• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

2.4 Amanat Internasional 1 Agenda Habitat

2.4.2 Konferensi Rio+

Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada sidang ke-66 di New York, pada Jumat, 27 Juli 2012 mendukung dokumen hasil

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

Konferensi Rio +20 berjudul "Masa depan yang kita inginkan" dengan mengadopsi rancangan resolusi oleh Presiden Majelis Umum. Resolusi itu hanya terdiri dari dua paragraf utama. Paragraf pertama menyatakan "terima kasih yang mendalam kepada pemerintah dan rakyat Brazil yang telah menjadi tuan rumah Konferensi pada 20-22 Juni di Rio de Janeiro dan menyediakan dukungan yang diperlukan", lalu paragraf kedua mendukung dokumen hasil yang dilampirkan pada resolusi.

Menyusul adopsi dari resolusi Majelis Umum, Venezuela, Canada, Bolivia dan Amerika Serikat menegaskan kembali pesan mereka di Rio de Janeiro setelah dokumen hasil diadopsi pada KTT pada tanggal 22 Juni. Beberapa negara lain juga menyatakan pandangan mereka tentang dokumen hasil.

Dalam menyampaikan rancangan resolusi untuk diadopsi, Presiden Majelis Umum, Mr. Nassir Abdulaziz al-Nasser, mengatakan bahwa negara-negara anggota memiliki pekerjaan untuk mewujudkannya dan dengan mengadopsi resolusi, bab baru dibuka.

Dia mengatakan bahwa hasil dari Rio +20 bukanlah akhir tetapi merupakan sebuah awal baru dan telah mendefinisikan visi baru pembangunan untuk masa depan, yang lebih adil dan mempertimbangkan keterbatasan planet ini. Ia mengatakan lebih lanjut bahwa yang penting sekarang adalah pelaksanaan (dari komitmen yang dibuat pada KTT Juni).

Presiden Majelis Umum mengatakan bahwa sejumlah proses telah diluncurkan pada Rio dan bahwa Majelis Umum (GA) akan terus memainkan peran sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada keputusan dalam dokumen hasil untuk mewujudkan sebuah proses

antar pemerintah yang transparan pada tujuan pembangunan

berkelanjutan (sustainable development goals - SDGs) yang akan disetujui oleh para Majelis Umum dan kelompok kerja terbuka yang akan dibentuk

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

paling lambat pada pembukaan sidang ke-67 Majelis Umum, Presiden mengatakan bahwa Wakil Tetap Brazil untuk PBB di New York (Duta Besar Maria Luiza Ribeiro) akan memimpin proses ini. (Menurut dokumen hasil, kelompok kerja akan terdiri dari 30 perwakilan yang ditunjuk oleh negara anggota dari lima kelompok regional PBB dan akan menyampaikan laporan ke sidang ke-68 dari Majelis Umum yang berisi usulan untuk SDGs untuk dipertimbangkan dan tindakan yang tepat.)

Terlepas dari SDGs, Presiden juga menguraikan hasil penting lainnya dari Konferensi Rio +20 termasuk keputusan untuk membentuk forum tingkat tinggi antar pemerintah yang universal untuk menindaklanjuti pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, untuk mewujudkan sebuah proses antar pemerintah di bawah Majelis Umum bagi sebuah strategi pembiayaan pembangunan berkelanjutan yang efektif; untuk mekanisme

fasilitasi yang mempromosikan pengembangan, pengalihan dan

penyebaran teknologi bersih dan ramah lingkungan, dan penerapan modalitas pada Gajelis Umum ke-67 pada sebuah konferensi internasional ketiga di Negara-Negara Berkembang Kepulauan Kecil (Small Island Developing States - SIDS) 2014.

Mr. Ion Botnaru, Direktur Majelis Umum, kepada Negara-negara Anggota sebelum pengadopsian resolusi, mengatakan bahwa hasil Konferensi Rio +20 dapat meningkatkan kebutuhan sumber daya tambahan. Dia mengatakan bahwa konsultasi akan mulai dengan semua pemangku kepentingan menentukan bagaimana keputusan akan dilaksanakan, selanjutnya Sekretaris Jenderal akan mengirimkan laporan rinci tentang implikasi anggaran program untuk Majelis Umum di sesi mendatang.

Setelah adopsi resolusi, beberapa negara mengungkapkan

pernyataan keberatan mereka atau membuat pernyataan umum. Nauru, mewakili Aliansi Negara Kepulauan Kecil (Alliance of Small Island States - AOSIS), menyambut baik upaya untuk membantu SIDS dan mengatakan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

bahwa konferensi SIDS berikutnya akan memberikan kesempatan untuk mengambil apa saja yang telah dicapai dan apa yang masih harus dilakukan. Nauru juga mengungkapkan bahwa SIDS secara memadai terwakili dalam kelompok kerja untuk mengembangkan SDGs.

