RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
BAB 2
KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA
2.1. Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta
Karya
Konsep perencanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
tahun 2014 dinilai semakin baik. Pasalnya, konsep yang digunakan telah
memenuhi berbagai sektor seperti Penataan Ruang, amanah
pembangunan nasional dan amanat internasional, misalnya target MDGs.
Konsep ini terbagi ke dalam 5 Kluster yang seluruhnya harus
mendapatkan prioritas. Program prioritas yang ada dalam 5 kluster
diantaranya mencakup prioritas Kab/Kota strategis Nasional, kab/Kota
Responsif, pemberdayaan masyarakat dan program kreatif. Khusus untuk
program pemberdayaan masyarakat, Dirjen Cipta Karya menyatakan
program ini ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan yang ada di
perkotaan maupun perdeesaan.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
2.2 Amanat Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya
pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang
berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan
masyarakat dari generasi demi generasi. Pelaksanaan upaya tersebut
dilakukan dalam konteks memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhannya.
Amanat Pembangunan Nasional tertuang kedalam RPJP Nasional,
RPJM Nasional, MP3EI, MP3KI, KEK dan Direktif Presiden.
2.2.1 RPJP Nasional 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007)
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025
merupakan kelanjutan dari pembangunan sebelumnya untuk mencapai
tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Tujuan yang ingin dicapai dengan
ditetapkannya Undang-Undang tentang RPJP Nasional Tahun 2005–2025
adalah untuk: (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dalam
pencapaian tujuan nasional, (b) menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu,
antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah, (c) menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya
Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu
untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi
dan arah Pembangunan Nasional. RPJP Nasional menjadi acuan dalam
penyusunan RPJP Daerah yang memuat visi, misi, dan arah
Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang menjadi pedoman dalam
penyusunan RPJM Daerah yang disusun dengan memerhatikan RPJM
Nasional.
Pelaksanaan RPJP Nasional 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap
perencanaan pembangunan dalam periodisasi perencanaan
pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima) tahunan, yang
dituangkan dalam RPJM Nasional I Tahun 2005–2009, RPJM Nasional II
Tahun 2010–2014, RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM
Nasional IV Tahun 2020–2024. RPJP Nasional digunakan sebagai
pedoman dalam menyusun RPJM Nasional. Pentahapan rencana
pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM
Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih
secara langsung oleh rakyat.
RPJP Nasional ditetapkan dengan maksud memberikan arah
sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati
bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku
pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah:
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh
melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila; Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hokum; Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan; Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;
Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.
Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di atas,
pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas
yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka
menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan
urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan
permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam
setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan
dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran
pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam
delapan misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya
dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat
diperas kembali menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan
makna strategis dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan
dan skala prioritas utama dapat disusun kedalam 4 tahap Perencanaan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
2.2.2 RPJM Nasional 2010-2014 (Perpres No. 05 Th 2010)
RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan
umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan 2009-2014
yang tertuang dalam Buku I RPJMN 2010-2014 perlu dirumuskan dan
dijabarkan secara operasional dan terukur ke dalam prograVm dan
kegiatan prioritas kementerian/lembaga dan satuan kerja perangkat
daerah. Dalam upaya mewujudkan prioritas nasional tersebut, berbagai
program aksi akan dilaksanakan di seluruh wilayah dengan
memperhatikan fokus, potensi, dan permasalahan di setiap wilayah.
Sinergi pusat-daerah dan antardaerah merupakan penentu utama
kelancaran pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang tercantum
dalam RPJMN 2010-2014. Sinergi pusat-daerah dan antardaerah
dilakukan dalam seluruh proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi yang mencakup kerangka kebijakan, regulasi,
anggaran, kelembagaan, dan pengembangan wilayah. Sinergi kebijakan
pembangunan antara pusat dan daerah dan antardaerah diperlukan
untuk: (1) memperkuat koordinasi antarpelaku pembangunan di pusat dan
daerah; (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun
antara Pusat dan Daerah; (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (4)
mengoptimalkan partisipasi masyarakat di semua tingkatan pemerintahan;
serta (5) menjamintercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Sinergi dalam perencanaan kebijakan pembangunan pusat dan
daerah baik lima tahunan maupun tahunan akan dilaksanakan dengan
mengoptimalkan penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) di semua tingkatan pemerintahan
(desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
sehingga terwujud sinkronisasi antara kebijakan, program dan kegiatan
antarsektor, antarwaktu, antarwilayah, dan antara pusat dan daerah.
