• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Konsep gerak dan gaya

a. Gerak Lurus

Gerak lurus dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada

lintasan lurus (Kanginan, 2007). Dua gerak lurus yang sederhana

adalah: Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah

Beraturan (GLBB) (Kanginan, 2007).

a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan atau sering disingkat GLB adalah Gerak

lurus dengan kecepatan konstan (tidak mengalami pecepatan atau

percepatan a = 0). Berikutpersamaandalam GLB x = v.t (1) Ket : x = jarak v = kecepatan/kelajuan t = waktutempuh

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus dengan

kecepatan yang berubah secara beraturan atau

geraklurusdenganpercepatanatauperlambatan tetap.

Benda yang bergerak mengalami percepatan.

v = v + at (2)

v = (v + v ) (3)

x = vt = (v + v )t (4)

Jikav = v + at maka

x = v t + at (5)

Jikat = maka

x = atauv = v + 2ax (6)

Benda yang bergerak mengalami perlambatan.

= − (7) ̅ = ( + ) (3) = ̅ = ( + ) (4) Jikav = v − at maka x = v t − at (8) Jikat = maka = − 2 (9)

1) Gerak Jatuh Bebas (GJB)

Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh

benda dengan sendirinya mulai dari keadaan diam (V0 = 0) dan

selama gerak jatuhnya hambatan udara diabaikan, sehingga

benda hanya mengalami percepatan kebawah yang tetap, yaitu

percepatan gravitasi (Kanginan, 2013). Sedangkan menurut

= ; = − + Keterangan: = ; = = ; = ℎ = ; = − + Keterangan: = ; = = ; = ℎ

17

Haliday,gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat

adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam

kesetimbangan, artinya benda terlepas dan tidak ditopang oleh

apapun dari segala sisi.

Terminologi jatuh bebas digunakan untuk benda

yang jatuh tanpa memilik kecepatan awal(V1=0). Untuk

menganalisis gerakan ini, maka dapat dilihat bahwa gerakan

hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, bukan massa

benda. Benda yang jatuh, semakin dekat ke permukaan bumi,

kecepatanya akan semakin bertambah,karena benda mengalami

percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi.

Persamaan gerak yang digunakan untuk menganalisis

gerakan ini adalah persamaan gerak untuk gerak lurus berubah

beraturan (Haliday, 1987).

Dengan demikian secara sederhana persaman GLBB untuk

gerak benda mengalami percepatan dapat diubah menjadi :

v = v + gt (10) y = y + v t + gt (11) karena v = 0 maka y = y + gt (12) Jikat = maka v = v + 2gy (13) = = = = ℎ = y = y − y + Keterangan:

2) Gerak Vertikal ke Atas (GVA)

Jika benda dilempar vertikal ke atas, prinsipnya adalah kebalikan

dari benda jatuh bebas, sehingga persamaan-persamaan yang

berlaku dapat dianalisis seperti berikut ini.

v = v − gt (14)

x = v t − gt (15) Jikat = maka

= − 2 (16)

a) Waktu mencapai ketinggian maksimum

Saat benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan v1,

kecepatan pada puncak adalah nol (v2=0) dengan memasukkan

nilai tersebut ke persamaanberikut

= − = (17)

Sehingga t maksimum adalah

= (18)

b) Ketinggian maksimum

Untuk mengetahui ketinggian maksimum benda yang

dilempar vertikal ke atas dapat diperoleh dengan mengolah

persamaan

= − 2 ℎ, dimana nilai v2=0, sehingga persamaan menjadi = 2 ℎ, maka

19

3) Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal kebawah adalah gerak suatu benda yang

dilempar tegak lurus kebawah dengan kecepatan awal (Vo) tertentu

atau Vo ≠ 0.Pada gerak ini benda mengalami percepatan seperti gerak jatuh bebas.

Berikut persamaan gerak untuk gerak vertikal kebawah

= + (10)

= + + (11)

= + 2 (13)

b. Gerak Parabola

Misalkan sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan

dan sudut α. Dengan menggangap bahwa gaya gesek udara tidak

ada, maka kita dapat menggambarkan grafik pergerakan bola

tersebut seperti gambar berikut.

