BAB II Strategi Penyelenggaraan SPIP
B. Tugas dan Fungsi Stasiun PSDKP Belawan
2.3 Kondisi Pelaksanaan SPIP Stasiun PSDKP Belawan
Dengan mengacu kepada tugas, fungsi dan peran Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dan definisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016, maka penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan merupakan suatu proses yang integral atas tindakan manajerial dan kegiatan operasional yang dilakukan secara terus menerus oleh seluruh pejabat struktural dan pegawai, untuk
8 memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan melalui:
a. Kegiatan yang efektif dan efisien;
b. Keandalan pelaporan keuangan;
c. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
d. Pengamanan aset di lingkungan Stasiun PSDKP BelawanPengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan.
Penerapan lima unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilaksanakan menyatu serta menjadi bagian integral dari akuntabilitas seluruh kegiatan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan, yang meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang diciptakan dalam suatu unit kerja sehingga akan mempengaruhi efektifitas kinerja unit kerja, oleh sebab itu sebagaimana termasuk pada Permen KP nomor 10 tahun 2016, setiap pimpinan unit kerja di lingkungan kementerian harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI di lingkungan kerjanya.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko dimaksudkan agar setiap satker dapat mengelola setiap risiko dalam pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya yang dapat mengancam visi, misi, tujuan dan sasaran. Penilaian risiko dilaksanakan atas kebijakan dan kegiatan.
3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Untuk mengatasi risiko dan mematikan adanya kepatuhan terhadap arahan pimpinan yang sudah ditetapkan, pimpinan unit kerja wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.
• Rutin:
Aspek organisasi, perencanaan, pengelolaan keuangan, akutansi &
pelaporan, kerugian negara, kepegawaian, dan kinerja.
• Berkala:
9 SPI SDM, SPI Penyusunan Anggaran, SPI Pengadaan Barang/ Jasa, SPI Barang Milik Negara, SPI Kerugian Negara, SPI Pelaksanaan Anggaran.
• Berbasis MR:
SPI atas Kebijakan dan Kegiatan.
4. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication) 5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)
Pemantauan rutin, berkala dan berbasis Manajemen Risiko.
Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman, dan Standard Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi.
Dalam pelaksanaan SPI di lingkup Ditjen PSDKP melalui beberapa tahapan:
1. Pemahaman:
a. Pembinaan;
a. Fokus Grup Diskusi (FGD).
2. Pelaksanaan:
a. Internalisasi;
b. Pendokumentasian.
3. Pelaporan.
4. Pengembangan Berkelanjutan.
5. Evaluasi.
Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana sekurang-kurangnya tidak ada hambatan:
a. yang mengganggu pencapaian tujuan Ditjen PSDKP atau satuan kerja;
b. yang mempengaruhi kehandalan pertanggungjawaban keuangan satuan kerja;
c. dalam pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja;
d. dalam menjalankan dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output dengan tetap taat terhadap hukum dan peraturan;
e. dalam mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien; dan f. dalam pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.
10 Pencapaian tolok ukur sekurang-kurangnya dapat diukur dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan maupun laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan dari instansi lainnya.
Untuk membangun kondisi yang nyaman sebagaimana disebutkan di atas, maka lingkungan pengendalian yang baik harus memiliki kepemimpinan yang kondusif. Kepemimpinan yang kondusif diartikan sebagai situasi dimana pemimpin selalu mengambil keputusan dengan mendasarkan pada data hasil penilaian risiko.
Berdasarkan kepemimpinan yang kondusif inilah, maka muncul kewajiban bagi pimpinan untuk menyelenggarakan penilaian risiko di instansinya.
Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, Stasiun PSDKP Belawan telah melaksanakan kegiatan pengendalian, baik pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko. Untuk pelaksanaan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko, dilaksanakan pada kegiatan yang diduga memiliki risiko yang cukup signifikan seperti misalnya pada kegiatan/pekerjaan Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN, Penyusunan Standar Biaya, Penyusunan SOP, Penetapan Status Penggunaan BMN, Penyusunan RKBMN, dst.
