• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Administrasi

Kabupaten Karawang adalah salah satu kabupaten yang berada di bawah wilayah administratif provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian utara dan secara geografis terletak antara 107002’ - 107040’ Bujur Timur dan 5056’ - 6034’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Karawang berdasarkan data digital administrasi tahun 2011 yang bersumber dari Bandan Informasi Geospasial (BIG) sebesar 191 864 ha dengan luas masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 5.

Secara spasial, sebelah utara Kabupaten Karawang berbatasan alami dengan laut Jawa. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Subang. Sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta. Sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Bekasi. Berdasarkan data Kabupaten Karawang Dalam Angka tahun 2014, secara administratif Kabupaten Karawang terdiri dari 30 Kecamatan dengan jumlah desa seluruhnya 297 desa dan 12 kelurahan. Peta administrasi Kabupaten Karawang disajikan pada Gambar 5.

Tabel 5 Luas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Karawang

Kecamatan Luas Kecamatan Luas

ha % ha %

Karawang Timur 2 943 1.5 Banyusari 5 674 3.0

Purwasari 3 169 1.7 Cilamaya Kulon 6 770 3.5

Majalaya 3 323 1.7 Pakisjaya 6 781 3.5

Kotabaru 3 399 1.8 Pedes 6 856 3.6

Cikampek 3 686 1.9 Cilebar 7 030 3.7

Karawang Barat 4 057 2.1 Klari 7 273 3.8

Rengasdengklok 4 080 2.1 Telukjambe Barat 7 374 3.8

Jayakerta 4 151 2.2 Batujaya 7 547 3.9

Telukjambe Timur 4 430 2.3 Cilamaya Wetan 7 959 4.1

Tirtamulya 4 752 2.5 Tempuran 9 606 5.0 Rawamerta 5 115 2.7 Pangkalan 9 773 5.1 Lemahabang 5 136 2.7 Tegalwaru 10 648 5.5 Kutawaluya 5 222 2.7 Tirtajaya 10 708 5.6 Talagasari 5 295 2.8 Ciampel 11 728 6.1 Jatisari 5 581 2.9 Cibuaya 11 798 6.1 Jumlah 64 339 33.5 Jumlah 127 525 66.5

Jumlah Luas Kabuapten 191 864 100

Gambar 5 Peta administrasi Kabupaten Karawang

Berdasarkan luas wilayah Kabupaten Karawang, Kecamatan Cibuaya dan Kecamatan Ciampel merupakan kecamatan terluas yaitu 11 798 ha atau 6.1% dari total luas Kabupaten Karawang dan 11 728 ha (6.1%). Kecamatan Cibuaya terletak di bagian utara Kabupaten Karawang dan berbatasan langsung dengan

Laut Jawa, sedangkan Kecamatan Ciampel terletak di bagian selatan Kabupaten Karawang dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Purwakarta.

Kecamatan yang luasnya dibawah 2 persen dari luas total Kabupaten Karawang ada lima kecamatan yaitu Kecamatan Cikampek seluas 3 686 ha, Kecamatan Kotabaru seluas 3 399 ha, Kecamatan Majalaya 3 323 ha, Kecamatan Purwasari seluas 3 169 ha, dan Kecamatan Karawang Timur seluas 2 943 ha. Persentase luasan Kabupaten Karawang berdasarkan BIG ternyata tidak jauh berbeda dengan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, sehingga luasan ini dapat digunakan dalam penelitian ini.

Kondisi Fisik Wilayah Topografi

Bentuk wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar merupakan dataran dengan variasi ketinggian antara 0 sampai 5 meter diatas permukaan laut. Hanya sebagian kecil wilayah bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 sampai 1 200 meter diatas permukaan laut (BPS 2014). Penyebaran spasial wilayah dengan masing-masing kelas ketinggian dapat dilihat pada Gambar 6.

