• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN BEMBAHASAN

T. Kepadatan Penduduk

V. Hasil responden terhadap Faktor timbulnya Permukiman Kumuh yang di tinjau dari kondisi prasarana pada Kelurahan

1. Kondisi Prasarana Permukiman

Prasarana yang terdapat di Kelurahan Mangasa terdiri atas air bersih, jalan, drainase, MCK, listrik, dan sampah. Dimana prasarana listrik sudah menjangkau seluruh masyarakat Kelurahan Mangasa sedangkan Prasarana persampahan, MCK dan drainase masih perlu diperbaiki kondisinya.

4.V.1.1.1.1 Prasarana Jalan

104 Prasarana jalan yang terdapat di Kelurahan Mangasa Kota Makassar dari hasil survey di lokasi penelitian dapat dijelaskan bahwa pada zona I prasarana jalan ditinjau dari segi kuantitas cukup memuaskan namun masih belum memenuhi syarat dari segi kualitas fisiknya. Hal ini disebabkan karena jaringan jalan yang ada pada zona I terdiri dari jalan lingkungan berupa jalan setapak yang menggunakan bahan beton dan kayu, sedangkan kondisi jalan pada zona II relatif lebih baik karena semuanya beraspal. Untuk lebih jelasnya prasarana jalan yang ada di lokasi penelitian sebagaimana tabel 4.20 berikut :

Tabel : 4.17

Distribusi Responden Terhadap Kondisi Jaringan Jalan

No Jalan Lingkungan

Zona

Jumlah Zona I Zona II

F % F % Jumlah %

1

Baik (Aspal, semenisasi, menggunakan

papan kayu kelas 1 )

7 28 13 52 20 40

2

Sedang (Sebagian jalan tanah, sebagian

papan kayu kelas 1)

9 36 12 48 21 42

3

Buruk (Jalan tanah berlubang dan

tergenang, papan kayu sudah lapuk) 9 36 - - 9 18

Jumlah 25 100 25 100 50 100

Sumber : -Penetapan Kawasan Kumuh Oleh Departemen PU, Tahun 2009 -Dan Hasil Survey Lapangan 2016

Berdasarkan data responden kondisi jaringan jalan pada Zona I 28 % dalam kondisi baik dan 36 % dalam kondisi buruk sedangkan pada kawasan Zona II hampir sebagian besar jalan dalam kondisi baik yaitu mencapai 52 % ini mempresentasekan bahwa kawasan yang memiliki kondisi prasarana jalan dalam kondisi baik yaitu pada kawasan Zona II

105 yang sebagian besarnya memiliki konstrusi Aspal dan semenisasi. Untuk Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut.

106 Gambar 4.9 : Peta Kondisi Jaringan Jalan Kelurahan Mangasa

107 4.V.1.1.1.2 Prasarana Drainase

Berdasarkan hasil responden tentang kondisi jaringan drainase di kelurahan Mangasa pada Zona I dan Zona II yaitu melingkupi Saluran Teknis, Saluran Semi Teknis dan Non Teknis untuk lebih jelanya dapat di lihat pada tabel 4,21 berikut :

Tabel : 4.18

Distribusi Responden Terhadap Jaringan Drainase

No Jaringan Drainase Zona I Zona II Jumlah F % F % Jumlah %

1 Baik (Saluran Teknis) - - 8 32 8 16

2 Sedang (Saluran Semi Teknis) - - 17 68 17 34

3 Buruk ( Non Teknis) 25 100 - 25 50

Jumlah 25 100 25 100 50 100

Sumber : -Penetapan Kawasan Kumuh Oleh Departemen PU, Tahun 2009

-Dan Hasil Survey Lapangan 2016

Dari data hasil responden terhadap kondisi jaringan drainase di kelurahan Mangasa, pada zona I prasarana drainase secara keseluruhan adalah non teknis dengan presentase 100 % sedangkan pada Zona II 32

% adalah Saluran Teknis dan 8 % adalah saluran Semi Teknis dengan presentase 17 % maka biasa di simpulkan kondisi drainase pada Kelurahan Mangasadalam kondisi buruk tepatnya pada kawasan Zona I untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 4.11 dan 4.12 berikut :

