• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Psikologis dan Struktur Kepribadian Tokoh Utama

BAB III ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH SHIRASHI ITSUMI DALAM

3.2 Kondisi Psikologis dan Struktur Kepribadian Tokoh Utama

3.2.1. Id

Cuplikan 1 (Hal 227)

Semakin cantik orangnya, semakin unggul orangnya, semakin busuk pula rahasianya.

Bayangkan kepuasaan tersendiri saat bisa mencium kebusukannya!

Pegang rahasianya, rebut tempatnya berada dan sudutkan. Menggenggam rahasia seseorang sama dengan menggenggam hidupnya. Tidak ada kepuasan yang melebihi kepuasan itu. Karena itu, kisah seseorang baru dimulai saat orang itu menguasai rahasia orang lain.

Benar. Misalnya saja:

Panggungnya bernama SMA Putri Santa Maria.

Latar bernama Klub Sastra.

Tokoh utamanya, Aku.

Analisis :

Dari cuplikan cerita di atas menunjukkan bahwa Id tokoh utama yang berupa memperoleh kepuasan dan sangat ingin menjadikan semua orang berada dibawahnya.

Hal ini tergambar dalam teks berikut :

“Bayangkan kepuasaan tersendiri saat bisa mencium kebusukannya!

Pegang rahasianya, rebut tempatnya berada dan sudutkan. Menggenggam rahasia seseorang sama dengan menggenggam hidupnya. Tidak ada kepuasan yang melebihi kepuasan itu. Karena itu, kisah seseorang baru dimulai saat orang itu menguasai rahasia orang lain.”

Dari kejadian tersebut dapat dilihat adanya keinginan-keinginan atau Id dalam diri Itsumi yang ingin segera dipenuhi. Id disini merupakan suatu kepuasan tersendiri dari Itsumi setelah dia berhasil memegang kendali atas seseorang dan berhasil menggenggam rahasia orang tersebut. Orang yang dimaksudkan disini adalah anggota dari klub sastra sebagai tokoh pendukung yang membuat jalan cerita Itsumi menarik.

Kondisi psikologis yang dialami Shirashi Itsumi saat ini adalah dimana Itsumi mengalami adanya gejolak dinamika kepribadian yaitu insting hidup. Fungsi dari insting hidup ini adalah melayani agar manusia itu tetap hidup dan berkembang.

Dalam cuplikan itu mengatakan bahwa ada hal yang membuat Itsumi sangat merasa puas setelah berhasil mengetahui rahasia dan mengendalikan orang-orang disekitarnya. Insting hidup membuat Id dari Itsumi sangat memuncak sehingga Ego serta Super Ego tidak dapat menahan Id.

Cuplikan 2 ( Hal 262,264,265)

Pembalasan dendamku adalah dengan memanggil kalian berlima dan memperlihatkan diriku yang meloncat dari teras. Sebagai ganti surat wasiat, aku menggenggam bunga lily.

Benar. Bunga lily itu adalah tanda ancamanku. Kalian pasti tersudut setelah kematianku. Dengan demikian, aku bisa membalaskan dendamku pada kalian lewat ketakutan dan juga bisa berduaan dengan Hojo-sensei.

Ah… para pelayanku yang cantik. Aku mengagumi cara berpikir kalian yang mendetail dari lubuk hatiku. Karena cara berfikir kalian itulah yang membuat pembalasan dendamku menjadi sempurna.

Analisis:

Dari cuplikan di atas terlihat sangat jelas bahwa Id Itsumi yang berupa insting untuk menghindari rasa sakit dan memperoleh kepuasan. Id ini tergambar pada cuplikan

“Dengan demikian, aku bisa membalaskan dendamku pada kalian lewat ketakutan dan juga bisa berduaan dengan Hojo-sensei.”

