• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kunjungan 4 (K4)

2. Konseling yang dilakukan pada ibu hamil trimester III

Trimester III biasanya disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ini ibu tidak sadar menunggu kehadiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, dalam hal ini peran tenaga kesehatan, suami dan keluarga sangat berperan untuk memberi dukungan dan semangat, bahwa kehamilan dan persalinan adalah hal yang fisiologis dialami oleh wanita (Hani, 2010, hal 69). b. Nutrisi yang Adekuat :

1) Kalori

Jumlah kalori yang dibutuhkan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil (Asrinah, 2006, hal 94).

2) Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram perhari. Sumber protein tersebut di peroleh dari kacang-kacangan, atau hewan seperti ikan, ayam, telur dan keju. Kekurangan protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan oedema.

3) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1.5 gram per hari, kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsiumyang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt.

4) Zat Besi

Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin normal dibutuhkan asupan zat besi bagi ibu hamil 90 tablet selama kehamilan. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.

5) Asam Folat

Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil (Saefuddin, 2008)

6) Vitamin

Vitamin A, untuk menambah daya tahan terhadap infeksi, vitamin B komplek, untuk pembakaran hidratarang dan menghasilkan tenaga,vitamin C, untuk pertumbuhan janin, vitamin D, untuk pencegahan rachitis terutama penting didaerah yang kurang sinar matahari, vitamin E, untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio (Obstetri Fisiologi, hal 207).

Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan yang berlebih atau berat badan ibu turun setelah kehamilan trimester II, harus menjadi perhatian. Porsi makan untuk ibu tidak hamil, ibu hamil trimester I, trimester II, dan trimester III.

c. Imunisasi

Tabel 2.1 Imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu minimal)

Lama perlindungan

% Perlindungan TT 1 Pada kunjungan antenatal

pertama -

-

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ seumur

hidup 99

d. Personal Hygiene 1. Mandi

Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah. Menggunakan sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi (Mochtar, 1998).

2. Perawatan gigi

Dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Pada trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebih) sehingga rongga mulut harus terjaga. Pada trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis (Saifuddin, 2008).

3. Payudara

Putting harus dibersihkan, persiapan menyusui dengan perawatan putting dan kebersihan payudara.

4. Perawatan vagina/vulva

Celana dalam harus kering, jangan gunakan obat/menyemprot kedalam vagina, sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus.

5. Pakaian

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan leher : Pakai BH yang menyokong payudara, dan mempunyai tali yang besar, sehingga tidak terasa sakit pada bahu, memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, pakaian dalam yang selalu bersih dan kering (Mochtar, 1998).

e. Istirahat dan Relaksasi

Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin, dan mengambil posisi telentang kaki diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi oedema kaki dan varices vena.

Membebaskan pikiran dan badan dari ketegangan yang sengaja diupayakan dan dipraktekkan dapat dimanfaatkan sebagai pedoman mengurangi stress. Waktu terbaik setelah makan siang, awal istirahat sore, serta malam sewaktu tidur (Asrinah, 2010, hal 101).

f. Persiapan Laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya (Asrinah, 2010, hal 106).

g. Senam Hamil atau Exercise

Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih pernapasan, relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar.

Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap, agar ibu mampu menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah. Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur: Memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot, mengurangi risiko gangguan gastro intestinal termasuk sembelit, mengurangi kram atau kejang kaki, menguatkan otot perut, mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

Senam hamil pada kehamilan normal dilakukan atas nasehat dari dokter atau

bidan, dan dapat dimulai pada kehamilan kurang dari 16 - 38 minggu (Salmah, 2006, hal 118).

h. Tanda Bahaya Kehamilan

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologis. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan antara lain: Perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur dan perubahan visual secara tiba-tiba, bengkak pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah

istirahat, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat. (Salmah, 2006).

i. Persiapan Persalinan

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang diperlukan. Apabila ibu merasa salah satu tanda persalinan antara lain: Perut mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit, his yang teratur disertai nyeri mulai dari perut menjalar ke ari-ari, fundus uteri turun, servik menjadi lembek, keluar lendir bercampur darah, ibu merasa sakit pinggang, rasa nyeri yang menjalar kebagian perut bawah, Kadang-kadang keluar cairan pervaginam (ketuban pecah) (Salmah, 2006, hal 116).

Hendaknya segera pergi ke tenaga kesehatan atau tempat bersalin yang sudah disepakati antara suami, istri dan keluarga lainya. Persiapan ibu dan keluarga untuk persalinan adalah Ibu harus mempersiapkan fisik dan mental, pakaian ibu dan bayi, transportasi, biaya persalinan, pendamping saat persalinan.

Dokumen terkait