• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU HUMAIROH KECAMATAN SIAK HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU HUMAIROH KECAMATAN SIAK HULU "

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU HUMAIROH KECAMATAN SIAK HULU

KABUPATEN KAMPAR

TESIS

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Megister Pendidikan (M. Pd) Pada Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam

OLEH :

NIKO PURWANTO NIM. 22090612535

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1443 H / 2023 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

i

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji adalah milik Allah. Kita memohon pertolongan, memuji, dan meminta ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan dan keburukan serta siksa api neraka. Jika Allah tunjukan jalan yang lurus, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Siapa yang disesatkan oleh Allah, maka Dzat apa pun tidak akan dapat menunjukkan jalan yang benar. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang pantas disembah yang haq kecuali Allah semata, tidak ada satu pun sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, utusan pembawa kebahagian bagi ummat manusa. Semoga salam, shalawat dan keberkahan dilimpahkan kepada beliau, keluarga, sahabat, dan orang yang berjuang bersama-Nya.

Alhamdulillah, akhirnya penulis sampai juga pada titik akhir masa perkuliahan. Momen ini adalah pamungkas dari semua mata kuliah yang juga menandai bahwa penulis telah bertransformasi dari seorang mahasiswa menjadi magister seutuhnya. Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari kontribusi, dukungan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak.

Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda tercinta yaitu Seto Biantoro dan Susilawati yang senantiasa mendoakanku, serta yang teristimewa untuk Isteriku tersayang Pani Rahmawati Lubis yang selalu setia bersamaku dan dan ananda yang sangat kucintai Naumira Hana Maezzura sebagai penyemangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

(10)

ii

Banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih besar terhadap penulis hingga mampu mencapai titik ini. Pada lembaran kertas inilah penulis dengan segala hormat mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Ibu Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd., selaku Wakil Rektor II dan Prof. Edi Erwan, S.Pt, M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MA, selaku direktur Pascasarjana dan Ibunda Dr. Hj. Zaitun, M.Ag., selaku Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Dr. H. Agustiar, M.Ag selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam, dan Bapak Dr. Muhammad Fitriyadi, M.A., selaku Sekretaris Prodi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Drs. H. Mudasir, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.

Muhammad Fitriyadi, M.A selaku Pembimbing II, yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Seluruh staf dan tenaga pengajar Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terima kasih atas ilmu yang diajarkan.

Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan keberlimpahan rezeki dalam menjalani seluruh aktivitasnya.

(11)

iii

6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Tahun 2020 kelas A, terima kasih sudah menjadi teman terbaik selama perkuliahan. Semua tantangan yang kita lalui, semoga menjadi pelajaran berharga untuk menjadi manusia yang lebih dewasa.

7. Kepala Sekolah beserta Majelis Guru Sekolah Dasar Islam Terpadu Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk bisa melakukan penelitian ini.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan Tesis ini. Semoga Allah memberikan kesehatan dan kelapangan rezeki.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh kata sempurna, masih banyak kekurangan yang nampak dari berbagai sisi. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang progresif akan senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan karya-karya di masa yang akan datang. Semoga pintu maaf akan selalu terbuka untuk kita semua.

Pekanbaru, 16 Januari 2023 Penulis

Niko Purwanto NIM. 22090612535

(12)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

MOTTO ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 9

1. Identifikasi Masalah ... 9

2. Batasan Masalah ... 9

3. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Konsep Dasar Kinerja Guru ... 11

B. Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 47

C. Penelitian yang Relevan ... 65

D. Kerangka Berfikir ... 68

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 70

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 71

C. Data dan Sumber Penelitian ... 71

D. Informan Penelitian ... 72

E. Teknik Pengumpulan Data ... 73

F. Teknik Analisis Data ... 75

G. Uji Keabsahan Data ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum SDIT Humairoh ... 81

B. Hasil Penelitian ... 88

(13)

v

C. Pembahasan ... 109 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 123 B. Saran ... 124 DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 125 LAMPIRAN

(14)

vi

MOTTO

“Kebaikan tidak sama dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, sehingga (orang) yang memusuhimu akan seperti teman yang setia.”

(QS. Fusshilat: 34)

(15)

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pengalihan huruf Arab-Indonesia dalam naskah ini di dasarkan atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana yang tertera dalam buku Pedoman Transliterasi BahasaArab (A Guide to Arabic TransliterationaI), INIS Fellow 1992.

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

A Th

B Zh

T ع

Ts Gh

J F

H Q

Kh K

D L

Dz M

R N

Z W

S H

Sy ء

ص Sh Y

Dl

(16)

viii B. Vokal, Panjang dan Diftong

Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlomah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut: Vokal (a) panjang= Â MTssalnya قلاmenjadi qâla Vokal (i) panjang = î MTssalnya قيلmenjadi qîla Vokal (u) panjang = Ũ MTssalnya دون menjadi dûna Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah ditulis dengan “aw”

dengan “ay”. Perhatikan contoh berikut: Diftong (aw) = ۔و misalnya قول menjadi Diftong (ay) = ﮃ misalnya خير menjadi khayrun

C. Ta’ Marbuthah (ۃ)

Ta’ marbuthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah kalimat, tetapi apabila Ta‟ marbuthah tersebut berada diakhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya سۃﺪﺭلرسلاۃ للمﺍ menjadi al-risalat li al-madrasah, atau apabila berada ditengah-tengah kalimat yang berdiri dari susunan mudlaf dan Mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan t yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya في حمۃ اللهﺭ menjadi fi rahmatillah.

D. Kata Sandang dan Lafdz al-Jalâlah

Kata Sandang berupa “al” (لا) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak diawal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada ditengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan.

Perhatikan contoh-contoh berikut ini:

1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan.

2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan..