Selain itu, Musrenbang juga diharapkan dapat lebih mendorong
terciptanya proses partisipasi semua pelaku pembangunan dan
berkembangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan
RPJM ke-1 (2005-2009), RPJM ke-2 (2010-2014) ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
penguatan daya saing perekonomian. Kondisi aman dan damai di
berbagai daerah Indonesia terus membaik dengan meningkatnya
kemampuan dasar pertahanan dan keamanan negara yang ditandai
dengan peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanan negara
serta peningkatan kemampuan lembaga keamanan negara.
Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan,
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan
kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses
rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya
yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa,
serta modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang;
mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan
bencana di setiap tingkatan pemerintahan; serta terlaksananya
pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua
sektor. Kondisi itu didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan
tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan
mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan dan
penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.
2.2.3 MP3EI (Perpres No. 32 Tahun 2011)
Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan
industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam. Industri yang
berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk, proses produksi dan
distribusi di dalam negeri masih terbatas. Selain itu, masih ada
kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur
Indonesia. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlanjut ke generasi yang akan
datang. Harus pula dipahami bahwa upaya pemerataan pembangunan
tidak akan terwujud dalam jangka waktu singkat. Namun begitu, upaya
tersebut harus dimulai melalui upaya percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia sebagai titik awal menuju Indonesia
yang lebih merata.
Tantangan lain dari suatu negara besar seperti Indonesia adalah
penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi. Infrastruktur
itu sendiri memiliki spektrum yang sangat luas. Satu hal yang harus
mendapatkan perhatian utama adalah infrastruktur yang mendorong
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur yang
mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya
logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan
mempercepat gerak ekonomi.
Visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.
Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus
utamanya, yaitu:
Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi
serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA,
geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi
yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran
serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan
daya tahan perekonomian nasional.
Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses,
maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang
berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga menghadapi tantangan
akibat perubahan iklim global. Beberapa indikator perubahan iklim yang
berdampak signifikan terhadap berlangsungnya kehidupan manusia
adalah: kenaikan permukaan air laut, kenaikan temperatur udara,
perubahan curah hujan, dan frekuensi perubahan iklim yang ekstrem.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
tingkat presipitasi wilayah, intensitas kemarau/banjir, dan akses ke air
bersih, menjadi tantangan bagi percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi Indonesia.
Namun demikian, untuk mempercepat implementasi MP3EI, perlu juga
dikembangkan metode pembangunan infrastruktur sepenuhnya oleh dunia
usaha yang dikaitkan dengan kegiatan produksi. Peran Pemerintah adalah
menyediakan perangkat aturan dan regulasi yang memberi insentif bagi
dunia usaha untuk membangun kegiatan produksi dan infrastruktur
tersebut secara paripurna. Insentif tersebut dapat berupa kebijakan
(sistem maupun tarif) pajak, bea masuk, aturan ketenagakerjaan,
perizinan, pertanahan, dan lainnya, sesuai kesepakatan dengan dunia
usaha. Perlakuan khusus diberikan agar dunia usaha memiliki perspektif
jangka panjang dalam pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Selanjutnya, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus
membangun linkage semaksimal mungkin untuk mendorong
pembangunan daerah sekitar pusat pertumbuhan ekonomi.
Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia
menetapkan sejumlah program utama dan kegiatan ekonomi utama yang
menjadi fokus pengembangan strategi dan kebijakan. Prioritas ini
merupakan hasil dari sejumlah kesepakatan yang dibangun
bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan di dalam serial diskusi dan
dialog yang sifatnya interaktif dan partisipatif. Berdasarkan kesepakatan
tersebut, fokus dari pengembangan MP3EI ini diletakkan pada 8 program
utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan,
pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis.
Kedelapan program utama tersebut terdiri dari 22 kegiatan ekonomi
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Gambar 2.1 22 Kegiatan Ekonomi Utama MP3EI
Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan
kegiatan ekonomi utama yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan
kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi terhadap
peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun
pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk
mendorong percepatan dan perluasan investasi. Selanjutnya MP3EI
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen perencanaan
pembangunan yang telah ada seperti Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025 (UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.
MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional
Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional
yang berkenaan dengan perubahan iklim global.
Gambar 2.2 Posisi MP3EI di dalam Rencana Pembangunan
Pemerintah
Berdasarkan berbagai faktor di atas, maka kerangka desain dari
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025 dirumuskan sebagaimana pada Gambar 2.3.
Pemerintah telah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada 27 Mei 2011. MP3EI
merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi
yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas,
dan berkelanjutan. Pelaksanaan MP3EI diharapkan mampu menjadi
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
sekaligus mendorong pemerataan pembangunan wilayah di seluruh
wilayah tanah air. Dalam kurun waktu 15 tahun ke depan akan
dikembangkan klaster-klaster industri, baik untuk meningkatkan
keterkaitan antara industri hulu dan hilir, maupun antara pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah penyangganya. Industri unggulan di
berbagai wilayah dibangun untuk memperkuat struktur perekonomian
domestik.
