• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

5.4 Sosial Ekonomi (Variabel Y)

5.4.4 Kondisi Pendidikan Anak

1. Jumlah Anak Responden yang Sedang Bersekolah di SD

Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa jumlah anak responden yang sedang bersekolah di SD, disajikan dalam bentuk tabel 5.29 berikut ini :

Tabel 5.29

Berapa Jumlah Anak Responden yang Sedang Bersekolah di SD

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3 4 4 – 5 2 - 3 1 Tidak ada 2 12 10 19 4,65 27,91 23,25 44,19 Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.29 diketahui 19 (44,19%) responden tidak memiliki anak yang sedang bersekolah di SD, sedangkan sebahagiaan besar responden yang berjumlah 12

responden (27,91%) memiliki memiliki 2 – 3 anak yang sedang bersekolah. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara dan angket bahwa sebagain dari responden masih ada yang menikah sesudah usia 28 tahun.

2. Dimana Anak Responden Bersekolah

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa 24 responden (100%) menjawab anak responden bersekolah di “negeri”. Selain dari biaya yang lebih murah juga dikarenakan bahwa sekolah SD yang ada di desa adalah SD negeri. Apabila anak dari

responden memilih sekolah di swasta, maka responden harus menyekolahkan anaknya di luar dari desa tersebut (ke kota) yang memerlukan biaya yang lebih mahal, seperti uang sekolah yang lebih mahal, biaya penginapan anak, dan keperluan-keperluan lainnya.

3. Jumlah Anak Responden yang Bersekolah di SLTP/SMP

Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa jumlah anak responden yang bersekolah di SLTP/SMP, disajikan dalam bentuk tabel 5.30 berikut ini :

Tabel 5.30

Jumlah Anak Responden yang Bersekolah di SLTP/SMP

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3 4 4-5 2-3 1 Tidak ada 3 2 22 16 6,98 4,65 51,16 37,21 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel 5.30 dapat diketahui bahwa 15 (83%) responden tidak memiliki anak yang sedang bersekolah di SLTP, sedangkan 2 (11.5%) responden memiliki 1 anak yang sedang bersekolah, dan 1 responden lainnya memiliki 2 – 3 anak yang sedang bersekolah. Hal ini dikarenakan bahwa sebagain besar dari responden masih berumur sekitar 30 – 40 tahun sehingga masih ada dari responden yang memiliki anak yang sedang bersekolah di tingkat SMP.

4. Dimana Anak Responden Bersekolah (SLTP/SMP)

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa 27 responden (100%) menjawab anak responden bersekolah di “negeri”. Menurut data yang diperoleh bahwa alasan responden mengenai dimana anak responden bersekolah karena di Desa Damak Maliho tidak ada sekolah swasta dan hanya satu SLTP/SMP negeri yang ada di Desa responden. Jarak sekolah swasta jauh dari tempat tinggal responden.

5. Jumlah Anak Responden yang Bersekolah di SLTA/SMA

Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa jumlah anak responden yang bersekolah di SLTA/SMA, disajikan dalam bentuk tabel 5.31 berikut ini :

Tabel 5.31

Berapa Jumlah Anak Responden yang Bersekolah di SLTA/SMA No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3 2-3 1 Tidak ada 25 6 12 58,14 13,95 27,91

Jumlah 43 100 Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.31 dapat diketahui bahwa sebahagian besar responden yang memiliki anak yang masih bersekolah ditingkat SMA yaitu sebanyak 25 responden (58,14%) sedangkan 12 responden (27,91%) yang tidak memiliki anak yang sedang bersekolah ditingkat SMA atau responden yang hanya berjumlah 6 responden (13,95%) memiliki anak yang sedang bersekolah di SMA. Hal ini dikarenakan bahwa sebagain besar dari responden masih berumur sekitar 30 – 40 tahun sehingga sebagian besar dari responden masih memiliki anak yang sedang bersekolah di tingkat SMA.

6. Dimana Anak Responden Bersekolah (SLTA/SMA)

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa 31 responden (100%) menjawab anak responden bersekolah di SLTA/SMA “negeri”. Menurut data yang diperoleh bahwa alasan responden mengenai dimana anak responden bersekolah karena di desa Damak Maliho tidak ada sekolah swasta dan hanya satu SLTA/SMA negeri yang ada di desa responden. Jarak sekolah swasta jauh dari tempat tinggal responden.