Id berkuasa atas diri Itsumi dan mampu menekan Ego yang berupa rasa kagum Itsumi terhadap cara berfikir anggotanya dan Super Ego sehingga membuat perilaku Itsumi tidak dalam perinsip-prinsip moral . Id dalam diri Itsumi sangat berkeinginan untuk membalaskan dendam terhadap orang-orang yang telah mengkhianatinya.

Kondisi psikologis Itsumi yaitu ia merasa puas setelah membalaskan dendam terhadap orang-orang yang telah menghianatinya. Insting hidup yaitu menghindari rasa sakit lebih terlihat jelas pada Id yang menggebu-gebu atas rasa puas setelah dapat balas dendam dan dapat berdua bersama orang yang dicintainya.

Cuplikan 3 (Hal 54)

“Nitani-san kau pernah berfikir untuk membunuh seseorang?”

“Aku ada. Orang yang ingin kubunuh.”

Kelam. Setengah melamun Itsumi berbisik. Aku terkejut dan memandang wajah Itsumi. Aku kira aku salah dengar. Angin bertiup kencang dan bergaung.

“Kalau aku bisa membunuh orang ini, mati pun tidak mengapa. Rasa benciku sampai seperti itu.

Analisis:

Dari cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa Id Itsumi yang berupa insting ingin membunuh serta kepribadian yang gelap yang menggerakkan hidup Itsumi selama ini. Keinginan-keinginan yang diluar perilaku normal layaknya siswi biasa selalu menghampiri Itsumi. Dapat dilihat dari cuplikan ini

“Kalau aku bisa membunuh orang ini, mati pun tidak mengapa. Rasa benciku sampai seperti itu”.

Kondisi psikologis Itsumi yaitu dia merasakan dendam dan benci yang sangat dalam. Itsumi bahkan tidak dapat membendung perasaan amarahnya terhadap seseorang yang sangat dibencinya. Sangat jelas dapat dirasakan oleh Nitani Mirei bahwa selama ini Itsumi memiliki jiwa yang gelap. Bahkan Ego dan Super Ego seperti tidak pernah bekerja dalam kehidupan Itsumi sehari-hari.

Ego sudah benar-benar tidak bisa lagi menangani Id yang ada. Ego yang bertujuan untuk perantara antara insting dan kebutuhan sosiologis tidak dapat lagi mengontrol Id. Jadi terbentuklah kondisi psikologis Itsumi yang tidak mampu membedakan khayalan dengan kenyataan. Dia mengganggap bahwa dia sangat ingin membunuh seseorang bahkan mati pun tidak apa-apa. Rasa benci yang luar biasa yang didasari Id.

Cuplikan 4 (Hal 228)

“Itsumi. Kau sudah bangun?”

Pemuda itu berbisik di telingaku. Lengannya dari kemarin malam memelukku, membungkusku dari belakang.

“Iya. Tapi aku ingin seperti ini beberapa saat.”

Kami harus berpisah lagi saat kami pulang ke Jepang. Hubungan kami tidak bisa diampuni. Guru dan siswi SMA Katolik. Aku harus memanggilnya „sensei‟ di depan semua orang dan menjaga jarakku, padahal aku sudah tau semua tentangnya. Kau tak akan bisa membayangkan rasa frustasinya. Aku tidak bisa menyentuh orang yang kukasihi, padahal orangitu ada di depanku. Bayangkan rasa pedihnya karena tak bisa bertukar kata-kata penuh cinta. Teman-teman sekelas terlihat seperti anak kecil saat aku mengenal rasa pedih ini.

Analisis:

Dari cuplikan di atas menunjukkan bahwa Itsumi sangat mencintai Hojo sensei dalam persembunyian bahkan hanya Sayuri yang mengetahui hubungan yang tidak lazim antara guru dan murid ini. Itsumi tak ingin kehilangan saat-saat bersamanya. Id atas dasar pemuasan nafsu naluriah Itsumi mengalahkan Ego-nya yang seharusnya bisa menghambat Id itu sendiri. Dapat dilihat dalam cuplikan ini

“Iya. Tapi aku ingin seperti ini beberapa saat.”

