• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Penanganan Perkara ABH Secara Diversi

ABH / AKH

B. Kondisi Penanganan Perkara ABH Secara Diversi

Berdasarkan data diversi anak dari Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Medan untuk tanggal 16 Desember 2015 dan tanggal 15 Desember 2017 diperoleh bahwa penanganan perkara ABH/AKH secara diversi per bulan dapat dideskripsikan lebih banyak yang menemukan kegagalan daripada keberhasilan.

Hanya ada 7 (tujuh) perkara yang berhasil di tahun 2015 dan 7 perkara berhasil di tahun 2017. Jumlah keseluruhan perkara pidana ABH/AKH yang masuk dari bulan Januari 2015 s/d 16 Desember 2015 adalah 87 (delapan puluh tujuh ) perkara. Jumlah keseluruhan perkara pidana ABH/AKH yang masuk dari bulan Januari 2017 s/d 15 Desember 2017 adalah 81 (delapan puluh satu ) perkara.

Permohonan yang berasal dari penyidik ke PN Medan untuk penetapan diversi di tahun 2015 berhasil 6 (enam) penetapan, sedangkan jumlah perkara yang dimohonkan penetapan oleh permohonan penuntut umum ke PN Medan hanya berhasil 1 (satu) perkara. Sejumlah perkara ABH/AKH yang berhasil diselesaikan secara diversi tersebut 2 (dua) perkara di bulan April, 1 (satu) perkara di bulan Juni, 1 (satu) perkara di bulan Juli, 1 (satu) perkara di bulan Obtober, dan 2 (dua) perkara di bulan November 2015.

Permohonan yang berasal dari penyidik ke PN Medan untuk penetapan diversi di tahun 2017 berhasil 8 (delapan) perkara yang telah memperoleh penetapan, sedangkan jumlah perkara yang dimohonkan penetapan oleh permohonan penuntut umum ke PN Medan berhasil 3 (tiga) perkara yang memperoleh penetapan. Sejumlah perkara ABH/AKH yang berhasil diselesaikan secara diversi tersebut 2 (dua) perkara

di bulan Agustus, 1 (satu) perkara di bulan Juni, 1 (satu) perkara di bulan Juli, dan 1 (satu) perkara di bulan Obtober 2015.

Berikut ini dideskripsikan kondisi penanganan perkara ABH/AKH secara diversi yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Medan dari bulan Januari 2015 s/d 16 Desember 2015 dan dari bulan Januari 2017 s/d 15 Desember 2017.

Berdasarkan grafik 1 dan grafik 2 serta tabel, 1, 2, dan 3 berikut ini menunjukkan tingkat keberhasilan diversi ABH/AKH masih rendah. Jumlah kegagalan setiap bulan menunjukkan bahwa mereka yang berperkara masih belum bisa menerima kehadiran restorative justice sebagai suatu solusi alternatif dari peradilan.

Konsep diversi yang menawarkan restorative justice demi kepentingan terbaik untuk anak, pada praktiknya masih belum dipahami oleh para orang tua ABH/AKH yang terlibat dalam proses diversi, mereka masih menunjukkan sikap lebih mementingkan kepentingan orang tua pelaku maupun korban, sehingga berdasarkan data berikut ini tampak dimana solusi melalui diversi tidak menunjukkan kondisi yang memuaskan dalam konsep penerapan keadilan restoratif.

Tabel 1 berikut ini menunjukkan kondiis jumlah perkara ABH/AKH dalam per tiga tahun terakhir (2015, 2016, dan 2017) dalam kategori diversi yang berhasil, diversi yang sedang proses dalam tahun tersebut, dan diversi yang gagal. Sumber data diolah dari Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Medan untuk tanggal 16 Desember 2015 dan Tanggal 15 Desember 2017

Tabel 1

Jumlah Perkara ABH/AKH Per Tiga Tahun Terakhir Dalam Kategori Diversi Berhasil, Sedang Proses, dan Gagal

Tingkat keberhasilan penyelesaian perkara ABH/AKH secara diversi belum menunjukkan kondisi memuaskan. Masih jauh lebih banyak penyelesaian perkara ABH/AKH yang gagal melalui diversi. Ada 7 (tujuh) perkara ABH/AKH yang berhasil diselesaikan melalui diversi di tahun 2015 dan 2017. Meskipun data ditemukan ada perkara ABH/AKH yang berhasil diselesaikan melalui diversi, tapi tidak semua perkara ABH/AKH yang berhasil tersebut memperoleh hasil kesepakatan diversi dengan ganti rugi, ada juga perkara ABH/AKH yang diselesaikan secara diversi tanpa ganti rugi. Misalnya penyerahan kembali kepada orang tua/wali,

mengikutkan anak dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan, atau pelayanan masyarakat.