108

109 Gambar 4.10 : Peta Kondisi Drainase Kelurahan Mangasa

109 a. Prasarana Air Bersih

Untuk bisa menjelaskan kondisi prasarana air bersih bagi masyarakat pada permukiman di Kelurahan Mangasa Kota Makassar, Berdasarkan pengamatan di lapangan, Masyarakat mempunyai dua sumber air bersih yaitu sumur galin/bor dan PDAM yang dapat di gunakan oleh masyarakat pada lokasi ini adalah sumur gali atau sumur bor (air tanah dangkal), karena jaringan air bersih dari PDAM belum sepenuhnya maksimal menjangkau sampai ke lokasi ini.maka sebagian masyarakat di kelurahan Mangasa masih membeli air untuk kebutuhan hidup sehari hari Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel Tabel 4.22 berikut :

Tabel : 4.19

Distribusi Responden Terhadap Jaringan Air Bersih

No Air Bersih Zona I Zona II Jumlah

F % F % Jumlah %

1 Baik (PDAM, Sumur

Pompa) 9 36 14 56 23 46

2 Sedang (Beli) 11 44 11 44 22 44

3 Buruk (Sungai,air hujan) 5 20 - 5 10

Jumlah 25 100 25 100 50 100

Sumber : -Penetapan Kawasan Kumuh Oleh Departemen PU, Tahun 2009 -Dan Hasil Survey Lapangan 2016

Dari data hasil responden terhadap kondisi Jaringan drainase di kelurahan Mangasa, pada zona I Jaringan Air Bersih sebagian besar besar masih membeli Air yaitu menurut data responden sebesar 44 % sedangkan pada Zona II hampir sebagian besar memenuhi kebutuhan air bersih dengan menggunakan Sumur Pompa (Air Tanah Dangkal) berdasarkan hasil responden sebesar 56 % biasa di simpulkan bahwa

110 masyarakat di Kelurahan Mangasa kususnya masyarakat pada kawasan Zona I masih belum menikmati kebutuhan air bersih dengan kondisi baik.

Hal ini di akibatkan masyarakat pada kawasan Zona I hampir sebagian besar membangun hunianya di atas Air Laut (Pesisir Pantai) ini mengakibatkan aksek perpipan di kawasan ini sulit untuk masuk di kawasan ini. Maka hampir sebagian masyarakan di kawasan zona I memfungsikan Sumur galian dari kerabat/Tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari hari . pada Kelurahan Mangasa terdapat 3 Sumur Galian (Air Tanah dangkal) yang sering di fingsikan untuk kebutuhan.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar: kondisi Sumur Galian (Air Tanah dangkal)

111

112 Gambar 4.11 : Peta Kondisi Air Bersih Kelurahan Mangasa

112 a. Prasarana Sanitasi/MCK

Berdasarkan hasil responden tentang kondisi Prasarana Sanitasi/MCK di kelurahan Mangasa pada Zona I dan Zona II yaitu jenis pengambilan data melingkupi permukiman masyarakat yang Terdapat WC, KM dan memiliki Sumur Resapan, dan adapun permukiman masyarakat yang Memiliki WC, tapi tidak terdapat sumur resapan sedangkan yang berikutnya permukiman nya yang memiliki Sistim Sanitasi nya berupa Jamban Cubluk dan tidak ada sumur resapan untuk lebih jelanya dapat di lihat pada tabel 4.23 berikut

Tabel : 4.20

Distribusi Responden Terhadap Sanitasi/MCK

No Sanitasi/MCK

Mangasa

Jumlah Zona I Zona II

F % F % Jumlah % 1 Baik (Terdapat WC dan KM,

sumur resapan) 7 16 15 60 22 44

2 Sedang ( Memiliki WC, tapi tidak

terdapat sumur resapan) 12 64 10 40 22 44 3 Buruk ( Jamban Cubluk, tidak

ada sumur resapan) 6 20 - - 6 12

Jumlah 25 100 25 100 50 100

Sumber : -Penetapan Kawasan Kumuh Oleh Departemen PU, Tahun 2009 -Dan Hasil Survey Lapangan 2016

Secara umum masyarakat pada zona I yang tidak mengolah tinja tetapi membuang secara langsung ke laut, maka hampir sebagian masyarakat Memiliki WC tetapi tidak memiliki Sumur resapan hal ini di sebabkan hunian masyarakat di kawasan Zona I berada tepat di atas Air Untuk Lebih Jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut Lampiran III.