7. Jumlah Anak Responden yang Sedang Kuliah di Perguruan Tinggi

Data mengenai berapa jumlah anak responden yang bersekolah di perguruan tinggi, disajikan dalam bentuk tabel 5.32 berikut ini :

Tabel 5.32

Berapa Jumlah Anak Responden yang Bersekolah di Perguruan Tinggi

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 2-3 1 3 10 6,98 23,26

3 Tidak ada 30 69,76

Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.32 dapat diketahui bahwa 30 responden (69,76%) responden tidak memiliki anak yang sedang kuliah, sedangkan 13 responden memiliki anak yang sedang kuliah. Hal ini disebabkan bahwa kemampuan responden untuk menyekolahkan anak mereka sampai pada tingkat perguruan tinggi masih sangat rendah, sehingga hanya sedikit jumlah anak dari responden yang sedang kuliah.

8. Dimana Anak Responden Sedang Kuliah

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa anak responden yang sedang kuliah di perguruan tinggi yaitu berjumlah 13 responden berkuliah di perguruan tinggi “negeri”. Anak responden yang berjumlah 13 responden sedang kuliah di perguruan tinggi di Kota Medan. Salah alasan satu responden, ibu Laro 46 tahun mengatakan : “saat anak saya

lulus di (Perguruan Tinggi negeri x), saya dan suami saya berjanji akan menyekolahkan

anak saya sampai dia jadi sarjana apapun yang terjadi, walaupun saya harus mengutang-

ngutang dan hanya makan seadanya di rumah untuk biaya hidup anak saya di Kota Medan

yang sangat mahal”.

Menurut data yang diperoleh peneliti melalui wawancara di lapangan bahwa alasan responden juga menyatakan keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih maju menjadi pemicu responden untuk menyekolahkan anknya setinggi mungkin. Hal ini juga didukung dengan istilah orang batak yang menyatakan anak adalah harta yang paling berharga.

Data mengenai distribusi responden berdasarkan sampai mana anak responden yang putus sekolah, disajikan dalam bentuk tabel 5.33 berkut ini :

Tabel 5.33

Sampai Mana Anak Responden yang Putus Sekolah

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3 SMA/ sederajat SMP/sederajat SD 16 21 6 37,21 48,84 13,95 Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.33 dapat diketahui bahwa sebahagian besar anak responden yang berjumlah 21 responden (48,84%) putus sekolah di tingkat SMP. Anak responden yang telah putus sekolah bukan hanya karena masalah biaya tetapi karena tidak adanya lagi kemauan dari anak yang ingin melanjutkan sekolah.

5.4.5 Kesehatan

1. Apabila Responden dan Keluarga Sakit, Apakah yang Dilakukan Responden :

Data mengenai distribusi responden berdasarkan apabila responden dan keluarga sakit, apakah yang dilakukan responden disajikan dalam bentuk tabel 5.34 berikut ini :

Tabel 5.34

Apabila Responden dan Keluarga Sakit, Apakah yang Dilakukan Responden

No Kategori Frekuensi Pesentase(%)

1 2 3 4 5

Pergi ke rumah sakit Pergi ke puskesmas

Pergi ke perobatan tradisional Beli obat di warung

Rawat sendiri 7 13 16 5 2 16,28 30,23 37,21 11,63 4,65 Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.34 dapat dilihat bahwa sebahagian besar responden yang berjumlah 16 responden (37,21%) ketika sakit pergi ke perobatan tradisional. Menurut data yang diperoleh alasan responden pergi ke perobatan tradisonal karena kepercayaan di Desa Damak Maliho lebih percaya kepada perobatan herbal (alami) dari pada obat-obatan kimia.

2. Apabila Ketika Responden dan Keluarga Sakit Parah dan Harus Rawat Inap, Apakah yang Dilakukan Responden

Data mengenai distribusi responden berdasarkan apabila ketika responden dan keluarga responden sakit parah dan harus rawat inap, apakah yang dilakukan responden disajikan dalam bentuk tabel 5.35 berikut ini :

Tabel 5.35

Apabila Ketika Responden dan Keluarga Sakit Parah dan Harus Rawat Inap, Apakah yang Dilakukan Responden

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2

Ya, melakukan rawat inap Tidak melakukan rawat inap

19 24

44,19 55,81

Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.35 dapat diketahui bahwa sebahagian besar responden yang berjumlah 19 responden (44,19%) tidak melakukan rawat inap ketika responden ataupun keluarga mengalami sakit keras. Responden tidak melakukan rawat inap karena keterbatasan biaya.