11 BAB III
PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUP STASIUN PSDKP BELAWAN
3.1. Pelaksanaan Pengendalian Rutin yang telah dilakukan
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah lingkup Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan terdiri dari pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen Risiko. Adapun pelaksanaan kegiatan pengendalian yang telah dilaksanakan dalam periode Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2022 akan dijelasakan sebagai berikut.
3.1.1. Pengendalian Rutin.
Pengendalian Rutin adalah pengendalian secara simultan dilakukan terhadap proses bisnis kegiatan/ aktivitas sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku dan dilakukan setiap hari sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
Pengendalian Rutin telah dilaksanakan terhadap 8 kegiatan yaitu : (1) Organisasi, (2) Perencanaan, (3) Pelaksanaan Anggaran, (4) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), (5) Akuntansi dan Pelaporan, (6) Kerugian Negara, (7) Kepegawaian, (8) Kinerja. Dengan hasil pengendalian rutin sebagai berikut:
A.
OrganisasiPelaksanaan pengendalian rutin terhadap Organisasi dilakukan terhadap penetapan tujuan organisasi, pemahaman dan pengetahuan pegawai atas tujuan organisasi, pembuatan Standar Operasional dan Prosedur atas seluruh kegiatan serta penetapan tugas dan fungsi masing-masing Pegawai. Struktur organisasi Stasiun PSDKP Belawan telah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk tingkat eselon IV diatur Permen KP Nomor 33 Tahun 2016.
Beberapa kegiatan pengendalian yang telah dilaksanakan terkait dengan Organisai dan Tata Laksana lingkup Ditjen PSDKP adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan SK Tim Organisasi dan Tata Laksana
Untuk menunjang tugas dan fungsi kegiatan organisasi dan tata laksana di lingkungan Stasiun PSDKP Belawan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya
12 Kelautan dan Perikanan Tahun 2022, rancangan Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan tentang yang telah disusun dan masih diproses oleh Kaur Tata Usaha yaitu:
1. Tim Reformasi Birokrasi Stasiun PSDKP Belawan;
2. Tim Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Stasiun PSDKP Belawan;
3. Tim Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur Stasiun PSDKP Belawan.
b. Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas
Persiapan pelaksanaan Zona Integritas Menuju Predikat WBK/WBBM oleh Inspektorat II, Itjen KKP selaku pendamping Direktorat Jenderal PSDKP dan Inspektorat V selaku Tim Penilai Internal (TPI) lingkup KKP yang pelaksanaanya akan dimulai pada bulan Maret 2022. Hasil penilaian mandiri tahun 2022 berdasarkan verifikasi dengan data dukung yang telah diperbaharui ke alamat [email protected] pada masing-masing unit kerja maka Stasiun PSDKP Belawan memperoleh nilai sebesar 79,11 (dinilai oleh Tim dari Itjen V KKP).
c. Evaluasi Jabatan
Telah dilaksanakan rapat evaluasi jabatan pelaksanaan pada tanggal 24 Januari 2022. Tujuan rapat adalah untuk updating data usulan evaluasi jabatan yang akan disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB. Usulan ini berupa :
1. Rekapitulasi data pendidikan dalam mengantisipasi audit jabatan untuk analis yang seharusnya pendidikan S1, tapi masih ada yg SMU atau D3.
2. Penyusunan peta jabatan dilengkapi dengan ABK khususnya untuk penghitungan ABK jabfung pada masing-masing Urusan.
3. Perbaikan peta jabatan yang disesuaikan dengan bezzeting dan analisis beban kerja dengan dilengkapi catatan pemangku jabatan yang belum sesuai dengan PERMENPAN Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Instansi Pemerintah dengan melengkapi rekapitulasi form I s.d Form 6.
B.
PerencanaanPengendalian terkait dengan perencanaan / penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) sudah melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis
13 pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan), melalui pemeriksaan oleh bagian keuangan unit eselon I dalam rangka mengawal akun, dan dilanjutkan dengan kegiatan review dengan Itjen KKP dan Biro Perencanaan, Setjen KKP. Adapun perencanaan barang/aset lingkup Ditjen PSDKP sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan pada asas kebutuhan melalui TOR, RAB & RKBMN. Perencanaan barang/aset sudah mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan dan sudah mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM), tetapi belum optimal dalam pelaksanannya. Oleh karena itu, akan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap realisasi dari rencana pengendalian dengan pendekatan risiko yang telah ditetapkan pada awal tahun tersebut.
