• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep penataan fasilitas dan kelengkapan angkutan waterway disusun dengan pertimbangan fungsi, kondisi tapak, dan keharmonisan letak. Fasilitas dibuat dengan menyisipkan identitas lokal pada bangunan modern, mudah perawatan, serta cocok dan ramah dengan iklim dan lingkungan sekitar. Fungsi utamanya adalah fungsi transportasi nyaman. Pertimbangan terhadap kondisi tapak merupakan pertimbangan terhadap daya dukung dan daya tampung optimal yang akan diberikan (pada badan air dan bantarannya). Keharmonisan diwujudkan

88

dalam tata letak yang tidak membingungkan, ergonomik, dan menyatu dengan arsitektur di sekitarnya.

Konsep fasilitas membagi penataan fasilitas menjadi fasilitas transportasi, fasilitas rekreasi, fasilitas pelayanan, dan fasilitas pengelolaan. Pengguna yang akan diakomodasi adalah mereka yang memiliki kondisi normal maupun cacat.

89

PERANCANGAN

Gambaran Perancangan Lanskap Waterway Jakarta

Lanskap kanal Manggarai-Karet adalah bagian dari ruang kota yang perlu ditampilkan potensi keindahannya untuk menciptakan bagian dari lanskap kota yang estetik dan fungsional dalam mendukung aktivitas kota. Keterbatasan lahan transportasi yang menyenangkan memungkinkan kanal sebagai alternatif jalur transportasi air di Jakarta. Dengan penataan lanskap waterway ini pengunjung dapat menyenangi moda transportasi waterway dan berinteraksi di ruang yang ada. Lanskap waterway Manggarai-Karet terdiri dari 3 segmen yang membentuk awal- akhir perjalanan. Lanskap didesain dengan menggunakan skala ruang kota, yaitu dikaitkan dengan kota serta lingkungan manusianya (Gambar 29,30, 31, dan 32).

Pengguna memasuki ruang pelayanan kali pertama menuju tapak. Ruang pelayanan di Manggarai, Karet, dan Sudirman tersedia lebih luas daripada ruang pelayanan lain yang akan ditemukan di sepanjang perjalanan. Di ketiga dermaga tersebut terdapat beberapa tenda makan di tepi kanal. Ruang pelayanan beralaskan plaza yang didominasi turgrass untuk dilalui manusia dan sepeda yang akan diparkirkan pada tautan di ruang pelayanan Manggarai dan Karet. Sementara itu, halaman dermaga sendiri menggunakan kelompok bradstone. Komposisi ini dibentuk untuk membedakan ruang gerak satu sama lain. Di sekelilingnya ditanam dominan Bauhinia purpurea sebagai peneduh dan estetika serta Lantana sp. sebagai pembatas. Tanaman ini dipilih karena mencolok dan dengan penempatan yang berulang memberikan ritme serta dapat menandakan keberadaan area pelayanan. Begitu juga dengan lampu dermaga. Lampu downlight tersebut berbeda dengan lampu kanal dan akan dijumpai pada setiap dermaga.

Panjang dermaga sejajar dengan alur kanal, di dalamnya terdapat informasi waktu keberangkatan, instruksi keamanan dalam menggunakan angkutan

waterway, bangku, dan tempat sampah. Papan petunjuk keberadaan dermaga diletakkan di tempat yang terlihat mata. Sebuah telepon umum terdapat ruang pelayanan Rasuna Said. Dermaga terintegrasi dengan halte bus. Di dalam dermaga tersedia loket yang terpadu dengan tiket lain. Penumpang yang sebelum menggunakan waterway telah memiliki tiket dari salah satu moda dalam PTM

90

dapat menggunakan tiket tersebut untuk menggunakan waterway. Tiket tersebut

ditukar dengan kartu yang akan dikembalikan pada akhir perjalanan moda dalam PTM. Aktivitas lalu lintas angkutan waterway dapat dinikmati hingga malam hari.