3. Darimana Sumber Biaya Rawat Inap Responden

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa seluruh responden yang berjumlah 19 responden (44,19%) menyatakan sumber biaya responden ketika melakukan rawat inap adalah dari biaya sendiri. Menurut data yang diperoleh bahwa alasan responden menyatakan biaya sendiri karena saat melakukan regitstrasi dengan kartu Miskin (biaya pemerintah) sangat sulit diproses, dan pada saat responden mengalami sakit parah registrasi pendaftaran sakit sangat sulit diproses piihak rumah sakit.

5.4.6 Sarana Perumahan

1. Bagaimana Status Kepemilikan Rumah yang Responden Huni

Data mengenai distribusi responden berdasarkan bagaimana status kepemilikan rumah yang Responden huni, disajikan dalam bentuk tabel 5.36 berikut ini :

Tabel 5.36

Bagaimana Status Kepemilikan Rumah yang Responden Huni

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3

Milik sendiri

Menumpang dengan orangtua Sewa (kontrak) 11 15 17 25,58 34,89 39,53 Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.36 dapat dilihat bahwa sebahagian besar responden yang berjumlah 17 responden (39,53%) adalah responden yang status kepemilikan rumah yang dihuni adalah rumah kontrakan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan bahwa alasan responden menjawab status kepemilikan rumah sewa (kontrak) karena di desa Damak Maliho banyak lahan yang masih berstatus sengketa (kepemilikan pemerintah), sehingga pada saat responden sudah memiliki dana untuk membangun rumah pribadi tetapi tidak ada lahan kosong yang sedang dijual.

2. Bagaimana Cara Pembayaran Rumah Kontrakan Responden

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa seluruh responden yang berjumlah 43 responden (100%) menyatakan bahwa cara pembayaran rumah kontrakan dengan membayar per tahun. Sistem pembayaran per tahun lebih meringankan keuangan responden karena jauh lebih terjangkau.

3. Bagaimana Tipe Rumah yang Keluarga Responden Huni

Data mengenai distribusi responden berdasarkan bagaimana tipe rumah yang keluarga Responden huni, disajikan dalam bentuk tabel 5.37 berikut ini :

Tabel 5.37

Bagaimana tipe rumah yang keluarga responden huni

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3 4 Permanen Semi permanen Sederhana Sangat sederhana 12 16 8 7 27,91 37,21 18,60 16,28 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.37 dapat diketahui bahwa sebahagian besar responden yang berjumlah 16 responden (37,21%) menyatakan bahwa tipe rumah yang dihuni adalah semi permanen. Semi permanen yang dimaksud adalah sebahagian berdinding batu dan berlantai keramik ( diruang depan rumah), dan sebahagian lagi berdinding dari papan serta berlantai semen kasar (diruang belakang). Hal ini diketahui dari tinjauan langsung peneliti ke rumah masing-masing responden. Berdasarkan data ini, dapat disimpulakan bahwa dilihat dari tipe rumah yang dihuni oleh responden bahwa responden sebagian besar tergolong petani yang masih kurang sejahtera.

5.4.7 Rekreasi

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa seluruh responden yang berjumlah 43 responden (100%) menyatakan bahwa responden dan keluarga jarang berlibur. Responden dan keluarga hanya berlibur pada saat hari besar keagamaan.

2. Kemana sajakah anda dan keluarga pergi berlibur

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa seluruh responden yang berjumlah 43 responden (100%) menyatakan bahwa responden dan keluarga berlibur pada saat perayaan keagamaan ke tempat keluarga besar dimana responden lahir. Berlibur ke rumah keluarga besar yang dilakukan responden merupakan tradisi setiap tahunnya.

3. Apakah saat berlibur anda masih mampu membeli oleh-oleh/ cendramata untuk saudara/ teman

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan bahwa seluruh responden yang berjumlah 43 responden (100%) menyatakan bahwa responden kurang mampu untuk membelikan oleh-oleh untuk saudara/teman. Oleh-oleh yang dibelikan hanya berupa makanan khas darimana tempat responden liburan dan hanya saudara terdekat yang dapat dibelikan.

