• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak dan Luas Hutan

Secara geografis areal PT Sari Bumi Kusuma (PT SBK Unit Seruyan) berada pada posisi 00°36’-01°10’ Lintang Selatan dan 111°39’-112°25’ Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan, areal konsesi hutan ini sebagian berada dalam wilayah Kecamatan Katingan Hulu (Kabupaten Katingan) dan sebagian kecil termasuk wilayah Kecamatan Seruyan Hulu (Kabupaten Seruyan), Propinsi Kalimantan Tengah.

Batas-batas areal kerja PT SBK Unit Seruyan dengan wilayah lain adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : HPH Kayu Waja dan TN Bukit Baka-Raya

Sebelah Timur : HPH PT Erna Djuliawati dan HPH PT Meranti Mustika Sebelah Barat : HPH PT Erna Djuliawati

Sebelah Selatan : HPH PT Erna Djuliawati dan HPH PT Meranti Mustika Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 201/Kpts-II/1998 tanggal 28 Februari 1998, luas areal untuk Unit Seruyan adalah ± 147.600 ha. Melalui perhitungan ulang areal menggunakan GIS diperoleh luas 151.020 hektar. Sampai saat ini belum ada penetapan luas definitif areal kerja PT SBK Unit Seruyan.

Topografi

Seluruh areal konsesi hutan PT SBK berupa tanah daratan kering, dengan bentuk lapangan bervariasi dari landai-curam serta memiliki kemiringan 6-45%.dengan ketinggian antara 100-1.550 m dpl. Sebagian besar arealnya (47%) berada pada daerah dengan kemiringan lapangan agak curam (15-25%). Gambaran kemiringan lapangan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Gambaran kemiringan lapangan areal konsesi hutan PT SBK Kondisi Lapangan Persen Lereng Luas (Ha) Persentase (%)

Datar 0-8 % 4.029 1,92 Landai 9-15 % 61.818 29,43 Agak Curam 16-25 % 98.674 46,99 Curam 26-40 % 44.342 21,12 Sangat Curam >= 40 % 1.132 0,54 Jumlah 209.995 100

Areal yang mempunyai ketinggian tempat di atas 500 m dengan keadaan lapangan bergelombang berat terutama penyebarannya berada di bagian Utara yang berfungsi sebaga Hutan Lindung dan berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat.

Geologi Dan Tanah

Jenis tanah di areal konsesi PT SBK Unit Seruyan dibedakan atas 3 satuan peta tanah (SPT) atas dasar perbedaan fisiografi lapangannya. Pada daerah dengan fisiografi perbukitan dan pegunungan instrusi jenis tanah dominan (menurut klasifikasi PPT, 1983) adalah Kambisol Distrik, sedangkan pada daerah dataran berupa tanah Podsolik Kandik. Jenis-jenis diatas (menurut klasifikasi Supraptoharjo, 1976) juga diklasifikasikan sebagai tanah kompleks podsolik. Tanah kompleks podsolik adalah tanah-tanah yang memiliki sifat erodibilitas tinggi. Secara geologi, daerah ini terbentuk pada masa intrusif dan plutonik Basa-Menengah (Peta Geologi skala 1: 2.000.000, Direktorat Geologi Bandung, 1965).

Iklim

Areal konsesi hutan PT SBK termasuk wilyah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson, areal ini termasuk tipe iklim A (sangat basah, Q = 11,11%). Atas dasar data hujan Katingan Kuala/Pagatan (1992-1997), curah hujan tahunan sebesar 2.835 mm/tahun dengan hari hujan 136 hari/tahun, atau intensitas hujannya 21,3 mm/tahun. Hasil pengukuran data hujan selama 1 tahun (September 2001-Agustus 2002) menunjukkan besarnya curah hujan sebesar 3.730 mm/tahun dengan hari hujan 131 hari/tahun atau dengan intensitas hujan 29 hmm/hari (intensitas tinggi). Suhu rata pada waktu pagi hari sebesar 25,2°C, sedangkan kelembaban udara rata-rata sebsar 98% pada pagi hari dan 57% pada sore hari.