Keinginan dari dalam hatinya sangat ingin dipeluk oleh Hojo sensei. Idnya memegang kendali agar Hojo sensei selalu berada disampingnya.

Kondisi psikologis Itsumi yaitu kecemasan akan kehilangan yang teramat besar kepada orang yang dicintainya yaitu Hojo-sensei. Dia sangat ingin memeluk Hojo-sensei bahkan tidak ingin melepaskannya barang sedetikpun.

Dan semua itu hanya bertahan sementara. Ternyata dalam lingkungan sekolah, mereka berdua tidak dapat berbuat banyak. Hubungan cinta antara murid dan siswa

sangat ditentang oleh pihak sekolah. Dari cuplikan paragraph kedua ini sangat terlihat bahwa Itsumi dapat mengendalikan dirinya dengan sangat baik. Keinginan-keinginan atau Id yang terdapat di dalam dirinya bisa dikendalikan dengan baik.

Pada awalnya hanya Id yang menguasai diri Itsumi untuk dapat dekat dengan orang yang dicintainya tapi Itsumi dapat menekan dan mengendalikan Id atas kepuasan naluriah atas azas kesenangan dan Ego yang dapat diatur oleh Id itu sendiri.

Dapat dilihat dalam cuplikan berikut.

“Aku harus memanggilnya „sensei‟ di depan semua orang dan menjaga jarakku, padahal aku sudah tau semua tentangnya. Kau tak akan bisa membayangkan rasa frustasinya. Aku tidak bisa menyentuh orang yang kukasihi, padahal orangitu ada di depanku. Bayangkan rasa pedihnya karena tak bisa bertukar kata-kata penuh cinta. Teman-teman sekelas terlihat seperti anak kecil saat aku mengenal rasa pedih ini.”

Kondisi psikologi Itsumi dalam cuplikan diatas mengatakan bahwa Dia dapat mengendalikan sikapnya terhadap lingkungan sekolahnya. Tetapi Itsumi disini sedikit frustasi karena Id nya yang atas dasar kepuasan sangat ditekan oleh Ego nya agar dapat menciptakan situasi Super Ego yang baik dalam norma-norma yang ada yang bertujuan agar orang-orag disekelilingnya tidak mencurigai sikap dan tindakannya yang dilakukan bersama Hojo sensei.

Cuplikan 5 (Hal 231)

Untuk mendekati Sensei, aku memutuskan untuk mendirikan kembali Klub Sastra.

Agar sebuah klub bisa didirikan, jumlah anggotanya harus paling tidak dua orang.

Aku meminta Sayuri untuk menyerahkan surat yang menyatakan dia menjadi anggota klub.

Analisa :

Dari cuplikan di atas menunjukkan bahwa Itsumi memutuskan mendirikan Klub Sastra dengan tujuan yang berbeda dari fungsi klub sastra tersebut. Dia menyimpan rahasia yang hanya diketahui oleh Sayuri. Dapat dilihat dari cuplikan

“Untuk mendekati Sensei, aku memutuskan untuk mendirikan kembali Klub Sastra”.

Id atas dasar prinsip kenikmatan yang naluriah dari Itsumi berjalan sesuai keinginannya dengan memanfaatkan keadaan yang ada. Id kepuasan yang menekan Ego atas dasar pengendalian kepuasan itu sendiri agar bertindak sesuai kehendak yang tujuan utamanya adalah membuat tempat rahasianya dengan Hojo Sensei.

Cuplikan 6 (Hal 235) Tapi tidak cukup.

Ada sesuatu yang kurang.

Kastel baruku. Sebuah ruangan yang hanya ada untukku.

Tetapi, apa yang kurang?

Saat itu aku selalu memikirkan setiap aku menutup pintu ketika pertemuanku dengan Sensei selesai.

