• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN (SPIP) TRIWULAN I / TAHUN 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN (SPIP) TRIWULAN I / TAHUN 2022"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN (SPIP)

TRIWULAN I / TAHUN 2022

STASIUN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BELAWAN

TAHUN 2022

(2)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah_Nya hingga Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Triwulan I Tahun 2022 dapat diselesaikan.

Laporan SPIP Triwulan I Tahun 2022 pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan ini berisi tentang penyelenggaraan SPIP.

Hambatan dalam pelaksanaan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut pemecahan masalah pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, karena semua resiko.

Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas tersusunnya Laporan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan Triwulan I Tahun 2022. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan.

Belawan, 5 April 2022

Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan

Andri Fahrulsyah, S.Pi, M.Si

(3)

iii RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka setiap unit kerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan wajib melakukan kegiatan pengendalian intern di lingkungannya masing-masing.

Penyelenggaraan SPI pada Satker Stasiun PSDKP Belawan, adalah untuk melihat secara keseluruhan kegiatan pengawasan SDKP yang telah dilaksanakan, baik dari proses perencanaan, proses pelaksanaan maupun output dan outcome yang dihasilkan, serta mengidentifikasi permasalahan yang ada untuk dapat dicarikan solusi agar penyelenggaraan kegiatan pengawasan SDKP ke depan dapat berlangsung lebih baik.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan SPIP ini merupakan bahan masukan bagi pembuat kebijakan dan perencana untuk dapat menyusun program pengembangan pengawasan SDKP yang lebih terarah, efektif dan efisien.

Tujuan dari pelaksanaan SPI di Stasiun Pengawasan SDKP Belawan adalah untuk meminimalisir dampak negatif (risiko) yang ditimbulkan dari suatu pelaksanaan kegiatan, sehingga kegiatan yang dilaksanakan tersebut telah mencapai tujuan, sasaran dan target yang diinginkan. Dalam penyelenggaraan kegiatan SPI harus memenuhi 5 (lima) unsur yaitu: 1) Lingkungan pengendalian; 2) Penilaian risiko; 3) Kegiatan pengendalian; 4) Informasi dan komunikasi; dan 5) Pemantauan sistem pengendalian internal.

Sistem Pengendalian Intern yang dilaksanakan Stasiun PSDKP Belawan diakui masih perlu disempurnakan agar memenuhi harapan yang diinginkan. Adapun harapan tersebut dapat terwujud apabila ada komitmen pimpinan dan seluruh pegawai untuk bisa menerapkan SPI dari hal-hal yang kecil sampai pada hal-hal yang lebih besar.

Penyelenggaraan SPIP diintegrasikan pada semua kegiatan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban sampai dengan pemanfaatan yang dilaksanakan melalui kegiatan, yang terdiri dari: pengendalian rutin, pengendalian berkala;

dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

(4)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I Gambaran Umum Pelaksanaan SPIP Stasiun PSDKP Belawan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Dasar Hukum ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Ruang Lingkup Laporan... 3

1.5 Sistematika Penyajian Laporan...3

BAB II Strategi Penyelenggaraan SPIP ... 5

2.1 Struktur Organisasi, Visi, Misi dan Tujuan Stategis ... 5

A. Struktur Organisasi ... 5

B. Tugas dan Fungsi Stasiun PSDKP Belawan ... 5

2.2 Pembentukan Tim SPIP Stasiun PSDKP Belawan...6

2.3 Kondisi Pelaksanaan SPIP Stasiun PSDKP Belawan...7

BAB III PENYELENGGARAAN SPIP DI STASIUN PSDKP BELAWAN…...11

3.1 Pelaksanaan Pengendalian Rutin yang telah dilakukan ... 11

3.1.1 Pengendalian Rutin ... 11

A. Organisasi ... 11

B. Perencanaan...12

C. Pelaksanaan Anggaran ... 13

D. Kinerja ... 13

3.2 Pelaksanaan Pengendalian Berkala yang telah dilakukan ... 16

A. Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan ... 16

B. Rencana revisi dalam rangka penanggulangan covid 19 ... 18

C. Sistem Pengendalian Berkala Pengadaan Barang dan Jasa...19

D. Sistem Pengendalian Berkala Barang Milik Negara ... 19

E. Sistem Pengendalian Berkala Penyelesaian Keuangan Negara...21

F. Sistem Pengendalian Berkala Penyerapan Anggaran ... ...22

3.3 Pelaksanaan Pengendalian Dengan Pendekatan Manajemen Resiko yang tela dilakukan……….……….……...22

(5)

v BAB IV HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN

SPIP LINGKUP STASIUN PSDKP BELAWAN………...27

4.1 Hambatan yang dihadapi ... 27

4.2 Tindak lanjut Pelaksanaan SPIP TW 1 ... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...28

4.1 Kesimpulan ... 28

4.2 Saran ... 28

LAMPIRAN……….…….29

(6)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun PSDKP Belawan Tahun 2022 ... 5

(7)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Kinerja s.d TW 1 ... 14

Tabel 2. Rincian Penempatan Personil…...17

Tabel 3. Nilai BMN per 31 Maret 2022 menurut klasifikasi pos-pos perkiraan Neraca ... 21

Tabel 4.Perkembangan nilai BMN secara gabungan ………. 21

Tabel 5. Realisasi Anggaran s.d Triwulan I Tahun 2022 ... 22

(8)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN SPIP STASIUN PSDKP BELAWAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metoda guna memperbaiki system pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintah dapat dijalankan secara efektif , efisien, transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal control culture). Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan KKP yang menjadikan resiko sebagai bahan penyelenggaraan SPIP.

Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang dilakukan secara optimal dengan memperhatikan tata kelola yang baik serta kelestarian lingkungan hidup dan perairan akan memberi hasil yang berdaya guna dan berhasil guna. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan harus dibarengi dengan penaatan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, artinya harus ada upaya penegakan hukum terhadap para pengelola yang melanggar hukum dan ketentuan yang berlaku; hal ini wajib dilaksanakan agar cita-cita mewujudkan Negara Republik Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dapat tercapai.