113

Gambar 4.12 : Peta Kondisi Sanitasi/MCK

114 b. Prasarana Persampahan

Berdasarkan hasil responden tentang kondisi Persampahan di kelurahan Mangasa pada Zona I dan Zona II yaitu melingkupi jenis data yaitu terkait dengan pengelolaan sampah yang terdiri dari data, Terdapat TPS terpadu, Sampah dikumpulkan dan dibakar dan apakah di kelurahan Mangasa Tidak memiliki TPS untuk lebih jelanya dapat di lihat pada tabel 4.24 berikut :

Tabel : 4.21

Distribusi Responden Terhadap Prasarana Persampahan

No Persampahan

Mangasa

Jumlah Zona I Zona II

F % F % Jumlah %

1 Baik (Terdapat TPS terpadu) - - 8 32 8 16 2 Sedang (Sampah dikumpulkan

dan dibakar) 9 36 17 68 26 52

3 Buruk ( Tidak ada TPS) 16 64 - 16 32

Jumlah 25 100 100 25 50 100

Sumber : -Penetapan Kawasan Kumuh Oleh Departemen PU, Tahun 2009 -Dan Hasil Survey Lapangan 2016

Dari hasil data responen di atas menunjukan sebagian massayarakat pada kawasan Zona I Tidak Memiliki TPS dengan presentase sebesar 64

% sedangkan pada Zona II Sistem pembuangan sampah yaitu di kumpul dan di bakar dengan presetase 68 % dapat di simpulkan penangan persampahan pada Z zona I tidak baik dalam pengelolaan persampahan hal ini di karenakan pada lokasi ini tidak memiliki akses mobil sampah dan hampir keseluruhan bangunan hunian tidak memiliki pekarangan rumah di kerenakan bangunan hunian di atas air hal ini menyebabkan masyaraka tidak dapat mengelola sampah dengan cara di bakar dan membuang sampah pada TPS terpadu maka hampir sebagian Masyarakat membuang sampah langsung ke laut. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut :

115 Gambar 4.13 : Peta Kondisi Persampahan

116 4.V.1.1.1.3 Prasarana Jaringan Listrik

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk betuhan prasarana listrik di Kelurahan Mangasa sudah cukup memadai, sumber energi listrik yang digunakan oleh masyarakat pada lokasi penelitian bersumber dari Perusahaan Listrik Negera (PLN), terutama pada zona II untuk pelayanan listrik kepada masyarakat sudah terpenuhi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.25 berikut :

Tabel : 4.22

Distribusi Responden Terhadap Kodisi Jaringan Listrik

No Jaringan Listrik

Mangasa

Jumlah Zona I Zona II

F % F % Jumlah % 1 Baik (PLN, Mesin Diesel) 16 64 17 68 33 66 2 Sedang (Sambungan tetangga) 7 28 8 32 15 30 3 Buruk (Lampu Minyak, Tidak

ada Lampu) 2 8 - 2 4

Jumlah 25 100 25 100 50 100

Sumber :- Penetapan Kawasan Kumuh Oleh Departemen PU, Tahun 2009 - Dan Hasil Survey Lapangan 2016

Dari data hasil responden terhadap kondisi jaringan Lisrik di kelurahan Mangasa, pada zona I Jaringan Listrik hampir secara keseluruhan telah mengunakan PLM, Mesin Diesel. dengan presentase 64 % sedangkan pada Zona II juga hampir sebagian besar mengunakan PLN, Mesin Diesel dengan presentase sebesar 68 % maka dapat di simpulkan kebutuhan akan Listrik sudah dapat terpenuhi untuk masyarakat di Kelurahan Mangasa.

117

118 Gambar 4.14 : Peta Kondisi Jaringan Listrik

118 W. Tinjauan Analisis Terhadap Faktor Penyebab Timbulanya

Permukiman Kumuh Kelurahan Mangasa

Tinjauan Analisis Terhadap Factor penyebab tumbuhnya permukiman Kumuh pada Kelurahan Mangasa untuk menjawab rumusan masalah ke dua yaitu factor yang menyebabkan timbulnya permukiman kumuh di tinjau dari 3 (Tiga) Variabel yaitu di antaranya

 Kondisi Sosial Ekonomi (X3)

 Kondisi Prasarana (X4)

 Status Kepemilikan lahan (X5)

Maka yang menjadi variabel dependen Y (Peyebab tumbuhnya permukiman kumuh) dan variabel independent yang terdiri : (X3) Kondisi Ekonomi , (X4) Kondisi Prasarana , (X5) Status Kepemilikan Lahan Selengkapnya dapat dilitah dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

Dokumen terkait