Hidrologi

Berdasarkan posisinya dalam wilayah DAS , areal PT SBK berada di bagian hulu dari DAS Katingan dan bagian hulu dari DAS Seruyan. Atas dasar cakupan wilayah dalam DAS, maka lebih dari dua pertiga wilayah dalam DAS,

maka lebih dari dua pertiga wilayahnya berada di DAS Katingan. Sungai Katingan dan Sungai Seruyan adalah dua sungai besar yang keduanya bermuara ke laut Jawa. Sungai-sungai tersebut masih memiliki beberapa anak sungai yang banyak terdapat di dalam areal konsesi ini. Anak-anak sungai Katingan (S. Katingan Hulu, S. Senamang, dll) dan sungai Seruyan (S. Seruyan, S.Kebahau, dll) yang mengalir di dalam areal kerja ini umumnya mempunyai lebar sekitar 20-30 meter dan relatif dangkal. Hanya Sungai Katingan dan Sungai Senamang yang dapat dimanfaatkan untuk sarana transportasi dan pengngkutan kayu, khusunya pada saat musim penghujan.

Tipe Hutan

Vegetasi di kelompok hutan S. Seruyan Hulu belum dirisalah secara menyeluruh, kecuali untuk kepentingan perhitungan kayunya. Kemungkinan sebagian besar termasuk ke dalam tipe hutan dipterokarpa dataran rendah. Ekspedisi Bukit Raya di wilayah Taman Nasional Bukit Raya-Bukit Baka -yang bersebelahan dengan areal konsesi PT SBK- yang dilakukan oleh Noteboom dkk. pada tahun 1982/1983 mencatat bahwa hutan dipterokarpa dataran rendah terdapat hingga ketinggian sekitar 400 m dpl; dimana suku Dipterocarpaceae mendominasi hingga lebih dari 60% pohon-pohon penyusunnya. Diatas ketinggian ini jumlah Dipterocarpaceae semakin berkurang; dan diatas ketinggian 1.600 m dpl terdapat hutan lumut (MacKinnon dkk, 2000 dalam Rusolono, 2002). Seperti diketahui, ketinggian tempat di areal kerja PT SBK berkisar antara 100-1.550 m dpl.

Penggunaan Lahan

Sampai saat ini penggunaan lahan di areal konsesi hutan ini sebagian besar masih berupa vegetasi asli hutan alam dan hanya sebagian kecil saja yang digunakan untuk lahan pertanian lahan kering (ladang, kebun) atau lahan basah (persawahan). Menurut informasi penutupan lahan dari hasil penafsiran Citra Landsat liputan tahun 1998 dan tahun 1999, areal dengan kondisi tidak berhutan (semak atau belukar, lahan pertanian) kurang dari 10% luas areal kerja PT SBK tersebut. Dari pengamatan Citra Landsat selama 15 tahun terakhir, laju pengurangan areal berhutan diperkirakan kurang dari 1% luas hutannya.

Lahan-lahan tidak berhutan umumnya lokasi peladangan sistem rotasi, yakni lokasinya biasanya berdekatan dengan areal perkampungan, disepanjang wilayah sungai dan beberapa berada di pinggir jalan hutan. Lahan-lahan ini umumnya ditanami dengan tanaman pangan untuk waktu tertentu kemudian ditinggalkan. Dalam periode waktu beberapa tahun kemudian lahan yang telah ditinggalkan tersebut kembali didatangi dan dilakukan pembukaan ulang dengan pembakaran. Hutan alam menempati bagian terluas dari areal hutan PT SBK, dan terdiri dari hutan primer yang masih belum mengalami penebangan dan hutan-hutan bekas tebangan. Hutan primer yang masih ada umumnya berada pada daerah-daerah sempit yang topografi lapangannya berbukit-curam atau berupa sisa hutan primer yang terlewat (tidak terambil) pada saat penebangan sebelumnya. Penyebarannya sebagian besar berada di bagian sisi Timur dan Utara ke arah batas HPH dengan hutan lindung atau Taman Nasional Bukit Raya-Bukit Baka.

