• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Fisik Wilayah Kondisi Geografis dan Administrasi

Secara geografis Kabupaten Luwu Timur terletak pada koordinat 2015’ 00’’ sampai 3000’00’’ Lintang Selatan dan 120030’ 00’’ sampai 121030’00’’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Peta batas administrasi Kabupaten Luwu Timur disajikan pada Gambar 8. Letak Kabupaten Luwu Timur pada Pulau Sulawesi sangat strategis sehingga dapat menjadi wilayah penghubung bagi wilayah hinterland, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam. Kabupaten Luwu Timur mempunyai luas wilayah 674 104.53 ha atau meliputi sekitar 11.14 % dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Secara administrasi Kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Burau (26 624.79 ha), Wotu (14 966.09 ha), Tomoni (27 166.08 ha), Tomoni Timur (5 718.90 ha), Angkona (27 581.76 ha), Malili (71 799.91 ha), Towuti (185 914.64 ha), Nuha (98 483.54 ha), Wasuponda (100 730.04 ha), Mangkutana

(104 861.70 ha), dan Kalaena (10 257.07 ha).

Kondisi Topografi

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya berada pada kawasan Pegunungan Verbeck merupakan daerah yang bertopografi pegunungan. Namun di beberapa tempat merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa. Wilayah-wilayah yang bergunung adalah bagian utara dan barat sedangkan wilayah pedataran adalah bagian selatan dan barat. Kondisi datar sampai landai terdapat pada semua wilayah kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan Angkona, Burau, Wotu, Malili dan Mangkutana. Sedangkan kondisi bergelombang dan bergunung yang terluas di Kecamatan Nuha, Mangkutana dan Towuti. Kabupaten Luwu Timur didominasi oleh wilayah pegunungan. Menandakan bahwa sebagian besar wilayah ini berada pada ketinggian.

Potensi Sumberdaya Mineral

Jenis-jenis potensi sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur, berdasarkan UU No.11 Tahun 1967 dan PP No.27 Tahun 1980, yaitu Bahan galian golongan A, yaitu batubara.Bahan galian golongan B, meliputi: emas (Au), tembaga (Cu), seng (Zn) nikel (Ni), kromit (Cr), dan besi (Fe). Bahan galian golongan C, meliputi: batuan beku basa-ultrabasa (gabro, peridotit, dunit, serpentinit, basal), marmer, fosfat, lempung, rijang (chert) dan serpih, talk, klorit, kuarsa, kuarsit, asbes, mika, batusabak (slate), dan sirtu (pasir-batu).

.

Gambar 8 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Luwu Timur 32

Kabupaten Luwu Timur terdapat 32 perusahaan yang mendapatkan izin operasi tambang di Kabupaten Luwu Timur, 13 perusahaan yang masuk dalam galian golongan b dan 19 perusahaan yang masuk dalam bahan galian golongan c. Peta Sebaran lokasi perusahaan tambang bahan galian b disajikan pada Gambar 9 dan luas wilayah perusahaan tambang b di sajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Daftar Perusahaan Tambang di Kabupaten Luwu Timur1

No Nama Perusahaan/Pengusaha Jenis Bahan Galian Luas Wilayah (ha)

1 PT. Vale, Tbk Nikel 114 646.98

2 PT. Citra Lampia Mandiri Mineral Logam 2 649.09 3 PT. Panca Digital Solution Mineral Logam 317.83 4 PT. Prima Utama Lestari Laterit Nikel 1 600.89

5 PT. Sumber Wahau Jaya Laterit Nikel 7 551.24

6 PT. Billy Indonesia Besi Laterit 3 807.52

7 PT. Anugrah Jaya Buana Nikel 2 827.80

8 PT. Damar Utama Nikel 2 920.19

9 PT. Citra Prawita Abadi Mineral Logam 2 484.21 10 PT. Tiga Samudra Perkasa Mineral Logam 22 923.73

11 PT. Patiwiri Mineral Logam 1 176.33

12 Sari Perma Mineral Logam 398.38

13 Aphasko Mineral Logam 4.94

14 PT. Star Mitra Sulawesi Sirtu dan Batu Kali - 15 PT. Latanindo Graha Persada Sirtu dan Batu Kali -

16 PT. Milenium Persada Sirtu dan Batu Kali -

17 CV, Mutiara Pasir Halus -

18 CV. Tiga Selaras Sirtu dan Batu Kali -

19 CV. Aksa Jaya Sirtu dan Batu Kali -

20 Yayasan Kebun Laimbo Tanah Urung -

21 H. Ansar Nadi Pasir Halus -

22 H. Badrun Sirtu dan Batu Kali -

23 Toha Sirtu -

24 Tatok Harianto Sirtu -

25 A. Haerul Tanah Urug -

26 Arifin Magi Sirtu dan Batu Kali -

27 A. Lisna Yusuf Sirtu dan Batu Kali -

28 Nengah Jana Pasir Halus -

29 Warso Tanah Urug -

30 Marten Palirapa Pasir Halus -

31 Darwin Sirtu dan Batu Kali -

32 PT. Karya Pribumi Sawerigading Sirtu dan Batu Kali - 1

Sumber : DESDM, (2012)