Ruang rekreasi terbagi ke dalam subruang rekreasi. Area keluarga memiliki beberapa kelompok buah-buahan. Pada intinya area ini dapat menjadi area beranda/area berkumpul keluarga pemukim dari seberang bantaran. Area ini memanjang dari setelah ruang pelayanan Manggarai hingga Jembatan Mampang. Karena lebar bantaran tersebut cukup sempit, rancangan berupa jajaran pohon berbuah dan hamparan rumput di sela-sela pepohonan. Pada beberapa titik terdapat bangku taman yang disusun mengelompok dan undak-undak beton yang dipayungi shelter memanjang.

Area lawn adalah area di seberang area keluarga. Area ini ingin menunjukkan dominasi rerumputan dengan memanfaatkan ruang yang sempit. Dominasi rumput juga menyinggung asal-usul penamaan “Pasar Rumput”. Area ini dipayungi dengan jajaran pergola membentuk koridor.

Area lively menyediakan ruang kegiatan-kegiatan kecil yang insidentil, seperti senam pagi, atraksi kecil, bermain-main, dan sebagainya. Area ini berdekatan dengan Stasiun Mampang. Area ini berisi plaza melingkar, lapangan kecil untuk menyediakan aktivitas tersebut, dan dua bangku melingkar. Tatanan vegetasi sendiri cenderung menyebar.

Area pepohonan terdiri dari tegakan pohon dan sirkulasi saja. Area ini banyak terdapat di sisi selatan. Sementara itu, area groundcover promenade

menyajikan jajaran groundcover yang bervariasi jenisnya. Di sela-selanya dibentuk sirkulasi dari kelompok bradstone dengan beberapa perhentian seperti

shelter dan bangku taman. Area groundcover promenade mengandung pengulangan sirkulasi yang biasanya ditandai dengan bangku tersebut. Titik pengulangan tersebut memiliki komposisi groundcover yang sama di kanan kirinya. Semuanya membentuk irama tersendiri. Area groundcover promenade

dapat dimanfaatkan para pekerja kantor untuk beristirahat.

Area kesehatan fisik dan psikologi memberikan aktifitas jogging, relaksasi, menenangkan diri, bahkan terapi healing. Area ini memanjang di sisi utara dari ruas Sudirman hingga Jembatan Guntur. Areanya lebih lapang dan lebih tenang.

91

Terdapat beberapa shelter, bangku, menara, dan sculpture yang berulang.

Sirkulasi di area ini biasanya dibedakan untuk penggguna normal dan cacat, berasal dari pavingblok sampai pavingstone. Area yang terdiri dari 3 penggal bantaran (akibat berpotongan dengan jembatan maupun flyover) tersebut masing- masing memiliki puncak sirkulasi yang terdapat di tengah-tengah. Pepohonan di titik puncak sirkulasi tersebut juga membentuk komposisi yang berbeda dari sekitarnya dilihat dari warna dan jenisnya.

Keberadaan transportasi waterway dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Manfaat yang diperoleh, antara lain penghematan biaya penggunaan alat transportasi, kelancaran waktu tempuh yang berakibat pada kelancaran kegiatan ekonomi di wilayah pengaruh waterway, berkurangnya biaya kecelakaan dan kesehatan, adanya aktivitas ekonomi yang berkembang di lokasi infrastruktur

waterway, keuntungan bagi operator kapal waterway, dan pendapatan bagi sektor pariwisata. Dalam sistem transportasi secara menyeluruh, penggunaan waterway

sebagai salah satu bagian dari PTM mengurangi biaya yang dikeluarkan pengguna jasa transportasi. Pekerja/pengusaha yang memerlukan akses cepat tanpa macet dapat memanfaatkan waterway tersebut untuk kelancaran usahanya. Waterway

yang lebih ramah lingkungan juga mengurangi polusi sekitar. Keberadaan tenda jajanan di tapak perancangan pun menumbuhkan perekonomian menengah ke bawah.

