• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA KONFLIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

B. I.I Konflik DPC PKB Dampak dari Konflik DPP PKB Pusat

Konflik di setiap kalangan atau golongan itu pasti terjadi baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan konflik bisa merubah keadaan bisa menjadi baik dan bisa menjadi buruk. Organisasi atau kelompok bisa menjadi rukun atau hidup kembali ketika mengalami konflik kalau diantara kedua belah pihak bisa mengatasi dengan baik, akan tetapi konflik bisa berdampak buruk ketika suatu organisasi atau golongan tidak bisa mengatasinya dengan baik, artinya kurang memahami pentingya kedamaian. Dalam kehidupan sebuah komunitas atau golongan pasti akan mengalami dan menghadapinya.

Maka dalam kasus PKB baik yang terjadi di DPP, DPW, DPC, maupun PAC itu merupakan kesalahan yang berdampak pada massa atau pendukung PKB sendiri, karena menurut penulis konflik di tubuh PKB itu sering terjadi yang diawali tahun 2001 dan berkembang pada tahun 2005, dan PKB mengalami konflik kembali di tahun 2009. Seakan tidak pernah lepas dari konflik, sehingga pada tahun 2009 yang lalu ketika menghadapi pemilu juga mengalami atau terjadi konflik, dan konflik tersebut karena dampak atau imbas dari konflik PKB pusat.

Seperti yang dikatakan Jaa salah seorang pengurus DPC PKB Karawang bahwa konflik yang terjadi di Karawang itu karena dampak dari konflik DPP PKB, sehingga muncul berbagai pemikiran dan pendapat bahwa sebelum terjadi konflik DPC sampai PAC kepengurusan PKB sudah berjalan baik sehingga menimbulkan keharmonisan dalam kekeluargaan antar pengurus, massa pendukung dan warga Nahdliyin Karawang.54

Dengan terjadinya konflik dari DPC sampai ke PAC sehingga para Ulama atau Kiyai dan segenap tokoh masyarakat Karawang mengadakan rapat atau musyawarah untuk membahas masalah yang terjadi di DPC PKB Karawang. Dalam rapat tersebut masing-masing mengeluarkan pendapat dan gagagsan pada intinya mereka ingin mengetahui sebab musabab konflik, dan akhirnya telah diketahui konflik memang dampak dari DPP PKB pusat, sehingga dalam rapat tersebut menjadi dua kubu antara lain kubu Gus Dur atau Yeni dan kubu Muhaimin, atau kubu yang di Parung dan kubu yang di Ancol. Dan Toleng juga

mengatakan kubu Gus Dur kelompok tua yaitu H. Uba Ruba’i dan Enjang Ya’kub, dan kubu Muhaimin kelompok muda yang dipelopori oleh Ahmad

Zamakhsyari ketua sekarang, dan segenap pengurus lainnya. Pertikaian dan perbedaan pendapat selalu ada dalam suatu intansi atau suatu organisasi.

Konflik terjadi dari pusat merambah ke wilayah serta daerah, mengenai konflik yang terjadi di Karawang itu sama seperti yang terjadi di berbagai daerah yaitu konflik yang bersumber dari konflik DPP PKB di Kali Bata. Namun semua itu, tergantung kepada yang menghadapi konflik tersebut apakah bisa diselesaikan atau tidak.

54

Buku catatan Jaa maliki tentang PKB Karawang yang dikutip pada 21 juli 2009 di kantor DPC PKB Karawang.

I.II Pelaku yang terlibat dalam konflik

Terjadi konflik pasti karena ada dua kubu yang saling memperebutkan suatu permasalahan tertentu, sehingga tidak terpikirkan akibat dari konflik tersebut, yang ada malah memikirkan golongan atau kelompoknya sendiri, dan ada juga kepentingan pribadi atau keluarga. Konflik dianggap baik kalau para pelaku bisa mengatasi dan saling mengintropeksi diri masing-masing atau pribadi diri sendiri.

Seperti yang terjadi di Partai Kebangkitan Bangsa Karawang pelaku yang terlibat dalam konflik tersebut sama seperti kejadian yang terjadi di tingkat nasional atau DPP PKB, seperti apa yang dikatakan Toleng bahwa golongan muda dan golongan tua sama-sama mempunyai argumen dan pemikiran yang berbeda-beda, sehingga timbul pergolakan dan pertarungan antara kelompok Gus Dur dan kelompok Muhaimin.

