• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B I I G A M B A R A N U M U M D A N K O N D I S I W I L A Y A H K A B U P A T E N M A D I U N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B I I G A M B A R A N U M U M D A N K O N D I S I W I L A Y A H K A B U P A T E N M A D I U N"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I I

G A M B A R A N U M U M D A N K O N D I S I W I L A Y A H

K A B U P A T E N M A D I U N

1.1. PROFIL GEOGRAFI

Sebagian besar wilayah Kabupaten Madiun di dominasi oleh dataran rendah, meskipun ada beberapa kawasan yang terletak di daratan tinggi, kondisi atau profil geografi Kabupaten Madiun dapat di jabarkan sebagai berikut :

1.1.1. Letak Geografi

Kabupaten Madiun merupakan salah satu dari 29 kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur. Hingga kini, pusat pemerintahan Kabupaten Madiun masih berada di Kota Madiun, sekalipun kini perkembangan wilayah yang paling progresif berlangsung di Kecamatan Mejayan. Secara geografis, Kabupaten Madiun terletak di sekitar 70 12 ' sampai dengan 7 0 48 ' 30 ” Lintang Selatan dan 111 0 25 ' 45 ” sampai dengan 111 0 51 ' Bujur Timur. Keseluruhan luas wilayah 1.010,86 Km 2, terdiri dari 15 wilayah administrasi kecamatan dan 206 wilayah administrasi desa/kelurahan.

Adapun batas administrasi Kabupaten Madiun sebagai berikut : Batas sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro

Batas sebelah Timur : Kabupaten Nganjuk Batas sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo

Batas sebelah Barat : Kabupaten Magetan dan Ngawi 1.1.2. Sumber Daya Tanah

A) Topografi

Topografi di Kabupaten Madiun membujur dari utara ke selatan dengan posisi terendah terdapat di lembah-lembah Bengawan Madiun berdekatan dengan pusat Kota Madiun dengan ketinggian antara 21 - 100 mdpl. Kemudian berturut-turut ke arah selatan yang semakin bertambah tinggi hingga ketinggian hampir 2.000 mdpl. Kecamatan-kecamatan dengan ketinggian antara 1000-2000 mdpl diantaranya adalah Kecamatan Kare, Gemarang dan Dagangan sedangkan kecamatan dengan ketinggian >2000 mdpl adalah Kecamatan Kare. Untuk lebih jelasnya topografi beserta luasannya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Diagram 1.1

Dari tabel dan diagram berikut terlihat bahwa untuk Kabupaten Madiun prosentase terbesar didominasi oleh ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut disusul kemudian oleh ketinggian 50 – 100 meter di atas permukaan laut yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun.

(2)

0% 35% 43% 16% 6% 0% Ketinggian 0 - 50 m dpl Ketinggian 50 - 100 m dpl Ketinggian 100 - 500 m dpl Ketinggian 500 - 1000 m dpl Ketinggian 1000 - 2000 m dpl Ketinggian > 2000 m dpl TABEL 1.1

JENIS DAN LUAS TOPOGRAFI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2010

No Kecamatan Jenis dan Luas Topografi (Ha)

0 - 50 mdpl 50-100 mdpl 100-500 mdpl 500-1000 mdpl 1000-2000 mdpl >2000 mdpl Jumlah 1 Kebonsari 0,00 3.940,16 804,84 0,00 0,00 0,00 4.745,00 2 Geger 0,00 2.427,94 1.233,06 0,00 0,00 0,00 3.661,00 3 Dolopo 0,00 0,41 4.881,93 2,66 0,00 0,00 4.885,00 4 Dagangan 0,00 485,14 5.134,75 1.378,99 237,12 0,00 7.236,00 5 Wungu 0,00 1.809,78 2.744,22 0,00 0,00 0,00 4.554,00 6 Karee 0,00 0,00 8.885,10 6.125,13 4.002,56 72,21 19.085,00 7 Gemarang 0,00 0,00 0,18 8.790,93 1.391,16 14,73 10.197,00 8 Saradan 0,00 2.540,13 12.579,44 172,42 0,00 0,00 15.292,00 9 Pilangkenceng 0,00 6.034,58 2.099,42 0,00 0,00 0,00 8.134,00 10 Mejayan 0,00 2.290,89 3.231,11 0,00 0,00 0,00 5.522,00 11 Wonoasri 0,00 2.059,79 1.333,21 0,00 0,00 0,00 3.393,00 12 Balerejo 0,00 5.198,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.198,00 13 Madiun 1,89 3.263,73 327,38 0,00 0,00 0,00 3.593,00 14 Sawahan 12,07 2.202,93 0,00 0,00 0,00 0,00 2.215,00 15 Jiwan 0,00 3.376,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.376,00 Jumlah 13,96 35.629,49 43.254,63 16.470,13 5.630,84 86,95 101.086,00

Sumber : Peta Bakosurtanal

DIAGRAM 1. 1

(3)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(4)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(5)

B) Kelerengan

Sebagaimana halnya topografi, maka Kelerengan di Kabupaten Madiun juga bervariasi mulai dari kelerengan 0-8% sampai >45%. Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun pada umumnya berada pada kelerengan 0-8% dan tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Kare.

Sedangkan kecamatan-kecamatan yang berada pada ketinggian 1000 sampai >2000 meter di atas permukaan laut umumnya mempunyai kelerengan wilayah di > 25%. Kecamatan dimaksud antara lain adalah Kecamatan Dolopo, Dagangan, Kare, Wungu, Gemarang, Mejayan dan Wonoasri, dimana kecamatan-kecamatan tersebut umumnya berada di bagian selatan berdekatan dengan Pegunungan Wilis. Untuk lebih jelasnya kelerengan di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada Tabel 1.2

TABEL 1.2

JENIS DAN LUAS KEMIRINGAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2010

No Kecamatan Jenis dan Luas Kemiringan Lahan (Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-45% >45% Jumlah 1 Kebonsari 4.745,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.745,00 2 Geger 3.403,50 255,45 2,04 0,00 0,00 3.661,00 3 Dolopo 1.890,02 1.562,29 1.406,07 5,58 21,04 4.885,00 4 Dagangan 1.021,50 1.948,52 1.112,50 653,93 2.499,55 7.236,00 5 Wungu 1.075,50 1.589,73 1.853,53 15,76 19,48 4.554,00 6 Karee 0,00 231,47 5.425,47 2.742,31 10.685,75 19.085,00 7 Gemarang 1.538,62 1.797,02 3.685,77 1.652,06 1.523,53 10.197,00 8 Saradan 14.881,34 410,66 0,00 0,00 0,00 15.292,00 9 Pilangkenceng 8.134,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.134,00 10 Mejayan 1.602,27 2.128,89 1.448,12 342,72 0,00 5.522,00 11 Wonoasri 1.406,66 513,63 1.147,45 325,27 0,00 3.393,00 12 Balerejo 5.198,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.198,00 13 Madiun 3.055,90 95,02 411,48 30,61 0,00 3.593,00 14 Sawahan 2.215,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.215,00 15 Jiwan 3.376,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.376,00 Jumlah 53.543,31 10.532,67 16.492,43 5.768,23 14.749,36 101.086,00 Sumber : Peta Bakosurtanal

1.1.3. Kondisi Geologi

Secara struktur geologi, zona Madiun umumnya ditutupi oleh endapan alluvium yang sebagian besar terdiri dari bahan rombakan rempah gunung berapi, seperti kerikil, pasir, batu apung, dan tufa yang berselang-seling. Wilayah Kabupaten Madiun mempunyai sumber daya alam yang tidak ternilai. Dengan hasil tambang terdiri dari batu gunung, pasir, sirtu, dan tanah urug.produksi hasil tambang secara detail dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.

