• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ISLAM DAN KONSELING ISLAM

4.3 Konseling dan Konseling Islam

4.3.1 Konseling

Menurut Bristish Association of Counselling (BAC) . konseling adalah memberikan kesempatan pada klien untuk mengeksplorasi, menemukan dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu (McLeod,2006) .

Dari pendapat tersebut dapat di artikan bahwa konseling di desain untuk menolong klien dalam memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan dan untuk membantu mencapai tujuan , melalui berbagai pilihan pemecahan masalah .

Menurut Shertzer dan Stone dalam Yusuf ( 2009) konseling di definisikan sebagai berikut : Counseling is an interaction process wich facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the establishment and / or clarication of goals and values of future behavior.

Dari pendapat Shertzer dan Stone dapat di maknai bahwa : Konseling adalah proses interaksi, yaitu interaksi antara konselor dengan konseli. Konseling bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang diri dan lingkungan.Hasil dari konseling adalah terbentuknya atau tercapainya nilai-nilai dan tujuan masa depan.

Sejalan dengan pendapat Shertzer dan Stone di atas Donald H Blocher berpendapat bahwa : A basic assumption developmental counseling is that human personality grows optimally out healthy interactions between the growing organism and the cultural or environment (1974). Di sini Blocher mengungkapkan bahwa konseling perkembangan berkaitan dengan upaya menumbuhkan interaksi yang sehat antara indiidu dengan budaya atau lingkungan

Selanjutnya menurut ASCA ( American School Counselor Assosiation) konseling di artikan sebagai hubungan tatap muka yang bersifat rahasia , penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien . konselor mempergunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.(Kholidah, 2012).

Dari sumber di atas dapat di jelaskan bahwa dalam konseling itu hubungannya bersiat tatap muka (face-to ace) , Sifat konseling adalah rahasia, Konselor menerima klien apa adanya dan banyak memberikan kesempatan pada klien mengungkapkan masalahnya, tujuan dari konseling adalah membantu klien memecahkan masalahnya.

Selanjutnya Rogers dalam Willis ( 2007),menyatakan bahwa hubungan konseling sebagai hubungan seorang dengan orang lain yang datang dengan maksud tertentu, bertujuan meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, kematangan, memperbaiki fungsi, dan memperbaiki kehidupan. Kuni utama dari pendapat Rogers ini adalah bahwa dalam konseling itu perlu adanya tujuan yakni mencapai perkembangan yang optimal dan memperbaiki kehidupan.

Berdasar penjelasan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa yang di maksud dengan konseling adalah :

1. Konseling adalah bantuan dari konselor kepada klien 2. Konseling di lakukan secara tatap muka ( face to face)

3. Konseling merupakan upaya membantu klien memahami diri dan lingkungannya 4. Sifat konseling adalah rahasia dan penuh penerimaan

5. Tujuan akhir konseling adalah terpecahkannya masalah klien dan dapat memperbaiki kehidupannya.

4.3.2 Konseling Islam

Dalam literatur bahasa Arab kata konseling dapat di artikan al-Irsyad atau al-Istisyarah , dan kata bimbingan di sebut at-Taujih. Dengan demikian guidance and counseling di alih bahasakan menjadi at-taujih wal al-Irsyad atau at-Taujih wa al-Istisyarah Pendapat di atas menunjukan adanya keterkaitan antara konseling dengan bimbingan, yang di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi sering di sebut bimbingan dan konselin (guidance and counseling) Sejalan dengan keterkaitan antara bimbingan dan konseling dalam bukunya Anwar Sutoyo ( 2009:17) di rumuskan pengertian Bimbingan dan Konseling islami sebagai suatu proses dalam bimbingan dan konseling yang dilakukan mendasarkan pada ajaran islam , untuk membantu individu yang mempunyai masalah guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dari sumber tersebut menekankan bahwa aktifitas bimbingan dan konseling islami itu berkaitan dengan aktifitas bimbingan dan konseling pada umumnya namun dilakukan dengan mendasarkan pada ajaran islam.

Dalam bukunya Anwar Sutoyo (2009), disebutkan bahwa konseling islami didefinisikan sebagai proses bantuan yang berbentuk kontak pribadi antara individu atau sekelompok individu yang mendapat kesulitan dalam suatu masalah dengan seorang petugas profesional dalam hal pemecahan masalah , pengenalan diri, penyesuaian diri dan pengarahan diri , untuk mencapai realisasi diri secara optimal sesuai ajaran islam.

Berdasarkan definisi yang di kutip dari bukunya Anwar Sutoyo ini dapat di simpulkan bahwa konseling berkaitan dengan proses bantuan dari tenaga profesional (konselor) kepada individu atau sekelompok individu dengan tujuan untuk pemecahan masalah , pengenalan diri, penyesuaian diri dan pengarahan diri , untuk mencapai realisasi diri secara optimal sesuai ajaran islam .

Adz Dzaky (2001) menjelaskan secara lebih rinci tentang konseling dalam Islam , yakni suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan, serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-quran dan As-Sunnah Rasulullah SAW.

Yang membedakan pengertian konseling dengan konseling islami sebagaimana pendapat Adz Dzaky di atas bahwa dalam konseling islami ada penekanan bahwa seorang klien perlu mengembangkan keimanan dan keyakinan yang berparadigma kepada Al-Quran dan As-Sunnah.