Kondisi Klimatologi dan Hidrologi

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Berdasarkan data badan pusat statistik Kabupaten Luwu Timur bahwa selama tahun 2012, rata-rata hari hujan per bulan sebanyak 16 hari. Bulan Februari dan Maret memiliki jumlah hari hujan tertinggi hingga 20 hari dalam sebulan. Temperatur rata-rata bulanan berkisar pada 24.0-26.1 oC.

Gambar 9 Peta kawasan pertambangan Kabupaten Luwu Timur 34

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur

Berdasarkan Permen PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayaph (RTRW) Kabupaten, pengertian rencana pola pemanfaatan ruang adalah rencana yang menggambarkan letak, ukuran dan fungsi dari kegiatan-kegiatan lindung dan budidaya. Substansi dari rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas-batas kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya (kawasan lindung dan kawasan budidaya). Pengembangan rencana pola pemanfaatan ruang bertujuan untuk Pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya dukung lingkungan, tersedianya lahan yang dapat menampung perkembangan jumlah penduduk dan tenaga kerja, terciptanya sinkronisasi antara rencana pola pemanfaatan ruang dan rencana struktur tata ruang yang dikembangkan, memperhatikan kesesuaian lahan dan kondisi eksisting dan mewujudkan aspirasi masyarakat.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten, mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang, sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun dan sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. Pada prinsipnya pemanfaatan ruang merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan sumberdaya alam di suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 menyatakan bahwa pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan/atau kegiatan alam. Fungsi kawasan dan penetapan peruntukan ruang berdasarkan

RTRW Kabupaten Luwu Timur di sajikan pada Gambar 10 dan 11. Luas, persentase pemanfaatan ruang di sajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Fungsi kawasan dan luas, persentase pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW Kabupaten Luwu Timur tahun 2010-20311

Fungsi Kawasan Pemanfaatan Ruang Luasan

(ha) (%)

Kawasan Lindung Cagar Alam 105 420.35 15.64

Kawasan Lindung Hutan Lindung 300 367.23 44.56 Kawasan Budidaya Hutan Produksi Terbatas 96 250.72 14.28 Kawasan Budidaya Hutan Produksi Tetap 8 070.31 1.20 Kawasan Budidaya Hutan Produksi yang dapat di Konversi 21 011.51 3.12 Kawasan Budidaya Konservasi Perairan 389.05 0.06

Kawasan Budidaya Lahan Basah 24 816.56 3.68

Kawasan Budidaya Lahan Kering 31 785.31 4.72

Kawasan Budidaya Lahan Terbangun/Permukiman 6 782.05 1.01

Kawasan Lindung Tubuh Air 79 211.43 11.75

Jumlah 674 104.53 100.00

1

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Luwu Timur (2010)

Gambar 10 Peta rencana fungsi kawasan (RTRW) Kabupaten Luwu Timur 36

37

Kependudukan

Aspek kependudukan dapat dilihat dari perkembangan atau pertumbuhan penduduk. Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun wilayah dipengaruhi oleh faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan

pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah penduduk 5 tahun terakhir. Data jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 230 821 jiwa, sedangkan pada tahun 2012 mencapai 269 734 jiwa. Hal tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk sekitar 42 149 jiwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir (Tabel 9 dan Gambar 12), dengan rata-rata pertumbuhan 4.13% pertahun.

Tabel 9 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur1

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex Ratio Pertumbuhan (%)

2008 230 821 107.26 2.8 2009 237 354 101.04 2.8 2010 243 069 106.14 2.4 2011 266 532 106.55 9.6 2012 269 734 106.56 2.8 1

Sumber: BPS Kabupaten Luwu Timur (2012).

Gambar 12 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur

210000 220000 230000 240000 250000 260000 270000 280000 2008 2009 2010 2011 2012 Juml ah P enduduk ( Jiwa ) Tahun 38

Dokumen terkait