1. Jalan 1 : jalan arteri primer/jalan arteri sekunder/jalan kolektor primer yang menghubungkan antar wilayah kota, kabupaten, atau provinsi.

2. Jalan 2 : jalan jalan kolektor primer/jalan kolektor kelas 1-3/jalan arteri sekunder yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1.

3. Jalan 3 : jalan kolektor sekunder/jalan lokal primer yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1 dan Jalan2. 4. Jalan 4 : jalan masuk/utama suatu kawasan permukiman dan perumahan

menuju Jalan 1, Jalan 2, dan Jalan 3.

5. Jalan 5 : jalan dengan lebar ≤ 3 m (kurang dari tiga meter) di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3 dan Jalan 4.

6. Jalan 6 : jalan/gang dengan lebar 1 m (satu meter) sampai dengan 2 m (dua meter) di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3, Jalan 4 dan Jalan 5.

VI KARAKTERISTIK MASYARAKAT PERUMAHAN XYZ TERHADAP

Dokumen terkait