(6)

Tabel 1.3

Produksi Tambang di Kabupaten Madiun

No Hasil Tambang Jumlah (m3)

1 Batu Gunung 10456

2 Pasir 725

3 Sirtu 7500

4 Tanah Urug 19530

Sumber : BPN Kabupaten Madiun

1.1.4. Kondisi Tanah A. Jenis Tanah

Pada dasarnya jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Madiun terdiri dari 5 jenis tanah, yaitu: Mediteran, Latosol, Alluvial, Litosol dan Grumusol. Berdasarkan data yang didapat, jenis tanah di Kabupaten Madiun didominasi oleh jenis tanah aluvial dengan prosentase sebesar 36 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Madiun dengan penyebaran seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Kare dan Gemarang, disusul kemudian jenis tanah mediteran dengan prosentase sebesar 26 % dengan penyebaran seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pilangkenceng, Jiwan dan Sawahan. Jenis tanah grumosol dengan prosentase sebesar 21 % dengan penyebaran hanya beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Saradan, Pilangkenceng, Mejayan, Wonoasri, Madiun dan Sawahan. Sedangkan jenis tanah latosol dengan prosentase sebesar 13 % penyebarannya meliputi Kecamatan Dolopo, Wungu, Kare, Gemarang, Mejayan, Wonoasri dan Madiun. Untuk jenis tanah dengan luasan terkecil yaitu jenis tanah litosol dengan prosentase sebesar 4 % penyebarannya meliputi Kecamatan Dagangan, Kare dan Saradan. Untuk lebih jelasnya jenis tanah di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada Tabel 1.4

(7)

Tabel 1.4.

JENIS TANAH DAN PENYEBARANNYA DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2010

No Kecamatan Jenis dan Luas Jenis Tanah (Ha)

Mediteran Latosol Aluvial Litosol Grumosol Jumlah

1 Kebonsari 129,27 0,00 4.615,73 0,00 0,00 4.745,00 2 Geger 1.951,00 9,01 1.701,00 0,00 0,00 3.661,00 3 Dolopo 1.285,74 758,03 2.841,24 0,00 0,00 4.885,00 4 Dagangan 6.116,44 0,00 1.020,77 98,79 0,00 7.236,00 5 Wungu 2.934,65 1.314,79 304,55 0,00 0,00 4.554,00 6 Karee 5.133,95 9.511,10 0,00 4.439,95 0,00 19.085,00 7 Gemarang 6.437,24 3.759,76 0,00 0,00 0,00 10.197,00 8 Saradan 3.082,14 0,00 12.044,43 165,43 10.747,49 15.292,00 9 Pilangkenceng 0,00 0,00 8.134,00 0,00 1.694,23 8.134,00 10 Mejayan 3.438,37 638,65 1.444,99 0,00 860,73 5.522,00 11 Wonoasri 2.050,28 0,93 1.341,78 0,00 48,32 3.393,00 12 Balerejo 0,00 0,00 5.198,00 0,00 0,00 5.198,00 13 Madiun 399,02 203,93 2.990,05 0,00 38,96 3.593,00 14 Sawahan 0,00 0,00 2.215,00 0,00 13.655,28 2.215,00 15 Jiwan 0,00 0,00 3.376,00 0,00 0,00 3.376,00 Jumlah 32.958,09 16.196,20 47.227,54 4.704,17 27.045,01 101.086,00

(8)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(9)

Ditinjau dari komposisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Madiun yang memiliki karakteristik tingkat kesuburan yang baik sehingga kabupaten Madiun memiliki potensi pertanian yang bisa dikembangkan.

B. Tekstur Tanah

Selain kedalaman efektif tanah, tekstur tanah juga menentukan kesuburan tanah. Tanah dengan tekstur yang halus akan semakin tinggi tingkat produktifitasnya. Luas tiap tekstur tanah di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 1.5.

Tabel 1.5

Luas Tiap Tekstur Tanah Di Kabupaten Madiun No. Kelas Tekstur Tanah Luas (Ha) Prosentase (%)

1. Halus 36.837.470 36.44

2. Sedang 64.098.91 63.41

3. Kasar 149.12 0.25

Jumlah 43.247.510 100.00

Sumber : BPN Kabupaten Madiun

Kondisi dari tekstur tanah Kabupaten Madiun yang didominasi tekstur sedang dan halus maka Kabupaten Madiun memiliki potensi tingkat kesuburan yang tinggi untuk pertanian. Berdasarkan kondisi tekstur tanah yang paling dominan adalah tekstur sedang seluas 64.098,91 Ha atau 63.41 % dari luas total Kabupaten Madiun.

Kedalaman efektif tanah suatu wilayah menentukan tingkat kesuburan tanah pada wilayah tersebut. Semakin dalam kedalaman efektif tanah, maka potensi produktivitas semakin baik. Luas tiap kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 1.6.

Tabel 1.6

Luas Kedalaman Efektif Tanah Di Kabupaten Madiun No. Kedalaman Efektif Tanah Luas (Ha) Prosentase (%)

1. > 90 cm 43.941.67 43.47

2. 60 – 90 cm 14.298.50 14.14

3. 30 – 60 cm 34.383.00 34.01

4. < 30 cm 8.462.83 8.38

Jumlah 101.086.00 100.00

Sumber : BPN Kabupaten Madiun

Kondisi kedalam efektif tanah dari Kabupaten Madiun yang didominasi oleh kedalaman yang lebih dari 90 cm sebesar 43.914,67 Ha atau 43.47% dari luas total Kabupaten Madiun.

1.1.5. Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Madiun dapat dibedakan menjadi penggunaan lahan terbangun diantaranya berupa permukiman, perdagangan dan jasa, fasilitas umum dan pemerintahan, industri dan pergudangan serta peternakan. Sedangkan

(10)

kawasan lahan tidak terbangun pada umumnya berupa sawah, ladang, kebun, perkebunan, hutan, semak belukar, padang rumput.

DIAGRAM 1.2

PROSENTASE PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2009

31.73% 0.19% 3.52% 0.23% 5.26% 5.58% 40.20% 1.03% 10.13% 0.06% 0.09% 0.03% 0.03% 0.01% 1.90%

Sawah Kolam/Empang/Waduk Ladang/Kebun Campur Semak Belukar

Hutan Lindung Hutan Rakyat Hutan Produksi Perkebunan

Permukiman Industri Kaw Militer Peternakan

(11)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(12)

1.1.6. Kondisi Hidrologis

Pada zona air tanah Kabupaten Madiun termasuk zona Madiun; meliputi daerah Madiun, Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, yang umumnya merupakan dataran rendah yang luas, sebelah barat dibatasi oleh Gunung Lawu dan sebelah timur dibatasi oleh Gunung Wilis. Di sebelah utara dibatasi oleh pegunungan Kendeng dan di sebelah selatan dibatasi oleh pegunungan selatan. Akuier utamanya tersusun oleh lapisan pasir dan kerikil berkelulusan sedang sampai tinggi, sungai utama pada daerah ini adalah bengawan solo yang mengalir dari barat ke timur dan Kali Madiun yang mengalir dari selatan ke utara, di dekat daerah Ngawi. Kedua sungai ini bergabung dan membelok ke arah utara memotong pegunungan Kendeng.

Di Kabupaten Madiun terdapat kurang lebih 31 sungai dengan panjang 3–43 Km diantaranya adalah Sungai Glidik, Sungai Rejali, Sungai Mujur, Sungai Pancing, Sungai Besuksemut, Sungai Asem, dan Sungai Bondoyudo. Semua sungai tersebut mengalir ke arah selatan dan bermuara di Samudra Indonesia.

Walaupun di Kabupaten Madiun banyak terdapat sungai, tidak berarti bahwa kebutuhan penduduk akan terpenuhi seluruhnya, karena pada musim kemarau sebagian sungai tidak berair. Di beberapa daerah pemberian air untuk sawah dilakukan secara bergiliran. Pada musim hujan, deras hujan dapat menimbulkan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan perlindungan terhadap mata air, melaksanakan proyek reboisasi dan penghijauan, serta pembagian air pada saat tertentu.

