• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis dan Administrasi

Desa Buluh Cina merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau (Gambar 2). Desa ini terletak pada

posisi 101’ 27’Bujur Timur sampai 101’34” Bujur Timur dan 0’17’ Lintang Utara sampai 0’23’’ Lintang Utara. Desa ini terdiri dari daerah pemukiman, perkebunan, danau, sungai, hutan dan rawa. Wilayah Desa Buluh Cina berbatasan dengan beberapa desa dengan Kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Siak Hulu. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Baru

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Buluh napis c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tajung Balam d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pangkalan Baru

Topografi di kawasan Hutan Ulayat Rimbo Tujuh Danau enam Tanjung umumnya adalah datar, dimana kelerengan berkisar 0-85% dengan ketinggian tempat dari permukaan laut adalah 20-150 mdpl. Jenis tanah yang terdapat pada kawasan ini adalah jenis Podsolik Merah Kuning dan Alluvial dengan geologi Rasen (Alluvium) dari bahan induk batu-batuan beku. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, tipe iklim di kawasan ini termasuk tipe A dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2.000-2.600 mm/th dimana bulan hujan tertinggi yaitu bulan April sedangkan terendah Juli.

17

Gambar 2 Peta Hutan Adat Buluh Cina

Demografi

Data RPJMdes 2011 menunjukkann bahwa jumlah penduduk Buluh Cina 1.481 jiwa, dengan 391 KK,terdiri atas 781 orang laki-laki dan 700 orang perempuan, berdomisili di desa dengan luas wilayah 6.500 ha. Jumlah penduduk tersebut terbagi ke dalam empat dusun. Dusun Satu memiliki jumlah penduduk terbanyak sedangkan Dusun Empat memiliki jumlah penduduk paling sedikit. Tabel 7 mununjukkan jumlah penduduk berdasarkan dusun. Adapun suku yang terdapat di desa ini hanya ada 2 (dua) suku, yaitu suku Melayu dan suku Domo yang merupakan bagian dari Rumpun Melayu.

Tabel 7 Sebaran jumlah penduduk berdasarkan dusun

Dusun Jumlah Penduduk (orang) % 1 361 24,4 2 347 23,4 3 327 22,1 4 320 21,6 Jumlah 1.481 100,0

Pada umumnya penduduk Desa Buluh Cina memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan. Porsi terkecil warga Desa Buluh Cina bermatapencaharian

18

sebagai PNS dan TNI/POLRI. Tabel 8 menunjukkan jumlah kepala keluarga berdasakan mata pencaharian.

Tabel 8 Sebaran kepala keluarga berdasarkan mata pencahariaannya Mata pencaharian Jumlah Kepala Keluarga (KK) % Petani 9 3,0 Pedagang 45 15,2 PNS 5 1,7 Buruh 93 31,3 Swasta 47 15,8 TNI/POLRI 3 1,0 Nelayan 95 32,0 JUMLAH 391 100,0

Tingkat pendidikan di Desa Buluh Cina masih tergolong rendah. Sebagian besar penduduknya 1.080 orang atau 79,1% tidak tamat SD. Sedangkan 200 orang atau 14,7% lainnya mengenyam pendidikan hingga tamat SD. Hanya 10 orang atau 0,7% yang mampu melanjutkan pendidikan hingga sarjana. Tingkat pendidikan yang ditempuh penduduk desa Buluh Cina ditunjukan pada Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Buluh Cina terdiri sarana pemerintahan desa, sarana trasportasi desa, sarana pendidikan, tempat peribadatan, sarana kesehatan, sarana adat dan sarana umum.

Sarana pemerintah desa terdiri dari kantor desa, balai desa dan Anjungan M. Yunus. Anjungan M.Yunus adalah gedung serba guna yang biasanya digunakan untuk pertemuan atau rapat tertentu. Sarana transportasi desa meliputi kapal penyeberangan menuju dusun 1 dan 2. Selain itu, terdapat juga jalan poros atau utama yang menghubungkan Desa Buluh Cina dengan Desa Baru dan Desa Tanjung Balam. Sedangkan untuk jalan desa hanya terdiri dari beberapa ruas jalan kecil. Sarana pendidikan yang terdapat di desa Buluh Cina meliputi satu Taman Kanak-kanak yaitu TK Bunga Tanjung, satu SD Negeri yaitu SDN Buluh Cina, satu madrasah Aliyah setingkat SD dan satu perpustakaan Anak Negeri sebagai taman bacaan bagi masyarakat Buluh Cina. Sarana peribadatan terdiri dari dua mesjid dan empat mushola. Sarana kesehatan terdiri dari satu Puskesmas

Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (oramg) % PRA SEKOLAH 1080 79,1% SD 200 14,7% SLTP 45 3,3% SLTA 30 2,2% SARJANA 10 0,7% Jumlah 1.481 100%

19 pembantu dan satu posyandu. Sarana adat meliputi Balai adat dan selasar bunga laju (tempat pertemuan adat yang biasanya digunakan untuk berkumpul warga). Sarana umum yang terdapat di desa Buluh Cina meliputi pemakaman umum, taman berkumpul, serta sarana olahraga seperti empat lapangan voli dan satu lapangan bola.

