• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Jasa Penunjang Angkutan 104,01 103,60 104,44 104,26

1.5. KONDISI PRASARANA BIDANG PU/CK

Pada sub bab kondisi prasarana budang pekerjaan umum dan cipta karya tersebut berisikan tentang materi pengembangan permukiman, penaan bangunan dan lingkungan, penyehatan ingkungan dan permukiman, revitalisasi kawasan, pengembangan kawasan agropolitan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada sub bab berikut ini.

1.5.1. Pengembangan Permukiman (Bangkim)

Perumahan penduduk di Kabupaten Madiun pada umumnya berdinding tembok (permanen), namun ada pula yang berdinding kayu atau bambu. Sebagai gambaran kondisi rumah sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.5.1

Jumlah dan Kondisi Unit Rumah di Kabupaten Madiun Tahun 2008 No. Kecamatan Jumlah Rumah (Unit) Tembok (unit) (unit) Kayu Bambu (unit)

1 Kebonsari 14.564 14.417 116 31 2 Geger 16.540 16.514 11 15 3 Dolopo 13.880 13.874 0 6 4 Dagangan 12.134 11.898 76 160 5 Wungu 13.868 11.570 1.514 784 6 Kare 9.657 3.502 5.795 360 7 Gemarang 9.474 3.905 4.246 1.323 8 Saradan 20.327 7.759 11.148 1.420 9 Pilangkenceng 14.056 3.215 6.098 4.743 10 Mejayan 9.280 7.354 1.373 553 11 Wonoasri 8.603 7.638 462 503 12 Balerejo 12.114 6.413 2.792 2.909 13 Madiun 10.184 9.061 662 461 14 Sawahan 6.896 6.851 34 11 15 Jiwan 12.591 12.159 254 178 JUMLAH 184.168 136.130 34.581 13.457

Sumber : Dinas PU Kabupaten Madiun

Untuk mengurangi jumlah rumah-rumah yang kurang layak huni, program perbaikan perumahan akan terus dilaksanakan secara bertahap utamanya ditujukan pada kondis perumahan yang berdinding kayu atau bambu.

Kabupaten Madiun merupakan wilayah dengan populasi penduduk di wilayah kota sebesar 134.216 jiwa pada tahun 2005, dan kebutuhan rumah di wilayah kota sebesar 34.200 unit namun terjadi bocklog 380 unit.apabila diproyeksikan hingga tahun 2015 kebutuhan rumah mencapai 36.099 unit dengan bucklog sebesar 2279 unit dengan

klasifikasi penyediaan rumah sederhana sehat 569 unit dengan biaya sebesar Rp. 20.484.000.000; dan bantuan rumah sederhana 1.710 unit dengan biaya sebesar Rp. 8.551.537.616;. Sedangkan perkembangan penduduk di wilayah perdesaan di

Kabupaten Madiun dari tahun 2005 mencapai 525.445 jiwa sedangkan proyeksi hingga tahun 2015 mencapai 556.840 jiwa, maka kebutuhan rumah tangga hingga tahun 2015 seharusnya 136.991 unit dengan bucklog 9268 unit. Maka bila diklasifikasikan menjadi rumah sehat sederhana diperlukan biaya sebesar Rp. 83.412.000.000; sedangkan bantuan rumah swadaya diperlukan biaya sebesar Rp. 34.756.726.896;

1.5.2. Penataan Bangunan Lingkungan (PBL)

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang. Terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan dan lingkungannya.

Kabupaten Madiun mempunyai luas total wilayah 101.086.00 Ha. Dari luas wilayah tersebut masih terdapat kawasan-kawasan yang termaksud dalam kawasan kumuh. Menyadari hal tersebut maka dalam upaya mendukung kegiatan atau program penataan bangunan dan lingkungan, Kabupaten Madiun telah melaksanakan kegiatan identifikasi permasalahan permukiman kumuh di Kota Caruban, pengukuran tingkat kekemuhan di perkotaan Kota Caruban dilakukan di 5 kecamatan (Kecamatan dan 14 kelurahan/desa, dengan perincian sebagai berikut :

1. Kecamatan Mejayan, permukiman kumuh terdapat di 6 kelurahan/desa yaitu : Kelurahan Krajan, Kelurahan Pandean, Kelurahan bangunsari, Desa Mejayan, Desa Ngampel Dan Desa Kaligunting.