Tabel 1.7

Nama Dan Panjang Sungai di Kabupaten Madiun

No Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)

1. Pilang Kenceng Kali Jerowan Kali Kembang Kali Bruwok

Kali Notopuro (Uneng)

4,00 3,00 2,00 14,00

2. Saradan Kali kembang

Kali Bruwok 3,00 6,50

3. Kare Kali Kembang 6,00

4. Dagangan Kali Catur 5,00

5. Dolopo Kali Asin 3,50

6. Madiun Kali Sono 8,20

7. Geger Kali Sareng

Kali Catur

8,50 4,50

8. Kebonsari Kali Asin 3,00

9. Balerejo Kali Sono

Kali Notopuro Kali Jerowan

0,50 6,00 9,00

10. Mejayan Kali Kembang 18,00

(13)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E N E NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(14)

1.1.7. Kondisi Klimatologis

Keadaan iklim di Kabupaten Madiun ditandai dengan keadaan curah hujan dan intensitas hujan, sedangkan kondisi iklim sendiri ditandai dengan keadaan dimana suatu wilayah mempunyai keadaan bulan basah dan bulan kering. Dengan tipe iklim yang ada di Kabupaten Madiun maka berdasarkan Schmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk iklim dengan Tipe C yaitu iklim sedang yang merupakan daerah tidak kering dan tidak basah. Kabupaten Madiun dipengaruhi oleh iklim laut dan iklim pegunungan dengan temperatur berkisar antara 200 - 350 C.

Intensitas hujan merupakan nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari hujan baik dalam bulanan maupun tahunan. Berdasarkan jumlah hari hujan di masing-masing kecamatan, rata-rata hari hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan Desember hingga Maret dan hari hujan dengan intensitas rendah terjadi pada bulan Juli hingga Oktober.

Curah hujan di Kabupaten Madiun pada Tahun 2010 rata-rata mencapai 1.656 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 85 hari hujan/tahun. Intensitas hujan di Kabupaten Madiun berkisar antara 18,50 – 19,48 mm/bulan. Artinya intensitas hujan di Kabupaten Madiun dapat diklasifikasikan rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.8

Tabel 1.8.

CURAH HUJAN MENURUT BULAN DAN LOKASI PENAKAR TAHUN 2010

No. Bulan Lokasi Kantor madiun PG Rejoagung PG Kanigoro Klegen 1 Januari 119 129 175 134 2 Februari 286 239 354 286 3 Maret 509 486 476 442 4 April 214 207 126 198 5 Mei 32 22 6 Juni - - - - 7 Juli - - - - 8 Agustus - - - - 9 September - - - - 10 Oktober 125 56 140 101 11 Nopember 199 209 257 210 12 Desember 271 277 160 175 Jumlah 1.754 1.628 1688 1554

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Madiun Tahun 2010

(15)

Tabel 1.9.

JUMLAH HARI HUJAN MENURUT BULAN DAN LOKASI PENAKAR TAHUN 2010

No. Bulan

Lokasi Penakar Hujan Kantor

madiun Rejoagung PG Kanigoro PG Klegen

1. Januari 6 7 8 10 2. Februari 10 10 18 15 3. Maret 18 18 22 22 4. April 10 12 8 8 5. Mei 3 3 - 1 6. Juni - - - - 7. Juli - - - - 8. Agustus - - - - 9. September - - - - 10. Oktober 7 4 10 8 11. Nopember 8 12 17 17 12. Desember 14 14 10 10 Jumlah 76 80 93 91

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Madiun Tahun 2010

Untuk jumlah hari

menurut bulan pada tahun 2010 tertinggi di bulan Maret yaitu 22 dan terendah di bulan Mei sebesar 1. Sedangkan pada bulan Juni sampai dengan September 2010 tidak terjadi curah hujan.

(16)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(17)

1.1.8. Pembagian Wilayah Administrasi

Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai dengan hirarki perkotaan masing-masing. Penentuan Sub Satuan Wilayah Pengembangan dilakukan dengan pendekatan homogenitas, pola aliran barang dan jangkauan pelayanan yang dilakukan. Untuk itu, dibuat sesuai dengan hierarki perkotaan masing-masing dan fungsi yang harus diemban bagi setiap wilayah pendukung. Satuan Wilayah Pengembangan ini memiliki fungsi:

1. Menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang wilayah.

2. Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai motor penggerak pembangunan.

3. Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.

4. Sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian wilayah.

Satuan Wilayah Pengembangan diharapkan dapat berperan secara efektif untuk:

1. Menciptakan keserasian dan keterpaduan struktur ruang secara berhirarki dari tingkat pelayanan lokal, regional dan nasional.

2. Mendukung strategi kebijakan keruangan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Madiun.

3. Mendukung rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Madiun yang tidak terpisahkan dari struktur tata ruang wilayah Propinsi.

Adapun Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) yang dibentuk di Kabupaten Madiun adalah :

1. SSWP – 1 : adalah kawasan yang dipersiapkan menjadi bagian dari Ibukota Kabupaten dengan fungsi utama pusat pelayanan fasilitas umum, perdagangan dan jasa, pusat pemerintahan skala kabupaten serta permukiman perkotaan, meliputi Kecamatan Mejayan, Wonoasri, Pilangkenceng, Saradan dan Balerejo.

2. SSWP – 2 : adalah kawasan-kawasan yang menjadi wilayah limpahan dari Kota Madiun dengan fungsi utama sebagai kawasan perdagangan dan jasa, fasilitas umum serta permukiman, meliputi Kecamatan Jiwan, Sawahan, Madiun.

3. SSWP – 3 : adalah kawasan-kawasan yang direncanakan menjadi Kawasan Agropolitan “GEDANGSARI” di Kabupaten Madiun atau Urban Village of Gedangsari, meliputi Kecamatan Dolopo, Dagangan, Geger, Kebonsari.

4. SSWP – 4 : adalah kawasan-kawasan yang direncanakan untuk pengembangan ekowisata dan fungsi lindung di Kabupaten Madiun (Ecological City), meliputi Kecamatan Wungu, Kare, Gemarang.

(18)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN G KA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(19)

1.2. PROFIL DEMOGRAFI

Penduduk adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan tidak bias dilepaskan dari permasalahan kependudukan. Guna mendukung tercapainya hasil-hasil pembangunan yang optimal, data kependudukan merupakan hal yang mutlak diperlukan.

1.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Madiun hingga akhir tahun 2008 sebesar 769.613 jiwa. Dengan luas wilayah 1.010,86 km2 , sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 770.440 jiwa dan pada tahun 2010 sebesar 771,204 maka kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Madiun adalah sebesar 761 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan 0,08 ditahun 2008, 0,12 ditahun 2009 dan 0,10 di tahun 2010 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.9 berikut ini :

Tabel 1.2.1

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Madiun Pada Tahun 2008 s/d 2010 TAHUN Kenaikan/ NO U R A I A N SATUAN 2008 2009 2010 Penurunan 2008-2009 (%) 1 Laki-laki jiwa 384,334 384,695 384,996 0.08 2 Perempuan jiwa 385,279 385,745 386,208 0.12 JUMLAH 769,613 770,440 771,204 0.10

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Pada tabel 1.10 di tahun 2010 tentang jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Madiun dapat tersaji pada tabel dibawah ini, untuk Kecamatan yang terpadat terdapat di kecamatan Saradan, Geger dan kecamatan Wungu, sedangkan untuk Kecamatan terkecil tingkat kepadatannya adalah Sawahan, dan Kecamatan Wonoasri.

Tabel 1.10

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Madiun Pada Tahun 2008 s/d 2010 T A H U N Kenaikan/ NO U R A I A N SATUAN 2008 2009 2010 Penurunan 2009-2010 (%)

1 Kecamatan Jiwan jiwa 60,253 60,240 60,243 0.00

2 Kecamatan Madiun jiwa 39,696 39,803 39,958 0.39

3 Kecamatan Sawahan jiwa 26,487 26,267 26,182 -0.32

4 Kecamatan Balerejo jiwa 45,184 45,171 45,112 -0.13

(20)

7

Kecamatan

Pilangkenceng jiwa 58,711 58,636 58,665 0.05

8 Kecamatan Saradan jiwa 75,218 75,331 75,225 -0.14

9

Kecamatan

Gemarang jiwa 35,696 35,869 35,966 0.27

10 Kecamatan Kare jiwa 34,940 35,130 35,192 0.18

11 Kecamatan Wungu jiwa 62,596 62,907 63,168 0.41

12 Kecamatan Dagangan jiwa 53,657 53,822 53,664 -0.29

13 Kecamatan Kebonsari jiwa 61,016 60,948 60,887 -0.10

14 Kecamatan Geger jiwa 67,528 67,604 67,750 0.22

15 Kecamatan Dolopo jiwa 62,787 62,831 62,862 0.05

JUMLAH 769,613 770,440 771,204 0.10

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

1.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Dari tahun ke tahun secara umum jumlah penduduk di Kabupaten Madiun terus meningkat. Pertumbuhan penduduk rata-rata 3,305% tiap tahunnya, dimana pertambahan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 80261 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,65% dari tahun sebelumnya, sedangkan pertumbuhan terkecil pada tahun 2005 yaitu sebesar 2552 jiwa atau sebesar 0,38% dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.10.

