BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Konsep dan Pengertian Evaluasi Program
Ada dua pengertian untuk istilah “program”, yaitu pengertian secara khusus dan umum. Menurut pengertian secara khusus, “program”, dapat diartikan sebagai
“perencanaan” sedangkan program secara umum merupakan suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bisa disebut juga sebagai sistem yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bahkan hanya satu kali tetapi berkelanjutan (Arikunto 2014:4).
Menurut Jones (1994) dalam Chrismas (2014) menguraikan pengertian program adalah sebagai berikut :
25
“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and integrated various action an activities for achieving averral policy abjectives”.
Suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang saling berhubungan dan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integrasi untuk mencapai sasaran kebijakan tersebut secara keseluruhan.
Menurut Fernandes dalam Arikunto (2014:5), pemikiran secara serius tentang evaluasi program dimulai sekitar tahun delapan puluhan. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perkembangan sehubungan dengan konsep-konsep yang berkenaan dengan evaluasi program.
Apabila Program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi dan melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu (1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam waktu relatif lama bukan kegiatan tunggal tapi jamak berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Arikunto 2014:3 dan 4).
Evaluasi program adalah studi sistematis yang dilakukan untuk menilai seberapa baik program bekerja dan memberikan hasil yang lebih efektif dan efisien.
Melalui evaluasi program, dapat membuat keputusan manajemen yang lebih baik, mendukung pendekatan baru dan inovatif dan praktek yang muncul. Evaluasi program dapat menilai kinerja program pada semua tahap perkembangan program (Suratman 2017:176)
26
Untuk lebih memahami tentang evaluasi program maka ada beberapa pakar mendefinisikan evaluasi program, seperti yang dikemukakan oleh Brigman dan Davis dalam Chrismas (2014) mendefinisikan: evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program telah dapat direalisasi atau belum dan dimensi utama evaluasi program diarahkan kepada hasil, manfaat dan dampak dari program itu sendiri. Pada dasarnya ada 4 (empat) indikator yang digunakan dalam mengukur evaluasi program antara lain: 1). Indikator masukan (input) 2). Indikator proses (process) 3). Indikator keluaran (output) 4). Indikator dampak (outcomes).
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Indikator input memfokuskan pada penilaian apakah sumber daya pendukung dan bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan program. Indikator ini dapat meliputi sumber daya manusia, uang atau infrastruktur pendukung lainnya.
2. Indikator proses memfokuskan pada penilaian bagaimana sebuah program ditransformasikan dalam bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat.
Indikator ini meliputi aspek efektivitas dan efisiensi dari metode atau cara yang dipakai untuk melaksanakan program tertentu.
3. Indikator outputs (hasil) memfokuskan penilaian pada hasil atau produk yang dapat dihasilkan dari sistem atau proses kebijakan publik. Indikator hasil ini misalnya berapa orang yang berhasil mengikuti program tertentu.
4. Indikator outcomes (dampak) memfokuskan diri pada pertanyaan dampak yang diterima oleh masyarakat luas atau pihak yang terkena kebijakan.
27
Table 2 Indikator Evaluasi Program
No Indikator Fokus Penilaian
1. Input a. apakah sumber daya pendukung dan bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan program?
b. Berapakah SDM (sumber daya), uang atau infrastruktur pendukung lain yang diperlukan?
2. Process a. bagaimanakah sebuah program
ditransformasikan dalam bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat?
b. Bagaimanakah efektivitas dan efesiensi dari metode/cara yang dipakai untuk melaksanakan program tersebut?
3. Outputs a. apakah hasil atau produk yang dihasilkan sebuah program?
b. berapa orang yang berhasil mengikuti program/kebijakan tersebut?
4. Outcomes a. apakah dampak yang diterima oleh masyarakat luas atau pihak yang terkena program?
b. berapa banyak dampak positif yang dihasilkan?
c. adakah dampak negatifnya? seberapa seriuskah?
Sumber : Badjuri & Yuwono (2002) dalam limtjewas (2014)
Evaluasi merupakan cara untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan suatu program, oleh karena itu pengertian evaluasi sering digunakan untuk menunjukkan tahapan siklus pengelolaan program yang terdiri dari:
1. Evaluasi pada tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan evaluasi sering digunakan untuk memilih dan menentukan prioritas dari berbagai alternatif dan memungkinkan cara pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
28 2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan program dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Pada tahap pasca pelaksanaan evaluasi diarahkan untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) dari program mampu mengatasi masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan setelah program berakhir untuk menilai relevansi (dampak dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dibandingkan keluaran), kemanfaatan (dampak dibandingkan hasil) dan keberlanjutan (dampak dibandingkan dengan hasil dan keluaran) dari suatu program.
Makna dari evaluasi program itu sendiri mengalami proses pemantapan.
Definisi yang terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Tyler dalam Arikunto (2014:5) yang mengatakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasikan. Definisi yang lebih diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi, yaitu Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971). Mereka mengemukakan bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The Standford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program (Cronbach, 1982 dalam Arikunto 2014:5). Fokus utama evaluasi program adalah pada hasil (result),
29
manfaat (benefit), dan dampak (impact) dari proyek, bukan pada prosedur dan proses dalam menyiapkan hasil (Suratman 2017:178). Wonder dan sanders dalam Chrismas (2014) evaluasi program adalah suatu proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi untuk membantu para pengambil keputusan dalam memilih berbagai alternatif keputusan.