Sesuai peraturan Menteri Kalautan dan Perikanan nomor: PER.48/MEN/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, tugas dan fungsi pelaksanaan pengawasan SDKP di emban kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan (Ditjen PSDKP) yang secara operasional di lapangan dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis pengawasan SDKP yang telah dibentuk berdasarkan PERMEN Nomor: 69/MEN-KP/2020. Kegiatan ini merupakan bagian dari kebijakan pengawasan SDKP yang dilaksanakan dalam rangka pemberantasan kegiatan illegal fishing dengan mengacu kepada strategi kebijakan KKP dengan tujuan meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara

Monitoring dan evaluasi lingkup Stasiun Pengawasan SDKP Belawan diarahkan pada kegiatan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk tercapainya kegiatan yang efektif dan efisien melalui kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan pada perundang-undangan.

(9)

2 Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Stasiun Pengawasan SDKP Belawan, diperlukannya sistem pengendalian yang meliputi 5 (lima) unsur yaitu :

(1) lingkungan pengendalian, (2) penilaian risiko,

(3) kegiatan pengendalian,

(4) informasi dan komunikasi serta (5) pemantauan pengendalian internal,

Pencapaian target indikator kinerja Stasiun Pengawasan SDKP Belawan ditentukan oleh kondisi lingkungan, dimana sangat mempengaruhi ketidak pastian dalam melaksanakan kegiatan operasional dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal tersebut membawa pada konsekuensi perlunya sistem pengendalian intern yang kuat untuk meyakinkan tercapainya proses dan hasil kegiatan seperti yang diinginkan.Untuk mengukur secara menyeluruh terhadap kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan, proses pelaksanaan maupun output dan outcome yang dihasilkan, serta mengidentifikasi permasalahan yang ada untuk dapat dicarikan solusi agar penyelenggaraan kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan ke depan dapat berlangsung lebih baik.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan SPIP ini merupakan bahan masukan bagi pembuat kebijakan dan perencana untuk dapat menyusun program pengembangan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang lebih baik.

1.2 Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

f. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan;

g. Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;

h. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 21 tahun 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

(10)

3 g. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan

h. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan laporan SPIP ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sistem pengendalian internal di Stasiun Pengawasan SDKP Belawan terkait dengan segala permasalahan/risiko yang mungkin terjadi dari pelaksanaan kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan serta upaya tindak lanjut pemecahan masalah untuk memperkecil risiko yang timbul tersebut, menjamin bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Stasiun PSDKP Belawan telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Tujuan dari penyusunan laporan SPIP adalah:

a. Memperoleh informasi mengenai kegiatan pengendalian internal bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan pada Stasiun Pengawasan SDKP Belawan

b. Mengidentifikasi permasalahan aspek teknis manajemen, administrasi dan keuangan di Stasiun Pengawasan SDKP Belawan.

c. Rekomendasi perbaikan dan solusi pemecahan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan di Stasiun Pengawasan SDKP Belawan

1.4 Ruang Lingkup Laporan

Ruang lingkup laporan SPIP pada unit kerja Stasiun Pengawasan SDKP Belawan

Triwulan I Tahun 2022 adalah mencakup

atas pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko dalam periode Januari-Maret 2022.

1.5 Sistematika Penyajian Laporan

Agar laporan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, maka laporan ini akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

- BAB I GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN SPIP STASIUN PSDKP BELAWAN Bab ini menyajikan mengenai latar belakang, dasar hokum, maksud dan tujuan, dan ruang lingkup penyusunan laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada bagian akhir bab ini disajikan mengenai sistematika penyajian laporan.

- BAB II STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

(11)

4 Bab ini menjelaskan secara umum mengenai Struktur Organisasi, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Organisasi, Stasiun Pengawasan Sumber Daya Keluatan dan Perikanan Belawan, Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, serta Kondisi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkup Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan.

- BAB III PENYELENGGARAAN SPIP STASIUN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BELAWAN

Bab ini menguraikan pemahaman dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dengan metode pengendalian rutin, berkala, dan dengan pendekatan Manajemen Risiko, serta apa hambatan/masalah dan pemecahan masalah tersebut.

- BAB IV MONITORING EVALUASI DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN SPIP LINGKUP STASIUN PSDKP BELAWAN

Bab ini menguraikan hasil pelaksanaan kegiatan pada Stasiun PSDKP Belawan pada Triwulan yang sudah berjalan sebagai tindak lanjut untuk pelaksanaan pada Triwulan yang akan datang dengan metode Monitoring Evaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Tindak Lanjut Evaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyimpulkan hasil penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang telah dilakukan. Selanjutnya atas kekurangan dan kelemahan yang ditemui diberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelaksaaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah lingkup Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan di masa yang akan datang.

(12)

5 BAB II

STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

2.1. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Stasiun PSDKP Belawan A. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Sesuai dengan PERMEN KP Nomor 33/MEN-KP/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Sumber daya Kelautan dan Perikanan wilayah kerja Stasiun PSDKP Belawan, Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan merupakan UPT di bidang Pengawasan Sumber Daya Keluatan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Keluatan dan Perikanan (PSDKP) dengan struktur organisasi sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur organisasi Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan

B. Tugas dan Fungsi Stasiun PSDKP Belawan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 69/PERMEN- KP/2020 tanggal 30 Maret 2020, Stasiun Pengawasan SDKP Belawan memiliki tugas melaksanakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

KEPALA STASIUN PENGAWASAN SDKP BELAWAN

KEPALA URUSAN UMUM

PLK KOOR SARANA &PRASARANA PLK KOOR OPERASIONAL PENGAWASAN & PP

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SATUAN PENGAWASAN SDKP

(13)

6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Stasiun Pengawasan SDKP Belawan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan, pemantauan, dan evaluasi rencana, program, dan anggaran, serta pelaporan di bidang pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;

2. Pelaksanaan operasional pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;

3. Pelaksanaan bimbingan kepada kelompok masyarakat pengawas;

4. Pelaksanaan penyiapan logistik dan pemeliharaan kapal pengawas perikanan;

5. Pelaksanaan penanganan pelanggaran pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;

6. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pengawasan; dan 7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan

2.2. Pembentukan Tim SPIP Stasiun PSDKP Belawan

Pembentukan Tim Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dibentuk sesuai dengan Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan

Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan Nomor Kep. 008/Sta.2/KP.440/I/2022 tentang Penunjukkan Tim Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) Pada Satuan Kerja Stasiun Pengawasan SDKP Belawan Tahun Anggaran 2022, ditetapkan di Belawan, tanggal 6 Januari 2022.