Rancangan Ruang

Lanskap waterway Manggarai-Karet dibagi ke dalam tiga ruang yaitu ruang pelayanan, ruang rekreasi, dan ruang transportasi. Ruang rekreasi terbagi dalam beberapa subruang. Ketiga ruang tersebut berada dalam tiga segmen pengembangan yang menjadi segmen pembuka, tengah, dan penutup. Ketiga ruang tersebut dijabarkan dengan aktivitas, fasilitas, dan dimensi, yang diperlihatkan pada Tabel 10. Gambar 25 memperlihatkan peletakan ruang pada tapak (Concept Plan).

96

Tabel 10 Peruntukan Ruang Lanskap Waterway Jakarta

Seg-

men Ruang Luas (Ha) Fungsi Aktivitas Fasilitas Dimensi

Transpor- tasi

±12,18 Transportasi Bertransportasi dengan kapal −Kapal/bus air

− Rambu ketinggian muka air −Rambu stop

Kenyamanan Bertransportasi dengan nyaman −Kanal yang bersih bebas bau −Lampu kanal

−Lampu kanal radiallight tinggi 1,2-1,5 m

I Pelayanan ±0,064 Transportasi −Masuk dan keluar dermaga −Parkir sepeda

− Mendapatkan informasi penyeberangan

−Pengelolaan

−Dermaga (beton dan ponton) serta halte bus yang menyatu dengan dermaga

− Rambu dan media informasi −Loket

−Lampu dermaga

−Tempat sampah, telepon umum −Kantong parkir

−Kantor pengelola

−Dermaga, P=20 m L=5 m t=2,5 m

Ramp plat baja L=2,5 m2 − Media informasi, t=1,5 m; −Rambu, t= 2,5 m

Bahan logam pipa bulat −Loket, 2x2 m −Lampu dermaga, t=4,2 m Bahan baja −Tempat sampah, V=40 lt Bahan fiberglass −Telepon umum,t=65-120 m −Kantong parkir 9,6 m2 Bahan turfgrass −Kantor pengelola 30 m2

Rekreasi Makan sambil menikmati

pemandangan −Kios/kafetaria −Taman −Kios, L=2 m P=menyesuaikan −Tenda, 2,5x2,5x2 m −Luasan RTH yang ada Rekreasi ±0,9 Rekreasi −Bermain bergembira

− Bersosialisasi −Belajar −Mewujudkan inspirasi −RTH − Bangku duduk −Sirkulasi −Pergola −Bangku, 1,2x1 m Bahan kayu dan besi galvanis

−Jalur sirkulasi L=1,2 m

97 −Menyusun agenda −Bersantai/duduk-duduk −Menikmati pemandangan −Jalan-jalan − Lewat

−Bak sampah Bahan pavingblok, disertai tactile paving

−Pergola, t=2 m, L=±1,5 m −Bak sampah, bahan kayu

Identitas − Menunjukkan identitas

segmen

− Penanaman dominan rumput − Rumput gajah mini dan Pennisetum orientale Kenyamanan −Berekreasi dengan nyaman −Tanaman/pepohonan yang rindang

−Lingkungan sosial yang baik

Sesuai desain

Pelestarian Air

dan Tanah

−Perlindungan tanah −Perlindungan air

−Penanaman vegetasi untuk fungsi terkait

Sesuai desain

II Pelayanan ±0,38 Transportasi −Masuk dan keluar dermaga −Mendapatkan informasi

penyeberangan −Memarkir kapal

−Dermaga (beton dan ponton) serta halte bus yang menyatu dengan dermaga

−Rambu dan media informasi −Loket

−Lampu dermaga

−Tempat sampah, telepon umum − Kolam penambat kapal

−Dermaga, 15x4 m −Kolam penambat kapal,

15x25 m, bollard dari besi cor

Rekreasi ±3,2 Rekreasi − Bermain −Bersosialisasi −Belajar −Mewujudkan inspirasi − Menyusun agenda −Bersantai/duduk-duduk −Menikmati pemandangan −Jalan-jalan − Lewat −Joggging

− RTH dan tanaman beraroma −Bangku duduk −Sirkulasi −Menara pandang − Shelter −Tempat sampah −Area lapang − Menara pandang, 16-21m persegi x 15 m, bahan kayu

