• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Nifas meliputi Neonatu s dan KB 1 Konsep dasar Nifas

Dalam dokumen BAB 2 Laporan tugas akhir kebidanan (Halaman 44-60)

14. Kebersihan kulit

2.3 Konsep Dasar Nifas meliputi Neonatu s dan KB 1 Konsep dasar Nifas

2.3.1.1 Pengertian nifas

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Marmi, 2012).

2.3.1.2 Proses masa nifas

1. Pengecilan rahim atau involusi

Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta membesar dengan menanambah atau mengurangi jumlah selnya. Setelah plasenta lepas, otot rahim akan berkonstraksi atau mengerut, sehingga pembuluh darah terjepit dan perdarahan berhenti. Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya di sebut involusi. Setelah bayi di lahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontrakasi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Pada involusi uterus, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses

proteolitik semakin mengecil sehingga pada ahir masa nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gr.

2. Kekentalan darah ( hemokonsentrasi ) kembali normal

Pada pemeriksaan kadar Hemoglobinnya (Hb) akan tampak sedikit menurun dari angka normalnya sebesar 11-12 gr%. Jika hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau kekurangan darah

3. Proses laktasi

Setelah plasenta lepas, hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan (Saleha, 2009).

2.3.1.2 Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas perubahan fisiologis

1. Perubahan Sistem Reproduksi 1) Uterus

Tabel 2.5 Perubahan normal pada uterus selama postpartum

Waktu Involusi TFU UterusBerat

Diameter Uterus

Plasenta lahir Setinggi Pusat 10000 gram 12,5 cm

1 minggu Pertengahan pusat dan simfisis

500 gram 7,5 cm

2 minggu Tidak teraba 350 gram 5 cm

Sumber : Marmi,2012 2) Lochea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Berikut ini adalah beberapa jenis lokhea yang terdapat pada wanita pada masa nifas.

Lochia dapat d ibedakan menjadi 6 jenis, diantaranya : Tabel 2.6 Macam-macam lochea

Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman

Terdiri dari sel

desidua,verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan darah

Sanguilent a

3-7 hari Putih bercampur merah

Sisa darah bercampur lender

Serosa 7-14 hari Kekuningan atau

kecoklatan

Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plsenta

Alba  14

hari

Putih Mengandung leokosit, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang mati. Sumber : Marmi, 2012

3) Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Setelah 2 jam,

hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum, serviks sudah menutup kembali.

4) Vulva dan vagina

Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir.

5) Perineum

Setelah persalinan, perineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pulihnya tonus otot perineum terjadi sekitar 5-6 minggu postpartum. Bila ada luka episiotomy akan sembuh dalam 7 hari postpartum. Bila terjadi infeksi, luka episiotomy akan tersa nyeri, panas merah dan bengkak.

2. Sistem pencernaan

Pada sistem pencernaan ini biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makan, serta kurangnya aktivitas tubuh. Disamping itu juga rasa takut dari ibu untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri.

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam postpartum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu.

4. Sistem moskuloskeletal

Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan. Namun demikian, pada saat postpartum sistem muskuloskeletal akan semakin pulih kembali.

5. Sistem indokrin

Selama persalinan terdapat perubahan pada system endoktrin. Hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain :

1) Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormone plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionoc Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 postpartum.

2) Hormon pituitari

Hormon pituitary antara lain : hormone prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam membesarkan payudara untuk merangkan produksi

susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

3) Hipotalamik

Pada wanita yang menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan> Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

4) Hormon oksitosin

Hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.

5) Hormon estrogen dan progesteron

Volume darah selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormone anti diuretic yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormion progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.

6. Perubahan tanda vital 1) Suhu badan

Dalam 1 hari (24) post partum, suhu badan akan naik sedikit ( 37,5- 38) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Biasanya, pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena

adanya pembentukan ASI. Payudara menjadi bengkak dan berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada ornag dewasa adalah 60-80 kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100x/ menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.

3) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan pre eklampsia post partum.

4) Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan akan mengikutinya, kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernapasan.

7. Sistem kardiovaskuler

Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml.

8. Sistem hematologi

Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah akan mengental sehingga meningkatkan

faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dengan jumlah sel darah putih dapat mecapai 15.000 selama proses persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari post partum (Sulistyawati , 2009). perubahan psikolgis

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ibu mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya. Penyebab perubahan psikologis pada masa nifas :

1. Pengalaman selama persalinan 2. Tanggung jawab peran sebagai ibu 3. Adanya anggota keluarga baru 4. Peran baru sebagai ibu bagi bayi.

Teori Revarubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain : 1. Periode “Taking In” ( Perilaku Dependen)

2. Fase Taking Hold ( Perilaku Dependen-Independen) 3. Fase Letting Go ( Perilaku Interdependen)

4. Depresi Postpartum (Rukiyah, 2010). 2.3.2.2 Kebutuhan kesehatan pada masa nifas

1. nutrisi dan cairan

Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :

1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

3) Minum sedikitnya tiga liter air setiap harinya.

4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI dapat berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

2. Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut :

1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. 2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya memandikan

4) ganti pakaian, dan memberi makan (Saleha, 2009). 3. Eliminasi

Ibu diminta untuk buang air kecil enam jam postpartum. Jika dalam delapan jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi.

2) Buang Air Besar (BAB)

Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rectal.

4. Kebersihan diri

Ibu nifas dianjurkan untuk :

1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh.

2) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. 3) Mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK

4) Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh daerah kelamin.

5) Tidak sering menyentuh luka episiotomi dan laserasi.

6) Pada ibu post sectio caesaria (SC), luka tetap dijaga agar tetap bersih dan kering, tiap hari diganti balutan.

5. Istirahat dan tidur

Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut.

1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur (Saleha, 2009).

6. Aktivitas seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini.

1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu per satu dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.

2) Setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan (Saleha, 2009). 2.2.3 Konsep Dasar Neonatus

2.2.3.1 Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Neonatus normal adalah bayi yang dilahirkan dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan 2500 gr – 4000 gr ( Kusmiyati, 2009 ).

2.2.3.2 Kebutuhan neonatus

1. Pencegahan infeksi tali pusat

Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan di sebelah bawah tali pusat. Apabila talipusat kotor cuci luka tali pusat dengan air bersih dan yang mengalir dengan sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan

kering. Dilarang membumbuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka talipusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang mengakibatkan kematian neonatal. Tanda infeksi talipusat yang harus di waspadai adalah kulit sekitar talipusat berwarna kemerahan ada pus atau nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan jika padatali pusat ditemukan perdarahan , pembengkakan , keluar cairan tampak merah dan berbau busuk.

Cara yang paling efektif untuk merawat tali pusat adalah membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih. Bidan perlu memberikan informasi ini pada setiap ibu agar tidak terjadinya infeksi.Karena terjadinya peningkatan pada kulit bayi (Dewi, 2010)

2. Pencegahan infeksi pada kulit

Beberapa cara yang diketahui yang dapat mencegah terjadinya infeksipada kulit bayi baru lahir, atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi pada dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu. Sehingga menyebabkan terjadi kolonisasi mikroorganisme yang ada dikulit dan salurang pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat non patogen serta adanya zat antibodi bagi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu (Dewi, 2010). 3. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap invasi mikroorganisme (bakteri dan virus) yang

dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita ( Marmi, 2012 ).