Secara umum tugas Tim Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan adalah sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kerja pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan;

b) Mengkoordinasikan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan;

(14)

7 c) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian dengan pendekatan

manajemen risiko;

d) Membantu Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan melakukan analisa untuk menetapkan rencana aktivitas/

kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen resiko, dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan untuk dilakukan tindakan pengendalian;

e) Melakukan inventarisasi terhadap resiko di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan yang memerlukan pengendalian pada tingkat kebijakan dan selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala Satuan Kerja dan Satuan Tugas (Satgas) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit Ditjen PSDKP untuk mendistribusikan kepada para pimpinan di tingkat kebijakan;

f) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan setiap triwulan dan/ atau semester;

g) Membuat laporan secara berkala setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya yang disampaikan kepada Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dan Satgas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit Ditjen PSDKP Kondisi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan.

2.3. Kondisi Pelaksanaan SPIP Stasiun PSDKP Belawan

Dengan mengacu kepada tugas, fungsi dan peran Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dan definisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016, maka penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan merupakan suatu proses yang integral atas tindakan manajerial dan kegiatan operasional yang dilakukan secara terus menerus oleh seluruh pejabat struktural dan pegawai, untuk

(15)

8 memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan melalui:

a. Kegiatan yang efektif dan efisien;

b. Keandalan pelaporan keuangan;

c. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;

d. Pengamanan aset di lingkungan Stasiun PSDKP BelawanPengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan.

Penerapan lima unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilaksanakan menyatu serta menjadi bagian integral dari akuntabilitas seluruh kegiatan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan, yang meliputi:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang diciptakan dalam suatu unit kerja sehingga akan mempengaruhi efektifitas kinerja unit kerja, oleh sebab itu sebagaimana termasuk pada Permen KP nomor 10 tahun 2016, setiap pimpinan unit kerja di lingkungan kementerian harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI di lingkungan kerjanya.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko dimaksudkan agar setiap satker dapat mengelola setiap risiko dalam pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya yang dapat mengancam visi, misi, tujuan dan sasaran. Penilaian risiko dilaksanakan atas kebijakan dan kegiatan.

3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Untuk mengatasi risiko dan mematikan adanya kepatuhan terhadap arahan pimpinan yang sudah ditetapkan, pimpinan unit kerja wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.

• Rutin:

Aspek organisasi, perencanaan, pengelolaan keuangan, akutansi &

pelaporan, kerugian negara, kepegawaian, dan kinerja.

• Berkala:

(16)

9 SPI SDM, SPI Penyusunan Anggaran, SPI Pengadaan Barang/ Jasa, SPI Barang Milik Negara, SPI Kerugian Negara, SPI Pelaksanaan Anggaran.

• Berbasis MR:

SPI atas Kebijakan dan Kegiatan.

4. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication) 5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)

Pemantauan rutin, berkala dan berbasis Manajemen Risiko.

Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman, dan Standard Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi.

Dalam pelaksanaan SPI di lingkup Ditjen PSDKP melalui beberapa tahapan:

1. Pemahaman:

a. Pembinaan;

a. Fokus Grup Diskusi (FGD).

2. Pelaksanaan:

a. Internalisasi;

b. Pendokumentasian.

3. Pelaporan.

4. Pengembangan Berkelanjutan.

5. Evaluasi.

Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana sekurang- kurangnya tidak ada hambatan:

a. yang mengganggu pencapaian tujuan Ditjen PSDKP atau satuan kerja;

b. yang mempengaruhi kehandalan pertanggungjawaban keuangan satuan kerja;

c. dalam pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja;

d. dalam menjalankan dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output dengan tetap taat terhadap hukum dan peraturan;

e. dalam mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien; dan f. dalam pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.

(17)

10 Pencapaian tolok ukur sekurang-kurangnya dapat diukur dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan maupun laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan dari instansi lainnya.

Untuk membangun kondisi yang nyaman sebagaimana disebutkan di atas, maka lingkungan pengendalian yang baik harus memiliki kepemimpinan yang kondusif. Kepemimpinan yang kondusif diartikan sebagai situasi dimana pemimpin selalu mengambil keputusan dengan mendasarkan pada data hasil penilaian risiko.

Berdasarkan kepemimpinan yang kondusif inilah, maka muncul kewajiban bagi pimpinan untuk menyelenggarakan penilaian risiko di instansinya.

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, Stasiun PSDKP Belawan telah melaksanakan kegiatan pengendalian, baik pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko. Untuk pelaksanaan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko, dilaksanakan pada kegiatan yang diduga memiliki risiko yang cukup signifikan seperti misalnya pada kegiatan/pekerjaan Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN, Penyusunan Standar Biaya, Penyusunan SOP, Penetapan Status Penggunaan BMN, Penyusunan RKBMN, dst.

(18)

11 BAB III

PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUP STASIUN PSDKP BELAWAN

3.1. Pelaksanaan Pengendalian Rutin yang telah dilakukan

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah lingkup Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan terdiri dari pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen Risiko. Adapun pelaksanaan kegiatan pengendalian yang telah dilaksanakan dalam periode Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2022 akan dijelasakan sebagai berikut.

3.1.1. Pengendalian Rutin.

Pengendalian Rutin adalah pengendalian secara simultan dilakukan terhadap proses bisnis kegiatan/ aktivitas sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku dan dilakukan setiap hari sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan.