Analisa:

Dari cuplikan di atas menunjukkan Id atas dasar prinsip kepuasan bahwa Itsumi merasa belum puas. Dilihat dalam cuplikan ini

“Tapi tidak cukup.

Ada sesuatu yang kurang.”

Kondisi psikologis Itsumi yaitu dimana pada cuplikan tersebut dia bahkan tidak dapat membendung kecemasannya terhadapap kejadian di masa depan. Itsumi bahkan telah mempersiapkan semua dari awal dengan sangat baik dan teliti.

Sebenarnya apa yang kurang dari semua ini. Rencana nya selama ini untuk bisa berduaan dengan Hojo sensei menurutnya sudah berhasil. Mulai dari tempat, kondisi dan semuanya berada dalam cakupan keinginan Id nya Itsumi atas dasar prinsip kepuasan . Id yang menonjol seolah mencari sesuati yang belum tercapai.

Cuplikan 7 (Hal 236-237)

Kemudian aku sadar bahwa aku cantik dari yang paling cantik sekalipun. Aku juga sadar teman sekelas dan guru-guru memandangku dengan hormat karena aku anak pengelola sekolah.

Di dasar hatiku, muncullah sebuah ketakutan seperti buih.

Paling tidak, aku ingin menjadi tokoh utama selama ada di sekolah ini.

Harus aku.

Harus aku yang paling bercahaya.

Saat itu aku sadar.

Yang kurang dari salon adalah peran pembantu.

Peran pembantu. Orang yang dipilih dengan hati-hati. Tokoh utama harus bisa menahan peran pembantu yang cantik dan memiliki potensi untuk menjadi tokoh utama agar terus menjadi peran pembantu. Karena itu yang bisa menjadi peran pembantuku bukan sembarangan orang.

Analisis:

Pada cuplikan di atas, terlihat bagaimana Id atas dasar insting naluriah terhadap kepuasan dan kenikmatan dalam diri Shiraishi Itsumi sangat kuat. Dilihat dalam cuplikan berikut.

“Kemudian aku sadar bahwa aku cantik dari yang paling cantik sekalipun.

Aku juga sadar teman sekelas dan guru-guru memandangku dengan hormat karena aku anak pengelola sekolah.”

Kondisi psikologis Itsumi yaitu terdapatnya gejolak kepribadian akan kecesaman yang mendalam. Dia berfikir bahwa dia yang paling cantik dan paling hebat karena dia adalah anak pemilik sekolah. Kepribadian dengan sosok yang sangat tinggi hati dan besar kepala. Tetapi Id atas dasar kepuasan dari keinginan daripada Itsumi ini sangat besar dan menonjol sehingga Ego dari dalam diri tidak lagi sejalan dengan Id kesenangannya. Id yang mendorong rasa kecemasan terhadap sesuatu yang dia rasa kurang memuaskan hasratnya. Id yang kuat hingga menimbulkan ketakukan terhadap sesuatu yang tidak dapat dicapainya. Id nya menginginkan sesuatu yang mengharuskan dia mencapai sesuatu hasrat yang membuat dia puas.

Dalam hal ini, sesuai dengan cuplikan yang mengatakan “Di dasar hatiku, munculah sebuah ketakutan seperti buih. Paling tidak, aku ingin menjadi tokoh

utama selama ada di sekolah ini. Harus aku. Harus aku yang paling bercahaya.”, dimana kondisi psikologis Itsumi telah mencapai puncaknya tingkat kecemasan karena dia telah merasakan ketakutan dari dalam hatinya. Kecemasan akan sosok yang paling bersinar dan menyadari Ego sudah tak dapat mengendalikan Id yang tanpa mampu membedakan khayalan dan kenyataan demi memuaskan keinginan yang ada. Ego yang baik tidak lagi dapat mengontrol insting-insting Id yang berprinsip pada kesenangan dan kepuasan.