Grafik 1

Kondisi Penanganan Perkara ABH/AKH Berdasarkan Data Pada Pengadilan Negeri Medan 2015

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt Nov Des diversi berhasil diversi sedang berjalan diversi gagal

Sumber : Diolah dari Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Medan untuk tanggal 16 Desember 2015

Berdasarkan grafik 1 di atas apabila diperhatikan bahwa antara setiap bulan dalam tahun 2015 menunjukkan jumlah kegagalan diversi terus mengalami kenaikan dari bulan Januari hingga bulan Juni. Kemudian turun di bulan Juli dan Agustus, naik kembali di bulan September dan seterusnya menurun hingga akhir bulan Desember 2015. Secara lebih rinci mengenai data yang disajikan di grafik 1 akan dideskripsikan berdasarkan tabel 1 berikut ini. Pada tabel 1 dideskripsikan tentang Nomor Perkara ABH/AKH, pasal-pasal yang dikenakan kepada ABH/AKH, hasil penyelesaian perkara ABH/AKH melalui diversi, dan sanksi yang dikenakan kepada ABH/AKH dalam putusan atau penetapan hakim Pengadilan Negeri Medan.

Tabel 2

Data Perkara ABH/AKH Pada Pengadilan Negeri Medan Bulan Januari 2015 s/d Desember 2015 Januari 2015

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Sanksi/Putusan 1. 1/Pid.Sus-Anak/2015 112 ayat (1) UU

No.35/2009

gagal 1 thn dan 4 bln 2. 2/Pid.Sus-Anak/2015 340 KUHP jo pasal 5 ayat

(2) Ke 1 UU No.11/2012

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 6/Pid.Sus-Anak/2015 170 ayat 2 ke 3 KUHP gagal 3 thn dan 6 bln 2. 7/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke-3,4 KUHP gagal 1 thn

3. 8/Pid.Sus-Anak/2015 365 ayat(2) sub 363 ayat (1) ke-4 KUHP 6. 11/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke 4e KUHP

jo pasal 5 ayat (2)ke 1 UU No.11/2012

gagal 4 bln

Maret 2015

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 12/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke5 KUHP gagal 2 bln 15 hari 2. 13/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke-4e dan 5e

KUHP

pasal 56 ke-1 KUHP

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi 3. 22/Pid.Sus-Anak/2015 362 KUHPidana jo pasal 56

ke-1 KUHP

4. 23/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (2) KUHP gagal 8 (delapan) Bulan Penjara

8. 27/Pid.Sus-Anak/2015 310 ayat (3) UU No.22/2009 berhasil menetapkan:

sub 310 ayat (2) UU

9 28/Pid.Sus-Anak/2015 365 ayat (1) ke2 KUHP Sub 335 ayat (1) ke1 KUHP

gagal 3 bln 10. 29/Pid.Sus-Anak/2015 365 ayat (1) ke2 KUHP Sub

335 ayat (1) ke1 KUHP

gagal 3 bln

Mei 2015

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

4. 33/Pid.Sus-Anak/2015 Pasal 81 ayat (2) UU No.23/2002 Sub 82 UU No.23/2002

gagal 2 thn 3 bln

5. 34/Pid.Sus-Anak/2015 81 ayat (1) UU No.23/2002 Sub 82 UU No.23/2002

Juni 2015

No Nomor Perkara Pasal yang didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 39/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke 5e KUHP gagal 15 bln

2. 40/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke3 KUHP gagal 10 bln 3. 41/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke3e, 4e KUHP