(21)

RE NC AN A P RO GRA M I NV E S T AS I J AN GKA M E NE NGAH ( RP IJ M ) KA BU P AT E N M AD IUN T AH UN 2 0 1 1 2 0 1 5

(22)

Tabel 1.10

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2004 – 2010

TAHUN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN (%)

2006 685.765

2007 688.763 0,44

2008 769.024 0,08

2009

770,440

0,12

2010

771,204

0,10

Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008 dan Hasil Analisa

1.2.3. Struktur Penduduk

Struktur penduduk di kabupaten Madiun dibedakan berdasarkan jenis kelamin, Kelompok umur, tingkat pendidikan, agama, mata pencaharian, serta tingkat kejahteraan.

1.2.3.1. Jenis Kelamin

Berdasarkan data Kabupaten Madiun dalam angka, jumlah penduduk yang berada di wilayah Kabupaten Madiun tahun 2010 secara keseluruhan sebanyak 769.188 jiwa yang terdiri atas 384.594 jiwa penduduk laki-laki dan 385.488 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Madiun sebesar 99,75%. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih kecil dibandingkan dengan penduduk perempuan yaitu setiap 100 jumlah perempuan terdapat 99 jiwa penduduk laki-laki. Jumlah penduduk Kabupaten Madiun berdasarkan jenis kelamin tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 1.11 berikut ini :

Tabel 1.2.3.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Akhir Tahun Sex Ratio

Laki-laki Perempuan 1. Kebonsari 30. 081 30. 935 97,24 2. Geger 33. 325 34. 268 97,25 3. Dolopo 30. 995 31. 796 97,48 4. Dagangan 26. 800 26. 944 99,47 5. Wungu 30. 804 31. 866 96,67 6. Kare 17. 857 17. 161 104,06 7. Gemarang 18. 220 17. 546 103,84 8. Saradan 38. 190 37. 092 102,96 9. Pilangkenceng 29. 110 29. 552 98,50 10. Mejayan 25. 428 25. 520 99,64 11. Wonoasri 17. 768 17. 167 103,50 12. Balerejo 22. 857 22. 381 102,13 13. Madiun 19. 865 19. 903 99,81 14. Sawahan 13. 209 13. 196 100,10 15. Jiwan 30. 085 30. 161 99,75 Jumlah 384. 594 385.488 769.188

(23)

1.2.3.2. Kelompok Umur

Jumlah penduduk yang berdasarkan struktur umur di Kabupaten Madiun pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, untuk kelompok usia yang terbanyak Kabupaten madiun ada pada kelompok umur

20-24 tahun

yaitu sebanyak

64,356 orang

dan untuk 60 tahun keatas

sebesar

36,990 orang dan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.12 berikut ini :

Tabel 1.12

Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Usia Tahun 2008 s/d 2010 TAHUN Kenaikan/ NO U R A I A N SATUAN 2008 2009 2010 Penurunan 2008-2009 (%) 1. 0-4 tahun jiwa 53,445 53,381 54,696 2.46 2. 5-9 tahun jiwa 57,029 56,954 52,463 -7.89 3. 10-14 tahun jiwa 66,205 66,150 64,484 -2.52 4. 15-19 tahun jiwa 66,348 66,149 58,195 -12.02 5. 20-24 tahun jiwa 62,991 63,025 64,356 2.11 6. 25-29 tahun jiwa 61,762 61,727 62,413 1.11 7. 30-34 tahun jiwa 61,627 61,620 62,817 1.94 8. 35-39 tahun jiwa 59,344 59,374 60,503 1.90 9. 40-44 tahun jiwa 56,028 56,017 56,571 0.99 10. 45-49 tahun jiwa 52,746 52,737 55,067 4.42 11. 50-54 tahun jiwa 49,363 49,175 52,932 7.64 12. 55-59 tahun jiwa 44,557 44,544 47,222 6.01 13. 60-64 tahun jiwa 38,923 38,957 42,495 9.08 14. 60 tahun keatas jiwa 39,129 40,630 36,990 -8.96 Total 769,613 770,440 771,204 0.10

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

1.2.3.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Madiun berdasarkan data diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten Madiun mempunyai tingkat pendidikan sampai SLTA, yaitu sebanyak 83.690 jiwa sedangkan penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP Sebanyak 110.181 jiwa rata-rata mempunyai pendidikan sampai SLTP ke bawah, dan hanya 10297 jiwa mempunyai pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Adapun data mengenai jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 1.13 di bawah ini.

(24)

Tabel 1.13

Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Pendidikan Tertinggi Tahun 2010

No. Pendidikan Tertinggi Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1. Tidak/Belum Sekolah 15.581 40.392 55.973 2. Tidak/Belum Tamat SD 30.719 33.170 63.826 3. Sekolah Dasar 91.458 82.863 174.321 4. SMP/Madrasah Tsanawiyah 55.270 53.276 1087.546 5. SMP Kejuruan 2.290 2.455 4745 6. SMA/Madrasah Aliyah 28.800 22.849 51.649 7. SMK 27.374 15.240 42.617

8. Program Diploma I/II 1.637 2.972 4.609

9. Program Diploma III 2.940 1.479 4.419

10. Program D IV/S1 5.540 5.567 11.071

11. Program S2/S3 313 - 313

Jumlah 261.8861 260.200 522.086

Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2010 1.2.3.4. Agama

Mayoritas penduduk di Kabupaten Madiun beragama Islam yaitu sebesar 763.877 jiwa. Disusul kemudian dengan pemeluk agama Kristen Protestan yang menempati urutan kedua dengan jumlah 4.328 jiwa. Sisanya memeluk agama Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan ada pula yang menjadi penganut kepercayaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1.14 berikut ini :

Tabel 1.14

Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Agama Tahun 2008

No Kecamatan Islam Protestan Kristen Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah

1 Kebonsari 61.007 9 - - - 61.016 2 Geger 67.423 94 9 - - 67.528 3 Dolopo 62.731 37 19 - - 62.787 4 Dagangan 53.657 - - - - 53.657 5 Wungu 61.834 493 261 4 - 62.596 6 Kare 34.745 187 8 - - 34.940 7 Gemarang 35.623 73 - - - 35.696 8 Saradan 74.849 189 180 - 1 75.218 9 Pilangkenceng 58.076 632 2 - - 58.711 10 Mejayan 49.350 1.130 303 12 11 50.810 11 Wonoasri 34.901 128 5 - - 35.034 12 Balerejo 45.063 121 - 3 - 45.184 13 Madiun 38.968 724 - - 4 39.696 14 Sawahan 26.371 25 91 - - 26.487 15 Jiwan 59.279 486 462 16 12 60.253 Jumlah 763.877 4.328 1.340 35 28 769.613

(25)

Berdasarkan jenis mata pencaharian penduduk maka jumlah penduduk yang bekerja di bidang Pertanian, Kehutanan, perburuan dan Perikanan sebesar 182.422 jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 218 jiwa, jumlah tersebut merupakan jumlah yang terkecil di banding dengan jenis pekerjaan yang lain. Selengkapnya lihat tabel 1.15.