Shelter, tinggi 2,5 m bahan

kayu

−Sirkulasi, L=1-2,4 m; bahan bervariasi dari pavingstone

dan pavingblok

98

Identitas −Menunjukkan identitas

segmen

−Penanaman dengan banyak pohon menteng

Sesuai desain

Kenyamanan −Berekreasi dengan nyaman −Tanaman/pepohonan yang rindang −Lingkungan sosial yang baik

Sesuai desain

Pelestarian Air

dan Tanah

−Perlindungan tanah −Perlindungan air

−Penanaman vegetasi untuk fungsi terkait

Sesuai desain

III Pelayanan ±0,19 Transportasi −Masuk dan keluar dermaga −Mendapatkan informasi

penyeberangan −Memarkir sepeda

−Dermaga (beton dan ponton) serta halte bus yang menyatu dengan dermaga

−Rambu dan media informasi −Loket

−Lampu dermaga

−Tempat sampah, telepon umum −Kantong parkir

Rekreasi −Makan

−Menikmati pemandangan

−Kios/kafetaria −Taman Rekreasi ±0,38 Rekreasi −Bersosialisasi

−Belajar −Mewujudkan inspirasi − Menyusun agenda −Bersantai/duduk-duduk −Menikmati pemandangan −Jalan-jalan − Lewat −RTH −Tangga duduk −Sirkulasi − Tempat sampah −Bangku taman

−Sirkulasi, pavingstone lebar 1 m

Identitas − Menunjukkan identitas

segmen

− Penanaman dengan melati, karet, dan tanaman getah

Sesuai desain

Kenyamanan −Berekreasi dengan nyaman −Tanaman/pepohonan yang rindang −Lingkungan sosial yang baik

Sesuai desain

Pelestarian Air

dan Tanah

−Perlindungan tanah −Perlindungan air

−Penanaman vegetasi untuk fungsi terkait

96

Rencana Vegetasi

Vegetasi memodifikasi iklim yang tidak nyaman. Vegetasi juga memberikan kesan lembut dan menunjukkan perbedaan antarruang. Vegetasi direncanakan ke dalam tata hijau identitas, tata hijau pembentuk ruang, dan tata hijau ekologis (Gambar 27). Alternatif tanaman yang dapat ditanam di waterfront menurut Ayuputri (2006) berdasarkan data dari Malahayani (2004) dan Dinas Pertamanan (2000) dengan beberapa pembetulan nama ilmiah oleh penulis dan beberapa tambahan yang lain dapat digunakan untuk alternatif tanaman yang ditanam pada lanskap waterway (Tabel 11).

Tabel 11 Tanaman yang dapat Ditanam di Kawasan Waterfront

Fungsi

No. Nama Tanaman Spesies

Estetik Pene du h da n T epi Jal an Id en titas Ko nse rvasi Hab itat Satwa Pohon