Biologi Flora

Hutan primer di areal PT SBK didominasi oleh jenis-jenis dipterokarpa, terutama meranti merah. Dokumen SEL (1992) dalam Rusolono, T et al (2002) menyebutkan bahwa Shorea leprosula (meranti merah) mendominasi tingkat pepohonan dengan INP 46,98; diikuti dengan Eugenia sp. (INP 29,49) dan Eusideroxylon zwageri (INP 22,37).

Di hutan-hutan bekas tebangan RKL I hingga RKL V dominasi spesies ini tidak banyak berubah. Meranti (Shorea sp.) masih tetap mendominasi tingkat pepohonan diikuti oleh ubah (Eugenia sp.), atau bergantian. Pada RKL I, II, dan V Shorea sp. dominan (INP berturut-turut 85.55, 61.82, dan 50.25) diikuti Eugenia sp. (INP berturut-turut 40.25, 50.43, dan 39.47). Sedangkan pada RKL III dan IV Eugenia sp. mendominasi (INP berturut-turut 45.05 dan 58.86); diikuti Shorea sp. dengan INP 42.68 pada RKL III, dan Litsea (INP 34.26) serta Shorea (INP13.28) pada RKL IV. Meskipun demikian, persentase jumlah pohon dipterokarpa sebagai penyusun tegakan menyusut menjadi 35% pada RKL I, dan hingga tinggal 13% pada RKL IV. Sementara itu tercatat pula beberapa jenis pohon yang dilindungi yang ditemukan di areal PT SBK seperti Jelutung (Dyera costulata), tengkawang

(Shorea sp.) dan ulin (Eusideroxylon zwageri). Dibawah diameter 60 cm pohon-pohon tidak boleh ditebang oleh HPH, karena dibeberapa tempat dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat setempat.

Fauna dan Biogeografinya

Satwaliar di areal kerja PT SBK Unit Seruyan belum didata secara lengkap, baik jumlah jenis, agihan maupun kelimpahannya. Meskipun demikian, dari data yang telah terkumpul selama ini, terlihat bahwa kekayaan jenis fauna di PT SBK Unit Seruyan cukup tinggi yang dapat dilihat dengan ditemukannya 19 spesies mamalia dan 34 spesies burung tercatat selama studi dilakukan seperti dikemukakan dalam Dokumen SEL (1992) dalam Rusolono, T et al (2002). Kekayaan jenis yang sesungguhnya diduga jauh lebih tinggi, mengingat bahwa jenis-jenis yang tercatat adalah jenis-jenis mamalia besar.

Areal PT SBK Unit Seruyan juga merupakan tempat hidup bagi banyak jenis satwaliar yang dilindungi. Mulai dari mamalia besar seperti orang utan (Pongo pygmaeus), beruang (Helarctos malayanus), rusa sumbar (Cervus unicolor) dan macan dahan (Neofelis nebulosa); hingga yang kecil seperti kancil (Tragulus javanicus) dan singapuar (Tarsius bancanus) (Vanlie dan Dimus, 1999 dalam Rusolono, T et al 2002). Burung-burung yang dilindungi juga banyak jenisnya seperti elang ular (Spilornis cheela), ulung-ulung (Haliastur indus), ruwai (Argusianus argus), berbagai jenis rangkong (misalnya Buceros rhicinoceros, B. vigil, Anthracoceros malayanus), hingga burung-burung pengisap madu seperti Arachnothera, Anthreptes dan Nectarinia.

Sosial Ekonomi Masyarakat

Secara administrasi, areal konsesi PT.SBK Unit Seruyan Kalimantan Tengah semula termasuk wilayah kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Namun dengan adanya pemekaran kabupaten baru, maka areal konsesi ini menjadi masuk ke dalam dua kabupaten baru yaitu Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Katingan. Sebagian besar areal masuk ke dalam wilayah Kabupaten Katingan. Pada batasan administrasi yang lebih kecil, areal konsesi masuk kedalam dua kecamatan, yakni Kecamatan Katingan Hulu yang menjadi bagian Kabupaten Katingan dan

Kecamatan Seruyan Hulu yang menjadi bagian Kabupaten Seruyan. Kemudian ada beberapa desa yang yang melingkup areal konsesi, dimana pemukiman penduduk sebagian desa tersebut berada didalam batas konsesi dan sebagian lagi berada di sekitar konsesi. Disamping itu terdapat juga satu desa yang terkait dengan aliran kayu PT SBK Unit Seruyan yakni dengan keberadaan log pond di wilayah propinsi Kalimantan Barat, tepatnya Desa Nanga Siai, Kecamatan Menukung Kabupaten Sintang.