Tabel 1.15

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Madiun Tahun 2008

No. Jenis Lapangan Usaha Laki-laki Penduduk Perempuan Jumlah 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan 112.405 70.017 182.422

2. Pertambangan dan Penggalian - 218 218

3. Industri 14.771 4.260 19.131

4. Konstruksi 19.636 572 20.208

5. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

25.137 34.228 59.365

6. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 8.162 2.921 11.083

7. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

1.684 1.136 2.820

8. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 24.669 11.313 35.982

Jumlah 206.464 124.665 331.129

Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008

1.2.3.6. Migrasi Penduduk

Migrasi penduduk madiun pada tahun 2008 berjumlah 186 jiwa, dengan rincian migrasi masuk berjumlah 7 jiwa sedangkan migrasi keluar berjumlah 179 jiwa, migrasi keluar tertinggi pada Kecamatan Kare dengan jumlah 64 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.16

Migrasi Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2008 No Kecamatan Masuk Keluar Jumlah

1 Kebonsari - 3 3 2 Geger - 4 4 3 Dolopo 3 14 17 4 Dagangan - - - 5 Wungu - - - 6 Kare - 64 64 7 Gemarang - 49 49 8 Saradan - - - 9 Pilangkenceng - - - 10 Mejayan 3 - 3 11 Wonoasri - - - 12 Balerejo 1 - 1 13 Madiun - - - 14 Sawahan - 43 43 15 Jiwan - 2 2 Jumlah 7 179 186

(26)

1.2.4. Proyeksi Penduduk (Lima Tahun Kedepan)

Dengan pertimbangan adanya pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Madiun selama waktu perencanaan, maka di perkirakan jumlah penduduk Kabupaten Madiun sampai dengan akhir waktu perencanaan (tahun 2014) dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 3,305% per tahun adalah sebesar 921.521 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk hasil prediksi hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.17

Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2009 – 2014

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Rata-Rata Proyeksi Tahun Jumlah Penduduk Prediksi

2004 678.097 3,305 % 2009 794.440 2005 680.649 2010 819.856 2006 685.765 2011 845.273 2007 688.763 2012 870.689 2008 769.024 2013 896.105 2014 921.521

Sumber : BPS Madiun Dalam Angka 2008 dan Hasil Analisa

1.2.5. Tingkat Kemiskinan

Penjelasan dan uraian mengenai tingkat kemiskinan penduduk Kabupaten Madiun di bagi menjadi beberapa sub pembahasan antara lain Jumlah dan persebaran penduduk miskin, tingkat kesejahteraan penduduk, indeks kemiskinan, indeks pembangunan manusia. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini.

1.2.5.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk Miskin

Penduduk miskin pada tahun 2008 mencapai 61 128 rumah tangga atau 31,97 % dari 191.184 rumah tangga di Kabupaten Madiun. Kemiskinan ini tersebar pada 206 desa/kelurahan. Jumlah penduduk masalah sosial mencapai 310 orang, terdiri dari anak jalanan, gelandangan, pengemis dan tuna susila. Jumlah dan persebaran penduduk miskin di kabupaten Madiun berdasarkan masing masing kecamatan adalah sebagai berikut :

(27)

Jumlah Rumah Tangga dan jiwa Miskin di Kabupaten Madiun Tahun 2008

Tabel 1.18

Jumlah Rumah Tangga dan Jiwa Miskin di Kabupaten Madiun Tahun 2008

No Kecamatan Rumah Tangga Miskin Jiwa Miskin

1 Kebonsari 2.453 6.042 2 Geger 4.224 13.264 3 Dolopo 2.195 5.768 4 Dagangan 5.082 15.087 5 Wungu 3.707 10.480 6 Kare 4.964 15.087 7 Gemarang 5.109 12.447 8 Saradan 8.993 24.508 9 Pilangkenceng 5.604 15.307 10 Mejayan 3.258 8.719 11 Wonoasri 3.426 8.848 12 Balerejo 6.167 16.975 13 Madiun 2.073 5.487 14 Sawahan 1.946 6.172 15 Jiwan 1.927 4.655 Jumlah 61.128 168.846

Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008

1.2.5.2. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

Adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, serta kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sehingga mengakibatkan kenaikan harga-harga yang terjadi selama ini ternyata membawa dampak yang besar bagi perkembangan kehidupan masyarakat, termaksut komponen indeks pembangunan manusia.

Dengan melihat laju tingkat pencapaian menuju sasaran (shortfall reduction) indeks pembangunan manusia 2006-2007 di ketahui dalam kurun waktu tersebut telah terjadi peningkatan sebesar (0.4) yaitu dari 65,93 menjadi 66,08. Peningkatan ini lebih di akibatkan oleh terjadinya kenaikan rata-rata lama sekolah dengan di tandai tingginya presentase penduduk usia 10 tahun keatas yang berpendidikan SD serta naiknya angka partisipasi murni SD/Mi.

(28)

menekuni pendidikan formal (sekolah) hanya sampai lulus SD atau tidak sampai lulus SLTP, hal ini dapat di kategorikan rendah dan ini mengindikasikan program belajar 9 tahun di Kabupaten Madiun masih belum berjalan dengan baik. Selain itu juga angka ini masih menggambarkan begotu rendahnya mutu SDM di Kabupaten Madiun. Karena menurut UNDP untuk mendapatkan mutu SDM di kabupaten Madiun yang berkualitas rata-rata lama sekolah yang harus di tekuni adalah 15 tahun. Untuk lebih jelasnya besaran nilai Ipm dan komponen-komponenya dapat di lihat pada tabel berikut ini;

Tabel 1.19

Besarnya Nilai IPM dan Komponen – komponenya Selama Tahun 2003, 2006, 2007

No Indeks 2003 2006 2007 Shortfall reduction

06-07 03-07 1 Indeks Pembangunan Manusia 67,07 65,93 66,08 0,44 -1,32 2 Indeks Angka Harapan Hidup 74,65 71,83 71,66 -0,62 -1,85

3 Indeks Pendidikan 69,51 71,04 71,77 2,52 1,65

4 Indeks Komsumsi Rill 57,06 54,92 54,81 -0,23 -1,51

Sumber : Bappeda Kabupaten Madiun 2008

Bila di lihat dari segi status pembangunan manusia seperti yang telah di kelompokkan oleh UNDP, berarti dalam kurun waktu 2003-2007 status pembangunan manusia di Kabupaten Madiun telah mengalami pergeseran status dari statur menengah bawah menjadi status menengah atas.

Kemampuan dasar manusia yang di miliki akan menjamin jika mendukung dalam proses perluasan peluang dalam hidupnya. Kemampuan dasar ini tercermin pada komponen pembentuk Indeks embangunan Manusia (IPM), yaitu angka harapan hidup, pendidikan dan kemampuan daya beli.

1.2.6. Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja tahun 2007 sebesar 323.489 orang dengan rata – rata peningkatan angkatan kerja tiap tahun 0,41 % atau lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk. Jumlah angkatan kerja yang terserap untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri, setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan, bahwa minat untuk bekerja ke luar negeri cukup tinggi.

(29)

Tabel 1.20

Jumlah Tenaga Kerja Tahun 2004-2007

No Uraian 2004 2005 Tahun 2006 2007

1 Angkatan Kerja 319.513 322.297 325.105 323.489

2 Angkatan Kerja Tertampung 278.285 279.349 281.036 284.778 3 Pencari Kerja (Penganggur) 41.228 42.948 44.069 44.511

4 Penduduk Usia Kerja 495.301 501.611 507.921 514.234

5 Lowongan Kerja 2.354 1.310 1.334 3.696

6 Pencari Kerja terdaftar 9.657 1.720 3.337 16.954

7 TKI dan TKW 1.357 1.534 1.592 1.954

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2007

Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Madiun Tahun 2004-2007

1.2.6.1. Angkatan Kerja

Jumlah angkatan kerja usia 15 tahun terbesar di Kabupaten Madiun dalam kurun waktu empat tahun terakhir terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah 345.231 orang angka di berbanding jauh dengan jumlah pada tahun 2004 dimana jumlah angkatan kerja sebesar 324.051 orang, sedangkan penduduk usia 15 tahun keatas yang mencari kerja pada tahun 2007 sebesar 22.429 orang serta tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2007 sebesar 60,68% dengan tingkat pengangguran pada tahun yang sama sebesar 9,65%, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.21

Angkatan Kerja, Tingkat pengangguran, TPAK dan TPT

No Uraian Tahun

2004 2005 2006 2007

1 Angkatan Kerja Usia 15 Tahun Keatas

324.051 326.824 331.297 345.231 2 Penduduk Usia 15 Tahun keatas

yang Mencari Pekerjaan

27.669 34.023 27.683 22.429

3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) (%) 63.45% 64,28% 64.65% 65,68%

(30)