Sejarah Hutan Adat Buluh Cina

Buluh Cina adalah desa adat di mana masyarakat masih teguh memegang tradisi dan nilai-nilai adat yang dipelihara turun-temurun sejak nenek moyangnya. Sebagai desa adat Desa Buluh Cina semula memilki tanah atau hutan ulayat yang luasnya sebesar 30.000 ha. Namun karena pemekaran desa, Hutan Ulayat Buluh Cina hanya tersisa 1.500 ha. Sampai 1997 desa ini masih terisolir, tertinggal dan miskin serta tidak memiliki akses jalan dari jalan kecamatan. Hutan Ulayat Buluh Cina sejak tahun 1970 dieksplotasi secara besar-besaran dengan melakukan penebangan liar yang disusul dengan penjualan tanah ulayat. Semua warga bebas menebang kayu dihutan, baik untuk membangun rumah maupun dijual. Tidak ada kewajiban apapun, bagi penjual hutan atau tanah ulayat, misalnya memberi sumbangan apapun. Pada tahun 1997 belasan ribu hektar tanah ulayat Buluh Cina nyaris punah terjual, hanya tersisa seluas 2.500 ha. Hutan hanya bersisa 1.000 ha yang masih utuh sedangkan sisa 1.500 sudah dirambah untuk keperluan Perkebunan Kelapa Sawit. Tahun yang sama juga masyarakat Buluh Cina membentuk Lembaga Musyawarah Besar (LMB) yang berperan sebagai jembatan antara desa dengan pemerintah kabupaten dan provinsi serta lembaga-lembaga lainnya.

Pada tahun 2000 masyarakat yang awalnya patuh terhadap peraturan yang dibuat oleh ninik mamak mulai merambah kembali hutan dan mulai mengganggu kawasan hutan larangan. Pada tanggal 24 Maret 2004 di hadapan 200 warga desa, ketua LMB, ninik mamak, kepala desa secara simbolis menyerahkan 1.000 ha hutan yang diwakili oleh ketua LMB (Bapak Makmur Hendrik) diberi nama Rimbo Tujuh Danau kepada Pemerintah Provinsi Riau diterima langsung oleh Gubernur Riau Rusli Zainal yang khusus datang ke desa tersebut. Kunjungan Dinas kehutanan dan DPRD Provinsi Riau ke hutan tersebut, menghasilkan turunnya Surat Keputusan Gubenur Riau No. 468/IX/2006 tanggal 6 September, Wisata Alam (TWA) Rimbo Tujuh Danau Provisni Riau. Bulan November dibentuklah Satuan Tugas Penyelamatan Hutan Ulayat (Satgas-PHU) untuk menjaga serta mengawasi hutan wisata tersebut.

Tahun 2009 masyarakat Buluh Cina mendapatkan hadiah Kalpataru oleh Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup atas keberhasilannya menjaga hutan. Akan tetapi pada tahun yang sama pula penghargaan tersebut dicabut karena masyakarat membangun jalan dengan cara menebang hutan. Mulai sejak tahun 2011 masyarakat Buluh Cina mulai merambah Hutan Buluh Cina dengan membuka lahan menjadi kebun. Melalui pengkajian data sekunder yang kemudian dikonfirmasi ulang lewat observasi langsung dan wawancara maka diketahui sejarah kejadian dalam pengelolaan kawasan hutan dari awal ditetapkan sampai sekarang. Sejarah hutan tersebut menurut tahun kejadiannya dapat dilihat pada Tabel 10.

20

Tabel 10 Sejarah Hutan Buluh Cina

Tahun Kejadian

Sebelum 1945

Masyarakat dikenalkan sistem kebun oleh pemerintah kolonial dan masyarakat menanamkan Karet

1970 Pembalakan liar dimulai di hutan-hutan sekitar Kenegerian Buluh Cina. Menebang dan menjual kayu mejadi mata pencaharian masyarakat

1997 Hutan hanya tersisa 2.500 ha dan yang utuh hutannya hanya 1000 ha. dan dibentuknya LMB

2000 Masyarakat melakukan pembalakan hutan dan mulai mengganggu kawasan hutan larangan

2004 Penyerahan hutan ulayat 1.000 ha kepada pemerintah Provinsi Riau dan 1.500 dijadikan sebagai kebun kelapa sawit atau kebun karet. 2006 Penetapan Surat Keputusan Gubernur Riau hutan ulayat menjadi

Hutan Taman Wisata Alam Buluh Cina. Dibentuknya satgas PHU. Mendapatkan bantuan sumbangan dari PT Caltex