Pengendalian Rutin telah dilaksanakan terhadap 8 kegiatan yaitu : (1) Organisasi, (2) Perencanaan, (3) Pelaksanaan Anggaran, (4) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), (5) Akuntansi dan Pelaporan, (6) Kerugian Negara, (7) Kepegawaian, (8) Kinerja. Dengan hasil pengendalian rutin sebagai berikut:

A.

Organisasi

Pelaksanaan pengendalian rutin terhadap Organisasi dilakukan terhadap penetapan tujuan organisasi, pemahaman dan pengetahuan pegawai atas tujuan organisasi, pembuatan Standar Operasional dan Prosedur atas seluruh kegiatan serta penetapan tugas dan fungsi masing-masing Pegawai. Struktur organisasi Stasiun PSDKP Belawan telah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk tingkat eselon IV diatur Permen KP Nomor 33 Tahun 2016.

Beberapa kegiatan pengendalian yang telah dilaksanakan terkait dengan Organisai dan Tata Laksana lingkup Ditjen PSDKP adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan SK Tim Organisasi dan Tata Laksana

Untuk menunjang tugas dan fungsi kegiatan organisasi dan tata laksana di lingkungan Stasiun PSDKP Belawan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya

(19)

12 Kelautan dan Perikanan Tahun 2022, rancangan Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan tentang yang telah disusun dan masih diproses oleh Kaur Tata Usaha yaitu:

1. Tim Reformasi Birokrasi Stasiun PSDKP Belawan;

2. Tim Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Stasiun PSDKP Belawan;

3. Tim Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur Stasiun PSDKP Belawan.

b. Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas

Persiapan pelaksanaan Zona Integritas Menuju Predikat WBK/WBBM oleh Inspektorat II, Itjen KKP selaku pendamping Direktorat Jenderal PSDKP dan Inspektorat V selaku Tim Penilai Internal (TPI) lingkup KKP yang pelaksanaanya akan dimulai pada bulan Maret 2022. Hasil penilaian mandiri tahun 2022 berdasarkan verifikasi dengan data dukung yang telah diperbaharui ke alamat [email protected] pada masing-masing unit kerja maka Stasiun PSDKP Belawan memperoleh nilai sebesar 79,11 (dinilai oleh Tim dari Itjen V KKP).

c. Evaluasi Jabatan

Telah dilaksanakan rapat evaluasi jabatan pelaksanaan pada tanggal 24 Januari 2022. Tujuan rapat adalah untuk updating data usulan evaluasi jabatan yang akan disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB. Usulan ini berupa :

1. Rekapitulasi data pendidikan dalam mengantisipasi audit jabatan untuk analis yang seharusnya pendidikan S1, tapi masih ada yg SMU atau D3.

2. Penyusunan peta jabatan dilengkapi dengan ABK khususnya untuk penghitungan ABK jabfung pada masing-masing Urusan.

3. Perbaikan peta jabatan yang disesuaikan dengan bezzeting dan analisis beban kerja dengan dilengkapi catatan pemangku jabatan yang belum sesuai dengan PERMENPAN Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Instansi Pemerintah dengan melengkapi rekapitulasi form I s.d Form 6.

B.

Perencanaan

Pengendalian terkait dengan perencanaan / penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) sudah melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis

(20)

13 pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan), melalui pemeriksaan oleh bagian keuangan unit eselon I dalam rangka mengawal akun, dan dilanjutkan dengan kegiatan review dengan Itjen KKP dan Biro Perencanaan, Setjen KKP. Adapun perencanaan barang/aset lingkup Ditjen PSDKP sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan pada asas kebutuhan melalui TOR, RAB & RKBMN. Perencanaan barang/aset sudah mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan dan sudah mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM), tetapi belum optimal dalam pelaksanannya. Oleh karena itu, akan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap realisasi dari rencana pengendalian dengan pendekatan risiko yang telah ditetapkan pada awal tahun tersebut.

C.

Pelaksanaan Anggaran

Dalam rangka pengendalian terhadap Pelaksanaan anggaran lingkup Stasiun PSDKP Belawan, penanggungjawab pencatatan dan sumber daya keuangan adalah Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dan ditetapkan melalui Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan, penanggungjawab pencatatan Laporan Keuangan ditunjuk dan ditetapkan oleh KPA Stasiun PSDKP Belawan dan penanggungjawab sumber daya berupa BMN dan pencatatannya ditunjuk dan ditetapkan melalui Keputusan KPA Stasiun PSDKP Belawan. Implementasi kebijakan dan prosedur terhadap pelaksanaan anggaran yang akuntabel dilakukan melalui pencatatan pada silabi (BKU) telah dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran setiap terjadinya transaksi keuangan, laporan keuangan dan Laporan BMN telah disusun setiap Triwulan dan selalu dilakukan direviu, serta telah dilakukan rekon internal antara SAI dan BMN dan rekon dengan KPPN, serta rekon LK UAPPA-E1 setiap semester sehingga laporan keuangan dan BMN akurat.

D.

Kinerja

Pengendalian terkait dengan kinerja lingkup Stasiun PSDKP Belawan adalah dengan telah terdapat dokumen kebijakan/prosedur yang mengatur mengenai Sistem Manajemen Kinerja seperti SAKIP, SPIP, SAI lingkup Stasiun PSDKP Belawan.

Adapun terkait dengan kinerja, laporan kinerja telah disusun secara triwulanan yang perhitungannya telah sesuai dengan Manual IKU yang telah dibuat dan didukung dengan sumber dokumen dalam pengukuran kinerja. Adapun Tim Monitoring Evaluasi

(21)

14 dan Pelaporan dari Sekretariat Ditjen PSDKP telah melakukan evaluasi atas Implementasi SAKIP lingkup Stasiun PSDKP Belawan.

Berdasarkan Peta Strategis Stasiun PSDKP Belawan, terdapat beberapa Indikator kinerja yang digunakan sebagai ukuran akuntabilitas kinerja dan ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Stasiun PSDKP Belawan Tahun 2022.

