• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL 4.1 Kondisi umum

4.2 Kondisi Pemeliharaan Kebun Pemupukan

Pupuk yang diberikan pada tanaman pada kebun kelapa sawit milik perusahaan adalah berdasarkan hasil analisis hara pada daun pada tiap blok dan pengamatan visual di lapangan pada tahun sebelumnya, sehingga pupuk yang diberikan sesuai dosis dengan kebutuhan tanaman pada setiap blok. Pemberiannya sesuai waktu yang telah dijadwalkan, pupuk untuk kebutuhan selama satu tahun telah berada di gudang penyimpanan pupuk, sehingga tidak akan ada keterlambatan aplikasi pupuk. Dosis pupuk pada tanaman kelapa sawit umur 12 tahun adalah NPK super (13-8-27) 2.5 kg tanaman-1 pada rotasi pertama dan 2.75-3 kg tanaman-1 pada rotasi kedua, CuSO4 0.15 kg tanaman-1, urea 0.75 kg tanaman-1, borat 0.12 kg tanaman-1, MOP 1.25-1.5 kg tanaman-1, bunch ash sebanyak 2 kg tanaman-1 (setara 0.75 kg MOP).

Pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit lahan gambut milik rakyat, tidak berdasarkan hasil analisis hara daun, karena petani swadaya rata-rata tidak memiliki dana yang besar. Pemberian pupuk terkadang berlebihan, yang terpenting adalah daun terlihat hijau dan hasil panen tinggi. Secara umum petani menggunakan dosis pupuk sebagai berikut: untuk urea 1-3 kg tanaman-1, rock phospate 2 kg tanaman-1, MOP 0.05-2 kg tanaman-1, NPK (16-16-16) 2 kg tanaman-1, NPK (15-15- 15) 1-3 kg tanaman-1, dolomit 1.8-2 kg tanaman-1, pupuk organik cair 0.4 kg ha-1, CuSO4 0.05-0.1 kg tanaman-1, borat 0.1 kg tanaman-1. Masing-masing petani tidak menggunakan seluruh jenis pupuk tersebut, namun hanya sebagian, tergantung pada kemampuan petani, dosis pupuk berdasarkan unsur hara secara lengkap pada masing- masing petani disajikan pada lampiran 2. Pemberian pupuk pada perkebunan rakyat dilakukan jika petani memiliki uang untuk membeli pupuk, dari hasil wawancara hanya dua petani (masyarakat 1-2) memupuk secara rutin setiap tahun, namun tiga petani (masyarakat 3-5) memupuk saat ada dana untuk pembelian pupuk, masyarakat 3 memupuk setelah 2 tahun tidak dipupuk, masyarakat 4 memupuk setelah 5 tahun tidak dipupuk, sedangkan masyarakat 5 melakukan pemupukan setelah 3 tahun tidak dipupuk.

Hasil analisis kimia tanah, lahan kelapa sawit perusahan diperlukan pemberian dolomit untuk meningkatkan pH, pemberian kalium, dan CuSO4. Peningkatan pH diperlukan sehingga hara yang dapat dipertukarkan dapat meningkat. KTK yang tinggi akibat asam-asam organik karboksilat dan fenolik pada kompleks jerapan menyebabkan unsur hara sulit diserap oleh tanaman. Sedangkan pada lahan kelapa sawit masyarakat, unsur hara dalam tanah cenderung cukup, namun masih

perlu ditambahkan dolomit untuk meningkatkan pH tanah di sekitar piringan, agar serapan hara meningkat. Menurut Abat et al. (2012) pemberian kapur pertanian di

sekitar piringan mampu meningkatkan serapan hara Cu dan Zn, Marwanto et al.

(2012) menambahkan pemberian pupuk dan amelioran seperti dolomit dengan ditebar di piringan meningkatkan serapan hara pada kedalaman 0-15 cm. Hal ini berhubungan dengan sebaran akar tersier dan kuarter yang berada pada lapisan tanah 0-15 cm di sekitar piringan lebih tinggi dibandingkan di luar piringan, dimana pupuk lebih sering diaplikasikan.