Tabel 2.7 Jadwal Imunisasi berdasarkan usia pemberian,sesuai IDAI, periode 2012

Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan 12 jam setelah lahir

Polio- 0 Diberikan saat kunjungan pertama

1 bulan Hepatitis B-2

0 – 2 bulan

BCG Diberikan sejak lahir.apabila diberikan >3 bulan sebaiknya uji tuberkulin terlebih dahulu dengan hasil negatif

2 bulan DPT – 1 Hib-1 Polio-1 4 bulan DPT-2 Hib-2 Polio-2 6 bulan DPT-3 Hib-3 Polio-3

bulan,campak 2 tidak perlu diberikan

15-18 bulan

MMR Hib-4

Apabila sampai usia 12 bulan beluum mendapat imunisasi cacar

18 bulan DPT-4 Polio-4

Diberikan 1 tahun setelah DPT-3 Diberikan bersama DPT-4

2 tahun Hepatitis A Direkomendasikan pada umur >2 tahun,diberikan 2x dengan interval 6-12 bulan

2-3 tahun Tifoid

Vaksin tifoid polikasarida injeksi direkomendasikan untuk >2 tahun,perlu diulang tiap 3 tahun

5 tahun DPT-5 Polio -5

Diberikan pada umur 5 tahun Diberikan bersama DPT-5

6 tahun MMR Diberikan untuk catch up immunization pada anak yang belum mendapat MMR-1

10 tahun

dT/TT

varisela

Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 diberikan untuk imunitas selama 25 tahun Diberikan pada umur 10 tahun

Sumber : Marmi dan Kukuh Rahardjo, 2012

4. Rawat gabung

Adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama atau pada tempat yang berdekatan, sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui anaknya. Rawat gabung adalah

suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan tidak dipisahkan,melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh sehariannya. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu dekat ibunya semenjak dilahirkan sampai saatnya pulang.

5. Penggunaan ASI

Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Dan produksi ASI makin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolestrum yang keluarnya sedikit. Tetapi hal itu tidak perlu di khawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit (Dewi, 2010).

6. Kunjungan Bayi Baru Lahir

1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir. Asuhan :

a. Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan lahir

b. Jaga selalu kehangatan bayi c. Perhatikan intake dan output bayi

d. Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak

e. Komunikasikan kepada orang tua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat

f. Dokumentasikan

a. Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir

b. Jaga selalu kehangatan bayi c. Perhatikan intake dan output bayi

d. Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak e. Dokumentasikan

3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari. Asuhan: a. Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saat

ini dengan berat badan saat bayi lahir b. Jaga selalu kehangatan bayi

c. Perhatikan intake dan output bayi

d. Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak e. Dokumentasikan

2.3.3 Konsep Dasar KB pasca salin 2.3.3.1 Pengertian KB pasca salin

Kontrasepsi pasca persalinan merupakan inisiasi pemakaian metode kontrasepsi dalam waktu 6 minggu pertama pasca persalinan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan khususnya pada 1-2 tahun pertama pasca persalinan (Saifudin, 2010).

KB Pasca persalinan yaitu pemanfaatan penggunaan metode kontrasepsi sesudah bersalin. Ada dua jenis pelayanan KB pasca salin: 1. Immediate postpartum : sesudah melahirkan sampai 48 jam.

2. Early Postpartum : sesudah 48 jam sampal minggu ke 6 sesudah melahirkan (sulistyawati, 2013).

2.3.3.2 Macam-macam KB pasca salin

Secara umum KB pasca salin menurut Saifuddin, 2009 sebagai berikut : 1. MAL (Metode Amenorea Laktasi)

Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tambahan makan atau minuman apapun lainnya.

Syarat pemakaian KB MAL :

Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari, belum mendapat haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.

Cara kerja KB MAL :

Menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

Manfaat :

Dapat segera digunakan segera setelah melahirkan, tidak memerlukan pengawasan medis, tidak mengganggu senggama, tidak perlu biaya. Keterbatasan :

Memerlukan persiapan sejak kehamilan, hanya efektif selama 6 bulan setelah melahirkan, tidak melindungi dari penyakit menular seksual. 2. Kontrasepsi kombinasi

Dalam dokumen BAB 2 Laporan tugas akhir kebidanan (Halaman 44-60)

Dokumen terkait