Kelas ketinggian dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu (0-300) mdpl, (>300-600) mdpl, (>600-900) mdpl, (>900-1 200) mdpl, dan >1 200 mdpl. Luas dan persentase masing-masing kelas ketinggian disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Kelas ketinggian di Kabupaten Karawang

No (meter diatas permukaan laut) Kelas Luas

ha % 1 0 - 300 188 688 98.3 2 >300 – 600 2 312 1.2 3 >600 – 900 745 0.4 4 >900 – 1 200 113 0.1 5 >1 200 6 0.0 Jumlah 191 864 100

Kemiringan lereng yang ada di Kabupaten Karawang diklasifikasikan atas 5 kelas yaitu kategori datar (0-3) %, kategori agak datar (>3-8) %, kategori landai (>8-15) %, kategori curam (>15-45) %, dan kategori sangat curam (>45) %. Wilayah Kabupaten Karawang yang memiliki kelerengan curam sampai sangat curam berada di bagian selatan dengan luasan antara 2 sampai 3 persen luas total Kabupaten Karawang. Sedangkan 82 persen lebih merupakan wilayah dataran yang menyebar dari bagian selatan sampai ke utara Kabupaten Karawang. Luas dan persentase masing-masing kelas lereng disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Peta lereng Kabupaten Karawang Iklim

Berdasarkan data Kabupaten Karawang Dalam Angka 2014, sesuai dengan bentuk morfologi Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 27 0C dengan tekanan udara rata-rata 0.01

milibar, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin Munson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Munson Tenggara. Kecapatan angin antara 30 - 35 km/jam, lamanya tiupan rata- rata 5 sampai 7 jam.

Curah hujan tahunan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berkisar antara (<1 400 - >2 200 mm/tahun) yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas sebaran, yaitu (<1 400), (1 400 – 1 600), (>1 600

– 1 800), (>1 800 – 2 000), (>2 000 – 2 200), dan (>2 200) mm/tahun. Luas penyebaran dan persentase curah hujan tahunan Kabupaten Karawang disajikan pada Tabel 7 dan secara spasial disajikan pada Gambar 8.

Tabel 7 Kelas penyebaran curah hujan tahunan Kabupaten Karawang

No Kelas Curah Hujan (mm/tahun) Luas (ha) (%) 1 <1 400 10 958 5.7 2 1 400 1 600 20 116 10.5 3 >1 600 – 1 800 22 988 12.0 4 >1 800 2 000 54 067 28.2 5 >2 000 – 2 200 80 364 41.9 6 >2 200 3 371 1.8 Jumlah 191864 100

Luas penyebaran curah hujan tahunan tertinggi berada pada kelas curah hujan >2 000 - 2 200 mm/tahun seluas 80 364 hektar atau 41.9% dari luas total Kabupaten Karawang. Kondisi ini sangat cocok untuk penggunaan lahan padi sawah terutama dengan kondisi irigasi yang baik.

Geologi

Keadaan geologi Kabupaten Karawang berdasarkan pada Peta Geologi Lembar Karawang (Achdan et al. 1992) dan Peta Geologi Lembar Cianjur (Sudjatmiko 1972) secara umum dikelompokkan ke dalam 18 formasi geologi sebagai berikut:

1. Formasi Jatiluhur, Anggota Napal, dan Batupasir Kuarsa (Mdm): Dark grey marl, marl claystone, and clay shale with intercalations of quartz sandstone quartzite, and marl limestone: napal, batupasir kuarsa.

2. Formasi Subang, Anggota Batulempung (Msc): Mainly claystone containing beds and nodules of hard marly limestone, marl, and beds of dark gray limestoe 2 or 3 m thick. In places contains intercalations of green glauconitic sandstone: Lempung

3. Endapan Sungai Muda (Qa): Pasir, lumpur, kerikil, dan kerakal. 4. Endapan Pantai (Qac): Pasir, lempung dengan cangkang moluska.

5. Endapan Dataran banjir (Qaf): Pasir lempungan, lempung pasiran, lempung humusan/gambutan.

6. Satuan Batupasir Tufan Dan Konglomerat (Qav): Batupasir tufan, konglomerat, tuf dan breksi.

7. Endapan Pematang Pantai (Qbr): Pasir kasar-halus, sedikit lempung dengan pecahan moluska.

8. Endapan Laut Dangkal (Qnd): Perselingan pasir, lanau, lempung, dan lapisan tipis tuf, mengandung cangkang kerang dan foraminifera.

9. Satuan Batupasir Konglomeratan Dan Batu Lanau (Qoa): Batupasir konglomeratan, batulanau dan batupasir.

10.Endapan Rawa (Qsd): Lempung humusan, lempung gambutan, lanau dan lapisan tipis gambut.

11.Formasi Jatiluhur (Tmj): Batulempung gambingan bersisipan batugamping pasiran.

12.Anggota Pasirgombong, Formasi Jatiluhur (Tmjp): Batupasir lanauan dan lempung pasiran.

14.Formasi Subang (Tms): Batulempung, batupasir dan batugamping pasiran. 15.Anggota Tanjakan Pacol, Formasi Subang (Tmst): Batupasir bersisipan

batulempung.

16.Formasi Cihoe (Tpc): Tuf dan batulempung tufan.

17.Formasi Kaliwangu (Tpk): Batupasir, batulempung dan batugamping. 18.Hornblende Andesite and Hornblende Diorite Porphy, Ry (ha): Intrusive

composed mainly of intermediate plagioclass and hornblende exposed around the Sanggabuwana and Parang Mountains: andesit hornblende dan porfir diorite.

Luasan dan persentase masing-masing formasi geologi disajikan pada Tabel 8 dan secara spasial disajikan pada Gambar 9.

Tabel 8 Luas dan persentase kelas geologi Kabupaten Karawang

No Kode Formasi Geologi Luas

(ha) (%) 1 Mdm 2 696 1.4 2 Msc 402 0.2 3 Qa 3 609 1.9 4 Qac 16 809 8.8 5 Qaf 96 175 50.1 6 Qav 28 835 15.0 7 Qbr 2 760 1.4 8 Qnd 7 387 3.9 9 Qoa 5 529 2.9 10 Qsd 1 106 0.6 11 Tmj 1 693 0.9 12 Tmjp 291 0.2 13 Tmp 2 396 1.2 14 Tms 15 153 7.9 15 Tmst 2 079 1.1 16 Tpc 243 0.1 17 Tpk 279 0.1 18 Ha 2 941 1.5 19 Air 1 481 0.8 Jumlah 191 864 100.0

Formasi geologi Kabupaten Karawang didominasi oleh Endapan Dataran Banjir (Qaf) sebesar 50.1% yang terdapat di bagian utara sampai ke tengah Kabupaten Karawang. Kemudian Satuan Batupasir Tufan Dan Konglomeratan sebasar 15% berada di bagian tengah. Sementara Formasi lain yang ada di wilayah Kabupaten Karawang beragam dan masing-masing kurang dari 10%, sebagian besar terdapat di bagian selatan. Di bagian utara yang berbatasan dengan Laut Jawa terdapat Endapan Pantai dengan luas mencapai 8.8%, Endapan Pematang Pantai seluas 1.4%, Endapan Laut Dangkal seluas 3.9%, dan Endapan Rawa seluas 0.6%.

Gambar 9 Peta geologi Kabupaten Karawang Tanah

Di Kabupaten Karawang terdapat 5 jenis tanah berdasarkan sistem klasifikasi tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) tahun 1983 (Suwardi dan Wiranegara 2000). Kelima jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Karawang adalah tanah aluvial, glei, grumusol, latosol, podsolik merah kuning, dan regosol. Luas dari masing-masing jenis tanah di Kabupaten Karawang disajikan pada Tabel 9 dan penyebaran jenis tanah secara spasial disajikan pada Gambar 10.

Tabel 9 Jenis dan luas tanah di Kabupaten Karawang

No Jenis Tanah Luas

ha %

1 Aluvial 103 011 53.7

2 Glei 36 565 19.1

3 Grumusol 7 008 3.7

4 Latosol 42 224 22.0

5 Podsolik merah kuning 584 0.3

6 Regosol 2 472 1.3

Jumlah 191 864 100

Tanah alluvial merupakan jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Karawang dengan luas 103 011 hektar atau 53.7% dari luas keseluruhan Kabupaten Karawang. Jenis tanah ini tersebar disepanjang pantai utara sampai ke bagian tengah Kabupaten Karawang. Jenis tanah terbesar kedua adalah tanah latosol seluas 42 224 ha atau 22%. Jenis tanah latosol terletak di bagian tengah sampai ke selatan Kabupaten Karawang. Selanjutnya jenis tanah glei seluas 36 565 hektar atau 19.1% dari luas Kabupaten Karawang. Jenis tanah ini terletak di bagian tengah Kabupaten Karawang. Jenis tanah lain masing-masing luasnya kurang dari 5% yaitu tanah grumusol (3.7%), regosol (1.3%) dan podsolik merah kuning (0.3%).

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan yang dijumpai di daerah penelitian diklasifikasikan berdasarkan penelitian Widiatmaka et al. (2013) yaitu hutan, perkebunan atau kebun campuran, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, tambak, tubuh air, dan penggunaan lahan tidak produktif (tanah terbuka dan semak belukar). Pada tahun 2013 penggunan lahan sawah merupakan penggunaan lahan yang paling dominan di Kabupaten Karawang seluas 103 835 hektar atau 54.1% dari toal luas Kabupaten Karawang. Luas dari masing-masing penggunaan lahan disajikan pada Tabel 10, sedangkan sebaran secara spasial penggunaan lahan di Kabupaten Karawang disajikan pada Gambar 11.

Tabel 10 Luas penggunaan lahan di Kabupaten Karawang tahun 2013

No Penggunaan Lahan Luas

ha %

1 Hutan 7 084 3.7

2 Perkebunan/Kebun 6 769 3.5

3 Permukiman 30 155 15.7

4 Pertanian lahan kering 15 484 8.1

5 Sawah 103 866 54.1

6 Tambak 19 055 9.9

7 Tubuh air 978 0.5

8 Lahan tidak produktif 8 473 4.4

Jumlah 191 864 100

Sumber: Peta Penggunaan Lahan (2013) diolah tahun 2015

Hidrologi

Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yang bermuara di Laut Jawa (Tabel 11). Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat 3 buah saluran irigasi yang besar, yaitu: Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum Tengah, dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.

Tabel 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten/Kota

Nama DAS Luas (ha) Debit (m3/dtk)

Citarum 4 500 Tidak ada data

Cibeet 480 2.2

Cilamaya 339 189.1

Sumber : Bappenas (2012)

Kelas Kesesuaian Lahan Sawah

Kelas kesesuaian lahan untuk sawah di Kabupaten Karawang berasal dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widiatmaka et al. (2013). Kelas kesesuaian lahan sawah di Kabupaten Karawang terdiri dari 4 kelas kesesuaian yaitu kelas S1 (sangat sesuai), kelas S2 (cukup sesuai), kelas S3 (sesuai marginal), dan kelas N (tidak sesuai) (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007). Kelas S1 (sangat sesuai) yaitu lahan tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan, atau hanya mempunyai batas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan tidak akan menaikan masukkan yang telah biasa diberikan. Kelas S2 (cukup sesuai) yaitu lahan mempunyai pembatas- pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Kelas S3 (sesuai marginal) yaitu lahan mempunyai pembatas- pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Kelas N (tidak sesuai) yaitu lahan mempunyai pembatas yang lebih besar dari kelas S3, masih ada kemungkinan diatasi, tetapi tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan dengan modal normal.

Peta kelas kesesuaian lahan sawah di Kabupaten Karawang disajikan pada Gambar 12. Kelas S1 seluas 36 903 ha atau 19.2% dari luas total Kabupaten Karawang secara spasial tersebar di bagian utara dan tengah Kabupaten Karawang. Kelas S2 seluas 50 398 ha (26.3%) secara spasial tersebar di bagian tengah dan selatan Kabupaten Karawang. Kelas S3 seluas 49 875 ha (26%) secara spasial tersebar di bagian tengah sampai ke selatan. Kelas N yang paling dominan seluas 54 687 ha (28.5%) secara spasial tersebar di bagian utara Kabupaten Karawang dan juga terdapat di bagian tengah Kabupaten Karawang.

Rencana Tata Ruang Wilayah

Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berasal dari Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2013. Rencana pola ruang meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang dibuat dengan jangka waktu 20 tahun, mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2031. Sebaran spasial pola ruang Kabupaten Karawang disajikan pada Gambar 13.

Kawasan lindung ditetapkan seluas kurang lebih 18.88% dari luas wilayah Kabupaten yang meliputi: Kawasan hutan lindung, Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya, Kawasan perlindungan setempat, Kawasan rawan bencana alam, Kawasan pelestarian alam dan Cagar budaya, Kawasan lindung geologi, dan Kawasan lindung lainnya. Untuk kawasan budidaya meliputi: Kawasan peruntukan hutan produksi, Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan perikanan, Kawasan peruntukan pertambangan, Kawasan peruntukan industri, Kawasan peruntukan pariwisata, Kawasan peruntukan permukiman, dan Kawasan peruntukan lainnya.

Pemanfaatan ruang Kawasan Lindung meliputi kawasan hutan lindung yang terletak di bagian selatan (Kecamatan Pangkalan) merupakan kesatuan kawasan hutan lindung dengan Kabupaten Purwakarta dan Cianjur. Kawasan hutan bakau terletak di bagian utara (Kecamatan Cibuaya dan Tirtajaya) merupakan kawasan hutan bakau. Kawasan perlindungan setempat dibagi menjadi sempadan pantai di bagian utara tepi Laut Jawa dan sempadan sungai pada Sungai

Citarum, Sungai Cibeet, Saluran Irigasi Tarum Barat, Tarum Utara dan Tarum Timur.

Gambar 12 Peta kesesuaian lahan untuk sawah Kabupaten Karawang Pemanfaatan ruang Kawasan Budidaya Pertanian meliputi sebagian besar merupakan pertanian tanaman lahan basah, sedangkan perikanan tambak berada di wilayah pesisir pantai, hutan produksi di wilayah selatan sebagai penyangga hutan

lindung serta pertanian lahan kering yang relatif berpeluang mengalami pergeseran fungsi.

Pemanfaatan ruang Kawasan Budidaya Non Pertanian meliputi daerah industri berupa Kawasan Industri dan Zona Industri dengan lokasi pengembangan Karawang, Klari, Rengasdengklok, Telukjambe, Cikampek, Ciampel, Pangkalan. Kawasan Permukiman dengan koridor pengembangan di bagian tengah meliputi Karawang - Cikampek - Pangkalan, Telukjambe - Jatisari - Ciampel, Klari - Tirtamulya.

Sosial Budaya dan Ekonomi Kependudukan

Sebagai salah satu kabupaten penyangga ibukota negara yang terus berkembang, jumlah penduduk Kabupaten Karawang terus mengalami peningkatan 10 tahun terakhir. Pada tahun 2004 jumlah penduduk Kabupaten Karawang 1 934 272 jiwa dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 2 225 357 jiwa dengan kepadatan penduduk 1 269 jiwa/km2. Penduduk laki-laki pada tahun 2013 berjumlah 1 147 188 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 1 078 169 jiwa (Gambar 14). Sex ratio penduduk Kabupaten Karawang adalah 1.06 yang artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan (Kabupaten Karawang Dalam Angka 2014).

Gambar 14 Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tahun 2009 sampai 2013

Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Klari yaitu sebesar 167 244 jiwa. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Klari merupakan kecamatan dengan potensi industri yang cukup tinggi, dimana sektor-sektor penunjang industri banyak berkembang, disusul Kecamatan Karawang Barat dengan jumlah penduduk sebesar 162 554 jiwa. Jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Tegalwaru dengan jumlah penduduk 34 961 jiwa (KKDA 2014).

Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Karawang pada tahun 2013 mencapai 598 981 rumah tangga. Dengan rumah tangga tertinggi di wilayah Kecamatan Klari yaitu 45 820 rumah tangga, kemudian Kecamatan Karawang Barat dengan 43 232 rumah tangga dan Kecamatan Telukjambe Timur dengan 37 471 rumah tangga (KKDA 2014).

Budaya

Penduduk Kabupaten Karawang pada umumnya adalah suku Sunda yang menggunakan bahasa Sunda, tetapi di Karawang terdapat beberapa bahasa dan

budaya diantaranya budaya dan bahasa Betawi di daerah utara Karawang tepatnya sebagian Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya serta bahasa Jawa Cirebonan di jalur utara Kecamatan Tempuran dan Kecamatan Cilamaya. Selain itu, di kawasan permukiman perkotaan terdapat suku-suku dari berbagai wilayah di Indonesia dikarenakan banyaknya pendatang yang bekerja dan menetap di Karawang (KKDA 2014).

Kondisi struktur penduduk menurut agama di Kabupaten Karawang, mayoritas penduduk memeluk agama Islam, dengan sebaran merata di seluruh wilayah Kabupaten Karawang. Pemeluk agama Katolik, Protestan, Hindu dan Budha terdapat di kecamatan-kecamatan dengan kecenderungan kawasan perkotaan, yaitu di Kecamatan Karawang Barat, Karawang Timur, Cikampek, dan Rengasdengklok.

Karawang memiliki keragaman budaya yang kompleks, ini merupakan imbas langsung dari perubahan perilaku budaya masyarakat Karawang dari pola budaya agraris/pertanian menjadi pola budaya industri kapitalis. Telah terjadi percampuran budaya dalam peta kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Jaipongan dan Goyang Karawang sebagai contoh adalah salah satu kesenian dan budaya khas Karawang.

Terkait dengan cagar budaya, Kabupaten Karawang memiliki Situs Batujaya, yang sebarannya meliputi Kecamatan Batujaya dan Cibuaya, berjumlah tidak kurang dari 24 candi (Lampiran 7). Dari 24 candi yang telah di survei, baru 11 candi yang diteliti dan digali secara intensif. Ternyata kompleks percandian Cibuaya lebih memperlihatkan ciri keagamaan bercorak Hindu, yang dibuktikan dengan hadirnya arca Wisnu. Kompleks percandian Batujaya memperlihatkan ciri keagamaan yang bersifat Buddhis, seperti ditemukannya votive tablet bergambar relief Buddha, fragmen prasasti terakota berisi mantram agama Buddha dengan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Hal ini mencirikan bahwa sejak dahulu kala, pengaruh agama Hindu dan Budha telah masuk ke Karawang dan berdampingan dengan agama Islam yang berkembang disana.

Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kabupaten Karawang berjenjang mulai dari Taman kanak-kanak (TK) hingga peruruan tinggi. Pada tahun 2013, jumlah sekolah TK sebanyak 286 (3 TK negeri) dengan jumlah murid 12 656 siswa (161 siswa negeri) dan jumlah guru sebanyak 1 203 guru (13 guru negeri). Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 1 020 (851 SD negeri) dengan jumlah murid 253 348 siswa (219 623 siswa SD negeri) dan guru sebanyak 10 699 guru (8 853 guru SD negeri). Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 195 (89 SLTP negeri) dengan jumlah murid 116 631 siswa (90 502 siswa negeri) dan guru sebanyak 4 737 guru (2 946 guru SLTP negeri). Selanjutnya jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 142 (42 SLTA negeri) dengan jumlah murid 77 460 siswa (44 352 siswa SLTA negeri) dan jumlah guru sebanyak 4 389 guru (1 949 guru SLTA negeri). Sementara sarana pendidikan sekolah Islam mulai dari tingkat awal (Mi) sampai yang tingkat atas (Ma) sebanyak 252 sarana pendidikan dan terdapat 377 pesantren dengan jumlah santri sebanyak 38 431 santri. Pada tingkat perguruan tinggi ada 4 perguruan tinggi yang terdata di Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang pada tahun 2013 dengan jumlah total mahasiswa sebanyak 13 194 mahasiswa (KKDA 2014).

Peningkatan partisipasi bersekolah penduduk tentunya harus diimbangi oleh tersedianya sarana fisik pendidikan dan tenaga pengajar/pendidik. Pada tingkat pendidikan dasar di tahun 2013, banyaknya sekolah relatif sama hanya ada penambahan 2 sekolah saja, sedangkan jumlah muridnya mengalami penurunan 2.48 persen.

Perekonomian

Indikator ekonomi yang paling sering digunakan untuk menggambarkan perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Karawang Tahun 2013 atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha sebesar Rp 81 682 675 Juta. Mengalami kenaikan bila dibandingkan PDRB tahun 2012 yaitu sebesar Rp 71 321 444 Juta. PDRB Kabupaten Karawang atas dasar harga berlaku terhadap lapangan usaha tahun 2010-2013 disajikan pada Lampiran 10.

Struktur perekonomian suatu wilayah dapat menggambarkan sektor-sektor yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi daerah (engine growth). Di Kabupaten Karawang yang menjadi motor penggerak utama pertumbuhannya adalah sektor industri pengolahan yang menyumbang PDRB sebesar 51.35%, hal tersebut terbukti dari peranan sektor industri yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Karawang dari tahun ke tahun. Kemudian sektor lain yang ikut mendorong perekonomian di Kabupaten Karawang adalah sektor perdagangan yang menyumbang PDRB sebesar 18.80%. Sektor pertanian yang paling luas penggunaan lahannya juga berkontribusi terhadap PDRB sebesar 8.31% (KKDA 2014).

Dokumen terkait