Cuplikan 8 (Hal 239-240)

“Tapi, plagiarisme itu tidak bisa dimaafkan,bukan?”

“Tolong, jangan katakan pada siapapun.” Dia gemetaran.

“Apapun akan kulakukan.”

“Aku adalah Ketua Klub Sastra. Kau mau bergabung?”

“Eh… Te.. tentu saja. Tapi kenapa?”

“Aku ingin kau berada disisiku dan setia padaku. Bagaimana?”

Takaoka pasti tidak tahu, bahwa menjadi peran pembantu itu begitu memalukan dan menyedihkan. Dia pasti tidak tahu bahwa itu akan mengikis jiwanya. Siswi penuh bakat ini akan bergerak sesuai kemauanku sekarang. Aku akan mengontrolnya hanya dengan tatapan mata. Mulai sekarang dia akan mengatakan apa yang aku izinkan dan menulis sesuai dengan kehendakku.

Analisis:

Dari cuplikan “Tapi, plagiarisme itu tidak bisa dimaafkan, bukan?”

“Tolong, jangan katakan pada siapapun.” Dia gemetaran. “Apapun akan kulakukan.”

Kondisi psikologis Itsumi menunjukkan bahwa dia sangat pintar dalam menyikapi dan mempelajari kelemahan Takaoka Shiyo. Itsumi dengan dapat memanfaatkan kesempatan dan dengan mudahnya menjebak Takaoka untuk masuk dalam dramanya.

Dapat dilihat Itsumi mempunyai rasa narsisme (kepercayadirian) yang sangat tinggi dan juga optimisme yang didasari oleh Id yang tidak mampu membedakan benar dan salah.

“Aku adalah Ketua Klub Sastra. Kau mau bergabung?”“Eh… Te.. tentu saja. Tapi kenapa?”“Aku ingin kau berada disisiku dan setia padaku. Bagaimana?”

Dilihat dari percakapan di atas adalah bagaimana Id Itsumi yang tidak tahu moral sangat menonjol dan sangat tidak sejalan oleh Ego yang semakin terpuruk karena tidak bisa mengontrol hawa nafsu Id yang tidak mengenal nilai.

“Aku akan mengontrolnya hanya dengan tatapan mata. Mulai sekarang dia akan mengatakan apa yang aku izinkan dan menulis sesuai dengan kehendakku.”

Dalam hal ini sangat jelas Id dalam diri Itsumi lebih dijelaskan dari sikapnya yang berprinsip pada kenikmatan (pleasure principle), yaitu Itsumi lebih mementingkan kesenangannya sendiri dan berusaha memperoleh kenikmatannya sendiri dan menghindari rasa sakit. Ego dalam diri Itsumi tidak mampu mengontrol Id yang tidak tahu norma-norma yang ada dalam dirinya, dimana Id tersebut membuat Itsumi berkeinginan kuat menjadikan Takaoka Shiyo sebagai budak.

Cuplikan 9 (Hal 242/247)

Kalau aku bisa menjadikan gadis cantik dan menawan ini budakku, rasa puasnya pasti luar biasa.

Demikianlah, Kominame Akane jatuh ke tanganku.

Mataku tidak salah memilih.

Analisis :

Dari cuplikan “Kalau aku bisa menjadikan gadis cantik dan menawan ini budakku, rasa puasnya pasti luar biasa.”

Di atas sangat terlihat bahwa kondisi psikologis atas tindakan dan pemikiran Itsumi yang berkeinginan untuk menjadikan orang-orang selalu dibawahnya dan memujanya dengan cara merekrut satu persatu anggota Klub atau pemeran pembantu haruslah sesuia dengan kehendaknya. Id yang atas dasar pemuasan hawa nafsu Itsumi hampir selalu berperan aktif dalam setiap tindakan yang dilakukannya tanpa mementingkan Ego ataupun Super Ego atas psrinsip norma. Id atas dasar kepuasan dan kenikmatan Itsumi sangat menonjol kapanpun dan dimanapun.