3. Masya’Allâh kâna wa mâ lam yasya’ lam yakun...

(17)

ix ABSTRAK

Niko Purwanto, (2023): Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan faktor penghambatnya di Sekolah Dasar Islam Terpadu Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, majelis guru dan peserta didik, sedangkan objeknya yaitu, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Teknik pengumpulan data yaitu, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan mengikut sertakan guru dalam kegiatan kelompok kerja guru. Diantaranya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan mengadakan pembinaan di dalam sekolah maupun yang dilakukan di luar sekolah. Seperti halnya rapat rutinan setiap bulan, workshop, kelompok kerja guru, dan pembinaan secara individu.

Kepala sekolah mengikut sertakan guru-guru untuk mendapatkan pengetahuan yang baru dan bisa memperbaiki kompetensi yang dimilikinya. Faktor penghambat yaitu faktor usia beberapa orang guru yang sudah berusia tua, sehingga sulit untuk memahami tentang teknologi yang semakin berkembang.

Guru yang mengambil cuti untuk melahirkan sehingga datang ke sekolah tidak tepat waktu, deadline tugas terlambat dikumpulkan, capaian tujuan pembelajaran tidak efektif dan kurangnya konsentrasi dalam mengajar.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Kinerja Guru

(18)

x ABSTRACT

Niko Purwanto, (2023): Principal's Leadership in Improving the Teacher Performance at SDIT (Integrated Islamic Elementary Schools) Humairoh Siak Hulu District Kampar Regency

The purpose of this study was to find out the principals’ leadership of the in improving teachers’ performance and its inhibiting factors at SDIT (Islamic Integrated Elementary School) Humairoh in Siak Hulu District, Kampar Regency.

The research was descriptive research by using a qualitative approach. The subjects of this study were the principal, the vice principal, assembly teacher and students. The object was the leadership of the principal in improving teachers’

performance. Data collection techniques were interviews, observation and documentation. Data analysis techniques were data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification. The results of this study were the principal guidance; on teachers the teacher's work group activity. The guidance was related to the inside and outside of school affair. They were the routine meeting every month, workshops, teacher work groups activity, and individual guidance. The principal also helped the teachers to get new knowledges and improve their competencies. The inhibiting factor was the age factor of some teachers who were already old. It made them difficult to understand about the technology. Teachers who took break time off in giving birth make them came late for school, over deadline task, the achievements of the learning objectives are ineffective and the lack of concentration in teaching.

Keywords: Leadership, Principal, Teacher Performance

(19)

xi

صخلم

( ،وتناروف وكين 0202

فى سردلما لمع ةيعون ةيقترل ةسردلما رظنا ةدايق :) ةسردلما

رابمك ةقطنبم ولوه كايس زكربم ةيرحم ةلماكتلما ةيئادتبلاا

سردلما لمع ةيعون ةيقترل ةسردلما رظنا ةدايق ةفرعم لىإ ثحبلا اذه فدهي

.رابمك ةقطنبم ولوه كايس زكربم ةيرحم ةلماكتلما ةيئادتبلاا ةسردلما فى اهيف ةلقرعلما لماوعلاو رفو .يمكلا لخدلمبا يفصو ثحبلا عون ينسردلماو هبئناو ةسردلما رظنا ثحبلا د

نمو .سردلما لمع ةيعون ةيقترل ةسردلما رظنا ةدايق ثحبلا عوضوم امأو .ذيملاتلاو ثم اهعجم تناايبلا ليلتح بيلاسأ نمو .ةقيثوو ةظحلامو ةلباقم تناايبلا عجم بيلاسأ ب ماق ىذلا فارشلإا نأ ىلع تلد ثحبلا ةجيتنو .جاتنتسلاا ثم اهليلقت ةسردلما رظنا ه

ام سردلما رظنا ابه ماق تىلا تافارشلإا عاونأ نمو .سردلما لمع ةعوممج فى مهكاترشبا ،لمعلا ةشروو ،ةيرهشلا ةينيتورلا ةرواشلما لثم اهجراخو ةسردلما لخاد فارشإ ىتيأ تامولعلما لوصح ىلع مهكاترشا كلذكو ،يدرفلا فارشلإاو ،سردلما لمع ةعوممجو لاصإو ةديدلجا مهف ىلع مله بعصي تىح ينسردلما خويش تلاقرعلما نمو .متهاقاط ح

فى ةسردلما لىإ رضيح لا تىح ةيبجاولا ةصخرلا ذخأ ىذلا سردلماو ،رخأتلما يجولونكتلا ىلع زيكترلا ناصقنو لاعف يرغ ميلعتلا فدهتسمو ،داعيم يرغ تابجاولا عجم ،داعيلما .ميلعتلا :ةيسيئرلا تاملكلا ظنا ،ةدايقلا

سردلما لمع ةيعون ،ةسردلما ر

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bukan hanya sekedar pengajaran namun juga memberikan ilmu, nilai, dan membentuk kepribadian dari seluruh aspek kehidupan. Pendidikan merupakan proses yang dibutuhkan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan individu maupun masyarakat. Oleh karena itu peran pendidikan sangat penting karena menjadi modal utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkarakter dan berkualitas. Lembaga pendidikan tempat individu memperoleh pengajaran disebut dengan sekolah.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai dan sekaligus menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehhidupan dan peradaban umat. Tanpa pendidikan dapat diyakini bahwa mausia itu tidak ubahnya dengan mahluk lainnya yang tidak mengenyam pendidikan.

Proses pendidikan membebaskan manusia dari kebodohan dan kemiskinan sehingga peserta didik perlu diberikan ilmu pengetahuan agar menjadi bekal hidup dengan layak dan terbebas dari kemiskinan.1

Kinerja merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam suatu instansi, salah satu indikator kemajuan suatu instansi baik instasnsi pendidikan maupun non pendidikan dapat diukur dari mutu sumber daya manusianya. Kinerja merupakan seperangkat nilai yang memberikan kontribusi atas perilaku seseorang yang positif atau negatif dalam mencapai tujuan orgnanisasi. Dengan demikian

1 Har Tilaar, Kekuasaan Pendidikan (Jakarta: Indonesia Teras, 2010), h. 321.

1

(21)

dapat diartikan bahwa kinerja guru dapat dilihat dari perilakunya dalam bekerja selama di sekolah.

Proses pembentukan kinerja guru maka perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja itu sendiri, dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah kinerja yang dihasilkan guru dapat memenuhi standar atau tidak. Melalui penilaian ini maka instansi pendidikan dapat memperoleh informasi kinerja guru yang dapat digunakan instansi pendidikan untuk memperbaiki kinerja guru serta memotivasi guru untuk mengembangkan diri dan juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.

Secara umum kinerja dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan, lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik dan administrasi pengupahan. Sedangkan Supardi menyatakan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu, lingkungan, karakteristik individu, karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan.2

Menilai kualitas kinerja guru dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi, penguasaan professional keguruan, penguasaan cara-cara penyesuaian diri, dan kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kelima indikator tersebut merupakan input bagi seorang penilai dalam melakukan evaluasi kinerja guru.3 Guru harus memahami siswa secara individual karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan dampak serta nilai-nilai budaya pada masyarakat indonesia.

2 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 50.

3 Wahab & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011), h. 122.

(22)

Dengan demikian guru diharapkan mampu memberikan pengaruh yang sesuai dengan kebutuhan lulusan sekolah dan mengatasi perkembangan zaman sebagai tuntutan pada masa yang akan datang.

Melihat pentingnya tanggung jawab, peran dan fungsi yang diemban seorang guru, maka perlu dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, orang tua, pimpinan sekolah dan dari diri guru sendiri dalam mencapai hasil kinerja yang maksimal. Dalam kamus Webster kata teacher bermakna sebagai the person who teach, especially in school, atau guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah.4 Perlu adanya seorang pemimpin yang dapat membantu sekolah dalam mewujudkan tujuannya. kepemimpinan sebagai kemampuan yang dapat mempengaruhi suatu kelompok menuju pada pencapaian sebuah visi atau tujuan yang telah ditetapkan.

Penerapan kepemimpinan pada sebuah instansi pendidikan merupakan faktor yang krusial, karena sekolah membutuhkan nahkoda atau motor penggerak bagi para guru dan siswa yang diharapkan akan berdampak baik bagi sekolah ke arah yang lebih baik disetiap waktunya. Kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam membina dan meningkatkan kinerja guru. oleh karena itu, sikap kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu indikator dalam meningkatkan kinerja guru.

Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang arahannya ditaati oleh bawahannya tanpa adanya suatu paksaan. Kepala sekolah selaku pimpinan dalam organisasi sekolah bertanggung jawab terhadap kelangsungan organisasi

4 Sudarwan danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 64.

(23)

tersebut. Usaha pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi, manajemen dan kepemimpinan tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang bersifat kompleks, maka sekolah sebagai organisasi memerlukan koordinasi dari pimpinan lembaga pendidikan sampai kepada anggota dibawahnya. Keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan seorang kepala sekolah dalam mengelola lembaga secara efektif dan efesien.

Sebagaiamana yang dijelaskan oleh Supardi bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.5 Kepala sekolah disebut berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggungjawab untuk memimpin sekolah.

Berdasarkan rumusan diatas menunjukkan betapa penting peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan.

Sekolah sebagai instansi pendidikan memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan masa depan dengan cara mengembangkan potensi yang telah dimiliki. Pada suatu sekolah membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengelola sekolah secara baik. Kepemimpinan ini akan mempengaruhi semua kegiatan yang terjadi di lembaga pendidikan.

Kepemimpinan sejatinya merupakan perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang hendak

5 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 45.

(24)

dicapai bersama. Maka dari itu sebuah organisasi maupun instansi membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan di sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan untuk menggerakan sumber yang ada pada suatu sekolah dan digunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini begitu cepat. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, perubahan dalam dunia pendidikan baik dari segi kurikulum, sistem dan lain sebagainya yang harus menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat maka lembaga pendidikan harus mampu mempersiapkan diri dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.6

Dalam dunia pendidikan terdapat suatu lembaga yang menjadi sarana atau wadah untuk membantu terlaksanaknya pendidikan yaitu sekolah. Sekolah sebagai sebuah lembaga atau organisasi dan tempat untuk mengajar dan belajar peserta didik dan pendidik, terdapat orang atau sekelompok orang yang melakukan hubungan kerja yaitu kepala sekolah, guru-guru serta tenaga fungsional yang lain.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai peran aktif dan senantiasa berpengaruh dalam segala masalah yang berkaitan denngan kebutuhan staff, guru dan siswa di sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting, karena kepala sekolah berperan dalam sistem pengelolaan sekolah, mengarahkan dari input, proses dan output pendidikan di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dengan cara

6 Taufiqurrahman, Jurnal El Tarbawi, Strategi Peningkatan Mutu SDM Pendidikan (Situbondo: IAI Ibrahim, 2010), h. 32.

(25)

melaksanakan administrasi sekolah denngan seluruh substansinya, disamping itu kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas sesuai dengan tugas dan fingsi masing- masing.

Begitu beratnya tugas seorang kepala sekolah yang ditugaskan untuk mengkoordinir seluruh kegiatan di sekolah ditambah dengan kewajiban mengajarnya, karena kepala sekolah merupakan seorang guru yang mendapat tugas tambahan untuk menjadi kepala sekolah. Namun demikian kepala sekolah sudah dapat bernafas lega dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2017 yang menyatakan bahwa kepala sekolah tidak lagi dibebani mengajar, kepala sekolah bukan lagi tugas tambahan tapi tetap dapat tunjangan ptofesi.

Secara detail disebutkan dalam pasal 54 ayat 1 bahwa beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas menajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Karena begitu urgennya seorang kepala sekolah yang merupakan faktor utama kunci keberhasilan dalam kemajuan sekolah maka perlu diketahui secara lebih detail tentang konsep kepala sekolah tersebut.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda-beda sehingga setiap sekolah memiliki ciri khas masing-masing. Sebagai kepala sekolah diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi sekolah yang dipimpin. Hal ini bertujuan mencapai visi misi sekolah secara bersama-sama. Tipe kepemimpinan kepala sekolah akan memiliki dampak terhadap semua komponen yang ada di sekolah salah satunya adalah kinerja guru.

(26)

Permadi mendefinisikan kepemimpinan merupakan pelaksanaan pekerjaan dalam memengaruhi tingkah laku bawahan atau seni memengaruhi tingkah laku seseorang baik individu atau kelompok.7

Kinerja guru dapat digambarkan sebagai tugas yang dilakukan oleh guru dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Kinerja guru tidak hanya dalam proses pembelajaran melainkan di luar kelas seperti administrasi sekolah, layanan, dan penilaian. Jika kinerja guru dapat meningkat maka mutu pendidikan di sekolah itu akan meningkat sehingga sekolah menjadi lebih baik.

Peneliti mencari penelitian yang berkaitan dengan masalah yang peneliti temukan dilapangan sebagai panduan dalam mengembangkan penelitian ini serta pembaharuan dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya hanya berfokus dengan kepemimpinan kepala sekolah tanpa melihat bagaimana kinerja guru selama kepala sekolah itu memimpin sekolah tersebut, maka dari itu peneliti menambahkan komponen dalam penelitian ini seperti mengumpulkan data melalui guru serta orang yang terlibat dalam sekolah tersebut.

Suksesnya kepala sekolah tidak terlepas dari dukungan guru-guru, masyarakat melalui komite sekolah dan peserta didik yang memang haus akan ilmu dan perkembangan. Sederet prestasi capaian oleh SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dari tahun ke tahun semakin meningkat baik itu diperoleh siswa maupun oleh guru. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi yang baik dari segala sektor, serta bentuk kerja sama dan kekeluargaan yang sangat kental.

7 Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 12.

(27)

Guru memiliki cara tersendiri dalam melakukan tugasnya yaitu melakukan proses belajar mengajar, dalam hal ini ada guru dalam menjalankan tugas memiliki semangat yang besar dan tanggung jawab tetapi ada juga sebagian guru yang lalai dalam menjalankan tugas seperti tidak masuk atau bolos dari jam pelajaran, tidak disiplin dalam hal waktu dan tidak menaati aturan atau melakukan seenaknya sesuai kehendaknya. Kondisi seperti ini yang menjadi topik permasalahan di bidang pendidikan. Ketika guru memiliki kinerja yang rendah maka sekolah akan sangat sulit untuk mencapai tujuan.

Ada beberapa hal yang menjadi fenomena di dunia pendidikan dewasa ini sehingga menghambat tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan fenomena yang terjadi antara lain, kinerja guru honorer yang masih rendah disebabkan kurang sistem pengontrolan kepala sekolah, dan ada beberapa guru cenderung pasif, dimana mereka kurang inisiatif dalam mengembangkan diri terkait dengan tugasnya di sekolah.

Berbagai fenomena permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijadikan dasar awal peneliti untuk menganalisis secara lebih mendalam tentang pentingnya peningkatan kinerja guru. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, maka timbullah keinginan peneliti untuk memilih judul yang berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas, yaitu, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

(28)

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, terdapat masalah yang teridentifikasi yaitu:

a. Rendahnya kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Proses pembelajaran di kelas tidak menggunakan media teknologi seperti LCD Proyektor.

c. Kurangnya pengawasan dari kepala sekolah pada proses belajar mengajar.

d. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar belum optimal.

e. Guru belum mengoptimalisasi waktu pembelajaran di kelas karena masih sering datang tidak tepat waktu.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang telah diuraikan, penulis membatasi masalah agar penelitian ini lebih terfokus pada masalah yang krusial yaitu, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar?

b. Apa saja faktor penghambat dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar?

(29)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian, yaitu:

a. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai dasar tambahan ilmu pengetahuan penulis terkait dengan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SDIT Humairoh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan dijadikan referensi bagi pemimpin pendidikan dan guru dalam melaksanakan kewajibannya.

c. Sebagai tambahan informasi bagi sekolah dan bahan masukan serta pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait kinerja guru.

d. Sebagai bahan pengembangan terhadap ilmu kepemimpinan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan.

e. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan yang berharga bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

(30)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru

Asumsi bahasa kinerja dapat diartikan sebagai suatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.8 Sedangkan dari aspek istilah, kinerja merupakan kualitas kerja yang dimiliki dan diaktualisasikan oleh seseorang yang dapat dijadikan standar ukur kemampuan dan profesionalisme.9 Banyak pandangan ahli mengenai istilah kinerja yang kesemuanya mempunyai visi yang agak berbeda tetapi, secara prinsip mereka setuju bahwa kinerja mengarah pada suatu upaya dalam rangka mencapai prestasi yang baik.

Hasibun mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Sedangkan menurut Sulistryorini bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan srandar yang telah ditetapkan. 10

8 Poer Darmita, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 503.

9 Ibid, h. 639.

10 Sulistyorini, Hubungan Antara Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Dengan Kinerja Guru, (Jakarta: Jurnal Pendidikan Ilmu Pendidikan, No. 28 Vol. 1, 2001, h. 62-70.

11

(31)

Pengertian tersebut, secara implisit menggambarkan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja yang dapat menjadi ukuran kemampuan dan profesionalisme seseorang dalam menjalankan tugasnya. Aritonang berpendapat tentang kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal tidak melanggar moral maupun etika.11

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang sesuai dengan peran dan tugasnya dalam periode tertentu yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana seseorang tersebut bekerja.

2. Pengertian Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian dan syarat khusus dimana seorang guru harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai pengetahuan lain yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau prajabatan.

Guru juga merupakan kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide

11 Aritonang, Pengaruh Disiplin Kerja Dan Kopentensi Kerja Guru, (Jakarta: Jurnal Pendidikan, 2005), h. 4.

(32)

dan kreativitasnya dalam batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.

Dalam pengertian sehari-hari guru dapat diartikan sebagai orang yang melakukan tugas untuk mengajarkan ilmu kepada siswa atau peserta didik dalam suatu tempat dan waktu tertentu. Menurut Barnawi dan Mohammad Arifin tugas guru meliputi mendidik mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran siswa.

Sedangkan Dedy Supriadin menyatakan bahwa: guru sebagai suatu profesi di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (emerrging profesion) yang tingkat kematangannya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau semi profesional.12

Sedangkan menurut Uno Hamzah mendefinisikan guru adalah proses pendidikan guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik. Uno Hamzah mengatakan adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.

Guru bertugas sebagai tenaga profesional maka guru harus ikut dalam menentukan kebijakan pendidikan di dalam kelas atau sekolah melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaannya, sesuai dengan

12 Supriadin, Mengangkat Citra Dan Mertabt Guru, (Yogyakarta, 1999), h. 27.

(33)

pandangan tentang administrasi kelas atau sekolah yang harus dikelolah melalui usaha kerja bersama.13

Berdasarkan uraian-uraian di atas merupakn gambaran tentang tugas guru, peran dan kinerja guru yang merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya. Guru yang profesional tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan perannya.

3. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan suatu prestasi kerja yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan program pembelajaran pada umumnya ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah dan serta kebijakan pemerintah terhadap pemberian insentif yang cukup terhadap guru.

Uzer Usman menyatakan bahwa kinerja guru dalam proses pembelajaran meliputi: sebagai demonstrasi, pengelolah kelas, mediator, fasilitator, inovator serta sebagai evaluator.14

Sebagai demonstasi, guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan. Sebagai pengelolah kelas, guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang media pembelajaran, sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber pembelajaran. Sebagai inovator, guru

13 Uno Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukuran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 99- 100.

14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 9.

(34)

harus mampu mengusahakan sumber pembelajaran. Sebagai evaluator, guru harus mampu melakukan penilaian kegiatan pembelajaran dengan baik.

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dikerjakan dengan kopetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu:15

a. Guru sebagai pengajar b. Guru sebagai pembimbing c. Guru sebagai administrator kelas

Pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa kinerja guru adalah suatu prestasi atau hasil kerja yang telah dicapai oleh guru dalam melaksanakan program pembelajaran yang telah disusun secara terencana dan terarah dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar, pendidik dan bidang bagi siswa dengan rasa penuh tanggung jawab.

Berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja guru yang baik dapat dilihat melalui tinjauan bagaimana proses pembelajaran berlangsung, tinjauan karakteristik guru, serta kompetensi pengajar yang meliputi:

persiapan yang dilakukan guru dalam mengajar, penggunaan media

15 Denis S, Inovasi Pendidikan, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2002), h. 245.

(35)

dan metode pembelajaran yang tepat, pengelolaan kelas, komunikasi dalam pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dapat dibagi dalam dua perbedaan yaitu faktor yang berasal dari dalam diri manusia (instrinsik) seperti: mental, kemampuan fisik, sikap, umur, dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri manusia (ekstrinsik) seperti: tingkat kemasyarakatan, etnis, dan pengalaman.

Uzer Usman menyatakan bahwa beberapa faktor yang juga turut mempengaruhi kinerja guru yaitu:

a. Faktor individu meliputi kemampuan dan keterampilan, pengetahuan, latar belakang lingkungan demokratis.

b. Faktor psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

c. Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, hubungan kerja sama, insentif, struktur dan desain pekerjaan.

Keberhasilan guru dalam menjalankan tugas merupakan bentuk dan indikator kinerja yang baik. Dalam konsep ini, kinerja guru merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional. Sehingga salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan kinerja guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, menurut Aritonang terungkap

(36)

bahwa upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru adalah:16

a. Pelatihan dan pendidikan guru yang secara khusus dititik beratkan untuk memperbaiki kinerja guru.

b. Peningkatan kesempatan dan peluang pengembangan kompetensi guru, reorganisasi dan rekonseptual seluruh kebijakan yang mengarah pada peningkatan profesionalisme guru.

c. Rekrutmen yang ketat terhadap calon guru.

d. Peningkatan kesejahteraan guru melalui promosi jabatan dan peningkatan anggaran pendidikan menyangkut gaji, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan lain sebagainya.

Temuan penelitian di atas menjelaskan bahwa, peningkatan kinerja guru harus dimulai dari sistem rekrutmen calon guru yang ketat, artinya calon guru yang diterima sebagai pendidik adalah mereka yang memiliki standar kualifikasi tertentu, sehingga ketika menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik di sekolah dapat ia jalankan secara baik.

Aspek lain yang dapat dilakukan sebagai upaya peningkatan kinerja guru adalah dengan peningkatan wawasan dan keterampilan mengajar, melalui berbagai kegiatan ilmiah, seperti pelatihan, mengikuti kegiatan seminar, woshop yang dititik beratkan pada

16 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 35.

(37)

kemampuan dan keterampilan sebagai tenaga pendidik dalam hal ini peningkatan kinerja guru.

