• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Konsep Diri Siswa SMP Sebagai Remaja

1. Remaja

a. Pengertian remaja

Piaget (Hurlock, 1996) mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa; remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada di tingkat yang sama. Remaja mulai menyadari dirinya tumbuh menjadi orang dewasa secara bertahap. Masa remaja disebut juga masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam masa transisi tersebut terjadi perubahan-perubahan antara lain perubahan secara fisik, emosional, sosial.

Masa remaja meliputi masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja tengah (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Masa remaja awal bisa disebut sebagai masa negatif. Masih kurangnya pengendalian terhadap ego menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa yang membuat remaja cenderung menarik diri dari lingkungannya atau menarik diri dari lingkungan masyarakat. Masa remaja tengah adalah masa dimana remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja mulai mencari teman yang dapat memahaminya namun lebih menyukai teman-teman yang mempuyai sifat-sifat

17 yang sama dengan dirinya. Masa remaja akhir merupakan masa penemuan identitas diri dan perubahan pandangan yang lebih realistis. Remaja diharapkan dapat berpikir secara obyektif terhadap sesuatu yang dihadapi.

b. Ciri-ciri masa remaja

Menurut Hurlock (1996), ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut:

1) Masa remaja sebagai periode penting.

Pada periode ini remaja mengalami berbagai perkembangan seperti perkembangan fisik dan perkembangan emosi. Di awal masa remaja ketegangan emosi meningkat. Oleh sebab itu remaja dalam perkembangannya membutuhkan penyesuaian.

Jika remaja mampu menerima segala perubahan fisik yang ada pada dirinya dan mampu mengelola emosinya dengan baik maka remaja yang bersangkutan akan mempunyai konsep diri yang positif. Sebaliknya, jika remaja cenderung tidak menerima perubahan fisik dan tidak mampu mengontrol emosinya remaja dapat mempunyai konsep diri yang negatif.

2) Masa remaja sebagai masa peralihan.

Pada masa peralihan status remaja bukan sebagai anak-anak lagi namun belum saatnya juga disebut sebagai orang dewasa. Peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Pada masa ini remaja mencoba-coba hal baru yang berbeda dan

18 menemukan yang paling sesuai, sekaligus menentukan perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai untuknya.

Jika pada masa ini remaja mampu menentukan perilaku yang baik, mengetahui norma dan patokan yang sesuai dengan dirinya maka remaja akan membentuk dirinya menjadi remaja yang mempunyai konsep diri yang positif.

3) Masa remaja sebagai usia bermasalah

Pada periode ini remaja menganggap dirinya sudah mampu dan tidak mau meminta bantuan pada orang tua, bahkan terkadang merasa mandiri dan menolak bantuan orang dewasa. Tidak jarang antara remaja dan orang tua terjadi perbedaan pendapat, sehingga seringkali masalah muncul.

Pada masa ini remaja cenderung egois dan tidak mau diatur oleh orang lain. Remaja menganggap apa yang diputuskannya adalah yang paling benar. Jika remaja selalu terbawa dengan emosinya tanpa memikirkan pertimbangan-pertimbangan lain dari orang lain maka remaja cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Tetapi jika remaja mau meminta pendapat orang lain, selalu berfikir ulang untuk setiap hal yang diambil, menimbang segala konsekuensi yang di ambilnya maka remaja akan mempunyai konsep diri yang positif.

19

4) Masa remaja sebagai periode mencari identitas

Pada periode ini remaja mulai mencari identitas diri dengan berusaha mencari dan menemukan figur yang dapat dijadikan idolanya. Mereka mulai mendambakan diri yang sesuai baginya, yakni identitas dirinya sendiri.

Jika remaja menyadari segala kelebihannya, minat dan bakatnya serta mampu mengembangkannya secara maksimal, maka konsep dirinya akan positif.

5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Dalam kehidupan di masyarakat orang dewasa seringkali mengembangkan pandangan yang cenderung negatif terhadap remaja. Remaja sering takut tidak mampu mengatasi masalah-masalahnya yang berpengaruh pada konsep dirinya.

Jika remaja mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, konsep dirinya akan positif.

6) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Pada periode ini remaja sering melihat sesuatu menurut keinginannya dan bukan seperti apa adanya. Remaja kurang mampu bersikap rasional dan kurang objektif terhadap dirinya dan lingkungan. Hal ini sering menyebabkan remaja mengalami kegagalan dan kekecewaan sehingga akan timbul konsep diri yang negatif. Tetapi jika remaja mampu bersikap rasional dan realistik terhadap diri dan lingkungannya serta mampu menerima kegagalan dalam hidupnya maka remaja akan mempunyai konsep diri yang positif.

20

7) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Pada periode ini remaja mulai menunjukkan perilaku yang dianggap sebagai tanda dewasa, seperti merokok dan melibatkan diri dalam kegiatan organisasi tertentu di masyarakat. Remaja menganggap bahwa perilaku ini akan memberi citra yang mereka inginkan.

Jika remaja mampu membawa diri secara positif, tidak terpengaruh oleh pergaulan yang negatif, maka konsep dirinya akan positif. Tetapi jika remaja cenderung terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang buruk, maka konsep dirinya negatif.

2. Konsep diri siswa SMP sebagai remaja

Siswa SMP berada pada masa remaja. Masa remaja adalah suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja dikatakan berada pada masa transisi karena terjadi perubahan-perubahan sangat menonjol yang dialami oleh remaja. Perubahan-perubahan ini terjadi, baik dalam aspek jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial, sehingga terjadi perubahan pada tingkah laku remaja yang bersangkutan. Dengan perubahan-perubahan tersebut remaja

mulai menyadari akan kemampuan dan potensi yang dimilikiMasa remaja

merupakan masa transisi yang penuh dengan berbagai macam perubahan (Gunarso, 1996: 236). Pada masa ini remaja mengalami perubahan tidak hanya perubahan yang dapat diamati secara langsung, misalnya perubahan fisik dan tingkah laku, akan tetapi juga perubahan yang lebih halus seperti konsep diri.

21 Konsep diri siswa berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Cara perlakuan orang lain terhadap siswa tersebut sangat mempengaruhi konsep diri siswa, jika siswa diterima dengan baik dlingkungannya, diperlakukan secara baik di lingkungannya maka siswa akan merasa senang dan konsep diri siswa akan positif tetapi jika siswa sering memperoleh pengalaman-pengalaman yang negatif dari orang lain, lingkungan sekitarnya maka akan menimbulkan konsep diri yang negatif.

Sekolah sebagai lingkungan di luar keluarga, turut berperan penting dalam perkembangan konsep diri siswa. Sekolah dapat mengubah konsep diri siswa yang sudah terbentuk di keluarganya. Bila guru menerima, menghargai, mencintai, memberi peneguhan serta membantu dalam mewujudkan dan mengembangkan kemampuannya, maka siswa akan mengembangkan konsep diri yang positif. Tetapi jika guru bersikap meremehkan, merendahkan, menolak, tidak memberi perhatian, maka siswa akan mengembangkan konsep diri yang negatif. Siswa yang memiliki konsep diri yang negatif akan sulit menerima diri apa adanya dan memiliki pengharapan yang tidak realistis.

Dokumen terkait