Cuplikan 10 (Hal 247-249)

Demikianlah pelan-pelan aku membangun duniaku sendiri.

Para pendosa muda yang cantik dan menawan. Saat aku menyuruh mereka bergabung dengan Klub Sastra, duniaku benar-benar menjadi sempurna. Mereka bergerak sesuai dengan keinginanku, dan membentuk pandangan dunia terhadapku. Para pendosa itu menakutiku, menghormatiku. Mereka memperhatikan setiap gerakanku sambal

menahan napas dan dengan pengaturan waktu yang tepat, mereka masuk ke panggung dan keluar panggung. Aku sudah mendapatkan peran pembantu yang hebat ini semakin tambah percaya diri dan semakin teranglah pancaran sinarku.

Analisis :

Dari cuplikan “Saat aku menyuruh mereka bergabung dengan Klub Sastra, duniaku benar-benar menjadi sempurna. Mereka bergerak sesuai dengan keinginanku, dan membentuk pandangan dunia terhadapku. Para pendosa itu menakutiku, menghormatiku. Mereka memperhatikan setiap gerakanku sambal menahan napas dan dengan pengaturan waktu yang tepat, mereka masuk ke panggung dan keluar panggung. Aku sudah mendapatkan peran pembantu yang hebat ini semakin tambah percaya diri dan semakin teranglah pancaran sinarku.”

menunjukkan bahwa kondisi psikologis Itsumi yang selalu ingin menjadi pemenang atau yang disebut Insting hidup. Insting hidup selalu mempengaruhi seseorang untyk mencapai kepuasan dan kesenangan dalam hidupnya dan Id kepuasan dari jiwa yang

“gelap” yang sangat menonjol dari Itsumi. Itsumi dapat dengan mudah memenuhi dasar-dasar keinginannya untuk bisa mendapatkan sesuatu yang dia mau. Id dari Itsumi mendorong dia untuk selalu berhasil melakukan hal-hal yang sudah direncanakannya sebelumnya dengan sangat baik dan sistemastis.

Disini juga terlihat jelas bagaimana Itsumi yang merupakan gadis pintar dan mempunyai kekuasaan disekolah berhasil membuat orang-orang disekitarnya takut dan tunduk kepadanya dengan cara kotor yaitu mengetahui rahasia dari orang itu lalu membuat rahasianya menjadi kartu mati untuk orang itu sendiri.

Cuplikan 11 (Hal 255-259)

“Dasar tak tahu malu. Aku tidak tahu kau sebodoh ini,” ujar ayah dengan suara dingin.

“Tapi… tapi aku dan Sensei saling mencintai.” Aku mengangkat wajahku dan menentang ayah tepat didepannya.

“Dasar sampah. Pokoknya aku tidak mengizinkan kau melahirkan.”

“Ayah ! Kau kejam!”

“Kejam? Aku malah ingin kau berterima kasih karena aku masih membiarkannya hidup.”

Aku tidak punya kekuatan. Semua ini terlihat sia-sia dan tidak berarti. Aku tidak bisa berfikir jernih lagi setelah aku keluar dari rumah sakit. Apa arti semua kejadian ini?

Artinya…. Ini adalah penghianatan yang dilakukan oleh semua anggota.peran pembantuku yang selama ini menurut tiba-tiba mengajukan ultimatum. Mereka seolah mengatakan bukan mereka saja yang rahasianya aku genggam. Mereka juga menggemgam jiwaku.

Benar ini pernyataan perang dari mereka.

Analisis:

Dari cuplikan “Dasar tak tahu malu. Aku tidak tahu kau sebodoh ini,” ujar ayah dengan suara dingin.“Tapi… tapi aku dan Sensei saling mencintai.” Aku mengangkat wajahku dan menentang ayah tepat didepannya. “Dasar sampah.