5.5 Uji Hipotesa

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel program pertanian

berkelanjutan (X) terhadap sosial ekonomi petani di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang (Y) maka digunakan uji hipotesis Korelasi Product Moment, dimana rumusnya adalah sebagai berikut:

r

xy

=

(∑��)(∑�)(∑�)

Keterangan:

r

xy = Koefisien Korelasi Product Moment

N = Jumlah Sampel

X = Skor Distribusi Variabel X²

Y = Skor Distribusi Variabel Y²

Berdasarkan data dari lampiran tabel untuk menghitung koefisien korelasi product moment, dapat diketahui jumlah kuadrat dari variabel x, hasil perkalian variabel x, dengan demikian dapat dihitung bisarnya hubungan antara variabel program pertanian berkelanjutan (x) terhadap sosial ekonomi petani (y) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r

xy

=

�(∑��)(∑�)(∑�) √[� ∑ �2 (∑ �)² ][ � ∑ �²(∑ �)²]

r

xy

=

43.(65993)−(1289)(2195) √[43.38752− (1289)2][ 43.114230(2195)²]

r

xy

=

(2837699 )−(2829355 ) (4815 )(93865 )

r

xy

=

8344 √45195995

r

xy

= 8344

21259,35

r

xy

= 0,39

Berdasarkan perhitungan koefisien Korelasi Product Moment, dapat diketahui bahwa korelasi antara antara x dan y dengan N = 43 diperoleh nilai sebesar 0,39. Hasil ini

menunjukkan tingkat Hubungan positif yang sedang (+0,30 - + 0,49).

Untuk menginterpretasikan nilai

r

xy tersebut, makaperlu dibandingkan dengan

r

xy

pada tabel nilai keritis Korelasi Product Moment (Martono, 2010: 295). Dengan menggunakan uji taraf signifikan, untuk jumlah N=43 pada taraf kesalahan sebesar 5% diperoleh dengan nilai 0,301. Nilai

r

xy hitung memiliki nilai yang lebih kecil dari pada

r

xy

tabel. Hai ini menunjukkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) yang mengatakan “ada pengaruh program pertanian berkelanjutan terhadap sosial ekonomi petani di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang” dapat di terima. Sedangkan hipotesa nol ( ho) yang mengatakan “tidak ada dampak program pertanian berkelanjutan terhadap sosial ekonomi petani di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang” tidak dapat di terima atau (ditolak).

Langakah selanjutnya adalah mencari koefisien determinasi yang merupakan petunjuk besarnya hasil pengukuran yang sebenarnya. Makin tinggi angka korelasi maka makin rendah kesalahan pengukuran.

KD = r²x100%

KD = (0,39)² x 100%

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai hitung KD = 15,21%. Hal ini

menunjukkan bahwa kontribusi program pertanian berkelanjutan terhadap sosial ekonomi petani di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 15,2%.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh program pertanian berkelanjutan oleh Serikat Petani Indonesia terhadap sosial ekonomi petani di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Kemudian selanjutnya penulis akan memberikan saran-saran yang sifatnya berupa sumbangan pikiran demi tercapainya kehidupan sosial ekonomi petani yang lebih baik.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman responden terhadap cara bertani menjadi lebih baik. Dibuktikan dengan peningkatan hasil panen responden.

2. Pendapatan yang diperoleh petani organik semakin meningkat setelah mengikuti program pertanian berkelanjutan. Hal ini membuat kehidupan para petani menjadi lebih baik dari sebelum mengikuti program pertanian berkelanjutan.

3. Program pertanian berkelanjutan juga berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan, dimulai dari konsumsi terhadap makanan sehat dan bergizi sampai tindakan pengobatan yang dilakukan ketika sakit. Selanjutnya, walaupun sebahagian besar responden tidak dapat melakukan rawat inap ketika sakit parah namun responden masih mampu melakukan pengobatan ke rumah sakit dengan biaya sendiri.

6.2 Saran

1. Disarankan kepada pihak Serikat Petani Indonesia untuk terus meningkatkan pelatihan-pelatihan uji coba pertanian organik serta pelatihan budi daya tani kepada petani-petani binaan. Hal ini diharapkan agar petani binaan dapat lebih meningkatkan pemahaman cara bertani yang baik dan dapat menghasilkan tanaman panen yang berkualitas.

2. Memperluas market sehingga pendapatan petani dapat lebih meningkat, dengan cara lebih memasyarakatkan lagi gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan organik. Memperkenalkan makanan organik hingga ke kota-kota besar yang telah terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji.

3. Kepada pendamping petani agar dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi program-program yang ada di dalam pertanian berkelanjutan yang telah dilaksanakan oleh Serikat Petani Indonesia di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Hal ini untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik lagi kepada para petani.

DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Mansour. 2001. Sesat Fikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press

Gunawan, Muktar. 2010. Kontribusi Organisasi Sosial Dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial. Jakarta: P3KS Press

Mardikanto, Totok. 2009. Membangun Pertanian Modern. Surakarta : Sebelas Maret University Press

Martono. 2010. Statistik sosial : Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta : Gava Media

Nurdin, Fadhil. 1989. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa

Salikin, A Karwan 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius

Saragih. 2004. Pertanian Organik Solusi Hidup Harmoni Dan Berkelanjutan. Jakarta : Penebar Swadaya

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan. PT. Grasindo Monorotama

Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Alfabeta

Soetriono, Suwandari, Rijanto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Malang : Bayumedia Publising

Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius

Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: PT. Alumni.

Sumber Internet

www.spi.or.id/masalah/pertanian diakses pada tanggal 27 april 2014 pukul 22.09 wib

http://news.okezone.com/read/2011/09/24/340/506572/redirect diakses pada tanggal 04 april

2014 pukul 09.14 wib

Simatupang: http: //petani-indonesia/2002.com diakses pada tanggal 12 maret 2014 pukul

11.06 wib

www.spi.or.id/pembangunan/pertanian diakses pada tanggal 27 januari 2014 pukul 20.34 wib

http://agriculturalproject.html diakses pada tanggal 28 febuari 2014 pukul 11.40 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/kemandirianpangan diakses pada tanggal 10 maret 2014 pukul

21.15 wib

berkelanjutan.html diakses pada tanggal 10 maret 2014 pukul 21.45 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/SistemPertanian diakses pada tanggal 22 maret 2014 pukul 13.09

wib

http://id.wikipedia.org/wiki/SistemPertanian diakses pada tanggal 22 maret 2014 pukul 13.09

wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_berkelanjutan diakses pada tanggal 28 juni 2014

AhmadSuryana:http://Pembangunan/Pertanian/Berkelanjutan/Andalan/Pembangunan/Nasio nal.com diakses pada tanggal 10 maret 2014 pukul 21.15 wib

www.spi.or.id diakses pada tanggal 22 januari 2014 pukul 10.18 wib

www.spi.or.id diakses pada tanggal 23 januari 2014 pukul 14.09 wib

www.spi.or.id diakses pada tanggal 23 januari 2014 pukul 15.10 wib

http://nakstppmlg.weebly.com/manjemen-pelatihan-i.html diakses pada tanggal 13 mei 2014

pukul 08.11 wib

www.spi.or.id diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 14.14 wib).

www.spi.or.id diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 14.06 wib)

www.spi.or.id diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 14.16 wib).

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_Ekonomi diakses pada tanggal 18 febuari 2014 pukul

21.16 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Peningkatan_Ekonomi diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul

17.07 wib

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-produktivitas-kerja-menurutahli.html

diakases pada tanggal 12 mei 2014 pukul 08.23 wib

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20567/3/Chapter%20II.pdf diakses pada

tanggal 14 april 2014 pukul 15.22 wib

www.pengertianahli.com diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 16.11 wib

raflengerungan.wordpress.com diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 19.11 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/kesehatan diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 20.17 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/rumah_sehat diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 21.18 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Rekreasi diakses pada tanggal 14 april 2014 pukul 22.09 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/kriteria_kesejahteraansosial diakses pada tanggal 11 april 2014

pukul 22.29 wib

Sumber lain : Lembar Negara

UUD 1945 pasal 33 dan UUPA 5 tahun 1960 undang-undang tentang pokok agraria UU No.7/2004 tentang sumber daya air