2009 Mendapatkan Kalpataru dan dicabut tahun yang sama

2011 Hutan adat TWA Buluh Cina mulai dirambah oleh masyarakat

2012 Pembukaan kebun di wilayah TWA Buluh Cina di zona inti wisata, Danau Pinang Luar dan Danau Pinang Dalam

2013 Hutan TWA semakin rusak karena pemanfaatan tidak sesuai fungsinya

Struktur Masyarakat Adat di Kenegerian Enam Tanjung

Kenegerian Enam Tanjung merupakan sebuah perkampungan atau negeri tua di Kecamatan Siak Hulu, Provinsi Riau yang sarat akan sejarah, baik agama, adat istiadat maupun perannya sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada tahun 1800 kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat di daerah sepanjang Sungai Kampar yang berawal dari Muara Kuala Kampar Negeri Sokap dalam wilayah Negeri Kerajaan Pelalawan sampai hulunya Muara Sako Air Bersimpang Tiga Sungai Kampar Kiri dalam wilayah kenegerian Kerajaan Gunung Sahilan dan sungai Kampar Kanan dalam wilayah Negeri Pekanbaru Kerajaan Siak. Kenegerian tumbuh dan berkembang secara turun-temurun selama seabad-abad sepanjang sejarah telah memberikan sumbangan yang cukup berharga bagi perjuangan kemerdekaan dan kelangsungan di segala aspek pusaka di antaranya Tanah Ulayat yang turun temurun dipelihara keutuhannya dan dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan warganya yang merata. Kenegrian Enam Tanjung dibagi ke dalam beberapa daerah Desa yaitu, Desa Buluh Cina (desa tertua) Desa Watas Hutan, Desa Pangkalan Baru, Desa Baru, Desa Pandau Jaya dan Desa Tanah Merah (Arsip Desa 2009).

Kenegrian Enam Tanjung merupakan nama lain dari Negeri Buluh Cina yang sekarang berubah menjadi Desa Buluh Cina. Desa Buluh Cina hanya terdiri dari dua suku yatiu Suku Domo dan Suku Melayu. Karena Desa Buluh Cina merupakan desa tertua diantara desa lainnya maka Kenegerian Enam Tanjung dipimpin oleh seorang Pucuk adat yaitu Datuk Majalelo yang berasal dari suku Melayu. Berikut ini merupakan silsilah Penghulu Adat Desa Buluh Cina,

21 Kenegerian Enam Tanjung. Dalam kelembagaan adat pucuk adalah bertindak sebagai pemimpin di desa atau di kenegrian. Sedangkan dubalang berperan sebagai penjaga atau panglima yang memiliki tugas menjaga keamanan dan keselamatan warga.

Tabel 11 Penghulu adat Desa Buluh Cina, Kenegerian Enam Tanjung

Suku Melayu Suku Domo

Pucuk Dubalang Pucuk Dubalang

1. Datuk Majolelo 2. Datuk Sanggo 3. Datuk Jelo Sutan 1. Monti 2. Dubalang Kayo 1. Datuk Tumenggung 2. Datuk Bagindak 3. Datuk Kuto Marajo

1. Datuk Pulo Godang

2. Datuk Paduko

3. Datuk Muncak

*sumber P4W IPB 2013

Taman Wisata Alam Buluh Cina

Taman Wisata Alam Buluh Cina merupakan salah satu kawasan taman wisata alam yang terletak di Kecamatan Siak Hulu. Taman wisata tersebut telah berdiri sejak tahun 2006 dengan adanya Keputusan Gubernur Riau Nomor 468/IX/2006. Taman Wisata Alam Buluh Cina sebelumnya merupakan hutan ulayat yang dimanfaatkan oleh masyarakat adat Buluh Cina. Perubahan fungsi tersebut didasarkan oleh motivasi masyarakat untuk melestarikan hutan tersebut meskipun dengan keputusan tersebut akan mengurangi hak-hak masyarakat untuk dapat memanfaatkan secara langsung dari potensi hutan.

Taman Wisata Alam Buluh Cina sering juga disebut dengan Rimbo Tujuh Danau Negeri Enam Tanjung. Istilah tersebut diambil karena hutan tersebut memiliki tujuh danau di dalamnya. Danau tersebut diantaranya adalah Danau Tuatoanga, Danau Tanjung Putus, Danau Baru, Danau Pinang Dalam, Danau Pinang Luar, Danau Tanjung Balam, dan Danau Buntu. Hutan yang memilki luas sekitar 1.000 ha merupakan hutan alam dengan kondisi struktur vegetasi yang masih relatif baik dengan jumlah jenis tumbuhan lebih dari 47 jenis pohon dan tumbuhan bawah lebih dari 58 jenis. Jenis satwa liar yang ada di hutan ini terdiri dari jenis mamalia, reptilia amphibia dan jenis burung tidak kurang dari 48 jenis burung dapat dijumpai di hutan ini (Fakultas Kehutanan 2007).

Status Kawasan TWA Buluh Cina

Status kawasan TWA Buluh Cina berdasarkan Pola Ruang Kabupten Kampar pada tahun 2013 adalah Kawasan Konservasi (Gambar 3). Kawasan TWA Buluh Cina juga termasuk ke dalam kawasan konservasi berdasarakan Peta status kawasan hutan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan pada tahun 2013 (Gambar 4)

22

Gambar 3 Peta Pola Ruang Desa Buluh Cina

23

Dokumen terkait