1.2.6.2. Pencari Kerja

Jumlah pencari kerja tahun 2008 sebesar 7.043 orang dengan pencari kerja terbesar adalah yang berpendidikan SMA sebesar 4271 Jiwa. Dan terbesar kedua adalah masyarakat yang berpendidikan SLTP sebesar 1311 Jiwa Sedangkan Jumlah pencari kerja yang berpendidikan akademi adalah jumlah terkecil, setiap tahun masyarakat yang mencari pekerjaan mengalami peningkatan, untuk mengetahui jumlah pencari kerja berdasarkan jenis pendidikan dan jenis kelamin, dapat di lihat di bawah ini :

Tabel 1.22

Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Madiun Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tahun 2008

No Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1 Tidak Sekolah - - - 2 Belum Tamat SD - - - 3 Tamat SD 167 493 660 4 SLTP+ Kejuruan 388 923 1311 5 SLTA + Kejuruan 2213 2058 4271 6 Akademi 103 238 341 7 Sarjana Penuh 193 267 460 Jumlah 3064 3979 7043

Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008

Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Madiun Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tahun 2008

1.2.6.3. Kebutuhan Hidup Minimum

Kebutuhan minimum adalah kebutuhan bulanan terendah yang terdiri dari kebutuhan pokok termasuk kebutuhan tetap. Kebutuhan ekonomi telah berdampak luas pada daya beli masyarakat. Walaupun secara kuantitas pendapatan masyarakat

(31)

Jika mengacu pada data yang ada terlihat bahwa pencapaian terhadap kebutuhan hidup minimum selama lima tahun terakhir sangat merosot tajam yaitu dari 57.06 menjadi 54,81. Penurunan ini menandakan adanya penurunan kemampuan daya beli masyarakat.

1.2.6.4. Transmigran

Kepadatan penduduk cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Jiwan. Sedangkan yang tingkat kepadatan penduduknya paling rendah adalah Kecamatan Kare. Di sisi lain jumlah pemberangkatan transmigrasi di kecamatan main pada tahun 2008 sebesar 179 jiwa. Untuk kecamatan terbanyak yang memberangkatkan masyarakatnya untuk mengikuti program transmigrasi berada di Kecamatan Kare yakni 69 Jiwa, kemudian disusul oleh Kecamatan Gemarang dengan jumlah 49 Jiwa.

Jumlah penduduk yang banyak tentu saja akan berimbas pada tingginya kebutuhan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan dapat mencukupi kebutuhan diri serta keluarga. Data-data dari Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja serta Badan Pusat Statistik, yang mencerminkan dinamika pencari kerja, untuk mengetahui jumlah realisasi pemberangkatan transmigrasi menurut kecamatan dapat d lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.23

Realisasi Pemberangkatan Transmigrasi Menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2008

No Kecamatan

Jenis Transmigrasi Transmigrasi

Umum Transmigrasi PIR Transmigrasi HTI/Desplot

KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa

1 Kebonsari - - - - 2 Geger - - - - 3 Dolopo - - - - 4 Dagangan - - - - 5 Wungu 9 29 - - - - 6 Kare 17 67 - - - - 7 Gemarang 2 7 - - - - 8 Saradan - - - - 9 Pilangkenceng - - - - 10 Mejayan - - - - 11 Wonoasri - - - - 12 Balerejo - - - - 13 Madiun 2 7 - - - - 14 Sawahan 5 16 - - - - 15 Jiwan - - - - Jumlah 35 126 - - - -

Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008

(32)

Percepatan ekonomi merupakan salah satu hal yang penting dalam menilai makro ekonomi suatu daerah. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi alat yang biasa digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga konstan dapat menunjukkan pertumbuhan riil aktifitas perekonomian tanpa mempertimbangkan perubahan harga-harga.

1.3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun Tahun 2007 sebesar 4,07%. Pertumbuhan yang paling besar adalah sektor industri pengolahan, yaitu sebesar 8,66%. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,41%. Sebagai sektor yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB, sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 2,54%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun Tahun 2004-2006 berturut-turut adalah 3,44%, 4,62%, dan 4,60%. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun dipengaruhi juga oleh kondisi makro ekonomi nasional, seperti adanya kebijakan kenaikan harga BBM dan fluktuasi nilai tukar rupiah.

1.3.2. Inflasi

Tingkat inflasi memberikan gambaran yang penting terhadap perekonomian daerah. Inflasi bisa diukur dari sisi produsen maupun dari sisi konsumen. Inflasi dari sisi produsen diukur menurut indeks implisit PDRB. Sedangkan inflasi dari sisi konsumen diukur menurut Indeks Harga Konsumen (IHK). Tingkat inflasi Kabupaten Madiun seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 1.24

Inflasi Menurut Indeks Implisit PDRB dan Menurut Indeks Harga Konsumen Kabupaten Madiun Tahun 2003-2007 (%)

No Jenis Inflasi 2003 2004 2005 2006 2007

1 Inflasi Menurut Indeks Implisit

PDRB 7,85 7,88 11,61 8,56 8,90

2 Inflasi Menurut Indeks Harga

Konsumen (IHK) 9,15 5,58 15,15 7,70 -

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun

Inflasi menurut indeks implisit PDRB di Kabupaten Madiun pada tahun 2007 adalah sebesar 8,90%. Pada tahun 2005 kedua jenis inflasi tersebut cukup tinggi, hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro nasional terutama dengan adanya kenaikan BBM yang cukup tinggi.

(33)

sebanyak-banyaknya dengan tetap mempertimbangkan pengembangan sarana dan prasarana. Dengan banyaknya investasi yang masuk beserta realisasanya, maka akan memperbesar kegiatan ekonomi di sektor riil yang pada gilirannya akan menumbuhkan peluang-peluang kerja baru dan peningkatan pendapatan dari balas jasa faktor produksi. Tingkat investasi sub sektor industri formal di Kabupaten Madiun Tahun 2004-2007 seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.25

Nilai Investasi, Produksi, Nilai Tambah, Bahan Baku Menurut Sub Sektor Industri Formal Tahun 2007 (.000 Rp)

No Jenis Industri Investasi Produksi Tambah Nilai Bahan Baku

1 Industri Kimia 10,324,657 22,369,316 7,742,362 14,626,865

2 Industri Agro 13,646,176 39,171,328 14,161,538 25,008,490

3 Industri Pulp dan Kertas 358,100 837,450 278,150 559,300

4 Industri Hasil Hutan 17,121,659 61,166,000 18,779,375 42,386,625 5 Industri Logam Mesin

Elektronika dan Aneka 866,404 4,357,055 1,625,805 2,731,250

Jumlah 42,316,996 127,901,149 42,587,230 85,312,530 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun

Investasi selain dilakukan di sub sektor industri formal juga dilakukan di sub sektor industri non formal dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1.26

Nilai Investasi, Produksi, Nilai Tambah, Bahan Baku Menurut Sub Sektor Industri Non Formal Tahun 2007 (.000 Rp) No Jenis Industri Investasi Produksi Tambah Nilai Bahan Baku

1 Industri Kimia 2,392,000 12,732,604 6,036,519 6,696,085

2 Industri Agro 3,061,750 16,208,340 8,579,872 7,628,668

3 Industri Hasil Hutan 761,000 7,275,050 3,117,390 4,157,660 Jumlah 6,214,750 36,215,994 17,733,781 18,482,413 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun

1.3.4. APBD

Pendapatan daerah berpengaruh langsung terhadap kemampuan anggaran pembangunan, yang pada gilirannya juga akan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. APBD Kabupaten Madiun Tahun Anggaran 2010 dari sisi pendapatan adalah sebagai berikut:

(34)

Tabel 1. 27

APBD Kabupaten Madiun Tahun Anggaran 2010

No Jenis Penerimaan Anggaran (Sebelum

Perubahan)

1 Pendapatan Asli Daerah 35.957.604.000

1.1. Pajak Daerah 7.346.260.000

1.2. Retribusi Daerah 7.253.024.000

1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 1.460.000.000 1.4. Lain-lain PAD Yang Sah 19.898.320.000

2 Dana Perimbangan 568.519.316.000

2.1. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 47.504.921.000

2.2. Dana Alokasi Umum 476.031.395.000

2.3. Dana Alokasi Khusus 44.983.000.000

3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 78.555.200.000

3.1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah 25.836.000.000 3.2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 25.000.000.000 3.3. Bantuan Keu. dari Prov. atau Pemda Lainnya 27.719.200.000

Jumlah Pendapatan 683.032.120.000

Sumber : Kantor Pengelola Keuangan Pemerintah Kabupaten Madiun

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sisi pendapatan Kabupaten

Madiun masih didominasi oleh dana perimbangan, yaitu sebesar Rp. 568.519.316.000,00 dengan porsi terbesar Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 476.031.395.000,00.