C.
Pelaksanaan AnggaranDalam rangka pengendalian terhadap Pelaksanaan anggaran lingkup Stasiun PSDKP Belawan, penanggungjawab pencatatan dan sumber daya keuangan adalah Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dan ditetapkan melalui Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan, penanggungjawab pencatatan Laporan Keuangan ditunjuk dan ditetapkan oleh KPA Stasiun PSDKP Belawan dan penanggungjawab sumber daya berupa BMN dan pencatatannya ditunjuk dan ditetapkan melalui Keputusan KPA Stasiun PSDKP Belawan. Implementasi kebijakan dan prosedur terhadap pelaksanaan anggaran yang akuntabel dilakukan melalui pencatatan pada silabi (BKU) telah dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran setiap terjadinya transaksi keuangan, laporan keuangan dan Laporan BMN telah disusun setiap Triwulan dan selalu dilakukan direviu, serta telah dilakukan rekon internal antara SAI dan BMN dan rekon dengan KPPN, serta rekon LK UAPPA-E1 setiap semester sehingga laporan keuangan dan BMN akurat.
D.
KinerjaPengendalian terkait dengan kinerja lingkup Stasiun PSDKP Belawan adalah dengan telah terdapat dokumen kebijakan/prosedur yang mengatur mengenai Sistem Manajemen Kinerja seperti SAKIP, SPIP, SAI lingkup Stasiun PSDKP Belawan.
Adapun terkait dengan kinerja, laporan kinerja telah disusun secara triwulanan yang perhitungannya telah sesuai dengan Manual IKU yang telah dibuat dan didukung dengan sumber dokumen dalam pengukuran kinerja. Adapun Tim Monitoring Evaluasi
14 dan Pelaporan dari Sekretariat Ditjen PSDKP telah melakukan evaluasi atas Implementasi SAKIP lingkup Stasiun PSDKP Belawan.
Berdasarkan Peta Strategis Stasiun PSDKP Belawan, terdapat beberapa Indikator kinerja yang digunakan sebagai ukuran akuntabilitas kinerja dan ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Stasiun PSDKP Belawan Tahun 2022.
Berdasarkan hasil evaluasi oleh Tim Monev dan Pelaporan Sekretariat Ditjen PSDKP, diperoleh informasi untuk capaian kinerja Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun Anggaran 2022 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Capaian Kinerja s.d Triwulan I
No Kegiatan Satuan Target Realisasi %
3 Persentase Pokmaswas yang aktif
mendukung pengawasan SDKP % 87 - -
4 Indeks kinerja operasional kapal
pengawas Indeks 87,5 - -
5 Indeks kinerja operasional speedboat pengawa
Indeks
87,5 - -
6 Indeks pemenuhan logistik armada pengawasan SDK
15
15 Nilai WBK Stasiun PSDKP
Belawan Nilai 75 - -
16 Indeks profesionalitas ASN
Lingkup Stasiun PSDKP Belawan Indeks 77 - - 17 Nilai rekonsiliasi kinerja Lingkup
Stasiun PSDKP Belawan Nilai 90 - - yang di hasilkan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan
25 Nilai kinerja anggaran (NKA)
Lingkup Stasiun PSDKP Belawan Nilai 81 - -
16 26 Kapal Perikanan yang Laik
Operasional Unit 1642 1258 76,61
Unit Usaha Budidaya Ikan yang Taat Terhadap Peraturan
3.2. Pelaksanaan Pengendalian Berkala yang telah dilakukan
Pengendalian Berkala, pada tahap ini sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 Tentang Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka fokus kegiatannya adalah mengendalikan kegiatan/pekerjaan terkait Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan, Pengendalian Penyusunan Anggaran, Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa, Pengendalian BMN, Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara, dan Pengendalian Penyerapan Anggaran (form terlampir).