Sub 372 Jo 55 KUHP

gagal 6 bln

4. 42/Pid.Sus-Anak/2015 365 ayat (2) ke2 KUHP gagal 1 bln 15 hari 5. 43/Pid.Sus-Anak/2015 363 ayat (1) ke3,5 KUHP Jo

53 (1) KUHP

7. 45/Pid.Sus-Anak/2015 80 Jo 76c UU No.35/2014 perubahan UU No.23/2002

gagal mengembalikan anak kepada orang tuanya 8. 46/Pid.Sus-Anak/2015 310 ayat (3) UU No.22/2009

Sub 312 UU No.22/2009

penetapan ini kepada

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 51/Pid.Sus-Anak/2015 303 ayat (1) Ke1 KUHP Sub

303 ayat (1) ke2 KUHP

penuntut umum untuk

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

No Nomor Perkara Pasal yang didakwakan Hasil Diversi

7. 64/Pid.Sus-Anak/2015 365 (2) ke.1.2 KUHP Sub 363 (1) ke4 KUHP

Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

(1) KUHP permohonan pemohon

Asiong, dikembalikan

Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

9 82/Pid.Sus-Anak/2015 Pasal 310 ayat (3) jo Pasal

Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Berdasarkan tabel 2, perkara pidana ABH/AKH yang berhasil diselesaikan secara diversi dalam persidangan berjumlah 7 (tujuh) perkara yang telah memperoleh penetapan oleh hakim Pengadilan Negeri Medan. Perkara ABH/AKH yang sedang berjalan 6 (enam) berkas perkara. Perkara ABH/AKH yang diputus bebas berjumlah 1 (satu) berkas perkara (penuntut umum melakukan upaya kasasi). Perkara ABH/AKH yang melakukan upaya banding berjumlah 1 (satu) berkas perkara.

Jumlah keseluruhan perkara ABH/AKH dari bulan Januari 2015 s/d 16 Desember 2015 adalah berjumlah 87 (delapan puluh tujuh ) perkara. Jumlah perkara ABH/AKH yang berhasil dimohonkan diversi oleh penyidik kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan berjumlah 6 (enam) perkara dan telah memperoleh penetapan. Jumlah perkara ABH/AKH yang berhasil dimohonkan diversi oleh penuntut umum kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan berjumlah 1 (satu) perkara dan telah memperoleh penetapan.

Berdasarkan tabel 2 tersebut lebih banyak diversi yang gagal. Kondisi ini menunjukkan kurangnya pemahaman para pihak terkait dalam pelaksanaan diversi.

Terutama bagi orang tua anak, baik orang tua pelaku maupun korban harus diberikan pencerahan dan pemahaman bagaimana mengutamakan kepentingan terbaik untuk anak. Banyaknya perkara ABH/AKH yang gagal untuk dilakukan diversi menunjukkan bahwa dominasi orang tua masih menguat dalam penanganan perkara ABH/AKH dan dalam kondisi demikian lebih mengutamakan kepentingan terbaik bagi orang tua daripada kepentingan terbaik untuk ABH/AKH.

Kondisi untuk penanganan perkara ABH secara diversi untuk data tahun 2016 tidak dapat ditemukan. Berdasarkan penelusuran, Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Medan tidak dapat memberikan data tahun 2016 tersebut, sehingga tidak dideskripsikan dalam tabel. Data tahun 2016 yang diperoleh dari penetapan Pengadilan Pengadilan Negeri Medan di tahun 2016 hanya berjumlah 11 (sebelas) perkara yang dimohonkan dan telah memperoleh penetapan pengadilan.188 Data tahun 2016 tidak dapat diketahui berapa jumlah perkara ABH/AKH yang masuk, berapa jumlah perkara yang berhasil, gagal, dan dalam masa proses upaya diversi.

188 Ada 11 (sebelas) jumlah perkara ABH/AKH yang dimohonkan diversi dan telah memperoleh penetapan dari Pengadilan Negeri Medan, sebagai berikut:

(1) Penetapan PN Medan No.1/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 17 Februari 2016.

(2) Penetapan PN Medan No.2/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 16 Mei 2016.

(3) Penetapan PN Medan No.3/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 2 Juni 2016.

(4) Penetapan PN Medan No.4/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 10 Juni 2016.

(5) Penetapan PN Medan No.5/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 23 Juni 2016.

