• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.1 Teori Tentang Kehamilan Trimester II dan III

Kehamilan trimester II (minggu ke 12 sampai minggu ke 28) adalah penyempurnaan struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ. Sistem sirkulasi janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah.13

Kehamilan trimester III (minggu ke 28 sampai dengan minggu ke 38-42) karateristik utama perkembangan adalah penyempurnaan struktur organ khusus/ detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ.14

2.1.2 Perubahan fisiologis pada trimester II dan III 1. Perubahan fisiologis pada trimester II dan III

a. Sistem Reproduksi 1) Vagina dan vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

2) Serviks Uteri

Pada kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan relatif menyebar (dispersi). Proses perbaikan serviks akan terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan terulang.

3) Uterus

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmoid di daerah kiri pelvis.

4) Ovarium

Pada trimester ke III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi kerena fungsinya sudah digantikan oleh plasenta.

b. Sistem Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar

lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak cairan ini biasa disebut kolostrum.

c. Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Pengaturan konsentrasi kalsiun sangat berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormon pada tiroid, vitamin D dan kalsium.

d. Sistem Perkemihan

Kepala janin sudah mulai turun ke PAP keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan kiri lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan.

e. Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.

f. Sistem Muskuloskeletal

Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara

menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang.

g. Sistem Integumen

Pada perut dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.

h. Sistem Metabolisme

Pada wanita hamil basalmetabolic rate (BMR) meninggi. BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan akhir.

i. Sistem Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh

Kenaikan Berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.

j. Sistem Pernapasan

Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita hamil kadang mengalami kesulitan bernafas15

2. Perubahan Psikologis trimester II dan III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu c. Takut ada rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

f. Merasa kehilangan perhatian g. Libido menurun16

2.1.3 Ketidaknyamanan pada Kehamilan. 1. Buang air kecil yang sering (miksi)

Keluhan dirasakan saat kehamilan dini, kemudian kehamilan lanjut. Disebabkan karena progesterone dan tekanan pada kandung kemih karena pembesaran rahim atau kepala bayi yang turun ke rongga panggul. Cara mengatasi menghindari minum yang mengandung kafein, lakukan senam kegel.

2. Nyeri punggung

Disebabkan oleh progesterone dan relaksin (yang melunakkan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim. Cara mengatasi jangan terlalu sering membungkuk, berdiri serta jalan-jalan dengan punggung dan bahu yang tegak.

3. Konstipasi

Terjadi pada bulan-bulan terakhir, dan disebabkan karena progesterone dan usus yang terdesak oleh rahim yang membesar,

atau bisa uga dikarenakan efek dari terapi tablet zat besi. Cara mengatasi makan makanann yang tinggi serat, buah dan sayuran, olahraga

4. Kram Kaki

Umum dirasakan saat kehamilan lanjut. Untuk penyebab tidak jelas, bisa dikarenakan iskemia transient setempat, kebutuhan akan kalsium (kadarnya rendah dalam tubuh) atau perubahan sirkulasi darah, tekanan pada syaraf di kaki. Cara mengatasi perbanyak makanan yang mengandung kalsium.17

2.1.4 Kebutuhan ibu hamil trimester II dan III 1. Kebutuhan fisik

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk pada ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganngu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen makan ibu hamil perlu :

1) Latihan nafas melalui senam hamil 2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi 3) Makan tidak terlalu banyak

4) Kurang atau hentikan merokok

5) Konsultasikan ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain– lain

Posisi miring kiri sangat dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan darah pada vena asenden (hipotensi supine).18

b. Diet Makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain – lain. Sedangkan kelebihan makanan akan berakibat kegemukan, pre eklampsi,janin terlalu besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan

berpedoman pada “Pedoman Umum Gizi Seimbang”. Bidan sebagai pengawas kecukupan gizi dan dapat melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan. Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran premature, serta kematian neonatal dan prenatal, padahal usaha perbaikan status gizi ibu hamil sudah dilakukan di berbagai negara. Berat badan sebelum hamil, PBBH ( penambahan berat badan hamil ), dan indeks masa tubuh (IMT) merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan

otomatis rendahnya IMT diperkirakan akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran premature, dan komplikasi pada saat melahirkan. PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi, diabetes, dan pre eklamsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelum, ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adalah 12,5 kilogram.19

c. Kebutuhan energi 1) Protein

Ibu hamil sangat membutuhkan tambahan protein untuk perkembangan dan pertumbuhan janin, uterus, plasenta, dan payudara senbanyak 30 gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju, dan ikan, karena mengandung komposisi asam amino yang lengkap.

2) Kalori

Kalori untuk ibu hamil dan menyusui adalah sekitar 2300 –

2800 Kkal.Asupan makanan ibu hamil pada trimester II mulai meningkat karena kebutuhan zat tenaga sangat banyak dibandingkan dengan kebutuhan saat hamil muda.Pada trimester III, janin mengalami pertumbuhandan perkembangan yang sangat pesat.Perkembangan janin

terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan.Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu merasa lapar.