Penyiangan

Pengendalian gulma dilakukan penyiangan baik secara manual pada pembibitan maupun kimia pada TBM (tanaman belum menghasilkan) dan TM (tanaman menghasilkan). Herbisida yang digunakan merupakan herbisida yang memiliki kandungan bahan aktif yang tidak dilarang penggunaannya oleh peraturan menteri pertanian No 01/Permentan/OT.140/1/2007 tentang daftar bahan aktif pestisida yang dilarang dan pestisida terbatas. Paraquat sudah tidak lagi digunakan di perkebunan kelapa sawit milik perusahaan, karena paraquat termasuk dalam daftar pestisida terbatas. Herbisida yang digunakan dalam dosis sesuai dengan dosis yang dianjurkan, pada perkebunan milik perusahaan ini digunakan herbisida sistemik seperti glifosat (spektrum luas) dosis 0.7 L ha-1 tahun, metil metsulfuron (spektrum luas dan selektif) 0.052 kg ha-1 tahun-1,triclopyr butoxy ethyl ester (spektrum luas dan selektif) 0.03 L ha-1 tahun-1. Herbisida kontak seperti glufosinate ammonium (spektrum luas non selektif) 0.22-0.32 L ha-1 tahun-1. Penyemprotan hanya pada piringan dan jalan panen saja dengan volume semprot 36 L ha-1. Pemilihan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma yang mendominasi lahan perkebunan. Kebun kelapa sawit milik perusahaan didominasi gulma Nephrolepis yang tumbuh di sekeliling

gawangan hidup dan gawangan mati dengan ketinggian hampir 1 meter. Untuk mengendalikan Nephrolepis digunakan pestisida berbahan aktif glufosinate

amonium dicampur dengan metil metsulfuron. Sedangkan gulma lain menggunakan glifosat dan triclopyr butoxy ethyl ester.

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada kebun milik masyarakat di Desa Bilah memiliki pemikiran bahwa kebun kelapa sawit yang bagus adalah kebun yang bersih dari gulma. Herbisida sistemik seperti glifosat dengan dosis 1.6-5 liter ha-1 tahun-1, maupun paraquat (herbisida kontak spektrum luas) dengan dosis 0.9-4 liter ha-1 tahun-1 dan metil metsulfuron 0.03 kg ha-1 tahun-1. Volume semprot yang digunakan adalah 200-250 L ha-1. Aplikasi blanket dilakukan 2 kali setahun dengan dosis 2-2.5 L ha-1. Hal ini menyebabkan kebun milik masyarakat lebih bersih dibandingkan kebun perusahaan, hanya gawangan mati yang ditumbuhi gulma

Nephrolepis, gawangan hidup ditumbuhi Spaghnum dan Fimbristylis sehingga

terlihat bersih, piringan pada kebun milik masyarakat lebih bersih dibandingkan milik perusahaan.

Gambar 4. 1 Kondisi kebun kelapa sawit lahan gambut masyarakat di area penelitian

Gambar 4. 2 Kondisi kebun kelapa sawit lahan gambut perusahaan di area penelitian

Pengendalian hama dan penyakit

Hama kumbang badak (Oryctes rhinoceros) merupakan hama primer di

perkebunan lahan gambut, sedangkan hama babi sudah tidak lagi menjadi masalah di daerah tersebut. Pengendalian hama secara manual pada perkebunan milik perusahaan salah satunya adalah dengan adanya penerapan pherotrap untuk

mengendalikan hama kumbang tanduk. Pherotrap adalah perangkap yang terdiri dari

sex pheromone untuk menarik kumbang tanduk, seng, ember sebagai wadah

perangkap dan kayu sebagai penyangga. Setelah kumbang terperangkap dalam wadah, maka selanjutnya dapat dilakukan pengutipan kumbang yang dilakukan secara manual. Kumbang dikumpulkan dan kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar pada tempat yang sudah disediakan. Penggunaan insektisida berbahan aktif sipermetrin ataupun deltametrin digunakan untuk mengendalikan hama ulat pada pembibitan. Pengendalian hama kumbang badak pada kebun masyarakat dilakukan dengan pemberian garam dapur 2 kg per tanaman, belum jelas pengaruh garam pada kumbang badak secara ilmiah, namun beberapa petani mengaku dengan pemberian garam pada pucuk tanaman, serangan kumbang badak berkurang.

Jalan Panen

Gawangan hidup

Gawangan mati Gawangan mati Gawangan hidup

Gambar 4. 3 Tanda panah pada pelepah kelapa sawit yang patah akibat serangan

Oryctes rhinoceros

Pemangkasan daun

Pemangkasan pemeliharaan biasanya dilakukan sekaligus saat pemanenan baik pada perkebunan rakyat maupun pada perkebunan perusahaan (pemangkasan progresif). Pemangkasan ini dilakukan untuk membuang daun-daun songgo satu atau songgo dua, total daun yang dipertahankan antara 40-46 helai.

Dokumen terkait