Gambar 2.3 Kerangka Desain Pendekatan Masterplan P3EI
Dalam kaitan itu ditawarkan insentif yang tepat kepada dunia usaha,
dan dengan memperbaiki iklim investasi di daerah-daerah. MP3EI
dilaksanakan melalui tiga strategi besar. Pertama, mengembangkan 6
(enam) koridor ekonomi Indonesia, yang meliputi: koridor ekonomi
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali NusaTenggara, dan koridor
Papua-Maluku. Kedua, memperkuat konektivitas nasional yang
terintegrasi secara lokal dan terhubung secara internasional. Ketiga,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
pengembangan program utama, dengan meningkatkan nilai tambah di
setiap koridor ekonomi.
MP3EI merupakan produk dari hasil kerja sama dan kemitraan antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, swasta, dan
akademisi. Sementara itu, pendanaan kegiatan MP3EI dilakukan melalui
keterpaduan pendanaan dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, serta pihak
swasta dan masyarakat. Pelaksanaan MP3EI ini semaksimal mungkin
memberikan peran yang besar kepada pelaku usaha domestik terutama
untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan sumberdaya dalam
negeri. Agar pelaksanaan MP3EI berjalan efektif, anggaran yang tersebar
diberbagai kementerian dan lembaga benar-benar diarahkan untuk
mendukung keberhasilan pelaksanaan MP3EI. BUMN diharapkan dapat
menjadi pilar dan kontributor utama investasi dalam pelaksanaan MP3EI.
Dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, akan dikembangkan
klaster-klaster industri, baik untuk meningkatkan keterkaitan antara industri hulu
dan hilir, maupun antara pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah
penyangganya. Industri unggulan di berbagai wilayah dibangun untuk
memperkuat struktur perekonomian domestik. Dalam kaitan itu ditawarkan
insentif yang tepat kepada dunia usaha, dan dengan memperbaiki iklim
investasi di daerah-daerah.
Tujuan dari pelaksanaan MP3EI adalah untuk mempercepat dan
memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 (delapan)
program utama yang meliputi: sektor industri manufaktur, pertambangan,
pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energi dan
pengembangan kawasan strategis nasional. Fokus dari 8 (delapan)
program utama tersebut meliputi 22 (dua puluh dua) kegiatan utama yaitu:
industri besi-baja, makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi,
perkapalan, perkayuan, nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, karet,
kakao, peternakan, perikanan, food estate, pariwisata, telematika,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Jabodetabek dan pembangunan Kawasan Selat Sunda. Pengembangan
MP3EI dilakukan dengan pendekatan terobosan (breakthrough) bukan
Business As Usual, melalui: pertama, pihak swasta akan diberikan peran
penting dalam pengembangan MP3EI, sedangkan pihak pemerintah akan
berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. Dari sisi regulasi,
Pemerintah akan melakukan deregulasi (debottlenecking) terhadap
regulasi yang menghambat pelaksanaan investasi di 8 (delapan) program
utama. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan oleh Pemerintah melalui
penyediaan infrastruktur maupun pemberian insentif fiskal dan non fiskal.
Kedua, dalam rangka penguatan kebijakan, pemerintah akan
melakukan penguatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kebijakan antar
Kementerian/ Lembaga dan antara Kementerian/Lembaga dengan
pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan MP3EI, dunia usaha akan
menjadi aktor utama dalam kegiatan investasi, produksi dan distribusi.
Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan 3
(tiga) elemen utama yaitu:
a. Mengembangkan 6 (enam) koridor ekonomi indonesia, yaitu: Koridor
Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi,
Koridor Bali - Nusa Tenggara, dan Koridor Papua - Kepulauan Maluku.
Pembangunan 6 (enam) koridor ekonomi dilakukan melalui
pembangunan pusat-pusat pertumbuhan di setiap koridor dengan
mengembangkan klaster industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK)
yang berbasis sumber daya unggulan di setiap koridor ekonomi.
Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal
dan terhubung secara internasional (locally integrated,
internationally connected). Penguatan konektivitas nasional
ditujukan untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, dan
mengurangi biaya transaksi (transaction cost) logistik, Hal ini akan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Penguatan konektivitas intra dan antar pusat-pusat pertumbuhan
dalam koridor ekonomi untuk mewujudkan pembangunan yang
inklusif dan berkeadilan,
Penguatan konektivitas antar koridor (pulau) untuk memperlancar
pengumpulan dan pendistribusian (collection and distribution)
bahan baku, bahan setengah jadi dan produk akhir dari dan keluar
koridor (pulau), dan;
Penguatan konektivitas internasional sebagai pintu keluar dan
masuk perdagangan dan pariwisata antar negara;
b. Mempercepat peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK untuk
mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi.