Lebih lanjut Adz Dzaky (2001) , menyatakan bahwa yang dimaksud teori konseling dalam islam adalah landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat berlangsung baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien mengenai cara dan para digma berfikir , cara menggunakan potensi nurani , cara berperasaan , cara

meyakinkan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu (Al-Quran) dan paradigm kenabian (As-sunnah) . Inti dari pendapat Adz Dzaky ini adalah konseling islami itu seperti proses konseling pada umumnya namun tetap berpijak pada ajaran-ajaran islam.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat di uraikan beberapa penjelasan mengenai konseling islami sebagai berikut :

a. Konseling Islami adalah sebuah proses, artinya hubungan konseling ini bukan dalam waktu yang sebentar tetapi memerlukan tahapan-tahapan yang panjang dan pertemuan yang intensif.

b. Konseling Islami merupakan bantuan, artinya apapun yang dilakukan oleh konselor harus dalam ranah membantu konseli untuk meringankan bebannya atau menyelesaikan masalahnya.

c. Konseling islami dilakukan dengan kontak pribadi, artinya proses konseling ini harus ada pertemuan face to face antara konselor dengan konseli.

d. Konseling islami dapat dilakukan pada Individu atau sekelompok individu , artinya konseling ini dapat dilakukan secara perorangan ( konseling perorangan) atau secara kelompok (konseling kelompok).

e. Orang yang melakukan konseling islami adalah petugas professional artinya, tidak sembarang orang dapat melakukan konseling, tetapi konseling hanya dilakukan oleh petugas yang terdidik, terlatih mempunyai kompetensi yang memadahi dan di akui keprofesionalannya.

f. Tujuan akhir konseling islami adalah pemecahan masalah , pengenalan diri, penyesuaian diri dan pengarahan diri , untuk mencapai realisasi diri secara optimal, artinya setelah proses konseling maka individu atau sekelompok individu yang di bantu tersebut dapat terpecahkan masalahnya , lebi mengenali kelebihan dan kekurangannya, mampu menyesuaikan diri dimanapun berada dan dapat mengarahkan diri pada pilihan-pilihan yang tepat, yang pada akhirnya dapat mengembangkan diri secara optimal.

g. Konseling Islami harus dilakukan sesuai ajaran Islam, artinya dalam melakukan proses konseling maka harus memperhatikan adab-adab yang berlaku dalam islam.

Kegiatan konseling islami atau bimbingan konseling islami dilakukan dengan tujuan mengembangkan pribadi yang kaffah, sebagaimana pendapat Anwar Sutoyo (2009) yang menyatakan bahwa: “Tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan dan konseling islami adalah agar fitrah yang dikaruniakan Allah kepada indiidu bisa berkembang dan berfungsi dengan baik, seingga menjadi pribadi kaffah dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari-hari , yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan

kata lain tujuan konseling model ini adalah meningkatkan iman, islam dan ikhsan individu yang dibimbing hingga menjadi pribadi yang utuh. Dan pada Akhirnya diharapkan mereka bisa hidup bahagia di dunia dan di akhirat”.

Tujuan konseling islami yang dikemukakan di atas jelas sekali bahwa tujuan konseling islami adalah membentuk pribadi yang kafffah, ciri dri pribadi yang kaffah menurut adalah :

a. Imannya benar dan mantap

b. Imanya menyatu dengan tindakannya.

c. Dalam melaksanakan syariat agama tidak memilih-milih yang ringan dan menguntungkan diri sendiri.

d. Memiliki ubungan yang seat dengan penccipta-Nya, diri-sendiri , keluarga, dan lingkungan sekitarnya. (Anwar Sutoyo, 2009)

Lahirnya konseling Islami ini untuk menjawab tantangan-tantangan yang muncul dari ilmu konseling yang di adaptasi dari dunia bagian barat seperti Amerika, karena tidak semua teori tentang konseling dari barat sesuai dengan kultur di Indonesia atau sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

Bagaimapun juga pendekatan agama dalam proses konseling perlu dilakukan karena agama memiliki banyak fungsi social dan eksistensial, sbagaimana pendapat Van Tongeren (2008) yang menyatakan bahwa: “Religion serves many social and existential functions” . Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa agama membantu seseorang dalam bersosialisasi. Agama juga sering kali berisi seperangkat keyakinan yang dirancang untuk mengatasi masalah eksistensial seperti masalah keidupan dan kematian. Sehingga sangat tepat kirannya menggunakan pendekatan agama islam dalam konseling islami.

Anwar Sutoyo (2009) mengemukakan bahwa esensi konseling dengan pendekatan islami adalah upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah. Maka dalam membantu individupun dilakukan sesuai dengan cara-cara yang diajarkan Allah dalam Al Quran surat An- Nahl ayat 125 berikut ini:

ًَِه ًِتَّلاِب ْمُهْلِداَج َو ِةَنَسَحْلا ِةَظِع ْوَمْلا َو ِةَمْكِحْلاِب َكِّبَر ِلٌِبَس ىَلِإ ُعْدا ُنَس ْحَأ

َمِب ُمَلْعَأ َوُه َكَّبَر َّنِإ ُمَلْعَأ َوُه َو ِهِلٌِبَس ْنَع َّلَض ْن

َنٌِدَتْهُمْلاِب “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk”(QS: An-Nahl 125)

Bersumber pada ayat di atas maka dalam membantu individu dilakukan dengan cara-cara :

1. Mengingatkan selalu pada jalan Allah SWT 2. Dilakukan dengan hikmah dan pelajaran yang baik