Berdasarkan data monografi desa di PT SBK Unit Seruyan periode 2004 sekitar 3.954 orang penduduk tinggal di desa-desa atau dusun-dusun sekitar kawasan tersebut. Populasi terbesar terletak di bagian wilayah Kalimantan Tengah yaitu sebanyak 2.362 orang.

Penyebaran penduduk di sekitar kawasan hutan PT SBK Unit Seruyan kurang merata antara desa yang satu dengan desa yang lainnya. Jarak antara desa atau kompleks pemukiman terpencar berjauhan dan belum didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai, hanya menggunakan kendaraan milik perusahaan.

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di areal konsesi PT SBK Unit Seruyan

Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Desa/Dusun

Laki-laki Perempuan Total

Sex Ratio I Wilayah Kalbar a. Sungkup 151 132 283 114,39 b. Ancana 22 26 48 84,62 c. Belaban Ella 258 261 519 98,85 d. Nanga Siyai 158 136 294 116,18 e. Nanga Apat 95 98 193 96,94 f. Landau Mumbung 125 130 255 96,15 Jumlah I 809 783 1.592 103,32 II Wilayah Kalteng a. Tanjung Paku 80 201 210 39,80 b. Tanjung Paku Km 72 70 59 129 118,64 c. Riam Batang 128 126 254 101,59 d. Tumbang Teberau 62 56 118 110,71 e. Tumbang Kaburai 172 154 326 111,69 f. Tanjung Batik 80 79 159 101,27 g. Tumbang Karuei 123 116 239 106,03 h. Tumbang Karuei Km.72 48 52 100 92,31 i. Tumbang Kejamai 206 200 406 103,00 j. Kiham Batang 103 95 198 108,42 k. Rangan Rawit 119 104 223 114,42 Jumlah II 1.191 1.242 2.362 95,89 Jumlah I+II 2.000 2.025 3.954 98,77

Suku Dayak merupakan etnis asli dan tersebar dari wilayah Kalimantan, yang terbagi atas suku yang lebih kecil tinggal di desa atau dusun. Suku Dayak yang tinggal di desa Nanga Siai (sekitar jalan koridor) terdiri dari suku Dayak Limbai, Kenyilu dan Ransa, sedangkan di Desa Tanjung Paku, Tumbang Teberau (di dalam areal HPH) tinggal masyarakat dari Dayak Pangin, dan di desa Tumbang Kaburai tinggal suku Dayak Dohoi Ot Danum, Melawi, dan Katingan. Sebagian besar dari masyarakat tersebut beragama Kristen dan Hindu Kaharingan.

Mata penceharian penduduk di sekitar kawasan hutan PT SBK sebagian besar adalah bertani atau berladang secara tradisional dengan sekali-kali membuka hutan baru untuk lahan pertanian yang biasa disebut “mahimba” dan yang paling sering adalah berladang pada bekas lahan beberapa tahun sebelumnya yang biasa disebut “ngumo taja” (Dayak Ot Danum).

Kegiatan ekonomi peladang bersifat tertutup (hasil pertaniannya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri dan tidak untuk dijual) karena pengaruh aksesibilitas, modal, dan pasar. Kegiatan sampingan peladang masih banyak mengalami hambatan dan belum berkembang. Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan biasanya mempunyai aksesibilitas yang tinggi ke dalam wilayah hutan (areal konsesi HPH) dikarenakan berbagai hal seperti untuk keperluan berburu, mencari hasil hutan, membuka areal perladangan dan sebagainya. Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di areal konsesi PT. SBK Kalteng.