Elemen utama untuk percepatan kemampuan SDM dan IPTEK
meliputi:
Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan tinggi,
kejuruan, dan pelatihan terutama untuk yang terkait dengan
pengembangan program utama.
Meningkatkan kompetensi teknologi dan ketrampilan/keahlian
tenaga kerja.
Meningkatkan kegiatan dan membangun pusat-pusat
pengembangan R & D di pusat-pusat pertumbuhan (KEK dan
Klaster Industri) di setiap koridor ekonomi melalui kolaborasi antar
Pemerintah, Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi.
Mengembangkan institusi sistem inovasi nasional yang
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Pemerintah telah membentuk Komite Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI). Komite dimaksud dipimpin
langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Anggota komite tersebut
terdiri dari unsur-unsur pemerintah pusat dan daerah, BUMN,
akademisi/para pakar, dan dunia usaha. Untuk membantu pelaksanaan
tugas KP3EI telah dibentuk Tim Kerja yang terdiri dari 3 Tim Kerja Lintas
Sektor yaitu Tim Kerja Regulasi, Tim Kerja Konektivitas, dan Tim Kerja
SDM dan IPTEK, serta 6 Tim Kerja Koridor Ekonomi yaitu Tim Kerja KE
Sumatera, Tim Kerja KE Jawa, Tim Kerja KE Kalimantan, Tim Kerja KE
Sulawesi, Tim Kerja KE Bali-Nusa Tenggara, dan Tim Kerja KE
Papua-Kepulauan Maluku.
2.2.4 MP3KI
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi harus bersifat inklusif
dan berkelanjutan. Ini akan mempercepat dan memperluas upaya
pemerataan pembangunan. Penurunan pengangguran dan kemiskinan
akan dipercepat. Kesenjangan pembangunan, baik antar golongan
masyarakat maupun antar daerah, yang relatif masih tinggi akan
dikurangi. Upaya penurunan pengangguran dilakukan melalui penciptaan
lapangan kerja fomal, terutama didorong pembangunan industri dalam
kerangka MP3EI. Perhatian khusus diberikan untuk mengatasi
pengangguran usia muda yang tingkatnya jauh lebih besar dari tingkat
pengangguran secara umum. Percepatan penanggulangan kemiskinan
dilakukan melalui peningkatan sinergi dan efektivitas program klaster 1 –
4, dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Kebijakan ini merupakan langkah
terobosan yang secara fundamental dapat menurunkan kemiskinan,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Gambar 2.4. Program Klaster dalam Kerangka MP3KI
Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Penurunan
Kemiskinan Indonesia (MP3KI) 2012-2025 merupakan kebijakan afirmatif
untuk mempercepat dan memperluas upaya pengurangan kemiskinan di
Indonesia. MP3KI akan berperan di dalam mendorong terwujudnya
pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam
mengakomodir keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal untuk dapat
terlibat langsung dan menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Dengan demikian, MP3KI dan MP3EI saling memperkuat dan
melengkapi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang pro-growth,
pro-poor, pro-job, dan proenvirontment.
Keberadaan MP3KI akan melengkapi berbagai dokumen perencanaan
lain yang telah dan sedang disusun, khususnya yang berkaitan dengan
penanggulangan kemiskinan, seperti: Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Program Penanggulangan Kemiskinan (PPK) 2012-2014, Peta Jalan
(Road Map) Penanggulangan Kemiskinan, Rencana Kerja Pemerintah
(tahunan), dan lain sebagainya.
Hal yang membedakan antara MP3KI dengan dokumen perencanaan
dan penanggulangan kemiskinan lainnya adalah dokumen ini
menjabarkan secara khusus mengenai konsep dan desain, arah
kebijakan, dan strategi penanggulangan kemiskinan dalam jangka
panjang (2012-2025), termasuk menggambarkan transformasi dari
program-program penanggulangan kemiskinan yang telah ada saat ini
menuju terwujudnya sistem Jaminan Sosial yang menyeluruh. MP3KI juga
menguraikan konsep dan desain pengembangan sustainable livelihood
(mata pencaharian yang mapan) bagi masyarakat untuk peningkatan taraf
hidup dan kesejahteraan secara berkelanjutan.