1 Asem Tamarindus indica √ √ √

2 Belimbing Manis Averrhoa carambola L. √ √ 3 Belimbing Wuluh Averrhoa bilimba L. √ √

4 Bisbul Diospyros philipensis √ √ √

5 Buah Nona Annona reticulata

6 Buni Antidesma bunius √ √ √ √ √

7 Dadap Merah Erythrina crystagali √ √ √*

8 Daun Kelor Moringa oleifera √ √

9 Duku Condet Lansium domesticum Var.

Condet √

10 Durian Sikotong Durio zibenitus Murr.Var.

Sitokong √

11 Gandaria Bouea macrophylla √ √ √

12 Gowok Syzigium polycephalum √ √ √*

13 Jamblang Eugenia cuminii √ √

14 Jambu Biji Pasar Minggu

Psidium guajava Var. Pasar

Minggu √

15 Jambu Kancing Syzigium sambos √ √

16 Jambu Mawar Eugenia jambos √ √ √

17 Jati Tectona grandis √ √

18 Jengkol Pithecellobium jiringa

19 Jeruk Nipis Citrus aurantifolia √ √

20 Karet Kebo Ficus elastica Roxb. √ √

21 Kawista Batu Feronia limonia

22 Kecapi Sandoricum koetjape

23 Kedongdong Spondias pinnata

24 Kemang Mangifera kemanga Blume √ √ √

25 Kenanga Cananga odorata √ √ √ √

26 Kweni Mangifera odorata

27 Lobi-Lobi Flacourtia inermis √ √

97

Fungsi

No. Nama Tanaman Spesies

Estetik Pene du h da n T epi Jal an Id en titas Ko nse rvasi Hab itat Satwa

29 Mangga Mangifera indica

30 Melinjo Gnetum gnemon √ √

31 Mengkudu Marinda citrifolia √ √

32 Menteng Baccauria rasemosa

33 Nam-nam Cynometra cauliflora

34 Rambutan Nephelium lappaceum L. √ √

35 Rukam Flacourtia rukam √ √

36 Salak Salacca zalacca √ √

37 Salam Syzigium polyanthum

38 Salix Salix sp. √* √* √* √*

39 Sawo Kecik Manilkara kauki √ √

40 Sawo Manila Manilkara zapota

41 Sengon Paraserianthes falcataria √ √ √

Perdu/Semak

42 Andong Cordilyne fruticosa Linn. √ √

43 Bambu Bambusa sp. √ √ √

44 Bambu Jepang Arundinaria pumila √* √*

45 Bangle Zingiber purpureum

46 Brotowali Tinospora cripsa

47 Bunga Kenop Gomphrena globasa √ √

48 Daun Katuk Sauropis anchoginus L. √

49 Daun Pandan Pandanum amarylifolium √ √

50 Ganda Rusa Justicia gendarussa

51 Jarak Jatropha multifida

52 Kaca Piring Gardenia sp. √ √

53 Kacang Cepel Clitoria laurifolia √* √*

54 Kembang Pukul Empat Mirabilis jalapa √ √ 55 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis √ √

56 Kembang Telang Clitoria ternatea √ √

57 Kemuning Murraya paniculata √ √

58 Kumis Kucing Orthosiphon aristatus √ √

59 Lempuyang Zingiber americans

60 Lidah Mertua Sansivieria trifasciata √ √

61 Melati Jasminum sambac √ √

62 Miana Coleus scutellariodes √ √

63 Nona Makan Sirih Clerodendrum thomsonae √ √

64 Padi Oryza sativa

65 Pangkas Kuning Duranta repens √ √

66 Pepaya Carica papaya

67 Pisang Musa sp.

68 Puring Codieaum variegatum √ √

69 Saga Abrus precatorius √ √

70 Senthe Alocasia macrorhiza √*

71 Sirih Piper betle √ √

72 Tapak Dara Cantharanthus roseus √ √

73 Temukunci Boesenbergia pandurata √ √

74 Temulawak Curcuma xanthorrhiza √ √

Tanaman Penutup Tanah dan Rumput

75 Ophiopogon Ophiopogon sp. √*

98

77 Rumput Kaki Gajah Arundo donax √*

78 Rumput Paetan Axonopus compressus √*

79 Seruni Widelia sp. √ √

Tanaman Air

80 Enceng Gondok Eichornia crassipes √* √*

81 Hidrilla Hydrilla verticillata √* √* √*

82 Water Lily Nymphaea lotus √* √*

Keterangan: * buku dan jurnal

Rencana tata hijau identitas memberikan penataan vegetasi untuk identitas kawasan sesuai konsep tiap segmen pengembangan, dengan vegetasi yang mengingatkan asal usul penamaan beberapa wilayah administratif yang dibatasi banjir kanal (Gambar 26). Pada segmen pertama (Manggarai-Mampang) yang berdekatan dengan Pasar Rumput diberikan dominan rumput, seperti rumput gajah mini (Pennisetum purpureum Var. Mott dwarf) dan rumput oriental fountain

(Pennisetum orientale). Segmen kedua (Mampang-Sudirman) berbatasan dengan bagian tengah dari sisi selatan Kelurahan Menteng, sehingga vegetasi yang cukup dominan untuk menunjukkan identitas adalah Pohon Menteng (Baccauria rasemosa). Segmen ketiga (Sudirman-Karet) mengandung unsur melati dan pohon karet di mana pada masa lalu daerah Karet masih merupakan hutan karet. Tata vegetasi identitasnya diwujudkan dengan dominasi pohon karet (Havea brassiliensis), Eucalyptus deglupta, Jathropa multifida, dan tanaman melati.