Gambar 2.1 Gerak Parabola

= = − + Keterangan: = ; = = ; = ℎ 19

3) Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal kebawah adalah gerak suatu benda yang

dilempar tegak lurus kebawah dengan kecepatan awal (Vo) tertentu

atau Vo ≠ 0.Pada gerak ini benda mengalami percepatan seperti gerak jatuh bebas.

Berikut persamaan gerak untuk gerak vertikal kebawah

= + (10)

= + + (11)

= + 2 (13)

b. Gerak Parabola

Misalkan sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan

dan sudut α. Dengan menggangap bahwa gaya gesek udara tidak

ada, maka kita dapat menggambarkan grafik pergerakan bola

tersebut seperti gambar berikut.

Gambar 2.1 Gerak Parabola

= = − + Keterangan: = ; = = ; = ℎ 19

3) Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal kebawah adalah gerak suatu benda yang

dilempar tegak lurus kebawah dengan kecepatan awal (Vo) tertentu

atau Vo ≠ 0.Pada gerak ini benda mengalami percepatan seperti gerak jatuh bebas.

Berikut persamaan gerak untuk gerak vertikal kebawah

= + (10)

= + + (11)

= + 2 (13)

b. Gerak Parabola

Misalkan sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan

dan sudut α. Dengan menggangap bahwa gaya gesek udara tidak

ada, maka kita dapat menggambarkan grafik pergerakan bola

tersebut seperti gambar berikut.

Gambar 2.1 Gerak Parabola

= = −

+

Keterangan:

= ; =

= ; = ℎ

Pada gerak parbola, ada dua dimensi yang harus ditinjau.

Dimensi yang dimaksudkan adalah terhadap sumbu x dan sumbu y.

sumbu y adalah dimensi yang menunjukkanketinggian benda. Gerakan

pada dimensi ini akan dipengaruhi oleh gravitasi bumi, sehingga

percepatannya adalah g. Sedangkan pada sumbu x, percepatan tidak

ada, tidak ada pengaruh g pada gerakan di sumbu x, tetapi penting

diingat bahwa analisis ini mengabaikan pengaruh gesekan udara atau

angin yang mengenai benda. Sehingga gerakan pada sumbu x dapat

dilihat sebagai gerak lurus beraturan. Dengan demikian

persamaan-persamaan pada gerak lurus beraturan akan berlaku juga pada gerakan

pada sumbu y. berikut ini adalah analisis pada gerak parabola.

Saat peluru ditembakkan dengan kecepatan v1 dan sudut

αmaka kita dapat memproyeksikanbesaran kecepatan terhadap sumbu

x dan sumbu y nilainya adalah :

= cos dan = sin (20)

Persamaan terhadap sumbu x

Persamaan gerak terhadap sumbu x dapat ditentutan dengan

menggunakan persamaan GLB.

x = v.t (1)

Karena = = vx, maka persamaan (1) dapat diganti dengan x = vx.t = .t

21

Dimana:

v1= kecepatan awal peluru

vx= kecepatan peluru pada sumbu x

α = sudut penembakan

Persamaan terhadap sumbu y

Pada sumbu y berlaku persamaan umum gerak lurus berubah

beraturan, untuk benda yang mengalami perlambatan. Persamaan

tersebut dapat diubah menjadi

= − (21)

= + − (22)

= − 2 (23)

jika = sin maka

= sin − (24)

Jika v2y= 0 maka

sin = (25)

= (26)

Ket :

tp= waktu sampai ke titik puncak; =

v2y= kecepatansaattitik puncak

c. Hukum Newton

Hukum Newtom menyatakan hubungan antara gaya, massa,

dan gerak benda.

a. Hukum Newton I

Sebuah benda akan terus berada dalam keadaan

diam atau bergerak lurus beraturan, jika tidak ada gaya atau

kekuatan dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Sifat

benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya

(diam atau bergerak lurus beraturan) disebut dengan

kelembaman atau inersia, sehingga hukum Newton I

disebut juga sebagai hukum kelembaman atau hukum

inersia (Kanginan, 2013). secara matematis dinyatakan:

∑F = 0⇔ diam atau berGLB (27) b. Hukum Newton II

Hukum Newton II menyatakan bahwa “Percepatan

yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda” (Kanginan, 2013).