Golongan muda yaitu yang mendukung kelompok Muhaimin dengan alasan Partai Kebangkitan Bangsa tanpa pemilu tidak ada gunanya dan tidak aktif dalam pemerintahan sama saja tidak jelas tentang keadaan partai, dan golongan tua tidak mau kalah dalam membela Gus Dur mereka beralasan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa tanpa Gus Dur tidak ada gunanya seperti suatu pendidikan tidak ada guru dan kurang sempurna, bahkan ada sebagia mereka mengatakan kepengurusan PKB Karawang saat ini kurang syah kurang dukungan dan persetujuan dari warga Nahdlatul Ulama Karawang sepenuhnya.55

Kelompok tua atau pendukung mayoritas mereka berada di Pengurus Anak Cabang (PAC), antara lain yaitu: H. Uba Ruba’i, H. Suyanto, Ust. Hayi Basyari,

55

Enjang Ya’kub, Abdullah Halim Sukhaeri, H. Noorjuman, S.Ag, Imam Gozali S.Ag, Komarudin SE, E. Khotib Muwahid, dan golongan muda berada di Dewan Pengurus Cabang (DPC) yang sekarang menjadi pengurus di DPC Kabupaten Karawang antara lain yaitu: KH. Nasuha Azhari, KH. Tajudin Zuhri, H. Ceceng Syarif Husen MS, Ahmad Zamakhsyari, S.Ag, Drs. H.M Solihin, Kamaludin

Abdullah, S.Ag, Drs. Ja’a Maliki, Aef Saefullah Ahmad SS, Rahmat Toleng Djati,

H. Ayi Khotibul Umam. 56

Oleh karena itu pada waktu musyawarah yang membahas masalah partai terjadi dua kelompok atau dua golongan antara lain yaitu: kelompok Gus Dur dan kelompok Muhaimin, masing-masing kubu mempunyai komitmen dan tujuan yang berbeda walaupun pada intinya sama membangun partai Nahdliyin.

I.III Pengaruh Konflik Terhadap Masyarakat

Dampak dari konflik sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat, banyak bukti akibat dari konflik tersebut, antaranya timbulnya kekerasan, putusnya tali persaudaraan, pecahnya keharmonisan kelompok atau golongan. Namun perlu diketahui konflik yang terjadi di tubuh Parta Kebangkitan Bangsa bukan hanya sekali atau dua kali ini sering terjadi sama halnya dengan Nahdlatul Ulama yang sering terjadi konflik.

Masyarakat adalah golongan atau sekelompok orang yang mempunyai naluri dan pemikiran yang berbeda-beda, dan mempunyai kedudukan serta derajat atau pangkat yang berbeda pula, bahkan ada yang disebut masyarakat awam, artinya masyarakat yang tidak tahu dan kurang mengerti terhadap sesuatu (kurang pengetahuan). Mereka manut dan patuh saja terhadap keputusan pemerintah atau

56

penguasa, dalam artian masyarakat tidak mampu melawan ketika negara melakukan sebuah kebijakan yang kurang baik bagi masyarakat.

Dalam pemikiran Ibnu Khaldun tentang masyarakat menurutnya adalah perjalanan proses pemikiran, yang pendapatnya manusia pada awalnya memerlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan diri. Manusia pada saat itu lah membentuk sebuah masyarakat dalam sebuah organisasi yang di dalamnya terbangun sebuah interaksi sosial antar manusia dalam berbagai bentuk, seperti dalam perniagaan dan lain sebagainya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa manusia memiliki sifat dasar yang agresif untuk selalu menciptakan keributan, perang dan konflik. Masyarakat sebagai instrumen manusia untuk mengimbangi kelemahannya dan memperbesar peluang-peluangnya untuk mempertahankan diri, egoisme manusia mendorong untuk berbuat dengan caranya sendiri dan sesuai dengan hatinya,namun manusia mempunyai peluang sedikit untuk mempertahanan hidupnya.57

Kalau penulis amati dari pemikiran Ibnu Khaldun sangat berkaitan sekali dengan kasus atau konflik yang terjadi di PKB, karena manusia atau masyarakat mempunyai sifat agresif dan egois untuk berbuat dengan caranya sendiri. Konflik PKB sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat khususnya di wilayah Karawang yang hampir 70% NU tulen dan para simpatisan, sehingga masyarakat bosan dengan keadaan PKB yang selalu di kerumuni konflik. Menurut Rahmat Toleng konflik di DPC PKB Karawang tidak terlalu mempengaruhi pada pemilu 2009 yang lalu, karena buktinya PKB pada pemilu 2009 mendapat jatah kursi

57

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara; ajaran, sejarah dan pemikiran. (Jakarta: UI-Press, 1990.), h. 28.

empat dan ini membuktikan bahwa walaupun terjadi konflik tidak ada pengaruh. Karena pada saat pemilu kelompok pendukung Gus Dur akhirnya sebagian ikut berpartisipasi dalam pemilu. Kalau untuk kerukunan antar pengurus memang masih ada mis communication karena dari kubu Dus Dur atau Yeni Wahid tetap pada pendiriannya yang tidak mau PKB dipimpin oleh Muhaimin.58

Dari pemaparan di atas tadi penulis mengambil kesimpulan bahwa konflik yang terjadi di DPC PKB Karawang imbas atau pengaruh dari DPP PKB sehingga mengakibatkan perselisihan atau berbeda pendapat antar pengurus dan keresahan warga NU Karawang, dan sampai sekarang menghadapi pemilihan Bupati belum menyatu kembali sepenuhnya. PKB yang berkoalisi dengan HANURA, PBR, dan PPP mendukung calon no 1 yaitu Eli Amalia sebagai Calon Bupati Karawang, DPC PKB harus bekerja keras merangkul kembali dari PKB kubu Gus Dur atau Yeny Wahid yang ada di PAC.

Dokumen terkait