3) Zat besi

Kebutuhan zat besi pada pertengahan kedua kehamilan kira-kira 17 mg/hari.Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemi sebanyak 60 – 100 gram/hari.

4) Kalsium

Kalsium pada ibu hamil umumnya terpenuhi dengan minum susu, bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram per hari. 5) Vitamin

Vitamin telah terpenuhi dengan makan sayur, dan buah –

buahan, tetapi dapat pula diberikan ektra vitamin.Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

d. Personal Hygine

Kebersihan harus dijaga pada saat kehamilan, mandi dianjurkan sedikitnya 2x/sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kerbersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.Rasa mual selama hamil dapat

mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapt menyebakan karies gigi.

e. Pakaian selama kehamilan

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang longgar da mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu : sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu peredarah darah balik, sepatu hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.

f. Eliminasi (BAB/BAK)

Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan.Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residua (sisa) yang memudahkan infeksi kandung kemih.Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum air dan menjaga kebersihan sekitar kelamin. Akibat pengaruh progesterone, otot

– otot tractus digestivus tonusnya menurun, akibatnya mobilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu haml dianjurkan minum lebih 8 gelas. Wanita sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan

fisik/senam hamil, dan tidak dianjurkan memberikan obat –

obatan perangsang. g. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan apabila :

1) Terdapat perdarahan pervaginam 2) Terdapat riwayat abortus berulang 3) Abortus/ partus prematurus imminens 4) Ketubah pecah

5) Servik telah membuka

Karena pada kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita yang melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukkan insidensi fetal distress yang lebih tinggi.

h. Senam hamil

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu. Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam

kehamilan (hamil dengan perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai dengan anemia).

i. Imunisasi

Di Indonesia vaksinasi terhadap tetanus (TT) diberikan 2x, sebaiknya setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang –

kurangnya 4 minggu. Vaksinasi kedua sebaiknya diberikan kurang dari 1 bulan sebelum anak lahir agar serum antitetanus mencapai kadar optimal.

Tabel 2.1 Pemberian Suntikan TT

Antigen Interval Lama

perlindungan

% perlindungan

TT1 Pada kunjungan

antenatal pertama - -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25

tahun/seumur hidup Sumber : Kusmiyati,2010

j. Travelling / rekreasi

Ibu hamil diperbolehkan untuk bepergian selama ia telah mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya selama dalam perjalanan dan konsisi kesehatan fisik ibu cukup baik. Bila bepergian jauh, ibu hamil harus beristirahat.Sambil duduk ibu bisa melakukan latihan nafas dalam, memutar – mutar kaki, dan secara bergantian mengencangkan dan melemaskan otot bagian tubuh yang berlainan, hindari keletihan.Ibu hamil perlu berjalan teratur untuk melancarkan sirkulasi darah dan vena.Rekreasi yang

tepat akan sangat berguna terutama rekreasi yang tidak membahayakan bagi ibu hamil seperti membaca majalah, menonton TV, berjalan – jalan dalam lingkungan yang segar. Pengrtian dan dukungan dari anggota keluarga lainnya terutama suami sangat diperlukan.20

2. Kebutuhan psikologis trimester II dan III a. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Sebagian besar seorang wanita hamil yang paling penting dalam hidupnya adalah seorang suami atau ayah dari anaknya. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas.

b. Persiapan menjadi orang tua

Untuk pasangan baru,kehamilan merupakan kondisi perubahan dari masa anak menjadi orang tua, dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggung jawab keluarga. Kehamilan dapat merupakan dorongan atau menjadi konflik pada pasangan suami istri tergantung pada kemampuan keluarga untuk mempertahankan keseimbangan. Menjadi orang tua merupakan proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama, bersifat praktis atau mekanis, melibatkan

keterampilan kognitif dan motoric, komponen kedua, bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif.21 c. Persiapan sibling (sibling rivalry)

Kehadiran seorang adik yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak.Anak sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi yang baru. Beberapa factor yang mempengaruhi rspon seorang anak adalah umur, sikap orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, peraturan kunjungan dirumah sakit, dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan. Persiapan untuk menghadapi kehamilan dan persalinan ibu dan partisipasi anak di dalamnya dapat membantu anak yang lebih besar menerima perubahan ini.Anak yang lebih tua menjadi partisipasi aktif yang penting bagi keluarga. Persiapan untukseluruh keluarga mencakup pengaturan waktu dan pengasuh yang akan bertanggung jawab terhadap anak yang lebih tua selama ibu dalam proses persalinan.

d. Dukungan dari tenaga kesehatan

Bagi ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman terdekat dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam mengahadapi kehamilan dan persalinan. Posisi ini akan sangat efektif sekali jika bidan dapat mengembangkan kemampuannya

dalam menjalin hubungan yang baik dengan pasien. Adanya hubungan saling percaya akan memudahkan bidan dalam memberikan penyuluhan kesehatan.22