Berdasarkan hasil evaluasi oleh Tim Monev dan Pelaporan Sekretariat Ditjen PSDKP, diperoleh informasi untuk capaian kinerja Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun Anggaran 2022 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Capaian Kinerja s.d Triwulan I

No Kegiatan Satuan Target Realisasi %

1

Persentase penyelesaian pemeriksaan kepatuhan pelaku usaha kelautan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 100 100 100

2

Persentase penyelesaian pemeriksaan kepatuhan pelaku usaha perikanan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 100 100 100

3 Persentase Pokmaswas yang aktif

mendukung pengawasan SDKP % 87 - -

4 Indeks kinerja operasional kapal

pengawas Indeks 87,5 - -

5 Indeks kinerja operasional speedboat pengawa

Indeks

87,5 - -

6 Indeks pemenuhan logistik armada pengawasan SDK

Indeks

90 - -

7

Persentase penyelesaian

perawatan sarana dan prasarana Pengawasan SDKP

% 100 - -

8

Persentase efektifitas

penyelesaian penyidikan tindak pidana kelautan dan perikanan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 93 96,25 103,49

9

Persentase efektifitas

penyelesaian penanganan barang bukti Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 93 50 53,76

10

Persentase efektivitas

penyelesaian penanganan awak kapal Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 93 50 53,76

(22)

15 11

Persentase efektifitas pengenaan sanksi administratif Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 80 - -

12

Persentase efektifitas koordinasi dalam rangka penegakan hukum bidang kelautan dan perikanan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 80 - -

13

Indeks kepuasan masyarakat pengguna layanan SLO (Surat Laik Operasi) kapal perikanan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

Indeks 80 80 100

14

Indeks kepuasan masyarakat pengguna layanan LVHPI (Lembar Verifikasi hasil Penangkapan Ikan) Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

Indeks 80 80 100

15 Nilai WBK Stasiun PSDKP

Belawan Nilai 75 - -

16 Indeks profesionalitas ASN

Lingkup Stasiun PSDKP Belawan Indeks 77 - - 17 Nilai rekonsiliasi kinerja Lingkup

Stasiun PSDKP Belawan Nilai 90 - -

18

Nilai implementasi program budaya kerja Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

Nilai 21 - -

19

Inovasi gugus kerja transformasi yang di hasilkan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

Inovasi 1

- -

20

Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 75 - -

21

Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 75 - -

22

Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

% 86 99,89 116,15

23

Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan Lingkup Stasiun PSDKP Belawan yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan

% 70 - -

24

Nilai indikator kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

Nilai 89

- -

25 Nilai kinerja anggaran (NKA)

Lingkup Stasiun PSDKP Belawan Nilai 81 - -

(23)

16 26 Kapal Perikanan yang Laik

Operasional Unit 1642 1258 76,61

27

Unit Usaha Pengolahan Hasil Perikanan yang Taat Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Unit 74 1 1,35

28

Unit Usaha Budidaya Ikan yang Taat Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Unit 75 4 5,33

29

Usaha Distribusi Hasil Perikanan yang Taat Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Unit 31 18 58,06

3.2. Pelaksanaan Pengendalian Berkala yang telah dilakukan

Pengendalian Berkala, pada tahap ini sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 Tentang Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka fokus kegiatannya adalah mengendalikan kegiatan/pekerjaan terkait Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan, Pengendalian Penyusunan Anggaran, Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa, Pengendalian BMN, Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara, dan Pengendalian Penyerapan Anggaran (form terlampir).

Adapun pelaksanaan pengendalian berkala yang dilaksanakan Tim SPIP adalah sebagai berikut :

A. Sistem Pengendalian Berkala Sumber Daya Manusia

Jumlah SDM pada lingkup Stasiun PSDKP Belawan yaitu sebanyak 121 orang yang tersebar di semua Satwas dan Kapal Pengawas dengan rincian sebagai berikut :

- PNS Ditjen PSDKP = 76 orang - PNS Dinas/Kab/kota = 6 orang - Tenaga Kontrak = 39 orang

(24)

17 Tabel 2. Rincian Penempatan Personil Lingkup Stasiun PSDKP Belawan

No Unit Kerja PNS

Pusat

PNS

Pemda Kontrak Jumlah 1 Stasiun Pengawasan SDKP

Belawan 55 - 25 80

2 Satwas SDKP Langsa 2 - 1 3

3 Wilker Pengawasan SDKP Idi 3 - 2 5

4 Wilker Pengawasan SDKP

Lhokseumawe 1 - 1 2

5 Wilker Pengawasan SDKP

Biureun 1 1 - 2

6 Wilker Pengawasan Sigli - 2 - 2

7 Satwas SDKP Asahan 6 - 5 11

8 Wilker Pengawasan SDKP

Batubara - 1 1 2

9 Satwas SDKP Rokan Hilir 3 - 2 5

10 Wilker Pengawasan SDKP

Panipahan - - 1 1

11 Wilker Pengawasan SDKP Dumai 1 - 1 2

12 Wilker Pengawasan SDKP

Kepulauan Meranti 2 1 - 3

13 Wilker Pengawasan SDKP

Indragiri Hilir 2 - - 2

14 Wilker Pengawasan SDKP

Bengkalis - 1 - 1

JUMLAH 76 6 39 121

Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan

Pengangkatan pejabat pengelola keuangan mulai dari KPA, PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Satker lingkup Stasiun PSDKP Belawan seluruhnya telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor KEP.79/MEN/KU.611/2019 tanggal 13 Desember

(25)

18 2019 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran pada Satker UPT Stasiun PSDKP Belawan. Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar pada Satker UPT Stasiun PSDKP Belawan melalui Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan Nomor 001/Sta.2/Kep.KPA/I/2022 tanggal 02 Januari 2022, adapun Bendahara Pengeluaran telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala Stasiun PSDKP Belawan Nomor 002/Sta.2/Kep.KPA/I/2022 tanggal 2 Januari 2022.

- KPA : Andri Fahrulsyah, S.Pi, M.Si - PPK : Adhi Kurniadi, S.St.Pi - PPSPM : Edy Sutanto, S.Pi

- Bendahara Pengeluaran : Siti Safiera, SE

Secara umum tingkat pendidikan bagi Pengelola Keuangan lingkup Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan telah sesuai dengan kreteria yang ditetapkan. Tingkat pendidikan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan dinilai sangat memadai, karena memiliki tingkat pendidikan pascasarjana dan telah memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.

Tingkat pendidikan untuk Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) memiliki tingkat pendidikan lulusan sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan memiliki kualifikasi pendidikan yang sangat memadai. Dengan demikian, diharapkan tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi tetap diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan.

Sedangkan tingkat pendidikan Bendahara Pengeluaran lulusan sarjana dan telah pernah mengikuti diklat perbendaharaan. Hal ini menunjukkan bahwa personil dengan kualifikasi pendidikan tersebut sangat memadai sebagai Bendahara Pengeluaran, sehingga diharapkan tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi tetap diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan

B. Sistem Pengendalian Berkala Anggaran

Anggaran Kegiatan di masing-masing direvisi sesuai dengan bagan akun standar (BAS). Sehubungan dengan kebijakan efisiensi anggaran Tahun 2022,

(26)

19 maka anggaran Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan pada Triwulan I Tahun 2022 mengalami efisiensi.

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, Stasiun Pengawasan SDKP Belawan (440831) telah melakukan revisi anggaran sebanyak 1 (satu) kali untuk revisi kewenangan KPA (POK) pada bulan Maret 2022.

C. Sistem Pengendalian Berkala Barang dan Jasa

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan telah menginput kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan barang/ jasa ke dalam sistem informasi rencana umum pengadaan barang/ jasa pemerintah (SIRUP), dengan alamat laman. Selain itu, untuk pengadaan barang dan jasa Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 masih dalam proses.

Tahun 2022, kegiatan pengadaan barang dan jasa Stasiun Pengawasan SDKP Belawan, terdiri dari:

a. Bahan Bakar Minyak Kapal Pengawas (3 Unit Kapal Pengawas) b. Biaya docking Kapal Pengawas

c. Pengadaan Alat pengolah data d. Pengadaan Fasilitas Perkantoran e. Pengadaan baju dinas pegawai

f. Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya g. Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

D. Sistem Pengendalian Berkala Barang Milik Negara

Perubahan paradigma baru pengelolaan aset negara/ barang milik negara telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang tertib, akuntabel, dan transparan.

Pengelolaan aset negara yang baik dengan mengedepankan tata kelola yang baik (good governance) sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakat/stakeholder.

Pelaporan aset negara merupakan bagian dari penatausahaan aset negara yang

(27)

20 wajib ditegakkan oleh setiap penyelenggara pemerintahan. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur setiap kepala pemerintah pusat dan daerah mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN/ APBD, di mana salah satunya adalah menyusun laporan keuangan pemerintah pusat/ daerah.

Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah juga mengatur setiap pengelola barang harus menyusun laporan barang milik negara/ daerah yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah pusat/daerah.

Peraturan-peraturan ini masih diikuti ketentuan lain yang pada intinya mewajibkan kepada seluruh penyelenggara pemerintahan untuk melalukan pelaporan aset negara secara transparan dan akuntabel. Untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa pelaporan aset negara telah dilakukan dengan baik, perlu dibangun sebuah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah barang/ milik Negara (SPIP BMN).

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atas pelaporan aset negara/ barang milik negara dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat dijadikan dasar bagi auditor eksternal (BPK-RI) dalam pemberian catatan yang tidak diharapkan pada hasil auditnya. Yang utama, dengan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah BMN yang handal, aset negara dapat terjaga keamanan dan keberadaannya. Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan telah berupaya melakukan langkah-langkah pengamanan, pengawasan, dan pengendalian aset negara/ barang milik negara.

Langkah-langkah tersebut meliputi inventarisasi secara berkala terhadap aset BMN, proses penetapatan status penggunaan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk rencana kebutuhan pemeliharaan dan pengadaan BMN.

Nilai BMN Stasiun Pengawasan SDKP Belawan Per 31 Maret 2022 sebesar Rp. 64.927.901.215,00, nilai BMN dimaksud disajikan berdasarkan klasifikasi pos- pos perkiraan Neraca yaitu : Persediaan, Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Aset Lainnya, dengan rincian sebagai berikut :

(28)

21

Rp % Rp % Rp %

I Aset Lancar

1 Persediaan 862.242.250 1,329 0 0,000 862.242.250 1,328

Sub Jumlah (1) 862.242.250 0 862.242.250

II Aset Tetap

1 Tanah 1.485.395.729 2,29 0 0,00 1.485.395.729 2,29

2 Peralatan dan Mesin 51.160.645.498 78,86 49.278.200 100 51.209.923.698 79 3 Gedung dan Bangunan 8.259.273.489 12,73 0 0,00 8.259.273.489 12,72 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 3.085.031.049 4,76 0 0,00 3.085.031.049 4,75

5 Aset Tetap Dalam Renovasi 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6 Aset Tetap Lainnya 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7 KDP 11.535.000 0,02 0 0,00 11.535.000 0,02

Sub Jumlah (2) 64.001.880.765 49.278.200 64.051.158.965 III Aset Lainnya

1 Kemitraan dengan pihak ketiga 0 0 0

2 Aset Tak Berwujud 0 0 0

3

Aset yang dihentikan dari penggunaan operasional

pemerintahan 14.500.000 0,02 0 14.500.000 0,02

Sub Jumlah (3) 14.500.000 0 14.500.000

Total 64.878.623.015 100 49.278.200 100 64.927.901.215 100 Intrakomptabel Ekstrakomptabel Grand Total

No Uraian Neraca

Tabel 3. Nilai BMN per 31 Maret 2022 menurut klasifikasi pos-pos perkiraan

Neraca

Perkembangan nilai BMN secara gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) selama 3 (tiga) periode laporan terakhir, dapat disajikan sebagai berikut:

Rupiah Persen

1 31 Maret 2020 31.318.773.414 - -

2 31 Maret 2021 34.760.620.214 3.441.846.800 10,99%

3 31 Maret 2022 64.054.123.965 29.293.503.751 84,27%

No Periode Laporan Nilai BMN Perkembangan

Tabel 4. Perkembangan nilai BMN secara gabungan

E. Sistem Pengendalian Berkala Kerugian Negara

Pada Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan tidak ada kerugian negara baik yang ditimbulkan oleh bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, maupun pejabat lain sampai dengan Triwulan I Tahun 2022.