1.3.5. PDRB

Sebagai salah satu kabupaten penyangga pertanian di Jawa timur dengan kontribusi PDRB sebesar 32,89 persen terhadap Kabupaten Madiun atau mempunyai peranan sebesar 2,25 persen terhadap PDRB Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Jawa Timur, Kabupaten Madiun merupakan salah satu tulang punggung pertanian tanaman bahan makanan di Jawa Timur. Sektor pertanian di Kabupaten Madiun memegang peranan penting dalam menciptakan besarnya nilai PDRB. Sementara tingkat produktifitasnya sangat tergantung pada daya dukung sumber daya alam. Padahal daya dukung sumber daya alam sangat terbatas dan kemampuannya semakin menurun. Oleh karena itu peningkatan perekonomian rakyat yang berbasisi agro dan menguatkan system ketahanan pangan, Agropolitan dan Agrobisnis merupakan kebijakan pemerintah guna meningkatkan investasi dan permodalan agrobisnis di wilayah kabupaten Madiun.

(35)

Tabel 1.28

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Madiun Tahun 2004 – 2007 (000.000 Rp.)

No Sektor/Sub Sektor 2004 2005 2006 2007

Atas Dasar Harga Berlaku

1. Pertanian 1.050.094,19 1.176.646,70 1.289.422,35 1.411.064,32

2. Pertambangan & Penggalian 76.948,32 92.691,77 97.194,86 101.649,37

3. Industri Pengolahan 103.190,63 130.649,23 153.198,91 175.738,48

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 24.776,04 29.445,68 33.240,30 35.327,97

5. Bangunan 251.716,51 305.873,97 376.314,59 426.106,08

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 702.020,02 861.389,89 998.142,84 1.147.974,51 7. Angkutan & Komunikasi 84.605,59 102.293,86 121.584,46 136.375,25 8. Keuangan, Persewa. & Js. Perus. 125.869,58 148.543,43 163.094,37 182.745,30

9. Jasa-jasa 472.193,11 528.717,80 601.462,22 673.742,86

PDRB KAB. MADIUN ADHB 2.891.413,99 3.376.252,32 3.833.654,90 4.290.724,14 ATAS DASAR HARGA KONSTAN

1. Pertanian 740.832,88 759.586,42 780.618,80 803.660,17

2. Pertambangan & Penggalian 52.644,15 54.563,21 53.352,57 53.923,04

3. Industri Pengolahan 74.844,92 84.749,72 93.128,48 101.196,31

4. Listrik, Gas, & Air Bersih 16.575,07 17.140,59 18.064,06 18.871,36

5. Bangunan 163.067,74 170.039,07 181.822,86 189.975,06

6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 490.033,52 524.325,23 552.969,39 591.626,49

7. Angkutan & Komunikasi 54.618,30 57.615,69 62.192,80 67.603,97

8. Keuangan, Persewa. & Js.Perus 89.682,43 96.311,81 100.416,42 106.021,03

9. Jasa-jasa 339.787,08 351.271,81 370.306,11 391.160,72

PDRB KAB. MADIUN ADHK 2.022.086,08 2.115.603,56 2.212.871,48 2.310.047,15 Sumber: BPS Kabupaten Madiun

Pergerakan ekonomi tampak dari penigkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Madiun. Tercatat sejak tahun 2004 PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB)1 mencapai masing-masing Rp. 2.891.413,99 juta (2004); Rp Rp. 3.376.252,32 juta (2005); Rp. 3.833.654,90 juta (2006); dan Rp. 4.290.724,14 juta (2007). Demikian pula jika ditinjau atas dasar harga konstan tahun 2000 (ADHK)2, PDRB Kabupaten Madiun meningkat masing-masing Rp. 2.022.086,08 juta (2004). Rp. 2.115.603,56 juta (2005); Rp. 2.212.871,48 juta (2006); dan Rp. 2.302.864,15 juta (2007).

Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran (PHR) memberikan sumbangan terbesar pada PDRB Kabupaten Madiun tahun 2007 masing-masing sebesar Rp. 1.411.064,32 juta dan Rp.1.147.974,51 juta atau mempunyai peranan sebesar 32,89 persen dan 26,75 persen. Dominasi kedua sektor ini begitu menonjol seakan memantapkan bahwa Kabupaten Madiun sebagai Kabupaten Penyangga Pertanian.

PDRB sektor pertanian sejak tahun 2004 hingga 2007 peranannya semakin menurun. Ini menunjukkan bahwa Sektor lain diluar pertanian mempunyai peranan yang makin meningkat khususnya sektor perdagangan, sektor bangunan dan sektor industri pengolahan. Selain itu pada tahun 2007 juga ada penurunan jumlah luas lahan pertanian. Apabila dilihat dari sisi penawaran agregat harus didorong adanya pengembangan teknologi pembenihan, sehingga pada sektor pertanian khususnya

(36)

tanaman padi dapat ditingkatkan produktivitasnya dan dapat kita lihat tahun 2007 masih ada pertumbuhan sebesar 2,18 persen.

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004-2007

Lahan untuk pertanian di Kabupaten Madiun cukup luas, sedangkan infrastruktur pendukung pertanian seperti jembatan, system pengairan, dan sarana produksi perlu diperbaiki.

Tabel 1.29

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Madiun

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007 (%)

No Sektor/Sub Sektor 2004 2005 2006 2007

1. PERTANIAN 109,80 112,05 109,58 108,89

a. Tanaman Bahan Makanan 108,74 111,32 109,63 108,03 b. Tanaman Perkebunan 111,69 107,02 122,29 114,35 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 108,63 114,75 108,70 107,30

d. Kehutanan 117,14 117,40 102,17 112,41

e. Perikanan 126,17 125,17 113,02 111,52

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 113,00 120,46 104,86 104,58

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Penggalian 113,00 120,46 104,86 104,58

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 117,03 126,61 117,26 114,41

A. Industri Tanpa Migas 117,03 126,61 117,26 114,41

1. Makanan, Minuman &Tembakau 117,41 134,50 124,28 119,27 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 118,06 112,01 111,05 109,95 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 119,57 124,80 112,05 110,75 4. Kertas dan Barang Cetakan 113,75 113,46 109,03 108,28

(37)

No Sektor/Sub Sektor 2004 2005 2006 2007

7. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 111,61 112,80 108,05 107,45 8. Barang lainnya 115,37 118,77 115,08 109,40

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 109,71 118,85 112,89 106,28

a. Listrik 109,64 118,99 113,05 106,22

b. Air Bersih 112,38 113,20 106,28 109,09

5. BANGUNAN 115,17 121,52 123,03 113,23

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 113,16 122,70 115,88 113,92

a. Perdagangan Besar & Eceran 112,99 122,69 116,22 114,19

b. Hotel 115,92 117,03 110,28 109,32

c. Restoran 115,86 123,06 110,62 109,60

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 112,93 120,91 118,86 110,98

a. Pengangkutan 115,65 126,53 123,69 111,84

1. Angkutan Rel 105,12 115,95 109,80 105,27 2. Angkutan Jalan Raya 115,95 127,24 124,67 112,02

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 113,00 117,97 110,71 109,68

b. Komunikasi 108,86 111,95 110,16 109,22

1. Pos dan Telekomunikasi 108,80 111,96 110,27 109,32 2. Jasa Penunjang Komunikasi 109,22 111,87 109,47 108,65

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 113,98 118,01 109,80 108,92

a. Bank 115,16 114,29 110,16 109,22

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 121,05 128,64 111,93 110,66 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 112,35 115,96 109,22 108,44 e. Jasa Perusahaan 114,52 117,66 109,92 109,03

9. JASA-JASA 109,44 111,97 113,76 109,86

a. Pemerintahan Umum 108,80 110,84 114,70 110,02

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 0,00 0,00 114,70 110,02 2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Swasta 112,28 116,77 109,96 109,15

1. Sosial Kemasyarakatan 114,13 110,10 109,35 108,55 2. Hiburan & Rekreasi 116,25 116,85 103,67 109,33 3. Perorangan & Rumahtangga 111,59 119,01 110,28 109,32

PDRB DENGAN MIGAS 111,59 116,77 113,55 110,93

PDRB TANPA MIGAS 111,59 116,77 113,55 110,93

Sumber: BPS Kabupaten Madiun 2007

Kondisi geografis Kabupaten Madiun yang menjadi tempat transit serta berkembangnya perdagangan di Kota Madiun, menyebabkan Sektor PHR mendapatkan

(38)

ruang dimensi yang cukup untuk berkembang. Apalagi sektor ini tidak membutuhkan lahan yang luas sebagaimana sektor pertanian.