Jika guru dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal maka, permasalahan yang harus diselesaikan secara komprehensif yang menyangkut dengan semua aspek yang terkait yaitu aspek kualifikasi, kualitas, pembinaan, training, profesi, manajemen, kesejahteraan gurudan fasilitas.17

Dalam mengukur kinerja guru paling tidak ada tiga aspek atau dimensi yang bisa dinilai yaitu:18

a. Aspek perencanaan program pembelajaran

b. Aspek pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran c. Aspek pengukuran hasil pembelajaran.

Oleh karena itu, dari tiga aspek atau dimensi tersebut kemudian dijabarkan melalui indikator-indikator tertentu yang secara operasional dapat dinilai oleh setiap orang termaksud penilaian siswa terhadap gurunya.

Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah terletak pada penampilan guru itu sendiri, baik itu dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesionalisme menjadi guru. Artinya, seorang guru mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya.

17 Aritonang, Pengaruh Disiplin Kerja Dan Kopentensi Kerja Guru, (Jakarta: Jurnal Pendidikan, 2005), h. 15.

18 Hasniati Gani Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Quantum Teaching, 2008), h. 109.

(38)

5. Indikator Kinerja Guru

Terdapat lima indikator dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar yang meliputi kemampuan membuat perencanaan pembelajaran, penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, penguasaan strategi dan metode mengajar, kemampuan mengelola kelas, dan kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi, sebagai berikut:19

a. Kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

Seorang guru yang baik mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik karena perencanaan pembelajaran merupakan sebuah pedoman bagi guru dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pada saat proses belajar mengajar yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dalam mencapai tujuan.

Untuk dapat membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, serta menguasai secara teoritis, dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Oleh sebab itu, kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran.

19 Wahab dan Umiarso, kepemimpinan pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011), h. 122.

(39)

Makna atau arti perencanaan atau program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung.

Dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus jelas kemana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus ia pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinya (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).20

Disimpulkan bahwa dalam pembuatan perencanaan pembelajaran sangatlah penting dalam poses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran juga merupakan suatu keharusan bagi seorang guru karena perencanaan pembelajaran merupakan pedoman bagi proses pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran memiliki arah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan.

b. Penguasaan materi pembelajaran

Kemampuan menguasai bahan pelajaran, bagian dari proses belajar mengajar. Guru yang profesional mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Penguasaan guru akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hilda

20 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional; Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012), h.78.

(40)

Taba, seorang pakar penddikan, mengatakan bahwa efektivitas pengajaran dipengaruhi oleh:21

1) Karakteristik guru dan peserta didik.

2) Bahan pelajaran.

3) Aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran.

Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. guru dituntut untuk menyampaikan pembelajaran.

Untuk itu guru harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan. Sebelum melakukan proses belajar mengajar guru harus mempersiapkan diri secara matang mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan dengan mencari informasi melalui berbagai sumber, membaca buku-buku terbaru, mencari referensi dari internet terkait pelajaran dan guru harus selalu mengikuti perkembangan mengenai materi yang akan disajikan.

c. Penguasaan strategi dan metode mengajar.

Strategi dan metode merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari segi pemahaman Strategi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

Sedangkan metode adalah cara untuk mengimplementasikan rencana yang sudah dirancang untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Untuk itu dalam proses pembelajaran seorang

21 Ibid. h. 81.

(41)

guru harus menguasai metode dan strategi mengajar juga mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan yang mengakibatkan siswa malas dalam belajar.

Menurut Abdul Majid terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode pemecahan masalah (problem solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode pemahaman dan penalaran, peringatan dan pemberian motivasi, metode praktik, metode karyawisata, dan metode kerjasama.22 Berikut ini indikator penguasaan strategi dan metode mengajar yaitu:23

1) Berpusat kepada anak didik (student oriented).

2) Belajar dengan melakukan (learning by doing).

3) Mengembangkan kemampuan sosial.

4) Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi.

5) Mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.

d. Kemampuan mengelola kelas.

Menurut Supriyanto dalam Widiasworo menjelaskan bahwa ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu,: pengelolaan kelas yang bersifat fisik seperti

22 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 137.

23 Ibid.

(42)

meja, kursi lemari, papan tulis, meja guru, dan pengelolaan kelas yang bersifat non fisik seperti interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya dan peserta didik dengan guru.

Dengan demikian hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah aspek psikologis, sosial, dan hubungan interpersonal menjadi sangat dominan. Kedua hal tersebut perlu dikelola dengan baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang efektif dan berkualitas.24

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa kemampuan dalam mengelola kelas juga sangat penting dalam meningkatakan semangat belajar siswa untuk menghasilkan suasana yang kondusif sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk dapat terciptanya pembelajaran yang kondusif harus ditunjang dengan berbagai fasilitas-fasilitas belajar yang baik dan menyenangkan.

e. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu komponen dalam sistem pembelajaran, sedangkan sistem pembelajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Fungsi utama evaluasi adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pembelajaran. Hasil-hasil dicapai

24 Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas, (Yogyakarta: DIVA Press, 2018), h.

14-15

(43)

langsung bertalian dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain dari itu, evaluasi juga berfungsi menilai unsur-unsur yang relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Itu sebabnya evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

Evaluasi menurut Percival adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur kefektifan sistem mengajar atau belajar sebagai suatu keseluruhan. Proses evaluasi umumnya berpusat pada siswa. hal ini menunjukkan bahwa evaluasi dimaksudkan untuk mengamati hasil belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana menciptakan kesempatan belajar. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peran guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum dan prinsip-prinsip belajar untuk diterapkan pada pembelajaran. Tujuan evaluasi itu sendiri adalah untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu.25

Kelima indikator diatas merupakan bagian dari kompetensi profesional seorang guru. Kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru. Kemampun yang harus dimiliki seorang guru sebagai pendidik adalah penguasaan materi, penguasaan metode dan penguasaan struktur ilmu.