(6) Penetapan PN Medan No.6/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 13 Juli 2016.

(7) Penetapan PN Medan No.7/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 25 Juli 2016.

(8) Penetapan PN Medan No.8/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 4 Agustus 2016.

(9) Penetapan PN Medan No.9/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 13 September 2016.

(10) Penetapan PN Medan No.10/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 14 September 2016.

(11) Penetapan PN Medan No.11/Pent.Pidsus-Anak/2016/PN.Mdn Tanggal 1 November 2016.

Berikut ini data perkara ABH/AKH dari bulan Januari 2017 s/d tanggal 15 Desember 2017 dideskripsikan sebagai berikut.

Grafik 2

Kondisi Penanganan Perkara ABH/AKH Berdasarkan Data Pada Pengadilan Negeri Medan 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agu Sep Okt Nov Des diversi berhasil diversi sedang berjalan diversi gagal

Sumber: Diolah dari Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Medan untuk tanggal 15 Desember 2017

Berdasarkan grafik 2 tersebut dalam setiap bulan di tahun 2017 menunjukkan jumlah kegagalan diversi meskipun menurun tetapi tetap lebih dominan daripada yang berhasil. Jumlah kegagalan diversi menurun dari Januari 2017 hingga Juni 2017, kemudian naik dari bulan Juli 2017 hingga September 2017. Jumlah diversi yang berhasil lebih sedikit dibandingkan yang gagal. Hampir rata-rata 1 (satu) perkara setiap bulan yang bisa diselesaikan secara diversi, kecuali di bulan Agustus 2017 ada 2 (dua) perkara yang berhasil diselesaikan secara diversi.

Secara lebih rinci mengenai data yang disajikan di grafik 2 tersebut akan dideskripsikan berdasarkan tabel 2 berikut ini. Pada tabel 2 dideskripsikan tentang

Nomor Perkara ABH/AKH, pasal-pasal yang dikenakan kepada ABH/AKH, hasil penyelesaian perkara ABH/AKH melalui diversi, dan sanksi yang dikenakan kepada ABH/AKH dalam putusan atau penetapan hakim Pengadilan Negeri Medan.

Tabel 3

Data Perkara ABH/AKH Pada Pengadilan Negeri Medan Bulan Januari 2017 s/d Desember 2017 Januari 2017

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi 10. 10/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (2) ke-2e jo 53

ayat (1) KUHP

gagal 5 bln

Februari 2017

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi 2. 12/Pid.Sus-Anak/2017 127 ayat (1) huruf a UU

No.35/2009 5. 15/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (1) ke-3,4,5

KUHP

gagal 3 thn dan pelatihan kerja selama 6 bln 6. 16/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (2) ke-2 KUHP jo gagal 3 bln

56 ayat (1) KUHP

7. 17/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (1) ke-5 KUHP gagal 1 thn Maret 2017

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 18/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (1) ke-4,5 KUHP gagal 16 bln 2. 19/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (2) KUHP gagal 3 bln 3. 20/Pid.Sus-Anak/2017 127 ayat (1) huruf a UU

No.35/2009

gagal 1 thn, percobaan 1 thn 6 bln 4. 21/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1), sub 112 ayat

(1), sub 127 ayat (1) huruf

6. 23/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (1) ke-1, ke-3,5 KUHP

gagal 1 thn 7. 24/Pid.Sus-Anak/2017 112 ayat (1) UU

No.35/2009

gagal 4 thn, denda 1 milyar, sub 1 bln 8. 25/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1), sub 112 ayat

(1) UU No.35/2009

gagal 2 thn, denda 1 milyar, denda 2 bln

April 2017

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 26/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (2) KUHP dan

363 ayat (1) ke 4 KUHP 3. 28/Pid.Sus-Anak/2017 310 ayat (3) UU No.22/2009

jo UU No.11/2012

gagal 2 bln 4. 29/Pid.Sus-Anak/2017 127 ayat (1) huruf a UU

No.35/2009 jo 55 ayat (1) KUHP

gagal 1 thn 6 bln

5. 30/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (1) ke-2 KUHP gagal 6 bln 6. 31/Pid.Sus-Anak/2017 112 ayat (1) sub 127 ayat (1)

huruf a UU No.35/2009

berhasil Memerintahkan hakim untuk mengeluarkan surat penetapan

penghentian pemeriksaan Mei 2017

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 32/Pid.Sus-Anak/2017 338 KUHP jo sub 170 ayat