2.1.5 Indeks Masa Tubuh (IMT)

Indeks Masa Tubuh (IMT) memberikan panduan kisaran berat badan yang paling tepat bagi kesehatan sebelum hamil, tanpa memperhatikan usia dan jenis tubuh. Berat badan biasanya mulai naik setelah kehamilan 12 minggu. Jadi, bidan akan mencatat Indeks Masa Tubuh (IMT) calon ibu pada buku catatan kunjungan untuk membantu mengkaji segala resiko.23

Penilaian Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan pangkat 2 atau dalam meter kuadrat. Contoh, wanita hamil dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,47 meter. Maka IMT nya adalah 51/(1,47)2 = 23,60 dibulatkan menjadi 24.24

Jika proporsi berat dan tinggi badan ada di kisaran normal, hampir tidak mungkin ada masalah seperti tekanan darah tinggi atau diabetes selama kehamilan. IMT 20-25 ideal untuk kesehatan optimal.

Indikator penilaian IMT adalah sebagai berikut: a. Kurang dari 20 : underweight/dibawah normal b. 20-24,9 : desirable/normal

c. 25-29,9 : moderate obesity/gemuk/lebih dari normal d. Over 30 : severe obesity/sangat gemuk.25

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra-uteri (Intra-Uterin Growth Retardation - IUGR).

2.1.6 Tanda-Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester II dan III 1. Perdarahan Pervaginam.

Perdarahan antepartum/ perdarahan pada kehamilan lebih lajut adalah perdaran pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai rasa nyeri.

2. Sakit Kepala yang Berat.

Wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit kepala seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. 3. Penglihatan Kabur

Wanita hamil yang mengeluh penglihatan kabur. Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Prubahan primesr (minor) adalah normal.

4. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan.

Bengkak bisa menunjukkan adanya maalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diseratai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre-eklamsi. 5. Keluarnya Cairan Pervaginam.

a. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. b. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung.

c. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm.

d. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala.

e. Persalinan. Bisa juga belum pecah saat mengedan. 6. Gerakan janin tidak terasa.

a. Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester III.

b. Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih a bayi tidur, gerakannya akan melemah.

d. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makn dan minum dan minum dengan baik.

7. Nyeri abdomen yang hebat.

a. Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan trimester 3.

b. Nyeri abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal adalah normal.

c. Nyeri abdomen yang abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.

d. Hal ini bisa berarti apendisitas, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm, grastitis, penyakit kantung empedu, uterus yang irritable, abrupsio plasenta, ISK atau infeksi lain.26

2.1.7 Teori ANC 1. ANC

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua.

Selama kehamilan, keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau untuk antisipasi jika terjadi penyimpangan dari keadaan normal sehingga dapat dideteksi secara dini dan diberikan

penangganan yang tepat. Oleh karena itu, ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya minimal 4 kali, yaitu satu kali pada trimester pertama (0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (13-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (25-38 minggu).27

2. ANC Terpadu

Pelayanan antenatal care terpadu adalah keterpaduan pelayananan antenatal dengan beberapa program lain yang memperlukan intervensi selama kehamilan. Tujuan dari ANC terpadu ini adalah menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkualitas, menghilangkan missed opportunity, deteksi dini kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil.28

3. Bentuk pelayanan sesuai kebijakan program.

Kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standart 14 T meliputi:

a. Timbang berat badan (T1)

Ukur berat badan dalam kilo tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.

b. Ukur tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal 110/80 hingga 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.

1) ROT (Roll Over Test)

Roll Over Test adalah tes tekanan darah yang dimana nilai positif dinyatakan jika terjadi peningkatan 20 mmHg saat pasien melakukan Roll Over.

Cara memeriksa : ibu hamil tidur miring ke kiri kemudian di tensi di ukur diastolik, lalu tidur terlentang segera ukur tensinya ulangi 2 menit kemudian, setelah itu bedakan diastoliknya antara tidur miring dan terlentang. 2) Map (Mean Artery Pressure)

Mean Artery Pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama satu siklus denyut jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah systole dan diastole. Nilai normalnya dari MAP adalah > 90 mmHg.29

MAP =𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒+2 ×𝑑𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒 3

Apabila hasil > 90 mmHg maka resiko terjadi PEB.

c. Ukur tinggi fundus uteri (T3)

d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) e. Pemberian imunisasi (T5)

f. Pemeriksaan Hb (T6) g. Pemeriksaan VDRL (T7)

h. Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)

i. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9) j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)

m.Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)

n. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14).30

2.1.8 Konsep Kram Kaki. 1. Pengertian Kram Kaki.

Kram otot adalah kontraksi dari otot secara tidak sadar dan mendadak sehingga otot kaku dan terasa nyeri. Otot yang