(a) (b) (c) (d) (e)

Gambar 26 Tanaman Identitas, (a) rumput gajah, (b) Penisetum sp., (c) menteng, (d) melati, (e) karet.

Rencana tata hijau pembentuk ruang menyediakan vegetasi sebagai pengisi ruang untuk estetika dan kenyamanan. Beberapa tanaman dalam Tabel 11 dapat dimanfaatkan sebagai vegetasi pembentuk ruang. Fungsi pembatas aktivitas manusia yang lebih intensif diberikan oleh semak dan penutup tanah, seperti

99

Fungsi pengarah dan pengontrol pandangan diberikan oleh Polyalthia longifolia,

Agathis dammara, dan Paraserianthes falcataria. Fungsi peneduh (atap) diberikan oleh Swietenia sp., Mimusops elengi, Ficus benjamina, Paraserianthes falcataria, Salix sp., dan lainnya. Fungsi estetika dan aroma wangi (misalnya untuk kenyamanan jogging) diberikan oleh Bauhinia purpurea, Cassia multijuga,

Gardenia sp., Jasminum sambac, Erythrina crystagali, dan Michelia champaca. Rencana tata hijau ekologis menyediakan vegetasi sebagai penjaga keberlanjutan lanskap banjir kanal secara fisik dan ekologi. Vegetasi yang ditanam dalam rencana tata hijau ekologis lanskap waterway ini, antara lain:

1. nangka (Artocarpus integra), sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia sp.), rambutan (Nephelium lappaceum), Pennisetum orientale,

Chrysothamnus nauseous, mangga (Mangifera indica), kenanga (Cananga odorata), sawo kecik (Manilkara kauki), dan bambu jepang (Arundinaria pumila), untuk mengatur dan menjaga ketersediaan air tanah serta menambah kadar bahan organik.

2. akasia (Acacia mangium), mahoni (Swietenia sp.), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), nangka (Artocarpus integra), puring (Codieaum variegatum), teh-tehan pangkas (Acalypha sp.), stepanut (Stephanotis floribunda), dan soka (Ixora sinensis), untuk menyerap polusi sekitar tapak. 3. damar (Agathis dammara), beringin (Ficus benjamina), tanjung (Mimusops

elengi), dan bambu pagar (Arundinaria pumila), mengurangi kebisingan yang datang dari sumber bunyi kereta api.

4. kenanga (Cananga odorata), mahoni (Swietenia sp.), bisbul (Diospyros philipensis), sengon (Paraserianthes falcataria), kaca piring (Gardenia sp.), kersen (Muntingia calabura), petai cina (Leucaena leucocephala), dadap (Erythrina crystagali), glodogan tiang (Polyalthia longifolia), tanjung (Mimusops elengi), bintaro (Cerbera manghas), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), soka (Ixora sinensis), sawo kecik (Manilkara kauki), nangka (Artocarpus integra), rambutan (Nephellium lappaceum), belimbing (Averrhoa carambola L.), mangga (Mangifera indica), gowok (Syzigium polycephalum), yang menyediakan kebutuhan nektar, mempertahankan keberadaan burung dan serangga.

104

Rancangan Sirkulasi

Pola sirkulasi sebagian besar cenderung linier, membawa seseorang dari satu tempat ke tempat tujuan berikutnya (Gambar 27). Di tepinya diberikan saluran pembuangan air. Pada sirkulasi dengan beda ketinggian diberikan tangga dan ramp untuk penderita cacat/usia lanjut. Menurut Soesanti et.al.(2006) penataan sirkulasi pada area riverwalk/waterfront dikatakan baik jika jaringan jalannya berpola lurus dan sejajar dengan sisi perairannya. Penataan demikian memudahkan pengguna dalam menikmati view ke arah perairan. Bahkan, penataan sirkulasi yang tidak berdekatan dengan area perairan mengakibatkan salah orientasi terhadap waterfront itu sendiri.