Seluruh program-program penanggulangan kemiskinan akan
bertransformasi ke dalam bentuk program yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar dari seluruh masyarakat secara merata
termasuk menjamin terciptanya pemenuhan pendapatan masyarakat
(income generating) secara berkelanjutan, sinergi dari seluruh kelompok
program (klaster) penanggulangan kemiskinan dan menjembatani transisi
antar waktu, serta mewujudkan sistem jaminan sosial yang menyeluruh.
MP3KI juga menggambarkan pola kerjasama yang optimal dari
para pihak (kementerian/lembaga, daerah, swasta, dan
masyarakat) dalam mendayagunakan berbagai sumber dayanya
untuk mendukung penanggulangan kemiskinan. Program
kemiskinan jangka pendek semakin baik, namun belum optimal
karena:
Masih terdapat persoalan implementasi program: ketidaktepatan
sasaran RTS dan ketidakpaduan lokasi dan waktu ;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Kurangnya koordinasi. Pada beberapa lokasi, TKPKD belum
optimal berfungsi;
Pada beberapa lokasi, kapasitas teknis pelaksana relatif lemah; Pada daerah pemekaran, data kemiskinan belum termutakhirkan. Tantangan utama penanggulangan kemiskinan masa depan: Pertumbuhan penduduk masih cukup besar
Petani dan nelayan dihadapkan pada lahan usaha yang semakin
terbatas
Peluang usaha dan pengembangan usaha masyarakat miskin yang
terbatas
Urbanisasi yang memperparah kemiskinan perkotaan (slum &
squatter)
Rendahnya kualitas SDM, khususnya usia muda Rendahnya penyerapan tenaga kerja sektor industri
Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar yang
rendah
Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang
komprehensif
Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: difabel, berpenyakit kronis, ilegal, dll
VisiMP3KI “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur”
Misi MP3KI “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang sejahtera, bebas dari kemiskinan absolut dan memiliki kapabilitas penghidupan yang tinggi dan berkelanjutan”
Strategi Utama
Menciptakan sistem perlindungan sosial nasional yang terintegrasi
dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan
sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan
meningkatkan kualitas SDM di masa datang.
Mengembangkan penghidupan masyarakat miskin dan rentan
dengan mengakses pertumbuhan ekonomi tanpa mengganggu
kelestarian lingkungan hidup.
Strategi Pelaksanaan
Perluasan jangkauan program-program bersasaran (targeted) untuk
penduduk miskin dan rentan.
Pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan
berdasarkan koridor pulau dan kawasan khusus.
Pengarusutamaan (mainstreaming) penanggulangan kemiskinan di
seluruh kebijakan dan program pembangunan.
Tahapan Pelaksanaan MP3KI menurut waktu pelaksanaan dibagi
dalam 3 (tiga) periode waktu sebagai berikut:
Periode 2013-2014:
Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -
10% pada tahun 2014;
Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan
program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini,
melalui cara “keroyokan di kantong-kantong kemiskinan, sinergi
lokasi dan waktu, serta perbaikan sasaran (seperti : Program
Gerbang Kampung di Menko Kesra);
Sustainable livelihood penguatan kegiatan usaha masyarakat
miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI; Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014.
Periode 2015 – 2019:
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial
menuju universal coverage;
Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja; Penguatan sustainable livelihood.
Periode 2020-2025:
Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu; Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.
2.2.5 KEK (UU No. 39 Tahun 2009)
Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi
nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan
kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis.
Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan
daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk
pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Ketentuan KEK dalam Undang-Undang ini mencakup pengaturan
fungsi, bentuk, dan kriteria KEK, pembentukan KEK, pendanaan
infrastruktur, kelembagaan, lalu lintas barang, karantina, dan devisa, serta
fasilitas dan kemudahan. KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu.
Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di
bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi,
transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri,
pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat
ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan
sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak
berpotensi mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan dari
pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak
pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya
unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan,
dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alam
maupun batas buatan.
Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK
yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di
tingkat provinsi. Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap
KEK untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian
operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan
Usaha dan Pelaku Usaha.
Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya
saing agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri
atas fasilitas fiskal, yang berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak
daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas
pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta
fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di dalam
KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pengawasan, ketentuan larangan tetap diberlakukan di
KEK, seperti halnya daerah lain di Indonesia. Namun, untuk ketentuan
pembatasan, diberikan kemudahan dalam sistem dan prosedur yang
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
terhadap kemungkinan penyalahgunaan atau pemanfaatan KEK sebagai
tempat melakukan tindak pidana ekonomi. Dengan berlakunya
Undang-Undang ini, diharapkan terdapat satu kesatuan pengaturan mengenai
kawasan khusus di bidang ekonomi yang ada di Indonesia dengan
memberi kesempatan kepada Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
2.2.6 Direktif Presiden (Inpres No. 3 Tahun 2010)
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan bertujuan untuk lebih
memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan, dan untuk
kesinambungan serta penajaman Prioritas Pembangunan Nasional
sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010
tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun
2010. Dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang
berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini,
yang meliputi program: Pro rakyat; Keadilan untuk semua (justice for all)
dan; Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals - MDGs). Dalam rangka pelaksanaan
program-program tersebut dilakukan:
a. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat;
Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
usaha mikro dan kecil;
b. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
Program keadilan bagi anak;
Program keadilan bagi perempuan;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Program keadilan di bidang bantuan hukum;
Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan; Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan;
c. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium,
memfokuskan pada:
Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan; Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;
Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan;
Program penurunan angka kematian anak; Program kesehatan ibu;
Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya;
Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium.
2.3 Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang PU/CK
2.3.1 UU No. 1 Th 2011 ttg Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang bertumpu
pada masyarakat memberikan hak dan kesempatan seluas-luasnya
bagimasyarakat untuk ikut berperan. Sejalan dengan peran masyarakat
didalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman,
Pemerintahdan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk
menjadifasilitator, memberikan bantuan dan kemudahan kepada
masyarakat,serta melakukan penelitian dan pengembangan yang meliputi
berbagaiaspek yang terkait, antara lain, tata ruang, pertanahan,
prasaranalingkungan, industri bahan dan komponen, jasa konstruksi dan
rancangbangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia,
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Kebijakan umum pembangunan perumahan diarahkan untuk:
Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau
dalamlingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana,
sarana,dan utilitas umum secara berkelanjutan serta yang
mampumencerminkan kehidupan masyarakat yang berkepribadian
Indonesia;
Ketersediaan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan
untukpemenuhan kebutuhan rumah, perumahan, permukiman,
sertalingkungan hunian perkotaan dan perdesaan;
Mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai dengan
tataruang serta tata guna tanah yang berdaya guna dan berhasil guna; Memberikan hak pakai dengan tidak mengorbankan kedaulatannegara;
dan
mendorong iklim investasi asing.
Sejalan dengan arah kebijakan umum tersebut, penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman, baik di daerah perkotaan yang
berpenduduk padat maupun di daerah perdesaan yang ketersediaan
lahannya lebih luas perlu diwujudkan adanya ketertiban dan kepastian
hukum dalam pengelolaannya. Pemerintah dan pemerintah daerah
perlumemberikan kemudahan perolehan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah melalui program perencanaan pembangunan
perumahan secara bertahap dalam bentuk pemberian kemudahan
pembiayaan dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas
umum di lingkungan hunian.
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman tidak hanya
melakukan pembangunan baru, tetapi juga melakukan pencegahan serta
pembenahan perumahan dan kawasan permukiman yang telah ada
dengan melakukan pengembangan, penataan, atau peremajaan
lingkungan hunian perkotaan atau perdesaan serta pembangunan kembali
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman perlu dukungan
anggaran yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara,
anggaran pendapatan belanja daerah, lembaga pembiayaan, dan/atau
swadaya masyarakat. Dalam hal ini, Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat perlu melakukan upaya pengembangan sistem pembiayaan
kawasan perumahan dan permukiman secara menyeluruh dan terpadu.
Pengaturan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
dilakukan untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman, mendukung penataan dan
pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional
melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai
dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan,
terutama bagi MBR, meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber
daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi lingkungan, baik di lingkungan hunian perkotaan
maupun lingkungan hunian perdesaan, dan menjamin terwujudnya rumah
yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Penyelenggaraan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan
dan pemerataan kesejahteraan rakyat, yang meliputi perencanaan
perumahan, pembangunan perumahan, pemanfaatan perumahan dan
pengendalian perumahan.
Salah satu hal khusus yang diatur dalam undang-undang ini adalah
keberpihakan negara terhadap masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam
kaitan ini, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan
memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
berkelanjutan. Kemudahan pembangunan dan perolehan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah itu, dengan memberikan kemudahan,
berupa pembiayaan, pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum,
keringanan biaya perizinan, bantuan stimulan, dan insentif fiskal.
Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan
wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana,
menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata
ruang. Penyelenggaraan kawasan permukiman tersebut bertujuan untuk
memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin
kepastian bermukim, yang wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan
pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan berkelanjutan.