Papua Nugini, berbicara untuk Negara-Negara Kepulauan Kecil Pasifik, mengatakan bahwa dokumen hasil adalah komprehensif dan menyambut pengakuan kelautan sebagai ekosistem penting dan untuk konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan. Venezuela mengatakan bahwa masih banyak masalah yang hilang dari dokumen hasil. Dikatakannya bahwa ekonomi spekulatif menandakan kapitalisme predator yang memangsa alam. Upaya harus dilakukan untuk mencegah sifat yang melihat alam sebagai komoditas untuk beberapa keuntungan. Dalam mengadopsi dokumen, Venezuela berpesan terkait dengan paragraf 125, 126, 127, 129, 162 dan 225 dari dokumen hasil. (Paragraf 125, 126, 127 dan 129 terkait dengan bagian "energi"; paragraf 162 untuk isu konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan atas keanekaragaman hayati laut di luar wilayah yurisdiksi nasional; dan paragraf 225 untuk subsidi bahan bakar fosil).

Venezuela juga menyatakan keprihatinan bahwa beberapa badan- badan PBB ingin menerapkan hasil Rio +20 dengan cara terfragmentasi dan menyebutnya "ekonomi hijau". Dikatakan bahwa telah disepakati di Rio bahwa setiap negara bisa memiliki pendekatan, visi dan model yang berbeda untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan bahwa "ekonomi hijau" bukanlah satu-satunya model yang tersedia. Kebijakan harus dipandu oleh semua prinsip Rio, Agenda 21 dan Rencana Pelaksanaan Johannesburg.

Selandia Baru menyambut baik Konferensi Rio +20 yang sukses dan menunjukkan bahwa proses multilateral dapat bekerja. Selandia Baru menyambut baik keputusan pada kelautan dan perikanan dan ingin melihat SDG kelautan. Selandia Baru juga senang dengan hasil tentang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

reformasi subsidi bahan bakar fosil tetapi "kurang bahagia" dengan kurangnya referensi pada reformasi subsidi pertanian dan hak-hak reproduksi. Dikatakannya bahwa jalan dari Rio akan menjadi tantangan juga jalan menuju Rio.

Canada mengatakan bahwa mereka telah mengajukan sebuah penjelasan kepada sekretariat dimana ia telah menentukan posisinya terkait hak atas air minum dan sanitasi dasar. Swiss mengatakan bahwa keberhasilan Rio +20 akan terukur tidak hanya dengan dokumen hasil tetapi dengan tindakan yang akan diambil. Swiss menyambut SDGs dan mengatakan penting juga untuk memperhitungkan pekerjaan menurut Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals-MDGs) dalam agenda pembangunan pasca-2015.

Australia menyambut SDGs dan ingin proses ke depan agar

memastikan integrasi dari agenda pembangunan pasca-2015,

menekankan pentingnya MDGs. Australia juga menyambut baik keputusan tentang kelautan dan untuk meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati laut di luar yurisdiksi nasional.

Bolivia menegaskan pesannya. Tentang "ekonomi hijau", Bolivia menolaknya sebagai model baru dan alat untuk privatisasi alam dan masyarakat untuk berpura-pura mencapai pembangunan berkelanjutan dan pemberantasan kemiskinan. Dikatakannya bahwa negara memiliki hak berdaulat untuk memilih pendekatan, visi, model dan alat sendiri untuk pembangunan berkelanjutan. Pada subsidi energi paragraf 225 dokumen, Bolivia menyatakan tentang rasionalisasi yang tidak efisien atas subsidi sumber energi fosil, karena ini menyiratkan restrukturisasi sistem pajak dan royalti, dan bertentangan dengan konstitusi. Bolivia tidak bisa menerima segala jenis penilaian, pemantauan, pelaporan dan peninjauan

kebijakan energi nasional dan tindakan yang mempengaruhi

kedaulatannya. Tentang "mekanisme pembiayaan yang inovatif", Bolivia meragukan bisa menyiratkan atau mengartikannya sebagai sumber dari

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Provinsi Sulawesi Selatan

pasar karbon, hak dan pasar air, pembayaran untuk jasa lingkungan, serta skema untuk komodifikasi fungsi dan siklus alam. Tentang masalah "keamanan pangan", Bolivia lebih menyukai gagasan "kedaulatan pangan".

Maroko menekankan pentingnya SDGs dan strategi untuk membiayai pembangunan berkelanjutan. Korea Selatan, yang diwakili oleh Duta Besar Kim Sook, sebagai salah satu ketua bersama dari proses persiapan konferensi, mengatakan bahwa Rio sukses dan menegaskan kembali komitmen yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan dan meletakkan dasar yang kokoh untuk masa depan yang berkelanjutan untuk semua. Dia mengatakan bahwa kesuksesan tidak akan lengkap sampai semua tindakan tindak lanjut berhasil dilakukan dan menekankan pentingnya Majelis Umum terkait dengan pengembangan SDGs dan penguatan kerangka kelembagaan untuk pembangunan berkelanjutan.