25 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 146.

(44)

Kompetensi profesional guru juga berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar serta hasil belajar siswa. karena selain guru yang banyak berinteraksi dengan siswa guru juga yang mengetahuikegiatan sehari hari siswa dalam kelas. oleh karena itu hasil belajar siswa yang diperoleh ditentukan oleh kemampuan guru dalam mendidik para siswanya. Itulah sebabnya kenapa guru harus menguasai empat kompetensi guru yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial, karena menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, dengan bermodalkan penguasaan materi dan menyampaikannya saja. untuk menjadi guru yang profesional, maka guru harus memiliki keterampilan, kemampuan khusus, dan mencintai pekerjaannya agar apa yang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Banyak faktor yang mempengaruhi terbangunnya suatu kinerja profesional, termasuk kinerja guru yang didalamnya berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhinya, guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan pencerminan mutu pendidikan.

Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal

(45)

yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor dari dalam diri sendiri (Intern) 1) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu pelaksanaan tugas. Semakin rumit dan majemuk tugas yang diemban semakin tinggi kecerdasan yang dihasilkan. Apabila seorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan merasa bosan dan jenuh yang akan berakibat menurunnya kinerja.

2) Keterampilan dan Kecakapan

Keterampilan dan kecakapan yang dimiliki orang berbeda- beda. Keterampilan dan kecakapan ini didapat dari berbagai pengalaman dan latihan.

3) Bakat

Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerja dapat menjadikan seseorang bekerja dengan giat, produktif, dan mampu menghayati pekerjaannya.

4) Kemampuan dan minat

Kemampuan yang disertai minat dapat menunjang pekerjaan yang ditekuninya, dan ketenangan kerja bagi

(46)

seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

5) Motivasi

Dalam mencapai keberhasilan kerja, perlu adanya motif- motif untuk mendorong meningkatkan kinerja seseorang.

6) Kesehatan

Dalam proses belajar mengajar, kesehatan sangat berpengaruh pada saat belajar mengajar berlangsung. Jika kesehatan kita terganggu maka pekerjaan terganggu pula.

7) Kepribadian

Seseorang yang mempunyai kepribadian yang kuat kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam bekerja dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan mampu berinteraksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kinerjanya.

8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja

Jika pekerjaan yang diterima seseorang sesuai dengan cita- cita maka tujuan yang hendak dicapai akan terlaksana karena ia bekerja dengan sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja sepenuh hati tanpa adanya paksaan.

(47)

b. Faktor dari luar diri sendiri (Ekstern) 1) Lingkungan keluarga (rumah)

Lingkungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja guru yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi mutu kompetensinya dalam proses belajar mengajar. Contohnya ketegangan dalam kehidupan keluarga yang disebabkan kecilnya penghasilan yang diterima guru seringkali tidak sepadan dengan tingginya biaya hidup, sehingga memaksa mereka untuk memenuhi kekurangan kebutuhan hidupnya dengan cara melakukan kerja sambilan dan hal ini menjadi tugas seorang guru untuk mengajar dan mendidik siswanya menjadi terabaikan.

2) Lingkungan tempat kerja

Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong semangat kerja seseorang secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang ditempat ia kerja. Lingkungan yang dimaksud disini adalah situasi kerja, rasa aman, rekan kerja, hubungan dengan pemimpin dan gaji yang memadai.26

26 Kartini Kartono, Menyiapkan dan Memandu Karier, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h.

22-27.

(48)

Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesatu hal.Pengertian dasar kompetensi (competency), yaitu kemampuan atau kecakapan, sementara arti kompetensi guru adalah the ability of a teacher to responsibly perform his or her duties appropriately, artinya kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.27

Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan.Seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahliyan selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan. Menurut Littrell dalam bukunya Hamzah kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik.

Sedangkan menurut Stephen J. Kenezevich, kompetensi adalah kemampuan-kemampuan untuk mencapaitujuan organisasi.

Kemampuan menurut Kenezevich merupakan hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa keterampilan, kepemimpinan kecerdasan

27 Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, Dan kopetensi guru. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 97.

(49)

dan lain sebagainya yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan organisasi.28

Undang-undang No 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen ditegaskan bahwa:29

a. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 8).

b. Kualifikasi akademik sebagai dimaksud pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat (Pasal 9).

c. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Pasal 10 ayat 1).

d. Sertfifikat pendidik sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan (Pasal 11 ayat 1).

e. Sertifikasi pendidikan diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah (Pasal 11 ayat 2).

28 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 62.

29 Ibid.

(50)

Kompetensi menurut Usman adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan pada perbuatan yang diamati.

Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, efektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaanya secara utuh.

Sementara itu, Piet dan Ida Sahertian mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif, efektif, dan performen. Jadi, pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujutkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud, yaitu:

a. Kompetensi Pedagogik, yaitu suatu kompetensi yang mampu mengelola pembelajaran. Ini mencakup kosep kesiapan mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar. Mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya multidimensional. Dalam kata lain, meliputi pemahaman

(51)

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.30

b. Kompetensi Kepribadian, yaitu suatu kompetensi yang memiliki kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia. Guru sebagai teladan akan mengubah prilaku siswa, guru adalah panutan. Guru yang baiak akan dihormati dan disegani oleh siswa. Jadi guru harus bertekad mendidik dirinya sendiri lebih dulu sebelum mendidik orang lain.

Pendidikan melalui keteladanan adalah pendidikan yang paling efektif.31

Guru yang disenangi, otomatis mata pelajaran yang diajarkan akan disenangi oleh siswa, dan siswa akan semangat dan termotivasi sendiri mendalami mata pelajaran tersebut. Sebaliknya guru yang dibenci oleh murid, akan tidak senang dengan mata pelajaran yang dipegang oleh

30 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 51-52.