Mata Pencaharian No Desa/Dusun

Petani Peladang Petani & Peladang Hasil Hutan Kry Prsh PNS/ TNI/ Polri Pertu-kangan Total I Wilayah Kalbar a. Sungkup 40 - 29 - 13 - 2 84 b. Ancana 4 - 6 - 2 - -- 12 c. Belaban Ella 29 71 100 - 29 3 - 232 d. Nanga Siyai 16 309 294 - - 1 - 620 e. Nanga Apat 26 14 40 - 7 - - 87 f. Landau Mumbung 31 28 52 7 6 - - 124 Jumlah I 146 422 521 7 57 4 2 1.159 II Wilayah Kalteng a. Tanjung Paku 89 71 44 - 191 5 14 414 b. Tanjung Paku Km 72 37 43 21 - 28 - - 129 c. Riam Batang - 196 - 4 42 - 12 254 d. Tumbang Teberau - 110 3 2 3 - - 118 e. Tumbang Kaburai - 312 312 - 11 3 - 326 f. Tanjung Batik - 129 - 17 4 6 3 159 g. Tumbang Karuei - 176 - 15 5 3 2 201 h. Tumbang Karuei Km.72 - 13 63 16 8 - - 100 i. Tumbang Kejamai - 212 145 11 25 8 4 405 j. Kiham Batang - 170 - 15 10 1 2 198 k. Rangan Rawit - 192 - - 23 8 - 223 Jumlah II 126 1.312 588 80 350 34 37 2.527 Jumlah I+II 272 1.734 1.109 87 407 38 39 3.686

Sumber : Data Monografi Desa PT SBK, 2004

Sebagian besar tingkat pendidikan dari masyarakat di sekitar kawasan hutan tersebut masih sangat rendah. Keadaan tingkat pendidikan yang rendah ini menyebabkan sulitnya mencari pekerjaan, selain bertani secara tradisional. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 5.

21

Tabel 5. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di areal konsesi PT. SBK Kalteng.

Tingkat Pendidikan No Desa/Dusun Sekolah Blm (0-13 thn) TK/ SD Tdk Tmt. SD Tmt SD SLTP Tdk Tmt. SLTP Tmt SLTP SLTA Tidak tmt. SLTA Tamat SLTA Aka./PT Tidak Tmt. Aka/PT Tamat Aka./PT Jumlah I Wilayah Kalbar a. Sungkup 85 47 60 65 - - 20 - - 6 - - - 283 b. Ancana 13 9 13 10 - - 8 1 - 4 - - - 58 c. Belaban Ella 36 64 29 36 26 12 8 24 18 6 1 - 1 261 d. Nanga Siyai 42 50 20 30 6 10 4 4 2 2 - - - 170 e. Nanga Apat 19 13 16 4 1 18 2 - - - - - - 73 f. Landau Mumbung 21 18 12 15 3 2 7 1 1 1 - 1 - 82 Jumlah I 216 201 150 160 36 42 49 30 21 19 1 1 1 927 II Wilayah Kalteng a. Tanjung Paku 63 83 84 79 20 22 20 6 6 24 2 - 2 411 b. Tanjung Paku Km 72 38 24 62 2 1 - - 2 - - - - - 129 c. Riam Batang 41 55 39 55 13 6 23 9 3 7 3 - - 254 d. Tumbang Teberau 22 34 25 33 1 - 1 1 - 1 - - - 118 e. Tumbang Kaburai 44 80 - - 10 - - 5 9 1 - 2 - 326 f. Tanjung Batik 28 30 86 2 11 - - - 2 - - - - 159 g. Tumbang Karuei 49 68 56 40 5 - 5 2 - 9 1 2 2 239 h. Tumbang Karuei Km.72 30 17 29 14 1 3 4 - - 2 - - - 100 i. Tumbang Kejamai 124 46 85 29 12 27 16 32 9 22 1 - 3 406 j. Kiham Batang 65 32 64 15 1 5 7 2 2 5 - - - 198 k. Rangan Rawit 48 45 67 31 3 7 10 1 1 9 1 - - 223 Jumlah II 552 514 597 300 78 70 86 60 32 80 4 4 7 2.563 Jumlah I+II 768 715 747 460 114 112 135 90 53 99 5 5 8 3.49

Dokumen terkait