2. Kecamatan wonoasri, permukiman kumuh terdapat di 3 kelurahan/desa, yaitu : Desa Purwosari, Desa Buduran, dan Desa Klitik.

3. Kecamatan Pilangkencang, permukiman kumuh terdapat di 2 kelurahan/desa, yaitu : Desa Wonoayu dan desa Kedungrejo.

4. Kecamatan Saradan, permukiman kumuh terdapat di 2 kelurahan/desa, yaitu : Desa Bajulan dan Desa Ngepeh.

5. Kecamatan Balerejo, permukiman kumuh terdapat di Desa Bulakrejo.

Jumlah kawasan yang di kategorikan sebagai kawasan kumuh sedang di perkotaan kota Caruban terdapat pada 11 desa/kelurahan sedangkan kawasan yang di kategorikan sebagai kawasan kumuh berat terdapat di 3 desa/kelurahan, gambaran desa/kelurahan yang di indikasikan sebagai kawasan kumuh perkotaan Kota Caruban dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.5.2

Gambaran Kawasan Kumuh Diperkotaan Kota CarubanTahun 2008 No Kelurahan Desa/ Wilayah Luas penduduk Jumlah Jumlah KK/RT Permukiman Luas

(Ha) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Nilai Klasifikasi Kekumuhan 1 Bajulan 172 2.617 688 39,80 15 3.11 K. Berat 2 Kaligunting 793 3.045 923 36,14 4 3.06 K. Berat 3 Kedungrejo 390 3.168 951 99.50 8 3.06 K. Berat 4 Wonoayu 150 1.464 586 16,75 10 2.96 K. Sedang 5 Ngepeh 107 1.698 471 35,30 16 2.96 K. Sedang 6 Bulakrejo 167 1.592 460 23,74 10 2.96 K. Sedang 7 Pandean 49 2.342 603 6,40 48 2.89 K. Sedang 8 Bangunsari 1.367 3.857 1.062 48,98 3 2.85 K. Sedang 9 Klitik 301 3.048 845 28,50 10 2.81 K. Sedang

13 Buduran 244 2.731 842 67,86 11 2.76 K. Sedang 14 Purwosari 250 4.716 1.300 54,32 19 2.72 K. Sedang

Sumber : PU Bina Marga dan Cipta Karya Kab. Madiun Tahun 2008

Keterangan : Susunan nama desa pada tabel di atas sudah berdasarkan peringkat tingkat kekumuhan (Kumuh berat sampai kumuh sedang).

Tabel 1.36

Tipologi Kawasan Kumuh Diperkotaan Kota Caruban Tahun 2008 No Kelurahan Desa/ Kecamatan Nilai Kekumuhan Klasifikasi Tipologi Kawasan

1 Bajulan Saradan 3.11 K. Berat Kawasan kumuh kampung kota

2 Kaligunting Mejayan 3.06 K. Berat Kawasan kumuh pinggiran kota 3 Kedungrejo Pilangkenceng 3.06 K. Berat Kawasan kumuh pinggiran kota 4 Wonoayu Pilangkenceng 2.96 K. Sedang Kawasan kumuh pinggiran kota