Adapun pelaksanaan pengendalian berkala yang dilaksanakan Tim SPIP adalah sebagai berikut :
A. Sistem Pengendalian Berkala Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM pada lingkup Stasiun PSDKP Belawan yaitu sebanyak 121 orang yang tersebar di semua Satwas dan Kapal Pengawas dengan rincian sebagai berikut :
- PNS Ditjen PSDKP = 76 orang - PNS Dinas/Kab/kota = 6 orang - Tenaga Kontrak = 39 orang
17 Tabel 2. Rincian Penempatan Personil Lingkup Stasiun PSDKP Belawan
No Unit Kerja PNS
Pusat
PNS
Pemda Kontrak Jumlah 1 Stasiun Pengawasan SDKP
Belawan 55 - 25 80
2 Satwas SDKP Langsa 2 - 1 3
3 Wilker Pengawasan SDKP Idi 3 - 2 5
4 Wilker Pengawasan SDKP
Lhokseumawe 1 - 1 2
5 Wilker Pengawasan SDKP
Biureun 1 1 - 2
6 Wilker Pengawasan Sigli - 2 - 2
7 Satwas SDKP Asahan 6 - 5 11
8 Wilker Pengawasan SDKP
Batubara - 1 1 2
9 Satwas SDKP Rokan Hilir 3 - 2 5
10 Wilker Pengawasan SDKP
Panipahan - - 1 1
11 Wilker Pengawasan SDKP Dumai 1 - 1 2
12 Wilker Pengawasan SDKP
Kepulauan Meranti 2 1 - 3
13 Wilker Pengawasan SDKP
Indragiri Hilir 2 - - 2
14 Wilker Pengawasan SDKP
Bengkalis - 1 - 1
JUMLAH 76 6 39 121
Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan
Pengangkatan pejabat pengelola keuangan mulai dari KPA, PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Satker lingkup Stasiun PSDKP Belawan seluruhnya telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor KEP.79/MEN/KU.611/2019 tanggal 13 Desember
18 2019 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran pada Satker UPT Stasiun PSDKP Belawan. Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar pada Satker UPT Stasiun PSDKP Belawan melalui Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan Nomor 001/Sta.2/Kep.KPA/I/2022 tanggal 02 Januari 2022, adapun Bendahara Pengeluaran telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan Nomor 002/Sta.2/Kep.KPA/I/2022 tanggal 2 Januari 2022.
- KPA : Andri Fahrulsyah, S.Pi, M.Si - PPK : Adhi Kurniadi, S.St.Pi - PPSPM : Edy Sutanto, S.Pi
- Bendahara Pengeluaran : Siti Safiera, SE
Secara umum tingkat pendidikan bagi Pengelola Keuangan lingkup Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan telah sesuai dengan kreteria yang ditetapkan. Tingkat pendidikan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dinilai sangat memadai, karena memiliki tingkat pendidikan pascasarjana dan telah memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.
Tingkat pendidikan untuk Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) memiliki tingkat pendidikan lulusan sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan memiliki kualifikasi pendidikan yang sangat memadai. Dengan demikian, diharapkan tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi tetap diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan.
Sedangkan tingkat pendidikan Bendahara Pengeluaran lulusan sarjana dan telah pernah mengikuti diklat perbendaharaan. Hal ini menunjukkan bahwa personil dengan kualifikasi pendidikan tersebut sangat memadai sebagai Bendahara Pengeluaran, sehingga diharapkan tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi tetap diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan
B. Sistem Pengendalian Berkala Anggaran
Anggaran Kegiatan di masing-masing direvisi sesuai dengan bagan akun standar (BAS). Sehubungan dengan kebijakan efisiensi anggaran Tahun 2022,
19 maka anggaran Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan pada Triwulan I Tahun 2022 mengalami efisiensi.
Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, Stasiun Pengawasan SDKP Belawan (440831) telah melakukan revisi anggaran sebanyak 1 (satu) kali untuk revisi kewenangan KPA (POK) pada bulan Maret 2022.
C. Sistem Pengendalian Berkala Barang dan Jasa
Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan telah menginput kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan barang/ jasa ke dalam sistem informasi rencana umum pengadaan barang/ jasa pemerintah (SIRUP), dengan alamat laman. Selain itu, untuk pengadaan barang dan jasa Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 masih dalam proses.