(2) ke-2e, sub 170 ayat (1), sub 351 ayat (2) jo 55 ayat (1) KUHP

gagal 4 thn

2. 33/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 111 ayat (1) UU No.35/2009

gagal 4 thn, denda 1 milyar, sub 3 bln

3. 34/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 112 ayat (1) UU No.35/2009

gagal 1 thn 4 bln, denda 1 milyar, sub 4 bln 4. 35/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (1) ke-4,5 KUHP gagal 10 bln 5. 36/Pid.Sus-Anak/2017 112 ayat (1) UU No.35/2009 gagal 10 bln dan

pelatihan kerja selama 10 hari Juni 2015

No Nomor Perkara Pasal yang didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 37/Pid.Sus-Anak/2017 339 sub 338 KUHP jo 55

ayat (1) ke-1 KUHP

gagal 6 thn 2. 38/Pid.Sus-Anak/2017 339 jo 55 ayat (1) ke-1

KUHP

gagal 8 thn

3. 39/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (2) KUHP berhasil Memerintahkan hakim anak untuk

mengeluarkan

penetapan penghentian pemeriksaan

Juli 2015

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 40/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (1) ke-4,5 KUHP gagal 1 thn 2 bln 2. 41/Pid.Sus-Anak/2017 2 ayat (1) UU No.12/1951

sub 223 jo 55 ayat (1) KUHP

gagal 1 thn 3. 42/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (2) ke-1,2 KUHP gagal 2 thn 4. 43/Pid.Sus-Anak/2017 127 ayat (1) huruf a UU gagal 6 bln

No.35/2007

5. 44/Pid.Sus-Anak/2017 127 ayat (1) huruf a UU No.35/2009

gagal Dikembalikan kepada orang tua

6. 45/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 127 ayat (1) huruf a UU No.35/2009

No Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

3. 48/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 112 ayat (1) sub 127 ayat (1) huruf a UU 4. 49/Pid.Sus-Anak/2017 112 ayat (1) UU No.35/2009

jo 55 ayat (1) ke-1 KUHP

gagal 1 thn 2 bln 5. 50/Pid.Sus-Anak/2017 127 ayat (1) huruf a UU

No.35/2009 jo 55 ayat (1) ke-1 KUHP

gagal 1 thn 5 bln

6. 51/Pid.Sus-Anak/2017 112 ayat (1) sub 127 ayat (1) UU No.35/2009 7. 52/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (2) KUHP jo 56

ke-1 KUHP

gagal 1 thn 10 bln 8. 53/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (2) sub 112 ayat (2)

UU No.35/2009

gagal 4 thn, denda 400 juta, sub 1 bln

9. 54/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (2) ke-2 KUHP gagal 10 bln 10. 55/Pid.Sus-Anak/2017 112 ayat (1) jo 127 ayat (1)

huruf a UU No.35/2009

- masih sedang proses persidangan

September 2015

No Nomor Perkara Pasal yang didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 56/Pid.Sus-Anak/2015 114 ayat (1) sub 112 ayat (1)

jo 132 ayat (1) UU

5. 60/Pid.Sus-Anak/2015 2 ayat (1) UU No.12/1951 gagal Pidana peringatan kepada anak untuk

6. 61/Pid.Sus-Anak/2015 127 ayat (1) huruf a UU No.35/2009

Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 65/Pid.Sus-Anak/2017 81 ayat (2) UU No.35/2014 gagal 3 thn 6 bln 2. 66/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 112 ayat (1)

jo 132 ayat (1) sub 127 UU 3. 67/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (2) ke-2 sub 363

ayat (1) KUHP

5. 69/Pid.Sus-Anak/2017 365 ayat (1) ke-1,2 KUHP - masih sedang proses persidangan

Nopember 2015 No

.

Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

3. 72/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 112 ayat (1) UU No.35/2009

gagal 6 bln 4. 73/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 112 ayat (1)

UU No.35/2009

6. 75/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 112 ayat (1) UU No.35/2009

- masih sedang proses persidangan

7. 76/Pid.Sus-Anak/2017 363 ayat (2) sub 362 KUHP - masih sedang proses persidangan

8. 77/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (2) sub 112 ayat (2) UU No.35/2009

- masih sedang proses persidangan

9 78/Pid.Sus-Anak/2017 114 ayat (1) sub 132 ayat (1) sub 112 ayat (1) jo 132 ayat

Nomor Perkara Pasal Yang Didakwakan Hasil Diversi

Putusan 1. 79/Pid.Sus-Anak/2017 372 sub 378 KUHP - masih sedang proses

persidangan

2. 80/Pid.Sus-Anak/2017 365 sub 363 KUHP - masih sedang proses persidangan

3. 81/Pid.Sus-Anak/2017 363 KUHP - masih sedang proses

persidangan

Perkara pidana ABH/AKH di tahun 2017 yang berhasil diselesaikan secara diversi dalam persidangan berjumlah 7 (tujuh) perkara yang telah memperoleh penetapan oleh hakim Pengadilan Negeri Medan. Perkara ABH/AKH yang sedang

berjalan 11 (sebelas) berkas perkara. Perkara ABH/AKH yang diputus bebas berjumlah 1 (satu) berkas perkara (penuntut umum melakukan upaya kasasi). Perkara ABH/AKH yang melakukan upaya banding berjumlah 4 (empat) berkas perkara.

Jumlah keseluruhan perkara ABH/AKH dari bulan Januari 2015 s/d 15 Desember 2017 adalah berjumlah 81 (delapan puluh satu ) perkara. Jumlah perkara ABH/AKH yang berhasil dimohonkan diversi oleh penyidik kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan berjumlah 8 (delapan) perkara dan telah memperoleh penetapan. Jumlah perkara ABH/AKH yang berhasil dimohonkan diversi oleh penuntut umum kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan berjumlah 3 (tiga) perkara dan telah memperoleh penetapan.

Berdasarkan deskripsi di atas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan diversi ABH/AKH masih rendah. Jumlah kegagalan setiap bulan menunjukkan bahwa mereka yang berperkara masih belum bisa menerima kehadiran restorative justice sebagai suatu solusi alternatif dari peradilan. Konsep diversi yang menawarkan restorative justice demi kepentingan terbaik untuk anak, pada praktiknya masih

belum dipahami oleh para orang tua ABH/AKH yang terlibat dalam proses diversi, mereka masih menunjukkan sikap lebih mementingkan kepentingan orang tua pelaku maupun korban.

UUSPPA di sisi lain memerintahkan suatu kewajiban bagi penyidik, penuntut umum, atau hakim mengupayakan diversi. Hal itu ditentukan di dalam Pasal 5 ayat (1) UUSPPA yang menentukan bahwa “sistem peradilan pidana anak wajib mengutamakan pendekatan keadilan restoratif”. Pendekatan keadilan restoratif

menekankan harapan orientasi proses pada tindakan pemulihan kembali peristiwa yang telah terjadi ke keadaan semula, bukan berorientasi pada proses pembalasan atas pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku pidana anak.

Penyidik wajib melaksanakan diversi (Pasal 29 ayat 1 UUSPPA). Penuntut umum wajib melaksanakan diversi (Pasal 42 ayat 1 UUSPPA). Hakim wajib melaksanakan diversi (Pasal 52 ayat 2 UUSPPA). Berdasarkan Pasal 96 UUSPPA menentukan penyidik, penuntut umum, dan hakim dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban diversi dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.200.000.000, (dua ratus juta rupiah)”.

Berdasarkan fakta yuridis dan fakta perkara ABH/AKH yang diperoleh menunjukkan bahwa kehendak diversi seolah-olah digantungkan pada penyidik, penuntut umum, dan hakim, bukan berdasarkan atas kemauan dari orang tua pelaku dan/atau korban untuk mencari solusi melalui diversi sehingga tidak menunjukkan hasil diversi yang memuaskan.

C. Kendala Penagihan Ganti Rugi Dalam Penetapan Nomor: 2/Pent.Pid.Sus-Anak/2016/PN.Mdn

Permohonan penyidik Kepolisian Resor Kota (Polresta) Medan Nomor:

B/2508/IV/2016 Reskrim Tanggal 1 April 2016 memuat permohonan penetapan diversi dari Ketua Pengadilan Negeri Medan dalam perkara ABH/AKH (pihak anak korban), inisial SA dengan tersangka (inisial RNB). Dari laporan penyidik tanggal 1 April 2016 telah diperoleh kesepakatan diversi yakni pada tanggal 29 Februari 2016,

dan telah dikeluarkan surat penetapannya oleh Ketua Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pent.Pid.Sus-Anak/2016/PN.Mdn pada tanggal 16 Mei 2016.

Perintah undang-undang menentukan bahwa penyidik wajib mengupayakan penyelesaian perkara ABH/AKH secara diversi sesuai Pasal 29 UUSPPA. Pasal 29 UUSPPA menjadi dasar hukum penyidik Polresta Medan dan berdasarkan surat berikut ini melakukan diversi. Surat-surat yang menjadi dasar hukum penyidik untuk melakukan upaya diversi tersebut adalah:

1. Laporan Polisi Nomor: LP/30/K/I/2016/SPKT Resta tanggal 5 Januari 2016 atas nama pelapor Saugi Akhriadi.

2. Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Sidik/118/I/2016/Reskrim tanggal 29 Januari 2016.

3. Surat Hasil Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) dari Kantor Balai Pemasyarakatan Kelas I Medan Nomor: W2.E35.PK.01.05-1501 tanggal 1 Maret 2016.

Penyidik telah melakukan berupa pertemuan dengan musyawarah pada tanggal 29 Februari 2016 di Kantor Sat Reskrim Polresta Kota Medan yang dihadiri oleh pihak korban SA (anak sebagai saksi korban), M. Maykel (abang ipar korban) dan pihak pelaku atau terlapor RNB (anak sebagai pelaku) dan Salbiah (sebagai nenek terlapor). Dakam musyawarah yang difasilitasi oleh penyidik tersebut juga hadir pihak-pihak lain seperti petugas dari Pembimbing Kemasyarakatan Kelas I Medan, perwakilan dari PKPA Medan, dan perwakilan dari Kementerian Sosial.

Berdasarkan surat penetapan diversi Nomor: 2/Pent.Pid.Sus-Anak/2016/PN.Mdn yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 16 Mei 2016, diperoleh hasil kesepakatan antara pelaku/keluarganya dan korban/keluarganya, yakni:

1. Terlapor (pelaku) meminta maaf secara kekeluargaan ke rumah pihak pelapor/korban.

2. Terlapor membuat surat pernyataan bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang sama.

3. Dalam hal terlapor tidak mengalami perubahan sikap dalam 1 (satu) bulan, maka diajukan untuk dibina oleh Dinas Sosial di Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS).

4. Dalam hal tersebut, sebagai pertanggungjawaban pihak terlapor kepada korban, pihak terlapor akan membayar uang pengobatan korban sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

5. Baik pelapor/keluarganya maupun korban/keluarganya sepakat untuk tidak melanjutkan proses penyidikan tindak pidana terhadap terlapor, sebagaimana Laporan Polisi Nomor: LP/30/K/I/2016/SPKT Resta tanggal 5 Januari 2016.

Hakim pengadilan yang mengeluarkan surat penetapan diversi Nomor:

2/Pent.Pid.Sus-Anak/2016/PN.Mdn tanggal 16 Mei 2016 dalam pertimbangannya menyebutkan bahwa kesepakatan diversi tersebut telah memenuhi syarat dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

sehingga sangat berlasan untuk dikabulkan. Dalam surat penetapan tersebut, hakim pengadilan menetapkan:

1. Mengabulkan permohonan dari pemohon Penyidik Polresta Medan.

2. Memerintahkan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan diversi.

3. Memerintahkan penyidik untuk mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan untuk mengeluarkan surat Penetapan Penghentian Pemeriksaan setelah kesepakatan diversi dilaksanakan.

4. Memerintahkan penyidik untuk bertanggung jawab atas barang bukti sampai kesepakatan diversi dilaksanakan.

5. Memerintahkan penyidik untuk menyampaikan salinan penetapan diversi

5. Memerintahkan penyidik untuk menyampaikan salinan penetapan diversi