Pokoknya aku tidak mengizinkan kau melahirkan.”“Ayah ! Kau kejam!”“Kejam?

Aku malah ingin kau berterima kasih karena aku masih membiarkannya hidup.”

Menunjukkan bahwa Ayah Itsumi sangat menentang keras hubungan Itsumi bersama

Hojo-Sensei karena Ayahnya adalah pemilik sekolah Katolik yang sangat melarang keras hubungan percintaan antara guru dan murid. Disini terlihat bahwa kondisi psikologis Itsumi sangat terpukul dan menentang keras terhadap apa yang dilakukaknnya. Itsumi bahkan melawan kehendak ayahnya, Id dan Ego atas dasar keinginan dari Itsumi menolak keras aturan dari Ayahnya. Id yang atas dasar memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit yang bekerja pada Itsumi tidak terbendung lagi mengakibatkan sikap melawan terhadap ayahnya. Id yang tidak mampu membedakan benar dan salah Itsumi sudah tidak sejalan terhadap nilai moral agar tidak melawan daripada Super Ego.

Cuplikan “Aku tidak punya kekuatan. Semua ini terlihat sia-sia dan tidak berarti.

Aku tidak bisa berfikir jernih lagi setelah aku keluar dari rumah sakit. Apa arti semua kejadian ini?Artinya…. Ini adalah penghianatan yang dilakukan oleh semua anggota. Peran pembantuku yang selama ini menurut tiba-tiba mengajukan ultimatum. Mereka seolah mengatakan bukan mereka saja yang rahasianya aku genggam. Mereka juga menggemgam jiwaku. Benar ini pernyataan perang dari mereka.”

Sangat terlihat bahwa kondisi psikologis Itsumu dalam cuplikan ini begitu depresi karena kegagalan yang diterimanya. Dia bahkan tidak mempunyai kekuatan atas penghianatan yang dilakukan oleh anggotanya. Ini merupakan suatu dampak dari perbuatan Itsumi selama ini. Semua yang diharapkan Itsumi ternyata menjadi senjata terhadap dirinya sendiri dan membahayakan kedepannya. Id dan Ego telah berada dijalan yang sama yaitu untuk menghindari rasa sakit dari Itsumi telah memuncak setelah mengetahui penghianatan dari budak-budak yang telah dibentuknya dahulu. Id

untuk menghindari rasa sakit Itsumi telah menyatakan bahwa semua perlakuan mereka yang membuat peperangan.

Cuplikan 12 (Hal 259-261)

“Sayuri, rindunya aku. Kau sama sekali tidak menjengukku.”

“Aku sudah pergi tapi ayahmu melarangku.

“Begitu ya. Maaf ya sudah merepotkanmu.”

“ Ah, aku ingin mati saja.”

“Jangan seperti itu. Kita harus optimis.”

“Tidak mau. Arti hidupku sudah tidak ada.”

“Ada. Kau bisa memperbaikinya. Ini hadiah dariku untuk merayakan kesembuhanmu.

Aku menanyakan pada Sensei. Dia menunggu kabar darimu.”

Kalau saat itu tidak ada Sayuri, aku tidak akan bangkit kembali. Sensei adalah arti hidupku. Aku mendapatkan kembali kesadaran dan kebahagiaan untuk hidupku.

Tetapi, ada satu hal lagi yang menjadi kebahagiaan untuk hidupku.

Pembalasan dendam.

Pemabalasan dendamku pada kelima orang yang sudah menghianatiku dan membunuh Suzuran.

Analisis:

Dari cuplikan ini “Sayuri, rindunya aku. Kau sama sekali tidak menjengukku.”“Aku sudah pergi tapi ayahmu melarangku. “Begitu ya. Maaf ya sudah merepotkanmu.”.“ Ah, aku ingin mati saja.”.“Jangan seperti itu. Kita harus

Dokumen terkait