31 Buchari Alma, Guru Professional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar), (Bandung, Alfabeta, 2009), 141.

(52)

guru, dan membentuk sikap antipati terhadap mata pelajaran yang dipelajari tesebut.32

c. Kompetensi Profesional, yaitu suatu kompetensi yang memiliki kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.33

d. Kompetensi sosial, yaitu suatu kompetensi yang memiliki kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah. Guru profesional berusaha mengembangkan komunikasi dengan orang tua siswa, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan antara sekolah dan orang tua, serta masyarakat pada umumnya.

7. Tugas dan ciri profesionalisme guru

Kualitas pendidikan guru akan berdampak pada tinggi rendahnya mutu pendidikan. Karena guru adalah faktor penentu

32 Buchari Alma, Guru Professional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar), (Bandung, Alfabeta, 2009), h. 141-142.

33 Ibid.

(53)

keberhasilan belajar.Karenanya seorang yang berprofesi sebagai guru harus selalu meningkatkan profesionalismenya.Namun keberhasilan belajar tidak bisa lepas juga dari kontribusi komponen-komponen sistem pendidikan lainnya, yaitu fasilitas, sarana prasarana, siswa, kepala sekolah, partisipasi orangtua dan masyarakat. Menyangkut faktor guru, banyak kemampuan profesional yang harus dimilikinya, dikuasainya dengan baik, agar proses belajar mengajar menjadi penuh bermakna dan selalu relevan dengan tujuan dan bahan ajarnya.34

Menurut Usman kemampuan profesional guru bukan saja bertugas sebagai pendidik akan tetapi juga juga memiliki tugas-tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan, namun demikian kemampuan esensial yang berhubungan dengan tugas utama guru yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai pengajar dan pendidik.35

Kemampuan profesional guru menurut Bafadhal antara lain meliputi:

a. Kemampuan membuat rencana pengajaran.

b. Kemampuan mengajar, termasuk penilaian pengajaran.

34 Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 8-9.

35 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 66.

(54)

c. Kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi dengan murid.36

Kemampuan pertama yang harus dimiliki guru adalam kemampuan merencanakan pengajaran yang biasa disebut satuan pelajaran. Kemampuan merencanakan peng-ajaran menunjuk pada ketrampilan guru menciptakan dan merumuskan tujuan instruksional, memilih bentuk dan menyusun alat penilaian, memilih materi dan metode, media dan sumber pengajaran, menyusun langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, sehingga terbentuk satu rencana pengajaran bidang studi pendidikan.37

Kemampuan mengajar berkenaan dengan bagaimana guru men-ciptakan suatu sistem pengajaran sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Kemampuan mengajar menunjuk pada kemampuan guru menggunakan alat penilaian yang telah disusun. Kemampuan ketiga yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi dengan muridnya.

Terciptanya hubungan pribadi yang baik membuat segala perilaku guru selalu berkenan di hati murid. Selain itu, guru dalam menciptakan hubungan pribadi dengan murid hendaknya mampu memberi kepercayaan kepada murid sebagai bagian dari

36 Ibid.

37 Ibid.

(55)

usaha menciptakan suasana kelas yang dapat memberi dampak yang sangat dalam, yaitu anak ikut mengambil tanggungjawab, menghormati anak, mengakui kreativitasnya, menimbulkan kegairahan belajar, membawa kesemarakan dalam kelas.

Hubungan dengan murid hendaknya berdasarkan kecintaan, sehingga guru tahu benar saat-saat murid membutuhkan pertolongan.38

Terkait kemampuan profesional guru bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor:39

a. Latar belakang pendidikan formal, misalnya SLTP, SLTA dan perguruan tinggi.

b. Masa kerja adalah lamanya guru diangkat menjadi guru.

Pengalaman kerja, mencakup jenis bidang study yang pernah dipegang oleh guru dan pendidikan tambahan atau training selama menjadi guru.

Sedangkan menurut Abdul Wahab dan Umiarso ada empat faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya yaitu:

a. Kepribadian dan Dedikasi

Setiap guru memiliki kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak dan hanya dapat

38 Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 89.

39 Ibid.

Referensi

Dokumen terkait

Mereka yakin, seandainya terjadi perubahan snatnya hanya semootara dan kemudian kembali lagi ke karakter dasamya, yaitu mencari keuntungan pribadi, "Di seluruh negara tidak akan

Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) kompetensi pedagogik guru Pendidikan Jasmani SMP di Kota Yogyakarta dalam mengintegrasikan pendidikan karakter yang

penilaian kinerja yang dilakukan siswa. Pertemuan kedua dikumpulkan data berupa hasil belajar siswa dalam mempelajari materi ajar menjelaskan asal kejadian Nabi Adam

Realitinya kerja-kerja amali adalah bertujuan untuk melengkapkan pelarjar dengan pengalaman kerja secara hands-on yang miana semua pembelajaran secara teori akan diaplikasikan di

Adakah resiko dari jabatan yang anda pegang Bila salah mengambil keputusan akan berpengaruh terhadap kemajuan paguyuban, bila pelayanan pada klien di anggap kurang

Blog HnP dibuat dengan tujuan untuk menampilkan modifikasi dan fotografi otomotif, meliput mobil-mobil dan juga kegiatan yang berhubungan dengan mobil, serta bengkel-bengkel terbaik

Jika Budi rajin berlatih main bulutangkis, maka dia tidak mendapat hadiah.. Jika Budi tidak rajin berlatih main bulutangkis, maka dia tidak

www.rotarybalidenpasar.org yang akan disusun dalam bahasa Inggris (memudahkan orang asing untuk mengakses website). Dalam website ini juga akan ditambahkna fitur2 link ke