Ada empat kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari hasil mengevaluasi program kegiatan antara lain:
1. Penghentian program
Karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya dan tidak dapat dilaksanakan sesuai sasaran dari program yang telah ditetapkan sebelumnya maka program tersebut harus dihentikan.
2. Merevisi program
Karena ada bagian-bagian program yang kurang sesuai dengan harapan dari organisasi dan memiliki beberapa kelemahan maka harus dilakukan revisi program pada bagian yang dimaksud.
3. Melanjutkan program
Karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat, maka program harus tetap dilanjutkan.
4. Menyebarluaskan program
Karena program tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik (dalam suatu tempat yang sering dilakukan) maka sangat disarankan untuk program tersebut dapat dilakukan di tempat dan waktu yang berbeda.
30
Adapula Henry (1988:231 dan 232) mengemukakan langkah-langkah dasar yang harus dilakukan demi suksesnya evaluasi program adalah: 1) mempersiapkan suatu rencana studi yang terinci. Rencana tersebut sedapat mungkin harus disertai dengan suatu pernyataan yang jelas mengenai suatu permasalahannya dan sebuah daftar cermat yang memuat berbagai hambatan dan asumsi yang dipastikan ada dalam mengevaluasi program. Harus disebutkan pula metode yang dipakai dan sumber-sumber yang tercakup dalam penelitian itu harus diuraikan. 2) sebuah tim penelitian harus dipilih, tentukan jalur komunikasi dan pilih metode yang sekiranya paling cocok untuk melaksanakan penelitian yang telah ditentukan. Kita akan mengupas soal metode, kemudian perlu dikemukakan di sini bahwa dalam memilih metode yang tepat gunakanlah kriteria-kriteria berikut ini: tingkat validitas (seberapa besar kepercayaan manajer program atas hasil-hasil penelitian itu?); relevansi (apakah hasil penelitian itu nantinya berguna bagi para perumus kebijakan?); arti penting (bisakah hasil penelitian meyakinkan si manajer bahwa ia jauh lebih baik dari sekedar pengamatan langsung?); efisiensi (apakah nilai penelitian itu lebih tinggi dari biayanya?) dan yang terakhir adalah soal ketepatan waktu (apakah informasi analitis akan sudah bisa didapat manakalah ia diperlukan untuk mempertemukan tujuan program dengan jadwal peraturan?). 3) menjelaskan prosedur penggunaan hasil-hasilnya. Dengan kata lain, hasil evaluasi jika ingin punya pengaruh, haruslah komunikatif. Ini artinya, laporan hasil dibuat sejelas mungkin, dan disebutkan untuk apa/siapa laporan itu dibuat. Selain itu, evaluasi harus jelas, ringkas dan mudah diterapkan. Penerapan atau tindak lanjutnya harus pula meliputi penafsiran laporan untuk para pembuat kebijakan, penjelasan atas
hal-31
hal yang tak bisa diungkapkan lewat penelitian ini. Sehingga si pembuat kebijakan bisa mengembangkan suatu reaksi yang logis atas laporan tersebut.
Dari beberapa konsep dan pengertian tentang evaluasi program di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi program adalah studi sistematis yang dilakukan untuk menilai seberapa baik program bekerja dan memberikan hasil yang lebih efektif dan efisien dan merupakan suatu unit kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan mengimplementasikan suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, serta terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan bersama. Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya. Namun apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kegiatan lanjutan dari program tersebut, karena dari masukan hasil program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindaklanjut dari program yang sedang atau telah terlaksana.
Dengan mengacu pada berbagai konsep tentang evaluasi, maka dalam penelitian ini untuk mengevaluasi suatu program, peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Davis dan Brigman yang mengungkapkan bahwa ada empat indikator dalam mengevaluasi program antara lain: indikator input, indikator process, indikator outputs dan indikator outcomes. Dengan digunakan indikator dalam
32
melakukan evaluasi maka evaluator ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi suatu kegiatan sebagai hasil pelaksanaan program setelah data terkumpul yang dibandingkan dengan dampak yang ditimbulkan. Dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan sebab serta hasilnya dan selanjutnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil.
Untuk itu evaluasi diarahkan pada sebuah rekomendasi sehingga tujuan evaluasi tidak boleh terlepas dari tujuan program yang akan dievaluasi. Keduanya saling mendukung karena tujuan program itu merupakan dasar merumuskan tujuan evaluasi program. Dalam melakukan evaluasi dalam suatu penelitian bisa dikatakan juga bahwa evaluasi merupakan penelitian evaluatif. Pada umumnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari sebuah program kebijakan, yaitu mengetahui hasil akhir dari adanya kebijakan, dalam rangka menentukan perbaikan atas kebijakan yang lalu, yang pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya berdasarkan rekomendasi dari hasil evaluasi program.
Maka program pada dasarnya merupakan operasional dari suatu kebijakan, sehingga Pelatihan SDM dalam Bidang TIK yang merupakan turunan dari Program Peningkatan Sumber Daya Manusia pada Dinas Komunikasi Dan Informatika Di Kabupaten Maros yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan para pengelola website SKPD (Satuan kerja perangkat daerah) dan kecamatan sehingga hasil yang diharapkan adalah meningkatnya kapasitas aparatur khususnya
33
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta aparatur dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.