Secara matematis, hukum Newton II dinyatakan

23

c. Hukum Newton III

Menurut Newton gaya tunggal yang hanya

melibatkan satu benda tidak mungkin ada. Gaya hanya

hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi

(Kanginan, 2013).

Hukum ini dinyatakan sebagai berikut:

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah”

Secara matematis, hukum Newton III dinyatakan

sebagai

aksi = - reaksi (29)

d. Gerak Melingkar

a. Besaran Gerak Melingkar

Gerak melingkar adalah gerak pada lintasan

berbentuk lingkaran (Kanginan, 2013). Ada perbedaan

antar gerak lurus beraturan ataupun berubah beraturan

dengan gerak melingkar. Pada gerak melingkar kita

menemukan istilah percepatan sudut (α), kecepatan sudut (ω) dan pergeseran sudut (Ө) (Haliday, 1987).

Gambar 2.2 Arah kecepatan linear

b. Dinamika dalam gerak melingkar

Benda diikatkan pada tali. Maka besaran-besaran

yang bekerja pada benda adalah vektor kecepatan, dan

vektor percepatan sentripental. Arah antara kedua vektor

ini adalah tegak lurus satu dengan yang lain. Percepatan

sentripental mengarah ke pusat putaran. Pada gerakan ini

juga akan dihasilkan sebuah gaya sentripental yang arahnya

25

Gambar 2.3 Gaya sentripetal

Sesuai dengan Hukum Newton II bahwa ∑F= m.a

bahwa maka gaya sentripental (Fs) adalah: Fs= m.as (30)

Dengan = maka diperoleh

Fs= m (31)

Dimana

v = Kecepatan linear (m/s)

r = Jari-jari lintasan lingkaran (m) m = Massa benda (kg)

Fs= Gaya sentripental (N)

e. Gaya Berat dan Gaya Normal

a. Gaya Berat

Gambar 2.4 Gaya berat

Gaya berat adalah gaya tarik bumi, karena berat

adalah salah satu bentuk gaya, berarti berat adalah besaran

vektor. Arah vektor ini adalah arah gaya tarik bumi yaitu

ke pusat bumi, dalam hal ini vertikal ke bawah. Dengan

demikian ketika suatu benda mengalami gerak jatuh bebas

benda tersebut mengalami percepatan karena ada gaya

yang bekerja pada benda tersebut yaitu gaya berat (w)

(Kanginan, 2013)

Gaya berat dirumuskan sebagai berikut

w = m.g, (32)

dimana : w = gaya berat m = massa benda

g = percepatan gravitasi bumi.

b. Gaya Normal

Gambar 2.5 Gaya normal

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada

bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan, yang

N

27

arahnya tegak lurus bidang sentuh (Kanginan, 2013). Pada gambar

2.5 gaya normal bekerja pada benda atau kotak. Pada saat benda

atau kotak berada pada bidang datar gaya normal besarnya sama

dengan berat kotak, kedua gaya tersebut juga berlawanan arah.

Tetapi keduanya bukan pasangan aksi-reaksi, karena keduanya

bekerja pada benda yang sama.

c. Gaya gesek

Gaya gesek adalah gaya yang timbul sebagai akibat

dua benda yang bersinggungan. Besar gaya gesek

berbanding lurus dengan gaya normal N dengan suatu

konstanta pembanding μ yang dinamakan koefisien

gesekan.

Gaya gesek antara dua benda yang bergerak adalah

gaya gesek kinetik. (Yahdi, 1996)

Gambar 2.6 Gaya gesek

Gaya gesek kinetik selalu berlawanan arah dengan gerak benda. Pada umumnya ada dua macam koefisien gesekan yaitu koefisin gesek statis μs yang berlaku pada saat benda belum bergerak (diam) dan koefisien gesek statis

μkyang berlaku pada saat benda bergerak (Kanginan,2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan matematis gaya gesek:

fss. N, berlaku pada saat benda diam (33) fkk. N, berlaku pada saat benda bergerak (34)

29

Dokumen terkait