UU No.18/2004 tentang perkebunan

Perpres 36/2005 tentang pencabutan hak atas tanah untuk kepentingan umum Revisi Perpres 67/2006 tentang pencabutan hak atas tanah untuk kepentingan umum

UU No.27/2007 tentang penanaman modal yang membenarkan pemodal menguasai secara dominan disektor pertanian pangan dan perkebunan

Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 tentang pengertian pangan Undang Undang No.11 Tahun 2009 tentang pengertian kesejahteraan sosial

Kuesioner Penelitian

No Responden : ………

Dengan Hormat,

Saya yang bernama MEI MEI WILIANTI, mahasiswa tingkat akhir Departemen

Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU sedang mengadakan penelitian, dalam rangka

penyelesaian tugas akhir/skripsi. Dengan judul: PENGARUH PROGRAM PERTANIAN

BERKELANJUTAN (PBL) OLEH SERIKAT PETANI INDONESIA TERHADAP SOSIAL EKONOMI PETANI DI DESA DAMAK MALIHO KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERRDANG. Kuesioner ini merupakan alat pengumpul data

yang diperlukan untuk melengkapi penulisan skripsi saya. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati saya mohon kesediaan Saudara/i untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap. Atas kesediaannya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan cermat sebelum saudara menjawab pertanyaan dengan benar dan jujur.

2. Berilah tanda silang (x) atau tanda kurung (O) untuk jawaban yang Saudara anggap benar.

3. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti atau ragu, tanyakan langsung kepada yang menyebarkan angket.

1) Kharakteristik Umum Responden (Identitas Responden)

1. Nama :………..

2. Umur : ... Tahun

3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

4. Agama : a. Islam b. Kristen c. Katolik d. Hindu e. Budha

5. Suku : a. Jawa b.Batak c.Karo d. Lain-lain (Sebutkan…...)

6. Pendidikan Terakhir : a. Tidak pernah sekolah b. SD

c. SMP/ sederajat d. SMA/ sederajat

e. Perguruan tinggi 7. Jumlah anak : Sebutkan (...) 8. Jenis tanaman yang dikembangkan :

2) Program Pertanian Berkelanjutan (Variabel X)

2.1 Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia (SPI) kepada petani binaan A. Uji Coba Pertanian Organik

9. Darimana pertama kali anda mendapatkan informasi mengenai uji coba pertanian organik ?

a. Lembaga Serikat Petani Indonesia b. Kepala desa

c. Teman kerja d. Tetangga

e. Lainnya (Sebutkan...)

10. Apakah anda tertarik dalam mengikuti sosialisasi uji coba pertanian organik ? a. Tertarik

b. Tidak tertarik Alasan :

11. Berapa kali pihak Serikat Petani Indonesia (SPI) mengadakan sosialisasi uji coba pertanian organik ?

a. ≥ 10 kali dalam setahun b. 7-10 kali dalam setahun c. 4-7 kali dalam setahun d. 1-4 kali dalam setahun e. Tidak pernah

Alasan :

12. Berapa kali anda mengikuti sosialisasi uji coba pertanian organik ? a. ≥ 10 kali dalam setahun

b. 7-10 kali dalam setahun c. 4-7 kali dalam setahun d. 1-4 kali dalam setahun e. Tidak pernah

Alasan :

13. Apakah ada hambatan yang anda rasakan dalam mengikuti sosialisasi uji coba pertanian organik ?

a. Ada hambatan b. Tidak ada hambatan

Alasan :

14. Dari mana sumber bibit yang anda gunakan dalam uji coba pertanian organik ? Sebutkan :

15. Dari mana sumber pupuk yang anda gunakan dalam uji coba pertanian organik ? Sebutkan :

16. Apakah uji coba pertanian organik yang dilakukan telah berhasil dalam hasil panen ? a. Berhasil

b. Tidak berhasil Alasan :

B. Pelatihan Budi Daya Tani

17. Kapan pertama kali anda mengikuti pelatihan budi daya tani ? a. Tahun 2010

b. Tahun 2011 c. Tahun 2012 d. Tahun 2013 e. Tahun 2014

18. Berapa kali pihak Serikat Petani Indonesia (SPI) mengadakan sosialisasi pelatihan bidi daya tani ?

Dokumen terkait