• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

5.3 Program Pertanian Berkelanjutan (Variabel X)

5.3.2 Pengelolaan Marketing oleh

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti melalui wawancara dan angket mengenai jarak tempuh dari lokasi pengelalahan hasil panen ke pasar, dan seluruh responden yang berjumlah 43 responden (100%) menjawab 3-4

jam. Lokasi pengelolahan hasil panen seluruh responden ditempatkan di basis petani Serikat Petani Indoesia.

2. Jenis Transport yang Digunakan Untuk Pengangkutan Hasil Panen ke Pasar

Data mengenai distribusi responden berdasarkan jenis transport yang digunakan untuk pengangkutan hasil panen ke pasar, disajikan dalam bentuk tabel 5.13 berkut ini :

Tabel 5.13

Jenis Transport yang Digunakan Untuk Pengangkutan Hasil Panen ke Pasar No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 3 4 Truck fuso Gerobak coldiesel Mobil pick up Becak (roda tiga)

5 9 22 7 11,63 20,93 51,16 16,28 Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebahagian besar warga sebanyak 22 responden (51,16%) menjawab menggunakan mobil pick up sebagai alat transport yang digunakan untuk penganggkutan hasil panen karena disesuaikan dengan jumlah muatan hasil panen para responden. Jenis transport truck fuso yang digunakan sebahagian kecil responden yang berjumlah 5 responden (11,63%) adalah responden yang mengembangkan jenis tanaman padi, sedangkan responden yang menggunakan jenis transport mobil pick up dan becak (roda tiga) adalah sebahagian responden yang mengembangkan jenis tanaman sayur dan cabai

3. Apakah Ada Pemotongan Biaya Pemasaran Hasil Panen yang Diterapkan di Basis Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti apakah ada potongan biaya pemasaran hasil panen yang diterapkan di basis responden, dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden (100%) menjawab “ya, ada potongan biaya”. Potongan biaya transport diambil dari hasil penjualan panen setelah dijual ke pasar dan setelah uang hasil panen diterima oleh petani (responden). Potongan biaya telah disepakati oleh responden dengan anggota basis yang berwenang di bagian pemasaran.

4. Berapa Persen Pemotongan Biaya Pemasaran Hasil Panen Responden

Berdasarkan pertanyaan nomor 3 mengenai apakah ada pemotongan biaya pemasaran hasil panen yang dilakukan di basis, dan seluruh responden menjawab “ya”. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan melalui angket dan wawancara bahwa biaya pemotongan pemasaran hasil panen ialah sebesar 5% dari hasil penjualan panen.

5.3.3 Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia

1. Apakah Setelah Menjadi Anggota Tani Serikat Petani Indonesia, Ada Permasalahan yang Belum Dapat Diselesaikan oleh Reponden

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti apakah setelah menjadi anggota tani serikat petani Indonesia, masih ada

permasalahan yang belum dapat diselesaikan oleh responden, dan 100 % responden

menjawab “tidak ada”. Alasan responden memberikan jawaban tidak ada karena setiap ada permasalahan pertanian yang mulai timbul, responden selalu meminta pendapat ketua basis atau pendamping pertanian. Beberapa responden juga beranggapan apabila program ini terus berlanjut maka peningkatan hasil panen mereka juga berlanjut.

2. Seberapa Jauh Keterlibatan Pendamping Pertanian Dalam Membantu Pengembangan Pengelolaan Pertanian Responden

Data mengenai distribusi responden berdasarkan seberapa jauh keterlibatan pendamping pertanian dalam membantu pengembangan pengelolaan pertanian responden, disajikan dalam tabel 5.14 berikut ini :

Tabel 5.14

Seberapa Jauh Keterlibatan Pendamping Pertanian Dalam Membantu Pengembangan Pengelolaan Pertanian Responden

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2 Sangat membantu Membantu 33 10 76,74 23,26 Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa keterlibatan pendamping sangat membantu dalam pengembangan pengelolaan pertanian responden. Responden menilai bahwa pendamping sangat membantu ketika responden mengalami kegagalan dalam pengelolaan tanaman pertaniannya.

Banyak petani di desa Damak Maliho yang berpengetahuan rendah dan kurang pengalaman dalam bertani. Ini merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh petani-petani di desa tersebut. Hal ini sangat menghambat perkembangan dan kemajuan pertanian karena petani-petani tersebut belum paham dengan baik bagaimana cara bertani

seperti petani modern atau petani-petani di negara lain yang lebih maju. Menurut 8 responden (18,60%) juga beranggapan mahalnya harga untuk kebutuhan pertanian seperti pupuk, obat- obatan, dan bibit juga merupakan masalah yang menyulitkan responden. Responden merasa hal ini sangat menghambat kemajuan usaha tani mereka. Responden sangat sulit untuk mendapatkan kebutuhan pertanian dikarenakan harganya yang mahal. Semua permasalahan pertanian tersebut dapat didiskusikan dengan pendamping pertanian untuk dicari

penyelesaian atas masalah pertanian tersebut.

3. Pertemuan Diskusi yang Dilaksanakan oleh Serikat Petani Indonesia Dalam Membangun Jaringan Dengan Lembaga Pertanian Lainnya

Budidaya Tani

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai berapa kali pihak Serikat Petani Indonesia mengadakan pertemuan diskusi dalam membangun jaringan dengan lembaga pertanian lainnya, dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden (100%) menjawab “4-7 kali dalam setahun”. Pertemuan diskusi yang dilaksanakan pihak Serikat Petani Indonesia disesuaikan dengan kepentingan bersama antara pihak Serikat Petani Indonesia dengan lembaga pertanian lainnya.

4. Pertemuan Diskusi Oleh Pihak Serikat Petani Indonesia yang Diikuti Oleh Responden Dalam Membangun Jaringan Dengan Lembaga Pertanian Lainnya

Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa kali responden mengikuti pertemuan diskusi untuk membangun jaringan dengan lembaga pertanian lainnya yang dilaksanakan oleh pihak Serikat Petani Indonesia, disajikan dalam tabel 5.15 berikut ini :

Tabel 5.15

No Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 2

4-7 kali dalam setahun 1-4 kali dalam setahun

34 9

79,07 20,93

Jumlah 43 100

Sumber : Kuesioner, Juni 2014

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 34 responden (79,07%) mengikuti pertemuan diskusi untuk membangun jaringan dengan lembaga pertanian lainnya yang diadakan oleh Serikat Petani Indonesia. Responden sangat antusias dalam mengikuti setiap pelatihan yang diadakan oleh pihak Serikat Petani Indonesia serta terjadi peningkatan jumlah responden setiap ada pelatihan yang diadakan pihak Serikat Petani Indonesia.

Pertemuan diskusi juga membuka sesi acara dimana para peserta dapat menceritakan segala permasalahan pertanian yang dialami para peserta pertemuan diskusi guna mecari penyelesaian bersama. Pertemuan diskusi juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan peserta seputar masalah pertanian dengan berbagi informasi mengenai masalah pertanian terkini.

5.4 Sosial Ekonomi (Variabel Y)

Dokumen terkait