Tahun 2022, kegiatan pengadaan barang dan jasa Stasiun Pengawasan SDKP Belawan, terdiri dari:
a. Bahan Bakar Minyak Kapal Pengawas (3 Unit Kapal Pengawas) b. Biaya docking Kapal Pengawas
c. Pengadaan Alat pengolah data d. Pengadaan Fasilitas Perkantoran e. Pengadaan baju dinas pegawai
f. Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya g. Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
D. Sistem Pengendalian Berkala Barang Milik Negara
Perubahan paradigma baru pengelolaan aset negara/ barang milik negara telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang tertib, akuntabel, dan transparan.
Pengelolaan aset negara yang baik dengan mengedepankan tata kelola yang baik (good governance) sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakat/stakeholder.
Pelaporan aset negara merupakan bagian dari penatausahaan aset negara yang
20 wajib ditegakkan oleh setiap penyelenggara pemerintahan. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur setiap kepala pemerintah pusat dan daerah mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN/ APBD, di mana salah satunya adalah menyusun laporan keuangan pemerintah pusat/ daerah.
Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah juga mengatur setiap pengelola barang harus menyusun laporan barang milik negara/ daerah yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah pusat/daerah.
Peraturan-peraturan ini masih diikuti ketentuan lain yang pada intinya mewajibkan kepada seluruh penyelenggara pemerintahan untuk melalukan pelaporan aset negara secara transparan dan akuntabel. Untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa pelaporan aset negara telah dilakukan dengan baik, perlu dibangun sebuah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah barang/ milik Negara (SPIP BMN).
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atas pelaporan aset negara/ barang milik negara dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat dijadikan dasar bagi auditor eksternal (BPK-RI) dalam pemberian catatan yang tidak diharapkan pada hasil auditnya. Yang utama, dengan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah BMN yang handal, aset negara dapat terjaga keamanan dan keberadaannya. Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan telah berupaya melakukan langkah-langkah pengamanan, pengawasan, dan pengendalian aset negara/ barang milik negara.
Langkah-langkah tersebut meliputi inventarisasi secara berkala terhadap aset BMN, proses penetapatan status penggunaan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk rencana kebutuhan pemeliharaan dan pengadaan BMN.
Nilai BMN Stasiun Pengawasan SDKP Belawan Per 31 Maret 2022 sebesar Rp. 64.927.901.215,00, nilai BMN dimaksud disajikan berdasarkan klasifikasi pos-pos perkiraan Neraca yaitu : Persediaan, Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Aset Lainnya, dengan rincian sebagai berikut :
21
Rp % Rp % Rp %
I Aset Lancar
1 Persediaan 862.242.250 1,329 0 0,000 862.242.250 1,328
Sub Jumlah (1) 862.242.250 0 862.242.250
II Aset Tetap
1 Tanah 1.485.395.729 2,29 0 0,00 1.485.395.729 2,29
2 Peralatan dan Mesin 51.160.645.498 78,86 49.278.200 100 51.209.923.698 79 3 Gedung dan Bangunan 8.259.273.489 12,73 0 0,00 8.259.273.489 12,72 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 3.085.031.049 4,76 0 0,00 3.085.031.049 4,75
5 Aset Tetap Dalam Renovasi 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Aset Tetap Lainnya 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 KDP 11.535.000 0,02 0 0,00 11.535.000 0,02
Sub Jumlah (2) 64.001.880.765 49.278.200 64.051.158.965 III Aset Lainnya
1 Kemitraan dengan pihak ketiga 0 0 0
2 Aset Tak Berwujud 0 0 0
3
Aset yang dihentikan dari penggunaan operasional
pemerintahan 14.500.000 0,02 0 14.500.000 0,02
Sub Jumlah (3) 14.500.000 0 14.500.000
Total 64.878.623.015 100 49.278.200 100 64.927.901.215 100 Intrakomptabel Ekstrakomptabel Grand Total
No Uraian Neraca
Tabel 3. Nilai BMN per 31 Maret 2022 menurut klasifikasi pos-pos perkiraan
Neraca
Perkembangan nilai BMN secara gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) selama 3 (tiga) periode laporan terakhir, dapat disajikan sebagai berikut:
Rupiah Persen
1 31 Maret 2020 31.318.773.414 -
-2 31 Maret -20-21 34.760.620.214 3.441.846.800 10,99%
3 31 Maret 2022 64.054.123.965 29.293.503.751 84,27%
No Periode Laporan Nilai BMN Perkembangan
Tabel 4. Perkembangan nilai BMN secara gabungan
E. Sistem Pengendalian Berkala Kerugian Negara
Pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan tidak ada kerugian negara baik yang ditimbulkan oleh bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, maupun pejabat lain sampai dengan Triwulan I Tahun 2022.
22 F. Sistem Pengendalian Berkala Penyerapan Anggaran
Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing.
Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Target dan realisasi keuangan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Realisasi Anggaran Stasiun PSDKP Belawan Triwulan I Tahun 2022
Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran (Rp)
Belanja Pegawai 7,693,545,000 1,604,437,571 20.85% 6,089,107,429 Belanja Barang 26,155,424,000 5,067,565,816 19.37% 21,087,858,184 Belanja Modal 416,100,000 0 00.00% 416,100,000
Total 34,265,069,000 6,672,003,387 19.47% 27,593,065,613
3.3. Pelaksanaan Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko yang telah dilakukan
Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko adalah pengendalian yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan meminimalisir timbulnya masalah pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan. Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko dirancang dan dimulai sejak perencanaan kebijakan
23 dan kegiatan/aktifitas. Selain itu, pengendalian ini digunakan sebagai dasar menyusun rencana pengendalian dan menjadi data dukung dan dasar dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA).
Telah disusun pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko disertai tingkat risiko dan respon terhadap risiko/rencana kegiatan pengendalian setiap Triwulan. Setiap kegiatan diidentifikasi factor risikonya, dicari penyebabnya dan dampaknya, dihitung tingkat risikonya berdasarkan hasil dari persepsi atas risiko dengan tiga koresponden, serta ditetapkan respon terhadap risiko kegiatan pengendalian dan besaran kemungkinan masih adanya sisa risiko setelah dilakukan kegiatan pengendalian. Dalam penilaian risiko Stasiun PSDKP Belawan dititikberatkan di kegiatan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Tim SPIP Stasiun PSDKP Belawan bersama para Pelaksana Koordinasi selaku pemilik kegiatan telah melakukan identifikasi dan penyusunan rencana pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko untuk kegiatan Tahun Anggaran 2022, adapun hasil identifikasi dan penyusunan dokumen MR Stasiun PSDKP Belawan telah ditetapkan sebanyak 5 kegiatan dengan 1 kegiatan yang dinilai memiiki risiko yang tinggi yaitu kegiatan Pemantauan dan Operasi Armada, dengan output kegiatan Armada Pengawasan dan Sistem Pemantauan yang siap operasi.
Pelaksanaan kegiatan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko yang telah dilakukan oleh Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan Triwulan I tahun 2022 adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pemantauan dan Operasi Armada yang memiliki tujuan terlaksananya docking Kapal Pengawas sesuai dengan Kontrak, adapun yang menjadi risiko yang tinggi adalah keterlambatan lelang dan pekerjaan docking KP.
Adapun bentuk pengendalian yang direncanakan atas risiko tersebut adalah pemantauan pelaksanaan pekerjaan secara berkala. Terkait pelaksanaan patroli pengawasan oleh Kapal pengawas Hiu 01, 08 dan 16 masih terjadi kebocoran informasi atas rencana dan strategi operasi KP. Sedangkan untuk operasi speed boat terkendala yaitu speed boat Napoleon 028 yang tidak siap operasi karena kerusakan mesin, penggantian mesin belum dilaksanakan di TW I.
→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan I Tahun 2022:
Pengendalian sampai dengan Triwulan I tahun 2022:
24 - PPK memastikan bahwa tahapan pelaksanaan docking sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, sehingga di awal April docking kapal pengawas sudah mulai dilaksanakan.
- Melaksanakan rapat terbatas antara Kepala Stasiun, Kasubsi Sarpras dan Nakhoda KP Hiu 01, 08 dan 16.
- Melaksanakan rapat terbatas antara Kepala Stasiun, Kasubsi Sarpras dan Nakhoda KP Hiu 01, 08 dan 16.