Sirkulasi dibagi menjadi sirkulasi utama, sirkulasi transportasi waterway, dan sirkulasi rekreasi. Sirkulasi utama merupakan sirkulasi yang terhubung dengan moda angkutan lain, meliputi sirkulasi pejalan kaki dan sepeda yang menuju kantong parkir. Sirkulasi utama dibuat untuk memasuki ruang pelayanan. Sirkulasi utama menggunakan turfgrass dengan dimensi lebar terbuka untuk pergerakan manusia dan kendaraan. Turfgrass memberian solusi pengendalian aliran permukaan dan cocok untuk menahan akses kendaraan maupun perparkiran. Sirkulasi transportasi adalah lintasan kapal di badan air, dengan lebar mengikuti rencana pelebaran kanal, yaitu ± 40-50 m. Untuk mewujudkan sirkulasi yang nyaman, kanal dibebaskan dari sampah dan pencemaran air lainnya. Sirkulasi transportasi juga merupakan sirkulasi keluar masuk dermaga, yang digabungkan oleh ramp dengan jembatan ponton dengan lebar jembatan (± 1,2 m), berasal dari plat baja. Landasan/jembatan ini digunakan untuk menyesuaikan ketinggian air pasang surut, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama.

Sirkulasi rekreasi dibuat untuk kegiatan rekreasi khusus pejalan kaki di bantaran. Pola sirkulasinya adalah paduan linier, angular, dan lingkaran. Sirkulasi ini memanjang di kanan-kiri kanal dan menghubungkan ruang pelayanan satu dengan ruang pelayanan berikutnya. Lebar sirkulasi ini bervariasi ±0,9-2,4 meter dan pada titik tertentu dilengkapi dengan shelter dan bangku taman.

Topografi di ruang ini relatif datar. Sirkulasi yang datar meskipun lebih aman, stabil, dan menciptakan pandangan yang leluasa terhadap objek vertikal, juga memberikan kesan monoton yang berakhir pada kebosanan (Hakim 2003).

105

Untuk itu, pola sirkulasi dipadukan dengan pemberian pola/motif/corak dan

penempatan aksen pada titik tertentu. Corak Betawi dapat digunakan untuk menciptakan kesan lokal. Sirkulasi ini menggunakan material paving blok dan

paving stone. Sirkulasi bagi tunanetra di kanan kirinya dibatasi dengan ubin pengarah serta ubin peringatan. Ramp yang ada dipasang handrail pada kedua tepinya. Ilustrasi sirkulasi ditunjukkan oleh Gambar 28.

manns.tamanndesign.com www.suportyoursariver.com

Gambar 28 Model Pergerakan Linier (kanan) dan Contoh Pemberian Sirkulasi bagi Orang Cacat (kiri).

Rancangan Fasilitas dan Kelengkapan Angkutan Waterway

Rancangan fasilitas dan kelengkapan angkutan waterway dikembangkan melalui perbaikan, penambahan, maupun pengadaan.

1. Dermaga dan Loket

Dermaga adalah fasilitas pokok untuk sebuah angkutan waterway. Dermaga menjadi tempat berkumpulnya penumpang dan sarana mempermudah naik turun penumpang. Dermaga diletakkan di lokasi yang strategis dan potensial menarik minat penumpang, antara lain dekat dengan perpotongan jalan raya atau berdekatan dengan daerah-daerah bisnis (Dinas Perhubungan 2004).