(29)

22 F. Sistem Pengendalian Berkala Penyerapan Anggaran

Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing.

Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Target dan realisasi keuangan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Realisasi Anggaran Stasiun PSDKP Belawan Triwulan I Tahun 2022

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran (Rp)

Belanja Pegawai 7,693,545,000 1,604,437,571 20.85% 6,089,107,429 Belanja Barang 26,155,424,000 5,067,565,816 19.37% 21,087,858,184 Belanja Modal 416,100,000 0 00.00% 416,100,000

Total 34,265,069,000 6,672,003,387 19.47% 27,593,065,613

3.3. Pelaksanaan Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko yang telah dilakukan

Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko adalah pengendalian yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan meminimalisir timbulnya masalah pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan. Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko dirancang dan dimulai sejak perencanaan kebijakan

(30)

23 dan kegiatan/aktifitas. Selain itu, pengendalian ini digunakan sebagai dasar menyusun rencana pengendalian dan menjadi data dukung dan dasar dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA).

Telah disusun pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko disertai tingkat risiko dan respon terhadap risiko/rencana kegiatan pengendalian setiap Triwulan. Setiap kegiatan diidentifikasi factor risikonya, dicari penyebabnya dan dampaknya, dihitung tingkat risikonya berdasarkan hasil dari persepsi atas risiko dengan tiga koresponden, serta ditetapkan respon terhadap risiko kegiatan pengendalian dan besaran kemungkinan masih adanya sisa risiko setelah dilakukan kegiatan pengendalian. Dalam penilaian risiko Stasiun PSDKP Belawan dititikberatkan di kegiatan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Tim SPIP Stasiun PSDKP Belawan bersama para Pelaksana Koordinasi selaku pemilik kegiatan telah melakukan identifikasi dan penyusunan rencana pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko untuk kegiatan Tahun Anggaran 2022, adapun hasil identifikasi dan penyusunan dokumen MR Stasiun PSDKP Belawan telah ditetapkan sebanyak 5 kegiatan dengan 1 kegiatan yang dinilai memiiki risiko yang tinggi yaitu kegiatan Pemantauan dan Operasi Armada, dengan output kegiatan Armada Pengawasan dan Sistem Pemantauan yang siap operasi.

Pelaksanaan kegiatan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko yang telah dilakukan oleh Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan Triwulan I tahun 2022 adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pemantauan dan Operasi Armada yang memiliki tujuan terlaksananya docking Kapal Pengawas sesuai dengan Kontrak, adapun yang menjadi risiko yang tinggi adalah keterlambatan lelang dan pekerjaan docking KP.

Adapun bentuk pengendalian yang direncanakan atas risiko tersebut adalah pemantauan pelaksanaan pekerjaan secara berkala. Terkait pelaksanaan patroli pengawasan oleh Kapal pengawas Hiu 01, 08 dan 16 masih terjadi kebocoran informasi atas rencana dan strategi operasi KP. Sedangkan untuk operasi speed boat terkendala yaitu speed boat Napoleon 028 yang tidak siap operasi karena kerusakan mesin, penggantian mesin belum dilaksanakan di TW I.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan I Tahun 2022:

Pengendalian sampai dengan Triwulan I tahun 2022:

(31)

24 - PPK memastikan bahwa tahapan pelaksanaan docking sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, sehingga di awal April docking kapal pengawas sudah mulai dilaksanakan.

- Melaksanakan rapat terbatas antara Kepala Stasiun, Kasubsi Sarpras dan Nakhoda KP Hiu 01, 08 dan 16.

- Perbaikan atas kerusakan speedboat Napoleon 28 diharapkan bisa dilaksanakan pada awal tahun 2023.

→ Analisis sisa risiko:

Realisasi pengendalian berupa jaminan dari penyedia untuk memastikan pekerjaan tetap berjalan sesuai dengan kurva S yang telah dibuat. Berkoordinasi dg Dit. POA terkait pemindahan tempat sandar Kapal Pengawas sehingga pergerakan kapal tidak diketahui oleh nelayan. Perawatan rutin speed boat Dolphin 14 sehingga dapat rutin melaksanakan patroli sampai dengan selesainya hari operasi.

2. Kegiatan Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan

Sampai dengan Triwulan I tahun 2022 sudah ada 4 (empat) penanganan kasus terkait TPKP dari 10 (sepuluh) kasus yang menjadi target.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan II Tahun 2022:

Selama Triwulan I sudah ada 4 (empat) penanganan kasus terkait TPKP, Dimana keempat KIA sudah masuk tahap II.

→ Analisis sisa risiko:

Target empat kasus penanganan KIA dalam TW I ini dapat tercapai, namun anggaran penyidikan tidak habis dikarenakan proses penyidikan sampai dengan P21 lebih cepat dari waktu yang ada di RKAKL.

3. Kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan

Faktor risiko yang tinggi untuk kegiatan pengawasan dan pengelolaan sumber daya perikanan adalah pelaku usaha belum mengurus/melengkapi dokumen perizinan UPI, pelaku usaha masih menggunakan pakan yang tidak terdaftar dan

(32)

25 obat-obatan yang berbahaya, dan data SIMWASKAN Stasiun PSDKP Belawan tidak realtime khususnya untuk kapal perikanan ijin daerah.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan I Tahun 2022:

Kegiatan pengendalian yang telah dilakukan oleh Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan Triwulan I tahun 2022 adalah telah melakukan pengawasan terhadap unit pengolahan ikan dan unit budi daya sekaligis sosialisasi wajibnya SIUP dan tidak bolehnya menggunakan bahan berbahaya serta telah dilaksanakan koordinasi ke Dinas Perikanan Kabupaten Deli Serdang.

→ Analisis Sisa Resiko:

Dari pelaku usaha yang sudah diperiksa baik Pelaku Usaha Perikanan (Kapal Perikanan, Unit Budi Daya, Unit pengolah Ikan dan distribusi hasil perikanan) sudah taat mengurus izin dan tidak menggunakan bahan pakan yang berbahaya.

4. Kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Faktor risiko yang tinggi untuk kegiatan pengawasan pengelolaan SDK adalah nelayan masih menangkap ikan terubuk pada musim memijah dan limbah UPI belum tertangani secara optimal.

Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan I Tahun 2022:

Realisasi atas pelaksanaan pengawasan ikan yang diindungi sudah dilaksanakan pada akhir bulan Maret 2022 pada saat musim ikan terubuk memijah, dan pengawasan pencemaran perairan pada Unit Pengolahan Ikan.

→ Analisis Sisa Risiko:

Pengawasan terhadap Pelaku Usaha yang tidak taat pada perizinan pengelolaan jasa kelautan dan pemanfaatan pulau-pulau kecil belum dilaksanakan, direncanakan di TW 2 dan TW 3.

(33)

26 5. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Direktorat Jenderal PSDKP

Untuk menghilangkan resiko pada Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal PSDKP, Satker Stasiun PSDKP Belawan telah melakukan pengendalian secara rutin dengan berkordinasi dengan pihak penyedia dan Satker Pusat.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan II Tahun 2022:

Satker Stasiun PSDKP Belawan telah melakukan pengendalian secara rutin dengan berkordinasi dengan pihak penyedia dan Satker Pusat.

Dari pelaksanaan realisasi pengendalian diatas termasuk efektif dan efisien sehingga target kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

→ Analisa Sisa resiko:

Mitigasi sisa risiko pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal PSDKP adalah belanja gaji dan tunjangan pegawai dikarenakan bertambahnya jumlah pegawai (CPNS Pengawas Perikanan dan Awak Kapal KP) dan melakukan penghitungan kekurangan belanja gaji dan tunjangan serta berkoordinasi dengan Bagian Program, Sekretariat Ditjen PSDKP.

(34)

27 BAB IV

HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN SPIP LINGKUP STASIUN PSDKP BELAWAN

4.1. Hambatan yang dihadapi

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SPIP lingkup Stasiun PSDKP Belawan :

a. Kurangnya pemahaman operator yang ditunjuk secara mendalam terkait pelaksanaan SPIP;

b. Tidak dialokasikannya dana kegiatan pelaksanaan SPIP dalam susunan anggaran;

c. Para pengelola kegiatan masih belum memahami SPIP melalui pendekatan Manajemen Risiko terutama dalam menentukan Tujuan kegiatan, Faktor Risiko, Penyebab serta Dampak dari risiko dari setiap kegiatan.

4.2. Rencana dan Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

a. Menginstruksikan operator dan pengelola kegiatan untuk mempelajari dan memahami lebih mendalam atas seluruh pasal yang telah ditetapkan terkait SPIP;

b. Membuat usulan perubahan anggaran untuk dapat mengalokasikan dana kegiatan pengelolaan SPIP pada Tahun Anggaran 2022 kepada Kepala Stasiun untuk dapat dilanjutkan ke tingkat Eselon I Ditjen PSDKP;

c. Perlunya sosialisasi terkait pelaksaan SPIP melalui pendekatan Manajemen Risiko (MR) kepada para pengelola kegiatan agar dapat semaksimal mungkin dapat meminimalisir tingkat risiko yang akan timbul di setiap kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.

(35)

28 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, antara lain:

1. Penyusunan Laporan SPIP merupakan amanat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan yang wajib ditindaklanjuti dan akan menjadi bahan evaluasi bagi Stasiun PSDKP Belawan guna peningkatan implementasi di masa yang akan datang;

2. Laporan SPIP Triwulan I Stasiun PSDKP Belawan menyajikan gambaran implementasi SPIP dalam periode Januari sampai dengan Maret 2022;

3. Stasiun PSDKP Belawan telah berupaya meningkatkan implementasi SPIP, namun masih banyak kelemahan dalam pelaksanaannya;

4. Seluruh pejabat/pengelola keuangan sudah memiliki sertifikasi sebagaimana ketentuan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran Stasiun PSDKP Belawan Tahun 2022 pada Triwulan I, sebagai upaya peningkatan implementasi SPIP pada triwulan berikutnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti, sebagai berikut:

1. Perlu diberikan pelatihan/ pembekalan terutama di bidang keuangan dan anggaran bagi seluruh pegawai;

2. Mengadakan sosialisasi dan diskusi mengenai SPIP kepada seluruh pegawai;

3. Mengadakan rapat rutin untuk Tim SPIP khususnya dalam penyusunan laporan dan pemantauan Manjemen Risiko; serta

4. Mengoptimalkan pengumpulan data dan informasi di lingkup Stasiun PSDKP Belawan.

(36)

29

LAMPIRAN

Gambar

Gambar 1.  Struktur organisasi Stasiun Pengawasan Sumber Daya  Kelautan                      dan Perikanan Belawan
Tabel  1. Capaian Kinerja s.d Triwulan I
Tabel 4. Perkembangan nilai BMN secara gabungan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.HH- 02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Internalisasi adalah proses yang dilakukan oleh pimpinan dan pegawai untuk menerapkan SPI dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. Penerapan SPI dilaksanakan

Desain Penyelenggaraan SPIP Satker Sekretariat Badan P2SDM bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada pimpinan satker dan pegawai untuk tercapainya tujuan

Laporan SPIP Triwulan I Tahun 2020 Pangkalan PSDKP Batam merupakan gambaran pelaksanaan pengendalian intern di lingkup Pangkalan PSDKP Batam. Pengendalian

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH mencakup 10 kegiatan dengan kegiatan yang sudah terealisasi sampai dengan bulan

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).. Sistem Pengendalian Intern ini didasari pada konsep

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah menetapkan adanya suatu sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) yang harus dilaksanakan, baik pada tingkat

e-ISSN: 2684-8317 DOI: 10.31539/jomb.v5i1.6484 627 SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN Nida Andina1, Nurlaila2, Nurwani3 Universitas