Undang-undang perumahan dan kawasan permukiman ini juga
mencakup pemeliharaan dan perbaikan yang dimaksudkan untuk menjaga
fungsi perumahan dan kawasan permukiman agar dapat berfungsi secara
baik dan berkelanjutan untuk kepentingan peningkatan kualitas hidup
orang perseorangan yang dilakukan terhadap rumah serta prasarana,
sarana, dan utilitas umum di perumahan, permukiman, lingkungan hunian
dan kawasan permukiman. Di samping itu, juga dilakukan pengaturan
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh yang dilakukan untuk meningkatkan mutu kehidupan
dan penghidupan masyarakat penghuni perumahan kumuh dan
permukiman kumuh. Hal ini dilaksanakan berdasarkan prinsip kepastian
bermukim yang menjamin hak setiap warga negara untuk menempati,
memiliki, dan/atau menikmati tempat tinggal, yang dilaksanakan sejalan
dengan kebijakan penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman di
daerah mengacu kepada rencana penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman Nasional, bukan untuk membatasi kewenangan
daerah, tetapi agar ada acuan yang jelas, sinergis, dan keterkaitan dari
setiap perencanaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman di tingkat daerah, berdasarkan kewenangan otonomi yang
dimilikinya sesuai dengan platform rencana penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman nasional. Rencana penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman di daerah dijabarkan lebih lanjut
berdasarkan visi dan misi kepala daerah yang diformulasikan dalam
bentuk RPJM daerah.
Pemerintah dalam melaksanakan pembinaan (perencanaan,
pengaturan, pengendalian dan pengawasan) di bidang perumahan dan
kawasan permukiman mempunyai tugas:
Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di
bidang perumahan dan kawasan permukiman;
Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman;
Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang
penyediaan Kasiba dan Lisiba;
Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang
perumahan dan kawasan permukiman;
Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah dan
pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman;
Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR;
Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat
nasional;
Melakukan dan mendorong penelitian dan pengembangan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
Melakukan sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi keahlian
kepada orang atau badan yang menyelenggarakan pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman; dan
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang perumahan
dan kawasan permukiman.
Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk:
Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman;
Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta
penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan
lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata
ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama
bagi MBR;
Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun
kawasan perdesaan;
Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
Pemerintah provinsi dalam melaksanakan pembinaan mempunyai tugas:
Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat
provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan nasional;
Merumuskan dan menetapkan kebijakan provinsi tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman
pada kebijakan nasional;
Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan
Lisiba lintas kabupaten/kota;
Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada
tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman;
Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan,
permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;
Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman lintas kabupaten/kota;
Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;
Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk
mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;
Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman
bagi masyarakat, terutama bagi MBR; dan
Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat
provinsi.
Pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan pembinaan mempunyai
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman
dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan
provinsi;
Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah dengan
berpedoman pada strategi nasional dan provinsi tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman;
Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap
pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah,
perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan
permukiman;
Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang
ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan
yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal
yang aman bagi kesehatan;
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi,
serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota;
Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota; Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota;
Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman; Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman;
Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan
provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota;
Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk
mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;
Memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR;
Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan
Memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang
melakukan pembangunan rumah swadaya.
Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan
wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana,
menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata
ruang. Penyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan untuk
memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin
kepastian bermukim. Kawasan permukiman mencakup lingkungan hunian
dan tempat kegiatan pendukung perikehidupan dan penghidupan di
perkotaan dan di perdesaan.
Penyelenggaraan kawasan permukiman wajib dilaksanakan sesuai
dengan arahan pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan
berkelanjutan, meliputi:
Hubungan antarkawasan fungsional sebagai bagian lingkungan
hidup di luar kawasan lindung;
Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan
dan pengembangan kawasan perkotaan
Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perdesaan
dan pengembangan kawasan perdesaan;
Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup; Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan setiap
orang; dan
Lembaga yang mengoordinasikan pengembangan kawasan
permukiman.
Penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunian perkotaan
mencakup:
Peningkatan efisiensi potensi lingkungan hunian perkotaan dengan
memperhatikan fungsi dan peranan perkotaan;
Peningkatan pelayanan lingkungan hunian perkotaan;
Peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum
lingkungan hunian perkotaan;
Penetapan bagian lingkungan hunian perkotaan yang dibatasi dan
yang didorong pengembangannya;
Pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh dan permukiman
kumuh; dan
Pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang
tidak terencana dan tidak teratur.
Penyelenggaraan pembangunan lingkungan hunian baru perkotaan
mencakup:
Penyediaan lokasi permukiman;
Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum permukiman; dan Penyediaan lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Pengembangan lingkungan hunian perdesaan;
Pembangunan lingkungan hunian baru perdesaan; atau Pembangunan kembali lingkungan hunian perdesaan.
Penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunian perdesaan
mencakup :
Peningkatan efisiensi potensi lingkungan hunian perdesaan dengan
memperhatikan fungsi dan peranan perdesaan;
Peningkatan pelayanan lingkungan hunian perdesaan;
Peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum
lingkungan hunian perdesaan;
Penetapan bagian lingkungan hunian perdesaan yang dibatasi dan
yang didorong pengembangannya;
Peningkatan kelestarian alam dan potensi sumber daya perdesaan;
dan
Pengurangan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan
perdesaan.
Perencanaan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah yang dimaksudkan untuk menghasilkan
dokumen rencana kawasan permukiman sebagai pedoman bagi seluruh
pemangku kepentingan dalam pembangunan kawasan permukiman.
Pedoman ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan hunian
dan digunakan untuk tempat kegiatan pendukung dalam jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan kawasan
permukiman dapat dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
setiap orang. Perencanaan kawasan permukiman harus mencakup
peningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan, mitigasi bencana,
dan penyediaan atau peningkatan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
Perencanaan kawasan permukiman terdiri atas perencanaan lingkungan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
pendukung perkotaan dan perdesaan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.
Perencanaan lingkungan hunian perkotaan dilakukan melalui
perencanaan pengembangan lingkungan hunian perkotaan, perencanaan
pembangunan lingkungan hunian baru perkotaan, atau perencanaan
pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan. Perencanaan
pengembangan lingkungan hunian perkotaan mencakup:
Penyusunan rencana peningkatan efisiensi potensi lingkungan
hunian perkotaan dengan memperhatikan fungsi dan peranan
perkotaan;
Penyusunan rencana peningkatan pelayanan lingkungan hunian
perkotaan;
Penyusunan rencana peningkatan keterpaduan prasarana, sarana,
dan utilitas umum lingkungan hunian perkotaan;
Penyusunan rencana pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh
dan permukiman kumuh; dan
Penyusunan rencana pencegahan tumbuh dan berkembangnya
lingkungan hunian yang tidak terencana dan tidak teratur.
2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung pada 16 Desember 2002 dan diberlakukan
secara efektif setahun sejak diundangkan, semua peraturan
perundang-undangan yang ada di bawahnya yang terkait dengan bangunan gedung
harus mengacu pada UU tersebut. Undang-undang ini mengatur
ketentuan tentang bangunan gedung yang meliputi fungsi, persyaratan,
penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan. Bangunan gedung
diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:
mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan
tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan
lingkungannya;
mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang
menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan
gedung.
Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha,
sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Setiap bangunan gedung dapat
memiliki lebih dari satu fungsi. Masing-masing fungsi ini meliputi :
Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah
tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah
tinggal sementara.
Bangunan gedung fungsi keagamaan meliputi masjid, gereja, pura,
wihara, dan kelenteng.
Bangunan gedung fungsi usaha meliputi bangunan gedung untuk
perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan
rekreasi, terminal, dan penyimpanan.
Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan
gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan,
laboratorium, dan pelayanan umum.
Bangunan gedung fungsi khusus meliputi bangunan gedung untuk
reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan
sejenis yang diputuskan oleh menteri.
Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Setiap bangunan
gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
bangunan gedung meliputi persyaratan status hak atas tanah, status
kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.
Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan
dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Penggunaan ruang di atas
dan/atau di bawah tanah dan/atau air untuk bangunan gedung harus
memiliki izin penggunaan sesuai ketentuan yang berlaku. Persyaratan
administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, bangunan gedung
semi permanen, bangunan gedung darurat, dan bangunan gedung yang
dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
sesuai kondisi sosial dan budaya setempat.
Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan
intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan
persyaratan pengendalian dampak lingkungan. Persyaratan tata
bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan
lingkungan oleh Pemerintah Daerah. Persyaratan peruntukan dan
intensitas bangunan gedung meliputi persyaratan peruntukan lokasi,
kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas bangunan gedung yang
ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan. Pemerintah Daerah wajib
menyediakan dan memberikan informasi secara terbuka tentang
persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung bagi masyarakat
yang memerlukannya.
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak,
perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh karena itu,
penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi
kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan
masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang
fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019
PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan
ruang. Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap
mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum
dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung
harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung,
serta harus diselenggarakan secara tertib.
Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi
bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan
bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban pemilik dan pengguna
bangunan gedung pada setiap tahap penyeleng-garaan bangunan
gedung, ketentuan tentang peran masyarakat dan pembinaan oleh
pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan
gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang
berperikemanusiaan dan berkeadilan.
Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif bukan
hanya dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung
untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga dalam meningkatkan
pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan
bangunan gedung pada umumnya. Perwujudan bangunan gedung juga
tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana,
pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun jasa-jasa
pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan
gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus
berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan