• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB II KERANGKA TEORITIS

B. Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah

Aan Komariah dan Cepi Triatna mengemukakan Kepemimpinan merupakan aspek yang penting dalam sistem sekolah.

Hampir semua pakar sekolah efektif mengeksplisitkan kepemimpinan sebagai karakteristik sekolah efektif, seperti Mackenzie mengidentifikasikan tiga pendidikan efektif dan kepemimpinan menjadi nomor urut pertama. Selanjutnya Edmons menyebutkan bahwa ada lima karakteristik sekolah efektif, salah satunya adalah kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas kerja.45

Berhasil tidaknya suatu sekolah dalam mencapai tujuan serta mewujudkan visi dan misinya terletak bagaimana manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, khususnya dalam menggerakkan dan memberdayakan berbagai komponen sekolah. Dari paparan diatas semakin menguatkan bahwa kepemimpinan sebagai faktor penggerak untuk melakukan perubahan dan memberi dampak positif bagi perkembangan sekolah.

Senada dengan pendapat di atas, menurut Sutisna dalam Mulyasa merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.46 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas

45Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 40.

46 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 107.

Indonesia mengemukakan kepemimpinan merupakan suatu alat atau bisa disebut motor daya penggerak dari pada semua sumber-sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi.47

Menurut Bush Husaini Usman, menyatakan bahwa, I mean influencing others actions in achieving desirable ends. (mempengaruhi tindakan orang lain untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan).48 Abdul Rahman Saleh mengatakan kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu.49 Dengan itu kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas mengajar.

Secara bahasa, makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Seperti halnya manajemen, kepemimpinan atau leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerialdapat didefinisikan sebagai suatu proses mengarahkan, pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya.

47 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 125.

48 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2014), h. 311.

49 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi dan Industri, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN, 2006), h. 110

Leadership atau kepemimpinan dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol prilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya. Wahyudin mengemukakan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam berkerja terutama dalam mengambil keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.50

Kepemimpinan merupakan bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Manajer adalah orang yang melakukan segala sesuatunya dengan baik dan pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang baik.

Kemampuan mempengaruhi orang lain kearah tujuan tertentu yang telah ditentukan merupakan bagian dari indikator keberhasilan seorang pemimpin, dimana pemimpin mampu untuk memberdayakan bawahan sehingga timbul inisiatif untuk berkreasi dalam bekerja dan hasilnya lebih bermakna dengan sekali-kali pemimpin mengarahkan,

50 Wahyudin, Kepemimpinan kepala sekolah dalam organisasi pembelajar, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 121.

menggerakkan, dan mempengaruhi anggota bawahannya. Inisiatif pemimpin harus direspon sehingga dapat mendorong timbulnya sikap mandiri dalam bekerja dan berani mengambil keputusan dalam rangka percepatan dan penyesuaian pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan berusaha untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan: menyusun visi masa depan dan strategis untuk membuat perubahan yang dibutuhkan, mengkomunikasikan dan menjelaskan visi, dan memotifasi dan member inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu.51 Ada hal-hal lain yang perlu juga diketahui seorang pemimpin sebelum mengadakan kontak dengan orang lain yakni: merencanakan, mengorganisir, mengordinisir, dan mengendalikan pekerjaan.52

Kepala sekolah terdiri dari dua kata kepala dan sekolah, kepala dapat berarti ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberikan pelajaran.53 Sedangkan Prof. Dr.

Sudarman Danim mengatahkan bahwa kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.54

Meskipun kepala sekolah merupakan guru yang memiliki tugas tambahan sebagai kepala sekolah namun ia merupakan orang yang

51 Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi, edisi kelima, (Jakarta: PT. Indeks, 2001), h. 7.

52 Eugene Emerson Jennings, Ect. Kepemimpinan, (Semarang: PT. Dahara Prize, 1992), h. 8.

53 Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakara: PT. Raja Grafindo Persanda, 2007), h. 83-84.

54 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 145.

paling bertanggung jawab terhadap guru-guru dalam menjalankan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan baik itu tujuan Pendidikan Nasional maupun tujuan yang lainnya, kepala sekolah dipilih dan diangkat dari tenaga guru yang telah memiliki masa kerja dan golongan kepangkatan tertentu tampa memperhatikan latar belakang pendidikan yang dikhususkan baginya. Dalam memangku jabatan sebagai kepala sekolah maka sebaiknya memiliki tiga keterampilan diantaranya, sebagai berikut:

a. Keterampilan teknis (tehikal skill)

Keterampilan ini meliputi pengetahuan khusus tentang keuangan, penjadwalan, pembelajaran, kostruksi dan pemeliharaan fasilitas. Keterampilan dalam melakukan hubungan kemanusiaan (human skill) Keterampilan ini diperlukan agar hubungan antara kepala sekolah dengan guru-guru dapat terjalin dengan baik dan suasana manusiawi kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien dengan bawahan dalam hal ini guru-guru serta seluruh staf tata usaha.

b. Keterampilan konseptual (conceptual skill)

Keterampilan konseptual ini berkaitan dengan cara kepala sekolah memandang. Kepala sekolah sebagai proses kerja administrasi yang mengaitkan dengan unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Dan inti kegiatan-kegiatan

adalah pengambilan keputusan karena di tangan kepala sekolah kebijakan-kebijakan dapat diambil melalui kesepakatan.

Wahjosumidjo menjelaskan bahwa Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.55

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan.

Siapapun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah arus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti, latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas.56

Jadi dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang didasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, penggerak juga berperan melakukan kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul dilingkungan sekolah.

Dengan demikian dari uraian berbagai pendapat di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dan wewenang untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan serta mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para

55 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 83.

56 Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 68.

guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

Jalannya roda organisasi terdapat pada kepemimpinan yang efektif, agar dapat mengarahkan dan membina perilaku organisasional dan administrasi sehingga terwujud perilaku yang kondusif untuk mengerahkan segala kemampuan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pengelolaan sekolah harus benar-benar dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang mempunyai acceptability, karena keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan motor penggerak aktivitas yang ada dalam mencapai tujuan.

Aktivitas kepala sekolah sebagai seorang manajer meliputi pengelolaan, yaitu pertama, manusia sebagai faktor penggerak utama aktivitas sekolah, kedua, money yaitu sebagi modal aktivitas, ketiga, method sebagai alat untuk mengarahkan manusia dan uang menjadi efektif dalam mencapai tujuan. Namun peranan kepala sekolah sebagai manajer tidaklah cukup.57

Pada era globalisasi ini paradigma kepala sekolah sebagai hanya manajer kurang cocok, tetapi selain sebagai manajer, kepala

57 E. Mulyasa., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja, 2001), h.

21.

sekolah harus mampu menjadi seorang pemimpin yang menggerakkan bawahannya dan mengarahkan dalam pencapaian tujuan.

Menurut Warren Bennis dan Robert Tonwsend, seperti yang dikutip Soetjipto membedakan antara pemimpin dan manajer.

Pemimpin adalah orang yang melakukan hal-hal yang benar, dan manajer adalah orang yang melakukan hal-hal dengan benar.58

Pemimpin berkepentingan dengan reaksi, wawasan, tujuan, sasaran, itikad, maksud dan efektivitas hal-hal yang benar. Manajer berkepentingan dengan efesien, cara melakukan, urusan sehari-hari jalan singkat untuk melakukan banyak hal dengan benar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa manajer cenderung memikirkan anak buahnya sebagai sumber daya, dan bertanya-tanya dalam hati sebesar apa penghasilan mereka dan bagaimana dia bisa membantu mereka menjadi pahlawan.

Orientasi kepala sekolah sebagai pemimpin sangatlah cocok dengan misi daripada sekolah sebagai organisasi terbuka dan Agent of Change, yang mana sekolah dituntut inovatif, aspiratif dan tanggap terhadap perkembangan zaman. Kesempatan ini lebih didukung dengan adanya otonomi pendidikan dengan program Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management).59

Dengan program tersebut kepala sekolah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam rangka mengelola sekolah,

58 Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 65.

59 Siagian Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 153.

sehingga dituntut memahami secara komprehensif manajemen sekolah.

Kemampuan manajerial yang tinggi menjadikan sekolah efesien.

Tetapi juga tidak dikendalikan dengan kemampuan kepemimpinannya yang efektif, maka kepala sekolah akan menjadi manajer yang tangguh yang menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena, dengan kurang begitu memperhatikan aspek-aspek moral, etika dan sosial.

Harus diingat bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memegang pada prinsip utama saat melaksanakan tugasnya yaitu bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.

Kepemimpinan kepala sekolah pada hakikatnya adalah kepala sekolah yang memahami dan menguasai kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan kepala sekolah yang sangat diharapkan pada era globalisasi ini. Kemampuan manajerial dan kepemimpinan harus menjadikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dalam kinerja kepala sekolah. Lemahnya salah satu sisi akan menimbulkan berbagai persoalan.

Lebih jauh perbedaan antara pemimpin dengan manajer, sebagai berikut:60

a. Manajer mengurus administrasi, pemimpin membuat inovasi b. Manajer adalah salinan,pemimpin adalah asli

c. Manajer memelihara, pemimpin mengembangkan

60 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 94.

d. Manajer berfokus pada sistem dan struktur, pemimpin berfokus pada orang.

e. Manajer mengandalkan pengendalian pemimpin mengilhamkan kepercayaan.

f. Manajer mempunyai pandangan jangka pendek, pemimpin menanyakan apa dan mengapa.

g. Manajer menunjukkan matanya, ke lini dasar, pemimpin menunjukkan matanya ke cakrawala.

Dari uraian di atas dapat disintesakan bahwa kepala sekolah sebagai manajer, administrator, supervisor, manajer berada pada ruang lingkup kepala sekolah sebagai manajer, dan educator, inovator dan leader berada pada ruang lingkup kepala sekolah sebagai pemimpin.

Lebih lanjut AF Stoner seperti yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah, tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, kepemimpinan kepala sekolah merinci fungsi kepala sekolah sebagai manajer, yaitu:61

a. Bekerja dengan dan melalui orang

b. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

c. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan

d. Berpikir secara realistis dam konseptual

61 Wahjosumidjo, Op.Cit, h. 96.

Sedangkan fungsi kepemimpinan kepala sekolah, Koonts seperti yang dikutip oleh Wahjosumidjo menyatakan bahwa, The Function of Leadership therefore is to induce or pesuade all subcordinates of followers to contribute willingly organizotional goals in accordance with their maximum capability.62 Kata kunci dari definisi tersebut adalah to induce dan persuade, agar kepala sekolah berhasil menggerakkan para guru, staf dan para siswa dalam mencapai tujuan sekolah, sehingga kepala sekolah harus mampu meyakinkan (persuade) dan membujuk (induce) agar para guru, staf dan para siswa percaya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar.

Hindarkan perbuatan memaksa atau bertindak keras kepada mereka, namun sebaliknya harus melahirkan kemauan serta semangat bekerja dengan penuh percaya diri dan penuh semangat.

Kerja sama juga harus dijalankan dalam pencapaian tujuan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Penentu keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan kepala sekolah, keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh pemimpin, karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh menuju tujuan yang akan dicapai. Adapun peran kepala sekolah dapat diuraikan sebagai berikut:63

62 Ibid. h. 105.

63 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesinal Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.121.

a. Kepala sekolah sebagai Edukator (pendidik), dalam hal ini kepala madrasah harus menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat nilai kepada para tenaga kependidikan yaitu, pembinaan mental tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak, pembinaan moral yang berkaitan dengan ajaran baik buruk suatu perbuatan, sikap, kewajiban sesuai tugas masing-masing, pembinaan fisik terkait kondisi jasmani atau badan dan penampilan secara lahiriyah serta pembinaan artistik terkait kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.

b. Kepala sekolah sebagai manager (pengelola) hendaknya mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar lembaga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Kepala sekolah sebagai administrator merupakan penanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

d. Kepala sekolah sebagai supervisor dituntut untuk mampu meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan untuk kemajuan lembaga.

e. Kepala sekolah sebagai leader (Pemimpin) berupaya memberikan petunjuk dan pngawasan, meningkatkan kemauan

tenaga kependidikan, mebuka dan berkomunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.

f. Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari dan menentukan serta melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.

g. Kepala sekolah sebagai Motivator, harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan dalam melakukan tugas dan fungsinya.64

Suetopo dan Soemanto menjelaskan kepala sekolah memiliki dua tanggungjawab ganda yaitu: melaksanakan administrasi sekolah sehingga dapat tercipta situasi belajar yang baik dan melaksanakan supervisi pendidikan agar memperoleh penigkatan kegiatan mengajar guru dalam membimbing pertumbuhan peserta didik.65

3. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dasar dari fungsi kepemimpinan adalah menjalankan wewenang salah satunya adalah menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara, kesediaan bekerjasama, dan menjamin kelancaran serta kebutuhan organisasi. Secara perinci fungsi-fungsi kepemimpinan itu adalah meliputi kegiatan-kegiatan atau tindakan untuk:

a. Pengambilan keputusan.

64 Agus Maimun dan Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 180.

65 Ibid.

b. Pengembangan imajinasi.

c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan.

d. Pengembangan kesetiaan para bawahan.

e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana.

f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

g. Pelaksanaan control dan perbaikan kesalahan-kesalahan.66

Menurut Wahjosumidjo kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam praktik sehari-hari harus selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah.67

a. Menciptakan kebersamaan diantara guru dan orang-orang yang menjadi bawahannya.

b. Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah sehingga para guru dan orang-orang yang menjadi bawahan dalam menjalankan tugasnya mereka merasa aman, bebas dari perasaan gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan (providing security).

c. Memberi saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatkan semangat para guru, staf dan siswa, rela berkorban demi menumbuhkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing.

66 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, Konsep, Strategi, dan Implementasinya, h. 10-11.

67 Wahjosumidjo, Kepemimpinan kepala sekolah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 106.

d. Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru.

e. Sebagai katalistor, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

f. Selalu menjaga keterampilan dan integritas sebagai kepala sekolah, selalu terpercaya, dihormati baik sikap, prilaku maupun perbuatannya.

g. Membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (inspiring).

h. Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya.

Koontz memberikan definisi fungsi kepemimpinan sebagai berikut: The function of leadership, therefore, is to induce or persuade all subordinates of followers to contribute willingly to organizational goals in accordance with their maximum capability. Dari definisi diatas, agar para bawahan dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal berhasil mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk dan meyakinkan bawahan.68

68 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 105.

Hal ini berarti, apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan para guru, staf dan para siswa berperilaku dalam mencapai tujuan sekolah, oleh karena itu kepala sekolah harus:

a. Menghindari diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras terhadap para guru.

b. Melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru.

Aan Komariah menjelaskan bahwa keberadaan pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah dengan menetapkan tujuan secara utuh (firm and purposeful), mendayagunakan bawahan melalui pendekatan partisipatif (a participte approach),dan didasari oleh kemampuan kepemimpinan secara professional (the leading professional).69

Kepala sekolah sebagai memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga pendidik, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Kepala sekolah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin sekolah dan professional dalam bidang pendidikan, namun kenyataan dilapangan membuktikan bahwa tidak semua kepala sekolah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, tetapi lebih mengutamakan pada golongan ataupun strata jabatan yang dijalani melalui masa kerja yang telah diberikan.

69 Aan komariah, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 40

Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus memiliki sikap professional serta mampu mendayagunakan sumberdaya sekolah dan memiliki harapan yang tinggi terhadap kemajuan sekolah.

Pemimpin organisasi sekolah dalam hal ini kepala sekolah sebagai aktifis pendidikan setidaknya mempunyai ciri-ciri, mampu mengambil keputusan, mempunyai kemampuan hubungan interaksi bersama, mempunyai keahlian dalam berkomunikasi, mampu memberikan motivasi kerja kepada bawahan.

4. Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Engkoswara dan Aan Komariah mengidentifikasikan tiga keterampilan kepemimpinan, yaitu:

a. Technicall Skills, pemimpin harus mampu mengawasi dan menilai pekerjaan sesuai dengan keahlian yang digelutinya.

b. Human Skills, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam membangun relasi dan dapat bekerja sama dengan iorang lain adalah kualifikasi yang dipersyaratkan seorang pemimpin baik dalam situasi formal maupun informal.

c. Conceptual Skills, pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang mampu memberi solusi yang tepat yang timbul dari pemikirannya yang cerdas tentang suatu persoalan.70

70 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 178.

5. Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah

Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan tuntutan era desentralisasi sebagai berikut: kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan visioner. Ketiga tipe kepemimpinan ini memilik titik konsentrasi yang khas sesuai dengan jenis permasalahan dan mekanisme kerja yang diserahkan pada bawahan. Berikut ini tipe kepemimpinan kepala sekolah, yaitu:71

a. Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seorang yang men-design pekerjaan beserta mekanismenya, dan staf, yaitu seseorang yang melaksanakan tugas dengan kemampuan dan keahlian.

b. Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang. Kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses yang pada dasarnya para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.

71 Aan Komariah. Op. Cit. h. 77-82.

c. Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan seorang atasan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya.

Pendekatan pemimpin berdasarkan sifat berkeyakinan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh karakteristik yang dimiliki pemimpin seperti intelektualitas yang tinggi, hubungan interaksi antara manusia, kemampuan bersosialisasi, keadaan fisik yang kuat, imajinator, kekuatan rohani yang tinggi, kesabaran, memiliki kemauan untuk berkorban dan kemauan bekerja keras.

Pendekatan prilaku tentu mencoba untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan para pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan memiliki perilaku yang komplek dan tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang paling tepat bagi setiap pemimpin yang bekerja pada setiap kondisi.

Dokumen terkait