5 Ngepeh Saradan 2.96 K. Sedang Kawasan kumuh kampung kota

6 Bulakrejo Balerejo 2.96 K. Sedang Kawasan kumuh pinggiran kota

7 Pandean Mejayan 2.89 K. Sedang Kawasan kumuh kampung kota

8 Bangunsari Mejayan 2.85 K. Sedang Kawasan kumuh dekat pasar

9 Klitik Wonoasri 2.81 K. Sedang Kawasan kumuh pinggiran kota

10 Krajan Mejayan 2.81 K. Sedang Kawasan kumuh Dekat Stasiun KA

11 Mejayan Mejayan 2.81 K. Sedang Kawasan kumuh dekat terminal

12 Ngampel Mejayan 2.76 K. Sedang Kawasan kumuh kampung kota

13 Buduran Wonoasri 2.76 K. Sedang Kawasan kumuh kampung kota

14 Purwosari Wonoasri 2.72 K. Sedang Kawasan kumuh kampung kota Sumber : PU Bina Marga dan Cipta Karya Kab. Madiun Tahun 2008

Keterangan : Susunan nama desa pada tabel di atas sudah berdasarkan peringkat tingkat kekumuhan (Kumuh berat sampai kumuh sedang).

1.5.3. Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

Dalam sub bab penyehatan lingkungan permukiman (PLP) berisikan tentang penjelasan deskriptif pengembangan sistim saluran air limbah, persampahan, dan sistem saluran drainase yang sudah tersedia secara layak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga terjadi penurunan prosentase permukiman kumuh di Kabupaten Madiun.

1.5.3.1. Sub sektor air limbah A. Perkotaan

Tingkat pelayanan sanitasi perkotaan di kabupaten Madiun diperthitungkan telah mencapai 88,02% penduduk. Hal ini berarti bahwa ssekitar 11,98% penduduk masih membuang kotorannya secara langsung ke lingkungan sekitarnya. Untuk pengembangan sesuai dengan MDG,s maka sampai dengan tahun 2015 prosentase penduduk yang terlayani adalah 94,01%. Prasarana dan sarana air limbah yang akan dikembangkan terdiri dari; IPLT, tangki, septick komunal, septick tank, dan sistem pengangkutan yakni mobil tinja. Saat ini pemerintah Kabupaten Madiun tidak memiliki sarana unit IPLT, sedangkan hingga tahn 2015 dibutuhkan kurang lebih 1 unit IPLT harus dibangun dengan kapasitas @150 m3/hr, dimana IPLT tersebut digunakan untuk pelayanan lumpur tinja hngga tahun 2015.

B. Perdesaan

Tingkat pelayanan sanitasi perdesaan di Kabupaten Madiun diperhitungkan telah mencapai 60,16 penduduk. Hal ini berarti sekitar 39,84% penduduk masih membuang kotorannya secara langsung di lingkungan sekitarnya. Untuk pengembangan sesuai MDG,s maka sampai dengan tahun 2015 prosentase penduduk yang terlayani adalah 80,08%. Prasarana dan sarana air limbah yang akan dikembangkan adalah tangki septik komunal, hal ini disebabkan lahan pada perdesaan masih cukup luas untuk sanitasi serta daya dukung tanahnya masih memadai untuk mengolaah limbah secara alamiah. Pada fasilitas umum yang menggunkan tangki septik saat ini adalah 125 unit sedangkan pada tahun 2015 menjadi 248 unit, peningkatan ini adalah peningkatan akibat pertumbuhan penduduk dan massyarakat yang belum terlayani akan fasilitas air limbah, serta peningkatan wilayah perkotaan.

1.5.3.2. Sub sektor persampahan

Untuk mendukung terwujudnya pengelolaan kebersihan dan pertamanan di Kabupaten Madiun, sarana yang sudah dibangun dan disediakan adalah 1 (satu) unit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, yang terletak di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan dan sudah dipersiapkan lokasi TPA Desa Banjarsari Wetan Kecamatan Dagangan. Pengelolaan sampa di TPA tersebut, menggunakan metode Control Land Fill.

Tabel 1.37

Perkembangan Sarana dan Prasarana Kebersihan Kabupaten Madiun Tahun 2008

NO. JENIS ALAT ANGUT JUMLAH

KAPASITAS

Dokumen terkait