Dermaga Manggarai merupakan dermaga utama yang menjadi titik perpindahan antarmoda, sehingga lokasi Manggarai membutuhkan ruang dermaga yang lebih besar. Dermaga Manggarai dibuat dengan luas 100 m2, begitu pula dengan Dermaga Mas Mansyur yang juga merupakan titik perpindahan antarmoda. Kecuali itu, dermaga dibuat seluas 60 m2. Faktor yang mempengaruhi ukuran dermaga adalah ukuran kapal (panjang dermaga 80% dari panjang kapal) dan cara penambatan kapal (Dinas Perhubungan 2004). Rancangan dermaga dilengkapi dengan loket tiket dalam (2,0 x 2,0 m) dan ruang tunggu dengan bangku duduk.

106

Rancangan atap dermaga menggunakan bahan baja ringan. Rangka atap juga

terbuat dari baja ringan (antikarat, antirayap, lentur, dan lebih ringan). Dermaga dilengkapi fender sebagai bantalan bagi kapal yang akan merapat. Energi benturan diserap oleh fender dan sebagian diserap oleh konstruksi dermaga. Fender

berbahan karet atau berupa ban mobil dipasang di sepanjang dermaga dan diletakkan sedemikian rupa agar mengenai kapal.

Dermaga dirancang dengan menyisipkan corak lokal ke dalamnya, seperti yang terlihat pada lisplang, jendela, dan langkan atau pembatas dengan ruang luar (Gambar 33a dan 33b). Dermaga kapal dirancang menyatu dengan halte bus, sehingga penumpang angkutan bus akan mudah berpindah dari bus ke kapal dan sebaliknya (Dinas Perhubungan 2004). Dermaga juga dilengkapi dengan rambu lalu lintas, seperti rambu ketinggian muka air dan rambu tanda berhenti/”stop”. 2. Kolam Penambat

Kolam penambat berfungsi sebagai penyimpan kapal ketika tidak beroperasi atau ketika kondisi banjir tinggi serta sebagai lokasi pengisian bahan bakar (Dinas Perhubungan 2004). Ukuran kolam penambat 15 x 25 m (Gambar Lampiran 3). Kolam penambat diletakkan di dekat Stasiun Mampang. Kolam penambat dilengkapi dengan fender dan bollard penambat. Bollard penambat menghindari pergeseran/gerak kapal akibat gelombang dan angin. Bollard terbuat dari besi cor berbentuk silinder dengan ujung atas yang lebih besar untuk mengait tambang. 3. Kapal

Menurut Dinas Perhubungan (2004) dalam menentukan spesifikasi kapal mempertimbangkan kecepatan kapal yang ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut, antara lain dorongan kekuatan dari badan air, dorongan kekuatan dari angin, kriteria desain kapal itu sendiri, permukaan air yang berpengaruh pada kelancaran jalannya kapal, dan tingkat getaran suara terhadap kenyamanan penumpang. Kapal direncanakan memuat 22 penumpang (Gambar Lampiran 3). 4. Kantong Parkir dan Pautan Sepeda

Kantong parkir disediakan untuk mendukung sistem sirkulasi kota dan menambah kualitas lingkungan visual. Dalam perancangan lanskap waterway ini, kantong parkir terdapat di Manggarai dan Karet. Kantong parkir berupa plaza dari

107

5. Rambu Petunjuk

Rambu petunjuk adalah informasi yang menandakan keberadaan dermaga. Daun rambu petunjuk keberadaan dermaga berupa lembar reflektif berisi kata-kata dan garis tepi warna putih, dengan dasar warna hijau (Gambar 35). Tiang rambu yang digunakan berbahan logam pipa bulat dengan diameter 2” (50 mm). Ketinggian rambu 2,5 m dari sisi daun rambu paling bawah yang dihitung dari permukaan tanah. Rambu petunjuk dipasang pada posisi tegak, tidak terhalang oleh pepohonan, atau rambu lain yang mengurangi arti rambu terpasang.

6. Papan Informasi

Papan informasi memberikan jadwal keberangkatan kapal dan informasi titik-titik dermaga setiap jalur lintasan, mengandung tulisan/interpretasi yang mudah dibaca, dan dilengkapi dengan huruf Braille. Papan informasi dibuat

Dokumen terkait