Di sisi lain, Sektor Listrik, Gas dan Air memberikan sumbangan terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Madiun yaitu sebesar Rp.35.327,97 juta atau sebesar 0,83 persen.

Tabel 1.30

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Madiun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2004 – 2007 (000.000 Rp.)

No Sektor/Sub Sektor 2004 2005 2006 2007

1. PERTANIAN 102,34 102,53 102,77 102,54

a. Tanaman Bahan Makanan 101,84 102,38 102,41 102,18 b. T anaman Perkebunan 102,62 98,22 112,62 105,69 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 100,43 102,16 102,12 100,82

d. Kehutanan 107,90 106,87 99,49 104,52

e. Perikanan 114,81 109,76 107,78 107,22

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 103,77 103,65 97,78 98,59

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Penggalian 103,77 103,65 97,78 98,59

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 108,78 113,23 109,89 108,66

A. Industri Tanpa Migas 108,78 113,23 109,89 108,66

1. Makanan, Minuman &Tembakau 108,91 119,35 114,33 112,08 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 111,25 101,85 107,20 106,71 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 111,43 112,67 107,63 107,09 4. Kertas dan Barang Cetakan 105,46 103,75 103,83 103,69 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 105,07 104,64 103,62 103,49 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 103,16 100,14 101,49 101,46 7. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 104,27 102,32 102,76 102,68 8. Barang lainnya 108,14 108,08 108,53 105,62

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 103,27 103,41 105,39 104,47

a. Listrik 103,32 103,47 105,45 104,51

b. Air Bersih 101,93 101,98 103,63 103,29

5. BANGUNAN 103,95 104,28 106,93 104,48

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 104,58 107,00 105,46 106,36

a. Perdagangan Besar & Eceran 104,39 106,92 105,50 106,47

b. Hotel 105,11 104,13 104,31 104,13

c. Restoran 107,58 108,32 104,88 104,66

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 104,86 105,49 107,94 106,50

a. Pengangkutan 108,92 108,67 109,98 107,77

1. Angkutan Rel 99,70 101,24 100,44 100,44 2. Angkutan Jalan Raya 109,39 109,11 110,45 108,06

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 104,01 103,60 104,44 104,26

b. Komunikasi 98,74 100,19 104,26 104,08

1. Pos dan Telekomunikasi 98,50 100,02 104,19 104,34 2. Jasa Penunjang Komunikasi 100,09 101,14 104,65 102,66

(39)

No Sektor/Sub Sektor 2004 2005 2006 2007

d. Sewa Bangunan 103,78 105,85 103,55 103,43 e. Jasa Perusahaan 105,27 107,36 105,13 104,88

9. JASA-JASA 102,23 103,38 105,42 104,79

a. Pemerintahan Umum 101,50 102,51 105,48 104,75

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 0,00 0,00 105,48 104,75 2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Swasta 105,40 106,99 105,17 104,98

1. Sosial Kemasyarakatan 107,02 101,95 104,90 104,67 2. Hiburan & Rekreasi 107,76 103,08 100,33 105,18 3. Perorangan & Rumahtangga 104,80 108,85 105,36 105,08

PDRB DENGAN MIGAS 103,44 104,62 104,60 104,39

PDRB TANPA MIGAS 103,44 104,62 104,60 104,39

Sumber: BPS Kabupaten Madiun

Perkembangan perdagangan yang cukup pesat, merupakan dampak positif dari perkembangan Sektor Konstruksi seperti dibangunnya waduk kedungbrubus maupun penyelesaian pembangunan gedung olah raga (GOR). Sektor ini mencapai Rp. 426.106,08 juta. Dari pergerakan ekonomi di seluruh sektor ekonomi, pada tahun 2007 ekonomi Kabupaten Madiun mampu tumbuh sebesar 5,02 persen, lebih cepat dibanding dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4,60 persen. Di lihat dari sisi pertumbuhan sektoral, Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tercepat sebesar 8,70 persen, Ini menunjukkan bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi bergerak dengan lebih cepat mengingat telah banyaknya operator seluler serta adanya perang tarif membuat sector ini menjadi efisien.

1.4. PROFIL SOSIAL BUDAYA

Fasilitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan tata ruang. Fasilitas merupakan alat pelayanan atau wadah bagi kegiatan masyarakat sebagai obyek perencanaan.

1.4.1. Fasilitas Pendidikan

Berdasarkan data eksisting, dapat diketahui bahwa jumlah fasilitas pendidikan terbanyak di Kabupaten Madiun adalah SD yaitu 464 unit dan tersebar secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Madiun, fasilitas pendidikan TK sebesar 386 unit, SLTP sebesar 40 unit dan SMU sebesar 13 unit, sedangkan untuk fasilitas Perguruan Tinggi di Kabupaten Madiun tidak ada. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.31

Tabel 1.31.

Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Madiun Tahun 2008

No. Kecamatan Fasilitas Pendidikan

TK SD SLTP SMU/SMK

1. Kebonsari 39 28 2 -

2. Geger 39 41 3 2

(40)

5. Wungu 28 34 2 1 6. Kare 19 30 2 - 7. Gemarang 17 28 2 - 8. Saradan 30 48 5 1 9. Pilangkenceng 23 37 2 1 10. Mejayan 23 30 6 3 11. Wonoasri 16 19 1 - 12. Balerejo 23 32 2 - 13. Madiun 23 27 2 1 14. Sawahan 17 18 3 - 15. Jiwan 27 28 2 1 Jumlah 386 464 40 13

Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun 2008 1.4.2. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Madiun terdiri Rumah Sakit, Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas pembantu,Dokter praktek, Rumah Sakit Bersalin, Klinik KB, Posyandu, Balai Pengobatan, Apotik, Toko Obat dan Pos Pelayanan Obat dengan distribusi yang cukup merata di Kabupaten Madiun. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Madiun sebanyak 1.159 unit dengan komposisi terbanyak adalah fasilitas kesehatan yang berupa posyandu. Untuk rumah sakit di Kabupaten Madiun berjumlah 3 unit yang terdapat di Kecamatan Dolopo, Kecamatan Wungu dan Kecamatan Mejayan. Lebih jelasnya mengenai jumlah fasilitas kesehatan dapat dilihat pada tabel 1.32.

Tabel 1.32.

Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2008

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas dengan ruang perawatan 5 Unit 2 Puskesmas dengan jumlah tempat tidur 98 Unit

3 Puskesmas 25 Unit

4 Puskesmas pembantu 58 unit 5 Puskesmas Keliling 32 unit

6 Posyandu 856 unit

7 Apotik 20 Unit

8 Toko Obat 4 Unit

9 Kelompok Dana sehat 20 unit 10 Instansi Kesehatan swasta /ABRI

 Rumah sakit daerah  Balai Pengobatan  BKIA

 Rumah sakit bersalin

1 Unit 11 Unit - 4 Unit 11 Rumah sakit Khusus

 Rumah sakit Paru-Paru

 Lainnya 1 Unit -

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

ƒ Menyimpan suatu blok dari main memory yang sering diakses oleh CPU.. Dalam operasinya, pertama-tama CPU akan mencari data di L1, kemudian di L2, dan

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

[r]

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada