• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman dan miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA negeri di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemahaman dan miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA negeri di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG GERAK DAN GAYA PADA SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Oktama Azarya Nanda 101424035. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG GERAK DAN GAYA PADA SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Oktama Azarya Nanda 101424035. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya. Pengkotbah 3:1. Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu 2 Tawarikh 15:7. Karya ini kupersembahkan untuk : Orang tuaku Hesel dan Isnarty Adikku Tamariska. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 26 Agustus 2015 Penulis. Oktama Azarya Nanda. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama. : Oktama Azarya Nanda. NomorMahasiswa. : 101424035. Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya ilmiah saya yang berjudul : Pemahaman dan Miskonsepsi Tentang Gerak dan Gaya pada Siswa SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap menyantumkan saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Agustus 2015. Yang Menyatakan. Oktama Azarya Nanda. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. Oktama Azarya Nanda. 2015: “Pemahaman dan Miskonsepsi tentang Gerak dan Gaya pada Siswa SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur”.. Program. Studi. Pendidikan. Fisika,. Jurusan. Pendidikan. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat pemahaman dan miskonsepsi gerak dan gaya pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, (2) penyebab terjadinya miskonsepsi gerak dan gaya pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan di empat SMA Negeri yang ada di Kabupaten Kutai Barat yaitu SMA Negeri 1 Linggang Bigung 8 Agustus 2014, SMA Negeri 1 Sendawar 15 Agustus2014 , SMA Negeri 1 Long Iram 9 Agustus 2014, SMA Negeri 2 Sendawar 18 Agustus 2014. Sampel penelitian ini terdiri dari 140 siswa kelas XI dari keempat sekolah tersebut. Data di peroleh melalui tes pilihan ganda dengan jawaban yang disertai alasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tingkat pemahaman siswa mengenai konsep gerak dan gaya sangat rendah. Berdasarkan empat sub konsep yang ada siswa paling banyak mengalami miskonsepsi pada subkonsep gerak lurus, gaya pada benda diam, gerak melingkar dan gerak parabola dan vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. miskonsepsi yang paling rendah adalah gaya pada benda bergerak. (2) Ada empat penyebab terjadinya miskonsepsi yaitu siswa salah dalam menghubungkan antara besaran yang satu dengan besaran yang lain, siswa menyamakan suatu besaran dengan besaran yang lain padahal berbeda, siswa berpikir intuitif, dan tidak pernah mengamati fenomena fisika secara langsung. Kata Kunci :Pemahaman, Miskonsepsi, Gerak, Gaya. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. OktamaAzarya Nanda. 2015: “Understanding and misconception on motion and force in Senior High School in West Kutai, East Kalimantan”. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research is quantitative and qualitative descriptive aiming to determine (1) the level of understanding and misconceptions of motion and force the students of class XISenior High School in West Kutai, East Kalimantan; (2) the cause of misconceptions of motion and force the students of class XI Senior High School in West Kutai, East Kalimantan. This research was conducted in four Senior High School in the West Kutai such as; SMA Negeri 1 Linggang Bigung 8 August 2014, SMA Negeri 1 Sendawar August 15, 2014, SMA Negeri 1 Long Iram 9 August 2014, and SMA Negeri 2 Sendawar 18 August 2014.The study sample is consisted of 140 students of class XI of the four schools. Data were obtained through multiple choice tests with the opened reasons. The results showed that (1) the level of students' understanding of the concept of motion and force is very low. Based on the four sub-concepts, students experienced many misconceptions on the subconcepts straight of motion, the force on stationary objects, circular of motion and parabolic of motion and the lowest misconception is the force on moving objects. (2) There are four causes of ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. misconceptions: wrong connections between the magnitude of the amount and the other, students equate a magnitude scale with the other seven though different, the students thought intuitively, and they never directly observed physics phenomena.. Keywords: Understanding, Misconceptions, Motion, Force. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Pemahaman dan Miskonsepsi tentang Gerak dan Gaya pada Siswa Kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Proses penyusunan, pelaksanaan, serta penyelesaian skripsi ini dari bimbingan, bantuan dorongan serta semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., MST., selaku dosen pembimbing yang selalu setia dan sabar mendampingi penulis dalam penyusunan, pelaksanaan serta penyelesaian skripsi ini. 2. T. Sarkim, Ph.D., selaku dosen yang memvalidasi instrumen penelitian yang akan digunakan oleh peneliti. 3. Seluruh dosen di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama perkuliahan. 4. Sudaryanti, S.Pd., selaku guru fisika yang memvalidasi instrumen penelitian yang akan digunakan oleh peneliti.. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. Ayonisius, S.Pd., MM., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis melaksanakan penelitian di Kabupaten Kutai Barat. 6. Mikael N, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Linggang Bigung yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis melaksanakan penelitian di SMA tersebut. 7. Drs. Suparman selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Long Iram yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis melaksanakan penelitian di SMA tersebut. 8. Drs. H. Amran Akhadi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sendawar yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis melaksanakan penelitian di SMA tersebut. 9. Drs. Meki selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sendawar yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis melaksanakan penelitian di SMA tersebut. 10. Saul S.Pd., selaku Waka Kurikulum SMA Negeri 2 Sendawar yang telah mendampingi penulis dalam melakukan penelitian. 11. Enita, S.Pd., selaku guru fisika kelas XI SMA Negeri 2 Sendawar yang telah mendampingi penulis dalam melakukan penelitian. 12. Ibu Desi selaku guru fisika kelas XI SMA Negeri 1 Sendawar yang telah mendampingi penulis dalam melakukan penelitian. 13. Bapak Mario selaku pengajar di SMA Negeri 2 Sendawar yang telah mendampingi penulis melakukan penelitian.. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Kedua orang tua penulis, Ayah Hesel dan Ibu Isnarti serta adiku Tamariska yang telah memberikan semangat, nasehat, perhatian dan kasih sayang, serta doa yang tak akan bisa penulis balas. 15. Sahabatku Agus, Dedy, Flori, Yeni, Indah, Endah, Fika dan teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2010 atas kebersamaan dan dukungannya selama masa perkuliahan. 16. Temanku Dio, Kalvari, Roy, Donal, Wahyu dan seluruh penghuni asrama Tana Purai Ngeriman atas kebersamaan dan dukungannya. 17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas segala bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.. Penulis. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………..... ii. HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii. HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………........………………. iv. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... v. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................... vi. ABSTRAK……………………………………………………………………. vii. ABSTRACT…………………………………………………………………... ix. KATA PENGANTAR ………………………………………………………... xi. DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xiv DAFTAR TABEL ………………………………………….......……………. xix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xx. DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1. A. Latar Belakang Masalah..............……………………………………... 1. B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3. C. Tujuan…………………………………………………………………. 3. D. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 4. BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………. 5. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. A. Konsep dan Miskonsepsi ……………………………………………. 5. 1. Konsep ………………………………………………………. 5. 2. Miskonsepsi …………………………………………………. 6. B. Penyebab Miskonsepsi………………………………... ………………. 6. 1. Siswa …………………………………………………………. 7. a. Prakonsepsi yang tidak tepat …………………………. 7. b. Pemikiran asosiatif …………………………………….. 7. c. Pemikiran humanistik …………………………………. 8. d. Reasoning yang tidak lengkap atau salah generalisasi ............................……………………. 8. e. Pemikiran intuitif………………………………………. 8. f. Tahap perkembangan kognitif…………………………. 9. g. Kemampuan siswa……………………………………... 9. h. Minat belajar siswa yang rendah ………………………. 10. 2. Guru/Pengajar…………………………………………………. 10. 3. Konteks pembelajaran…………………………………………. 11. 4. Cara mengajar…………………………………………………. 12. 5. Buku teks ……………………………………………………... 12. C. Cara mendeteksi dan mengatasi miskonsepsi…………………………. 12. D. Miskonsepsi mekanika………………………………………………... 13. E. Konsep gerak dan gaya ……………………………………………….. 15. 1. Gerak Lurus …………………………………………………... 15. a. Gerak Lurus Beraturan (GLB) ………………………….. 15. b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). ………………. 15. 1) Gerak Jatuh Bebas …………………………………. 16. 2) Gerak Vertikal ke Atas (GVA) ……………………. 18. 3) Gerak Vertikal ke Bawah .......................................... 19. 2. Gerak Parabola ……………………………………………….. 19. 3. Hukum Newton ………………………………………………. 22. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a.Hukum Newton I ……………......……………………. 22. b.Hukum Newton II …………….......…………………... 22. c.Hukum Newton III …………….....………………….. 22. 4. Gerak Melingkar ……………………………………………... 23. a. Besaran Gerak Melingkar ……………………………... 23. b. Dinamika Gerak Melingkar …………………………….. 24. 5. Gaya Berat, Gaya Normal dan Gaya Gesek ………………….. 25. a.Gaya Berat. ……………………………………….. 25. ……………………………………... 26. ……………………………………….. 27. BAB III METODE PENELITIAN......………………………………………... 29. A. Jenis Penelitian………………………………………………………... 29. B. Waktu Peneltian dan Tempat Penelitian ……………………………... 29. 1. Waktu Penelitian …………………………………………….. 29. 2. Tempat Penelitian …………………………………………….. 29. C. Populasi dan Sampel ………………………………………………….. 29. 1. Populasi……………………………………………………….. 29. 2. Sampel ………………………………………………………... 30. D. Prosedur Penelitian …………………………………………………... 30. 1. Perencanaan Penelitian ……………………………………….. 30. b.Gaya Normal c.Gaya Gesek. a.. Menentukan dan membuat instrumen penelitian…………………………………. b.. Menentukan sekolah yang akan diteliti ……………...................................................... c.. 30. 30. Menghubungi sekolah yang akan diteliti ………….......................................................... 31. 2. Pelaksanaan Penelitian………………………………………... 31. E. Instrumen Penelitian ………………………………………………….. 31. 1. Instrumen ……………………………………………………... 31. 2. Validitas ………………………………………………………. 34. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. F. Metode Analisa Data …………………………………………………. 35. 1. Menentukan kategori jawaban siswa..............…….…………... 35. 2. Mengelompokan jawaban siswa berdasarkan kategori jawaban.............…................................... 36. 3. Penentuan tingkat pemahaman siswa 4. Kelas. XI. SMA. di. Kabupaten. Kutai. Barat............................................................................................ 38. 5. Penentuan tingkat miskonsepsi pada seluruh siswa Kelas XI SMA di Kabupaten Kutai Barat............................................................................................ 39. 6. Menentukan pola/kecenderungan miskonsepsi siswa SMA di Kabupaten Kutai Barat .......................................................................………....... 40. 7. Menemukan penyebab miskonsepsi pada Siswa SMA di Kabupaten Kutai Barat ……………..............................……. 41. BAB IV DATA DAN ANALISA....................................…………………….. 42. A. Deskripsi Sekolah …………………………………………………...... 42. B. Data …………………………………………………………………... 45. 1. Rincian jumlah siswa tiap sekolah ……………………………. 45. 2. Gambaran umum Konsep yang dimiliki siswa ………….................................................................……. 45. C. Analisis ……………………………………………………………….. 49. 1. Penentuan dan pengelompokan kategori jawaban.. .................................................................................... 49. 2. Jumlah kategori jawaban pada masingmasing sekolah.......................................................................... 50. 3. Tingkat pemahaman Siswa……………..................................... 52. a.Tingkat pemahaman siswa secara keseluruhan.......................................................................... xvii. 52.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b.Tingkat pemahaman siswa tiap sekolah............................... 52. 4. Tingkat miskonsepsi siswa………………………. ...................... 53. keseluruhan.......................................................................... 53. b.Tingkat miskonsepsi siswa tiap sekolah.............................. 53. a.Tingkat miskonsepsi siswa secara. c.Jumlah dan tingkat miskonsepsi yang di alami setiap siswa................................................................ 55. d.Kecenderungan atau pola miskonsepsi siswa..............................................................…………...... 5. 5. Miskonsepsi tiap soal dan penyebab miskonsepsi...................................................................…...….. 55. D. Pembahasan …………………………………………………………... 63. 1. Tingkat pemahaman konsep siswa............................................. 63. 2. Tingkat miskonsepsi siswa......................................................... 63 3. Penyebab miskonsepsi................................................................ 64. BAB V PENUTUP ..………………………………………………………….. 66. A. Kesimpulan …………………………………………………………... 66. B. Saran …………………………………………………………………. 67. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...... 68. LAMPIRAN. 70. …………………………………………………....................... xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Hasil Penelitian Miskonsepsi Fisiks Pokok Bahasan Mekanika Pada Level SMA......………………………….. 14. Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal ..........................................………………………….. 31. Tabel 3.2 Kategori Jawaban Siswa Berdasarkan Tipe Jawaban dan CRI yang Disederhanakan.......………………………. 35. Tabel 3.3 Pengelompokan Jawaban Siswa Berdasarkan Kategori Jawaban .............................................................................. 36. Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Pada Masing-masing Sub Konsep……............ 40. Tabel 4.1 Jumlah Siswa Tiap Sekolah .…………………. ............................... 45. Tabel 4.2 Presentase Miskonsepsi Siswa dari Miskonsepsi yang Paling Tinggi.....…………………………................................ 46. Tabel 4.3 Jumlah Keseluruhan Kategori Jawaban Siswa................................... 49. Tabel 4.4 Frekuensi dan Persentase Kategori Jawaban Siswa Tiap Sekolah ..................................................................................... 51. Tabel 4.5 Jumlah dan Presentase Kategori Jawaban Siswa Tiap Sekolah ..................................................................................... 52. Tabel 4.6 Jumlah dan Presentasi Jawaban Siswa Tiap Sekolah .............................................................................................. 54. Tabel 4.7 Prosentasi Tingkat Miskonsepsi Siswa ............................................ 55. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Miskonsepsi pada Tiap Sub Konsep................................................................................................ xix. 56.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gerak Parabola.....................................………………………….. 19. Gambar 2.2 Arah Kecepatan Linear......………………..................................... 24. Gambar 2.3 Gaya Sentripetal............................................………........………. 25. Gambar 2.4 Gaya Berat ..................................................................................... 25. Gambar 2.5 Gaya Normal................................................................................... 26. Gambar 2.6 Gaya Gesek ................................................................................... 27. Gambar 4.1 Histogram Presentase Frekuensi Jawaban Seluruh Siswa Terhadap Konsep Gerak dan Gaya Untuk Setiap Kategori Jawaban............................................. 50. Gambar 4.2 Histogram Presentase Frekuensi Jawaban Siswa Terhadap Konsep Gerak dan Gaya untuk Setiap Kategori Jawaban..…………………….......................................... 51. Gambar 4.3 Histogram Presentase Kategori Jawaban Benar Tiap Sekolah ................................................................................. 53. Gambar 4.4 Histogram Persentase Kategori Jawaban Miskonsepsi Tiap Sekolah .............................................................. 54. Gambar 4.5 Kurva Distribusi Miskonsepsi Siswa......... ................................... 55. xx.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: SURAT IZIN PENELITIAN, VALIDASI DOSEN DAN GURU .............................................................. 70. LAMPIRAN 2 : SOAL TES AWAL………… ................................................. 81. LAMPIRAN 3 : SOAL TES AKHIR…………................................................. 89. LAMPIRAN 4 : KUNCI JAWABAN ………………………………………... 98. LAMPIRAN 5 : JAWABAN SISWA ………………………………………... 99. LAMPIRAN 6 : TABEL ALASAN SISWA ………………………………… 103 LAMPIRAN 7: TABEL KATEGORI JAWABAN .………………………… 111 LAMPIRAN 8: FOTO – FOTO PENELITIAN……………………………… 133 LAMPIRAN 9: DAFTAR NAMA SISWA …………………………………. 139. xxi.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa banyak mengenal peristiwa fisika dalam kehidupan seharihari. Sebelum mengikuti pembelajaran di sekolah siswa sudah memiliki konsep awal tentang fisika yang mereka kembangkan lewat pengalaman hidup mereka sehari-hari. Menurut Van Den Berg (1991) siswa yang memasuki kelas, sudah penuh dengan prakonsepsi atau praanggapan mengenai alam dan fisika. Setiap konsep yang dimiliki siswa tidak berdiri sendiri melainkan saling berhubungan dengan konsep-konsep yang lain. Konsep awal yang mereka punyai tersebut terkadang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah. Menurut Van Den Berg (1991) konsepsi siswa yang bertentangan dengan konsep para fisikawan disebut miskonsepsi. Menurut Suparno (2005) miskonsepsi atau salah pengertian adalah konsep awal siswa yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah. Van Den Berg menjelaskan bahwa miskonsepsi adalah pola berfikir yang konsisten pada suatu situasi atau masalah yang berbeda-beda tetapi pola berfikir itu salah atau dengan kata lain konsepsi siswa bertentangan dengan konsep fisikawan, biasanya menyangkut hubungan antarkonsep (Maulana, 2010). Menurut Suparno (2005) miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa dapat disebabkan oleh miskonsepsi siswa sendiri, miskonsepsi guru karena tidak menguasai bahan, buku teks, konteks, dan cara mengajar guru..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa kekeliruan siswa dengan fisika ternyata memiliki pola tertentu. Kebanyakan siswa juga secara konsisten mengembangkan konsep fisika yang salah secara terus menerus tanpa mereka sadari. Ada salah pengertian atau miskonsepsi dalam diri siswa yang terkadang tidak disadari oleh guru, bahkan oleh siswa sendiri. Marshal dan Gilmour menyatakan bahwa pengertian yang berbeda dari kata-kata antara siswa dan guru juga dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi (Suparno, 2005). Hal ini juga menyebabkan terjadinya kesenjangan antara apa yang disampaikan guru, dengan apa yang ada dalam pemikiran siswa, akibatnya siswa akan sulit menerima konsep baru yang disampaikan guru. Menurut Van Den Berg (1991) mekanika adalah sub-bidang fisika yang sering dianggap paling penting dan kebanyakan soal-soal tentang mekanika dapat dipacahkan dengan beberapa hukum saja yaitu; Hukum Newton I, II, dan III dan Hukum Gravitasi Newton. Tetapi meskipun hanya mengenai beberapa hal tersebut saja, sangat sulit bagi siswa untuk mengerti mekanika. Di Kutai Barat sendiri belum ada riset atau penelitian mengenai miskonsepsi dalam bidang fisika, baik itu mendeteksi adanya miskonsepsi, penyebab, maupun cara mengatasi miskonsepsi. Untuk mengatasi miskonsepsi terlebih dahulu harus dilakukan pendeteksian terhadap miskonsepsi itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas peneliti berniat untuk.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. menyelidiki pemahaman dan miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, peneliti merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat pemahaman dan miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA Negeri di Kutai Barat, Kalimantan Timur ? 2. Apa penyebab terjadinya miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA Negeri di Kutai Barat, Kalimantan Timur ?. C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Tingkat pemahaman dan miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA Negeri di Kutai Barat, Kalimantan Timur. 2. Penyebab terjadinya miskonsepsi tentang gerak dan gaya pada siswa SMA Negeri di Kutai Barat, Kalimantan Timur..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1.. Para guru, dalam upaya mencegah dan mengatasi. terjadinya. miskonsepsi pada diri siswa. 2.. Para siswa, dalam mengatasi miskonsepsi fisika yang mereka miliki.. 3.. Peneliti, sebagai salah satu acuan dalam mengatasi miskonsepsi ketika menjadi guru kelak..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep dan Miskonsepsi 1. Konsep Konsep ilmu menurut Van Den Berg dan Van Klinken adalah ide abstrak seperti gaya, tekanan, potensial, yang artinya disepakati oleh para ilmuan (Van Den Berg dan Van Klinken, 1991). Konsep itu sendiri mencakup benda-benda, kejadiankejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Jadi konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara sesama manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir (Ausubel dalam Van den Berg, 1991). Menurut Van Den Berg (1991) siswa tidak memasuki pelajaran dengan kepala kosong yang dapat diisi dengan pengetahuan. Tetapi sebaliknya kepala siswa sudah penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran yang diajarkan. Pada setiap bidang ilmu kebanyakan konsep memiliki arti yang jelas yang telah disepakati oleh para ahli, namun penafsiran seseorang atas konsep itu bisa berbeda-beda (Labur,.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. 2008). Penafsiran terhadap suatu konsep tertentu disebut sebagai konsepsi (Van den Berg, 1991). 2. Miskonsepsi Fisika merupakan. mata. pelajaran yang lebih banyak. memerlukan pemahaman. Hal ini dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah menengah yang dapat dijadikan sebagai modal penguasaan ilmu dan teknologi pada pendidikan selanjutnya (Kurniadi, 2011). Agar penguasaan materi dapat tercapai maka siswa harus dapat memahami konsep-konsep sub pokok bahasan tertentu dalam suatu kegiatan pembelajaran. Miskonsepsi atau salah konsep adalah sesuatu yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu. Miskonsepsi fisika dapat terjadi pada siapa saja di setiap jenjang pendidikan, baik pada siswa sekolah dasar, sekolah menengah, mahasiswa, bahkan guru ataupun dosen. Hal ini berarti bahwa meskipun dalam fisika kebanyakan konsep mempunyai arti yang jelas, bahkan yang sudah disepakati oleh para tokoh fisika, konsepsi siswa atau guru berbeda-beda (Halomoan, 2006). B. Penyebab Miskonsepsi Miskonsepsi dalam fisika dapat disebabkan berbagai macam hal. Menurut Suparno (2005) secara umum miskonsepsi dapat disebabkan oleh.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar dan buku teks. 1.. Siswa Penyebab miskonsepsi dari siswa sendiri dapat bermacammacam, seperti prakonsepsi yang tidak tepat, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkap atau salah generalisasi, pemikiran intuitif, tahap perkembangan kognitif, kemampuan siswa, serta minat belajar siswa yang rendah (Suparno, 2005). a. Prakonsepsi yang tidak tepat Sebelum mengikuti pembelajaran fisika dalam kelas, siswa sudah memiliki konsep awal sendiri. Konsep awal yang dimiliki siswa tersebut adalah prakonsepsi. Konsep awal tersebut terkadang mengandung miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua, teman, sekolah awal dan pengalaman di lingkungan siswa. b. Pemikiran asosiatif Menurut (Arons, 1981; Gilbert, Watts, Osborn, 1982; Marioni, 1989 dalam Suparno, 2005) Istilah- istilah sehari-hari yang diasosiasi oleh siswa terkadang. juga. membuat siswa mengalami miskonsepsi. Misalnya saja seorang siswa mengasosiasikan kerja dengan energi. Jika seseorang menggunakan banyak energi untuk mendorong.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. mobil haruslah ada kerja. Padahal dalam fisika meskipun orang tersebut mendorong dengan sekuat tenaga namun mobil tidak bergerak atau berpindah tempat maka akan dianggap tidak ada kerja. c. Pemikiran humanistik Dalam model pemikiran ini, benda-benda dianggap berperilaku seperti manusia. Misalnya, siswa menganggap bila benda berada dalam keadaaan diam di atas meja, benda tersebut tidak melakukan gaya terhadap meja (Suparno, 2005) d. Reasoning yang tidak lengkap atau salah generalisasi Menurut Cosmins reasoning yang tidak lengkap atau salah dapat menyebabkan munculnya miskonsepsi. Reasoning yang tidak lengkap tersebut dikarenakan informasi atau data yang diperoleh tidak lengkap, sehingga seorang siswa dapat menarik kesimpulan secara salah dan ini menyebabkan timbulnya miskonsepsi dalam diri siswa (Suparno, 2005). e. Pemikiran intuitif Suatu perasaan dalam diri seseorang atau intuisi, yang secara sepontan mengungkapkan gagasan atau sikap tentang sebelum secara objektif dan rasional diteliti dapat menyebabkan miskonsepsi. Contohnya siswa kadang.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. mempunyai intuisi bahwa benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat dibandingkan dengan benda yang massanya lebih kecil. Pemikiran intuitif biasanya berasal dari pengamatan benda atau kejadian yang terus-menerus sehingga ketika muncul persoalan fisika tertentu, yang muncul dalam pikiran siswa adalah pikiran intuitif tersebut (Suparno, 2005). f. Tahap perkembangan kognitif Miskonsepsi pada siswa juga dapat diakibatkan karena perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti. Siswa yang belum sempurna perkembangan kognitifnya secara formal akan mengalami kesulitan dalam merumuskan dan memahami konsep yang abstrak. Miskonsepsi ini kadang muncul apabila guru terlalu terburu-buru merumuskan konsepsi fisika dengan rumusan formal atau matematis tanpa disertai. dengan kejadian. sehari-hari (Suparno, 2005). g. Kemampuan siswa Menurut Suparno kebanyakan siswa yang lemah kemampuannya. dalam. bidang. fisika. akan. banyak. mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi karena ketika mereka belajar fisika di dalam kelas, siswa tidak dapat menangkap. konsep. yang. disampaikan. guru. secara.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. lengkap/utuh. Tetapi konsep yang tidak lengkap tersebut mereka anggap sudah lengkap dan benar sehingga menyababkan mereka mengalami miskonsepsi (Suparno, 2005). h. Minat belajar siswa yang rendah Siswa yang tidak berminat belajar fisika biasanya tidak memperhatikan dan mendengarkan secara penuh apa yang disampaikan oleh guru, dan ketika membaca buku teks cenderung tidak teliti tetapi hanya sambil lalu saja. Akibatnya konsep fisika yang disampaikan oleh guru tidak tertangkap bahkan salah dimengerti (Suparno, 2005). 2. Guru/ Pengajar Miskonsepsi yang dibawa oleh guru fisika dapat menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi juga. Miskonsepsi ini dapat terjadi karena guru tidak menguasai bahan, kurang kompeten, bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan atau ide serta buruknya relasi antara siswa dan guru (Suparno, 2005). Karenanya ketika guru keliru mengajarkan suatu bahan kepada siswa, dan siswa menganggapnya sebagai hal yang benar dan memegang konsep itu kuat-kuat. Siswa akan mengalami miskonsepsi yang sangat kuat dan sulit untuk diperbaiki..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. 3. Konteks Pembelajaran Miskonsepsi ini biasanya disebabkan karena pengalaman, bahasa sehari-hari yang digunakan siswa, serta keyakinan dan agama maupaun perasaan senang atau tidak senang (Suparno, 2005). Miskonsepsi yang disebabkan oleh pangalaman contohnya; dalam kehidupan sehari-hari anak anak sering melihat bahwa matahari terbit di timur dan tenggelam di barat, sehingga mereka menjadi berpikir bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi. Padahal berdasarkan penelitian para ahli bumilah yang mengelilingi matahari. Sedangkan miskonsepsi yang disebabkan oleh bahasa dalam kehidupan sehari hari adalah penggunaan istilah berat dalam kehidupan sehari–hari. Dalam kehidupan sehari berat satuannya adalah kilogram sedangkan dalam fisika yang mempunyai satuan kilogram adalah massa. Dengan demikian ketika mempelajari fisika anak menjadi kesulitan dalam membedakan keduanya. Untuk miskonsepsi yang disebabkan oleh keyakinan agama misalnya dalam kitab suci dituliskan bahwa bumi itu luas, sehingga ada yang berpikir bahwa bumi itu sungguh datar. Menurut para ahli apabila dilihat dari luar angkasa bumi itu berbentuk bulat. Oleh sebab itu ketika mempelajari fisika mereka akan sedikit bingung dan sulit untuk menerima konsep yang baru..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. 4. Cara Mengajar Menurut Suparno metode mengajar guru yang hanya menekankan satu segi saja dari konsep yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap. bahan,. sering. mempunyai. dampak. jelek. yaitu. memunculkan miskonsepsi (Suparno, 2005). Miskonsepsi pada siswa karena cara mengajar guru biasanya disebabkan guru hanya ceramah dan menulis atau guru sering langsung menjelaskan ke bentuk matematika serta tidak memeriksa PR siswa. 5. Buku Teks Miskonsepsi yang dialami oleh siswa karena buku teks biasanya disebabkan kesalahan konsep yang tertulis di dalam buku atau buku teks yang kurang teliti dalam menyusun baik gambar, tabel maupun konstanta sehingga membuat siswa menjadi bingung dan memunculkan miskonsepsi (Suparno, 2005). C. Cara Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi Sebelum kita membantu menangani miskonsepsi yang dimiliki siswa, kiranya perlu kita mengetahui terlebih dahulu miskonsepsi apa yang dipunyai. siswa. dan. dari. mana. mereka. mendapatkannya.Setelah. menemukan penyebabnya barulah dicari tindakan untuk mengatasinya (Suparno, 2005). Untuk mendeteksi adanya miskonsepsi beberapa peneliti menggunakan pertanyaan pilihan ganda digabung dengan alasan yang sudah tertentu. Dalam model tersebut siswa tidak dibebaskan memberikan alasan atas suatu jawaban, tetapi siwa diminta untuk memilih alasan yang.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. telah diberikan. Model ini dipilih karena akan memudahkan dalam menganalisa meskipun memiliki kelemahan yaitu alasan siswa yang sesungguhnya tidak terungkap (Suparno, 2005). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi miskonsepsi apabila miskonsepsi disebabkan oleh siswa sendiri, diantaranya dengan menghadapkan siswa pada suatu kenyataan dan peristiwa. anomali. serta. mengajari. siswa. sesuai. dengan. level. perkembangan mulai dengan yang konkret baru kemudian yang abstrak. Untuk miskonsepsi yang disebabkan oleh guru, maka guru harus belajar lagi sehingga sungguh-sungguh menguasai bahan dan memberi waktu siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan atau tertulis serta membangun relasi yang baik dengan siswa (Suparno, 2005). Apabila miskonsepsi terjadi karena buku teks maka guru perlu mengkoreksi dengan teliti buku tersebut dan memperbaiki konsep yang salah serta memberikan pembelajaran yang sesuai dengan level siswa.. D. Miskonsepsi Mekanika Mekanika adalah studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya dan energi yang berhubungan membentuk suatu bidang kajian fisika (Giancoli, 2001), dan sering dianggap merupakan sub-bidang fisika yang paling penting baik dari segi penerapannya dalam teknik, maupun dari segi kesempurnaaan sebagai contoh ilmu fisika dan dasar fisika lainnya (Van Den Berg dan Van Klinken, 1991). Kebanyakan soal-soal Mekanika dapat.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. dipecahkan dengan beberapa hukum saja yaitu; Hukum Newton I,II,III, dan Hukum Gravitasi Newton (Van Den Berg dan Van Klinken, 1991). Tetapi meskipun demikian, berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa siswa tetap banyak yang mengalami miskonsepsi dalam bidang mekanika. Dalam tabel 2.1 berikut akan ditunjukan beberapa contoh miskonsepsi yang terdapat pada diri siswa SMA (Suparno, 2005) : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Miskonsepsi Fisika Pokok Bahasan Mekanika pada Level SMA NO 1. Miskonsepsi Gaya adalah sifat dari benda. Benda memiliki gaya dan bila kehilangan gaya benda akan berhenti bergerak. 2. Ketika sebuah benda diam berati tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. 3. Benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang massanya lebih kecil. 4. Gaya diperlukan untuk menjaga benda bergerak dengan kecepatan tetap.. 5. Jarak dan perpindahan adalah sinonim atau kedua hal yang sama.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. E. Konsep Gerak dan Gaya a. Gerak Lurus Gerak lurus dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus (Kanginan, 2007). Dua gerak lurus yang sederhana adalah: Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) (Kanginan, 2007). a. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan atau sering disingkat GLB adalah Gerak lurus dengan kecepatan konstan (tidak mengalami pecepatan atau percepatan a = 0). Berikutpersamaandalam GLB x = v.t. (1). Ket : x = jarak v = kecepatan/kelajuan t = waktutempuh b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus dengan kecepatan. yang. berubah. secara. beraturan. geraklurusdenganpercepatanatauperlambatan tetap. Benda yang bergerak mengalami percepatan. v = v + at. (2). x = vt = (v + v )t. (4). v = (v + v ). (3). atau.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Jikav = v + at maka x = v t + at Jikat = x=. 16. (5). maka. atauv = v + 2ax (6). Keterangan: = = = ;. =. ; =. ; = −. ℎ. Benda yang bergerak mengalami perlambatan. =. ̅= (. −. +. = ̅ = (. ). + ). +. (7) (3) (4). Jikav = v − at maka. (8). Jikat =. (9). x = v t − at =. Keterangan: = = = ;. −2 =. maka. ; = ; = −. ℎ. 1) Gerak Jatuh Bebas (GJB) Gerak. + jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh. benda dengan sendirinya mulai dari keadaan diam (V0 = 0) dan selama gerak jatuhnya hambatan udara diabaikan, sehingga benda hanya mengalami percepatan kebawah yang tetap, yaitu percepatan gravitasi (Kanginan, 2013). Sedangkan menurut.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. Haliday,gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam kesetimbangan, artinya benda terlepas dan tidak ditopang oleh apapun dari segala sisi. Terminologi jatuh bebas digunakan untuk benda yang jatuh tanpa memilik kecepatan awal(V1=0). Untuk menganalisis gerakan ini, maka dapat dilihat bahwa gerakan hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, bukan massa benda. Benda yang jatuh, semakin dekat ke permukaan bumi, kecepatanya akan semakin bertambah,karena benda mengalami percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi. Persamaan gerak yang digunakan untuk menganalisis gerakan ini adalah persamaan gerak untuk gerak lurus berubah beraturan (Haliday, 1987). Dengan demikian secara sederhana persaman GLBB untuk gerak benda mengalami percepatan dapat diubah menjadi : v = v + gt. (10). y = y + v t + gt. (11). karena v = 0 maka. y = y + gt. (12). Jikat =. (13). v = v + 2gy. maka. Keterangan: = =. = = = y=y −y. ℎ +.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. 2) Gerak Vertikal ke Atas (GVA) Jika benda dilempar vertikal ke atas, prinsipnya adalah kebalikan dari benda jatuh bebas, sehingga persamaan-persamaan yang berlaku dapat dianalisis seperti berikut ini. v = v − gt. x = v t − gt Jikat =. =. (14) (15) maka. −2. (16). a) Waktu mencapai ketinggian maksimum Saat benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan v1, kecepatan pada puncak adalah nol (v2=0) dengan memasukkan nilai tersebut ke persamaanberikut =. −. Sehingga t maksimum adalah. b) Ketinggian maksimum. =. =. (17). (18). Untuk mengetahui ketinggian maksimum benda yang dilempar vertikal ke atas dapat diperoleh dengan mengolah persamaan =. − 2 ℎ, dimana nilai v2 =0, sehingga persamaan menjadi ℎ. =. = 2 ℎ, maka (19).

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. 3) Gerak Vertikal ke Bawah Gerak vertikal kebawah adalah gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus kebawah dengan kecepatan awal (Vo) tertentu atau Vo ≠ 0. Pada gerak ini benda mengalami percepatan seperti gerak jatuh bebas.. Berikut persamaan gerak untuk gerak vertikal kebawah =. =. =. +. +. +2. Keterangan: = =. (10) +. (11) (13) ; =. =. ; =. =. −. ℎ. b. Gerak Parabola. + Misalkan sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan. dan sudut α. Dengan menggangap bahwa gaya gesek udara tidak ada, maka kita dapat menggambarkan grafik pergerakan bola tersebut seperti gambar berikut.. Gambar 2.1 Gerak Parabola.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. Pada gerak parbola, ada dua dimensi yang harus ditinjau. Dimensi yang dimaksudkan adalah terhadap sumbu x dan sumbu y. sumbu y adalah dimensi yang menunjukkanketinggian benda. Gerakan pada dimensi ini akan dipengaruhi oleh gravitasi bumi, sehingga percepatannya adalah g. Sedangkan pada sumbu x, percepatan tidak ada, tidak ada pengaruh g pada gerakan di sumbu x, tetapi penting diingat bahwa analisis ini mengabaikan pengaruh gesekan udara atau angin yang mengenai benda. Sehingga gerakan pada sumbu x dapat dilihat sebagai gerak lurus beraturan. Dengan demikian persamaanpersamaan pada gerak lurus beraturan akan berlaku juga pada gerakan pada sumbu y. berikut ini adalah analisis pada gerak parabola. Saat peluru ditembakkan dengan kecepatan v1 dan sudut αmaka kita dapat memproyeksikanbesaran kecepatan terhadap sumbu x dan sumbu y nilainya adalah : =. cos. dan. =. Persamaan terhadap sumbu x. sin. (20). Persamaan gerak terhadap sumbu x dapat ditentutan dengan menggunakan persamaan GLB. x = v.t Karena. =. (1). = vx, maka persamaan (1) dapat. diganti dengan x = vx.t =. .t.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. Dimana: v1 = kecepatan awal peluru vx = kecepatan peluru pada sumbu x α = sudut penembakan Persamaan terhadap sumbu y Pada sumbu y berlaku persamaan umum gerak lurus berubah beraturan, untuk benda yang mengalami perlambatan. Persamaan tersebut dapat diubah menjadi =. = jika. = =. + =. −. (21). −2. sin. −. sin maka −. (22) (23). (24). Jika v2y = 0 maka sin =. =. (25) (26). Ket : tp = waktu sampai ke titik puncak; v2y= kecepatansaattitik puncak. =.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. c. Hukum Newton Hukum Newtom menyatakan hubungan antara gaya, massa, dan gerak benda. a. Hukum Newton I Sebuah benda akan terus berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, jika tidak ada gaya atau kekuatan dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak lurus beraturan) disebut dengan kelembaman atau inersia, sehingga hukum Newton I disebut juga sebagai hukum kelembaman atau hukum inersia (Kanginan, 2013). secara matematis dinyatakan: ∑F = 0 ⇔ diam atau berGLB. (27). b. Hukum Newton II. Hukum Newton II menyatakan bahwa “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda” (Kanginan, 2013). Secara matematis, hukum Newton II dinyatakan sebagai berikut:. =. atau F = m.a. (28).

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. c. Hukum Newton III Menurut. Newton. gaya. tunggal. yang. hanya. melibatkan satu benda tidak mungkin ada. Gaya hanya hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi (Kanginan, 2013). Hukum ini dinyatakan sebagai berikut: “Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah” Secara matematis, hukum Newton III dinyatakan sebagai aksi = - reaksi. (29). d. Gerak Melingkar a. Besaran Gerak Melingkar Gerak melingkar adalah gerak pada lintasan berbentuk lingkaran (Kanginan, 2013). Ada perbedaan antar gerak lurus beraturan ataupun berubah beraturan dengan gerak melingkar. Pada gerak melingkar kita menemukan istilah percepatan sudut (α), kecepatan sudut (ω) dan pergeseran sudut (Ө) (Haliday, 1987)..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. Gambar 2.2 Arah kecepatan linear. b. Dinamika dalam gerak melingkar Benda diikatkan pada tali. Maka besaran-besaran yang bekerja pada benda adalah vektor kecepatan, dan vektor percepatan sentripental. Arah antara kedua vektor ini adalah tegak lurus satu dengan yang lain. Percepatan sentripental mengarah ke pusat putaran. Pada gerakan ini juga akan dihasilkan sebuah gaya sentripental yang arahnya searah dengan percepatan sentripental..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. Gambar 2.3 Gaya sentripetal Sesuai dengan Hukum Newton II bahwa ∑F= m.a bahwa maka gaya sentripental (Fs) adalah: Fs = m.as (30) Dengan. =. maka diperoleh Fs = m. (31). Dimana v = Kecepatan linear (m/s) r = Jari-jari lintasan lingkaran (m) m = Massa benda (kg) Fs = Gaya sentripental (N) e. Gaya Berat dan Gaya Normal a. Gaya Berat. Gambar 2.4 Gaya berat.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. Gaya berat adalah gaya tarik bumi, karena berat adalah salah satu bentuk gaya, berarti berat adalah besaran vektor. Arah vektor ini adalah arah gaya tarik bumi yaitu ke pusat bumi, dalam hal ini vertikal ke bawah. Dengan demikian ketika suatu benda mengalami gerak jatuh bebas benda tersebut mengalami percepatan karena ada gaya yang bekerja pada benda tersebut yaitu gaya berat (w) (Kanginan, 2013) Gaya berat dirumuskan sebagai berikut w = m.g,. (32). dimana : w = gaya berat m = massa benda g = percepatan gravitasi bumi.. b. Gaya Normal N N. Gambar 2.5 Gaya normal Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan, yang.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. arahnya tegak lurus bidang sentuh (Kanginan, 2013). Pada gambar 2.5 gaya normal bekerja pada benda atau kotak. Pada saat benda atau kotak berada pada bidang datar gaya normal besarnya sama dengan berat kotak, kedua gaya tersebut juga berlawanan arah. Tetapi keduanya bukan pasangan aksi-reaksi, karena keduanya bekerja pada benda yang sama. c. Gaya gesek Gaya gesek adalah gaya yang timbul sebagai akibat dua benda yang bersinggungan. Besar gaya gesek berbanding lurus dengan gaya normal N dengan suatu konstanta pembanding μ yang dinamakan koefisien gesekan.. Gaya gesek antara dua benda yang bergerak adalah gaya gesek kinetik. (Yahdi, 1996). Gambar 2.6 Gaya gesek Gaya gesek kinetik selalu berlawanan arah dengan gerak benda. Pada umumnya ada dua macam koefisien gesekan yaitu koefisin gesek statis μs yang berlaku pada saat benda belum bergerak (diam) dan koefisien gesek statis μk yang berlaku pada saat benda bergerak (Kanginan,2013)..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Persamaan matematis gaya gesek: fs = μs . N, berlaku pada saat benda diam. (33). fk = μk . N, berlaku pada saat benda bergerak (34). 28.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang dipakai adalah penelitian survey. Dengan penelitian ini, peneliti ingin mendapatkan gambaran kondisi nyata siswa berkaitan dengan tingkat miskonsepsi serta pola kecenderungan miskonsepsi terhadap gerak dan gaya. Dalam penelitian ini tidak ada treatmen yang dilakukan terhadap siswa. Data langsung diambil dari sampel yang dipilih dari. tiap. sekolah.. Penelitian. ini. bersifat. deskriptif. kuantitatifdandeskriptifkualitatif. B. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelilitian ini adalah semua siswa pada Sekolah Menengah Atas yang terdapat di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan IPA dari empat sekolah yaitu SMA Negeri 1Linggang Bigung, SMA Negeri 1 Sendawar, SMA Negeri 1 Long Iram dan SMA Negeri 2 Sendawar. Total sampel adalah 140 Siswa.. D. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Penelitian i.. Menentukan dan membuat Instrumen penelitian Instrumen penelitian dibuat dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada Pengembangan Instrumen Evaluasi. Miskonsepsi. Menggunakan. Fisika. Mahasiswa. Dengan. Certainty Of Response Index (CRI). Berbasis CAA (Computer Aided Assesment)(Widodo, 2012).Instrumen penelitian ini terdiri dari dua puluh soal dan dikelompokan berdasarkan empat sub konsep. ii.. Menentukan sekolah yang akan diteliti Dalam penelitian ini peneliti memilih 4 SMA Negeri yang terdapat di Kabupaten Kutai Barat. Sekolah tersebut dipilh karena setiap sekolah tersebut mempunyai jurusan IPA dan hal ini sangat sesuai dengan materi yang ingin peneliti ujikan..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.. 31. Menghubungi sekolah yang akan diteliti Setelah menentukan sekolah yang akan diteliti. Peneliti menghubungi pihak sekolah yang akan diteliti agar memperoleh izin untuk melakukan penelitian. Selain itu peneliti juga meminta izin kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat. 2. Pelaksanaan Penelitian Dalam. proses. pelaksanaan. penelitian. di. sekolah. peneliti. membagikan soal multiple choice (Pilihan Ganda) kepada siswa. E. Instrumen Penelitian 1.. Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda (multiple choice) dengan reasoning bebas. Instrumen tersebut terdiri dari 20 butir soal dengan kisi-kisi seperti dalam tabel 3.1berikut ini: Tabel 3.1Kisi-kisi soal Sub Konsep. Gerak lurus. Gerak melingkar dan gerak parabola Gaya pada. Materi Gerak jatuh bebas (GJB) Perpindahan Gerak vertikal ke atas (GVA) Gerak lurusdangaya GerakJatuhBebas Arah kecepatan linear Gerak parabola Gaya – gaya dalam gerak melingkar Arah kecepatan linear Gaya sentripetal Resultan gaya pada benda di. No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Sub Konsep benda diam. Gaya pada benda bergerak. Materi bidang datar Resultan gaya dan gaya gesek Hukum Newton III Gaya gesek pada benda diam Gaya normal Hukum Newton I Perlambatan dan gaya gesek Gaya-gaya ketika benda di udara Gaya gesek pada benda bergerak Gaya aksi-reaksi. 32. No Butir 12 13 14 15 16 17 18 19 20. Berikut contoh soal butir soal nomor satu dan butir soal nomor dua yang digunakan dalam penelitian: No 1 Perhatikan gambar! Ada dua buah, bola A dan B.Bola A terbuat dari besi dan dan bola B terbuat dari aluminium. Kedua bola tersebut dilepaskan pada saat dan ketinggian yang sama. Jika berat bola besi dua kali berat bola alumunium, bola manakah yang akan sampai ke tanah terlebih dahulu ?. a. Bola besi (A) sampai ke tanah lebih awal b. Bola aluminium (B) sampai tanah lebih awal.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. c. Kedua bola sampai ke tanah dalam waktu yang sama d. Bola besi (A) sampai ke tanah dengan waktu dua kali lebih cepat dari bola aluminium (B) e. Bola aluminium (B) sampai ke tanah dengan waktu dua kali lebih cepat dari bolabesi (A). No 2 Perhatikan Gambar! Pada suatu wilayah terdapat. A. Km7 Km. B. G 5 Km. jalan dengan bentuk lintasan seperti pada gambar berikut. Berapaperpindahan. 7 Km. E. 10 Km. F. yang. 5 Km. dialami mobil dari titik awal (A) hingga ke titik akhir (G). C. 7 Km. D. a. 14 Km b. 21 Km c. 31 Km d. 36 Km e. 41 Km. Soal tersebut diisi oleh siswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Instrumen tersebut berguna untuk mengukur tingkat dan penyebab miskonsepsi pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Untuk menghindari jawaban asal tebak maka setiap pertanyaan yang diberikan, ditanyakan juga tingkat keyakinan siswa atas kepastian jawaban dengan menggunakan Certainity of Response Indeks. Instrumen awal yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada (Lampiran3)..

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. 2. Validitas Soal-soal tersebut disusun berdasarkan Pengembangan Instrumen Evaluasi. Miskonsepsi. Fisika. Mahasiswa. Dengan. Menggunakan. Certainty Of Response Index (CRI) Berbasis CAA (Computer Aided Assesment) Karya Prasojo Sandi Widodo. Secara isi instrumen tersebut akan. mengukur. empat. subkonsep. dengan. tiap. subkonsepnya. mengandung berbagai macam materi, keempat subkonsep tersebut yaitu: gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola, gaya pada benda diam serta gaya pada benda bergerak. Kempat sub konsep tersebut semuanya terkait dengan konsep utama yang ingin diteliti yakni gerak dan gaya. Kualitas instrumen yang akan digunakan divalidasi oleh, dosen ahli, guru serta beberapa orang siswa. Untuk dosen dan guru soal tersebut akan diperiksa dan dikomentari apakah soal yang diberikan dapat mengungkapkan miskonsepsi siswa SMA di Kabupaten Kutai Barat. Sedangkan untuk siswa yang menjadi validator, peneliti meminta untuk membaca sekilas serta memberikan ceklist mengenai bahasa serta tingkat kesulitan masing-masing butir soal. Rincian dari komentar guru dan dosen agar instrumen diperbaiki terdapat pada (Lampiran2). Berdasarkan beberapa hal tersebut, peneliti menyusun kembali serta memperbaiki bahkan mengganti beberapa butir soal yang isinya kurang baik, sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian sungguh baik dan valid. Instrumen yang telah dikoreksi dan akan digunakan dalam penelitan dapat dilihat pada (Lampiran 4).

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. F. Metode Analisis Data 1. Menentukan kategori jawaban siswa Dengan memperhatikan jawaban siswa atas pertanyaan yang diberikan dan tingkat keyakinan siswa atas jawabannya, maka dapat ditentukan empat kategori jawaban yaitu: jawaban terkaan, jawaban salah, jawaban benar, dan jawaban miskonsepsi. Jenis jawaban dan tingkat keyakinan atas kepastian jawaban dari setiap kategori tercantum dalam tabel 3.2:. Tabel 3.2 Kategori Jawaban Siswa Berdasarkan Tipe Jawaban dan CRI yang Disederhanakan Jawaban. CRI (Certainity of Response Indeks). Benar Salah Benar Salah. Sangat Tidak Yakin atau Tidak Yakin Sangat Tidak Yakin atau Tidak Yakin Yakin atau Sangat Yakin Yakin atau Sangat Yakin. Kategori Jawaban Terkaan Salah Benar Miskonsepsi. Selain empat kategori diatas, peneliti juga menambahkan satu lagi syarat yaitu apabila jawaban siswa salah dan mereka yakin dengan jawaban meraka tetapi tidak memberikan alasan menjawab maka peneliti memasukan jawaban tersebut dalam kategori jawaban terkaan..

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. 2. Mengelompokan Jawaban Siswa Berdasarkan Kategori Jawaban Lembar soal yang telah berisi jawaban dan alasan siswa diperiksa dan dianalisis untuk mengetahui. jawaban, alasan serta. tingkat keyakinan siswa atas pertanyaan yang diberikan. Dengan menggunakan pengelompokan kategori jawaban pada tabel 3.1 diatas, peneliti mengelompokan kategori jawaban siswa pada setiap butir soal. Setelah seluruh lembar jawaban siswa diperiksa dan dianalisis berdasarkan kategori jawabannya, penulis menentukan jumlah miskonsepsi masing masing siswa dan jumlah miskonsepsi siswa secara kesuluruhan untuk tiap soal.Pengelompokan kategori jawaban siswa dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Pengelompokan Jawaban Siswa Berdasarkan Kategori Jawaban NO SISWA. Nomor Soal J 1 2. 20 Sub 1 Sub 2 Sub 3. 1 CRI KJ J. 2 CRI KJ J. CRI KJ J. 40 CRI KJ.

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Nomor Soal. 37. NO SISWA J. 1 CRI KJ J. 2 CRI KJ J. CRI KJ J. T. T. T. S B M. S B M. S B M. Sub 4 Total T KJ/Siswa S B M. 40 CRI KJ. Keterangan: Sub 1: Jumlah Miskonsepsi dari soal no 1-5 Sub 2: Jumlah Miskonsepsi dari soal no 6-10 Sub 3: Jumlah Miskonsepsi dari soal no 11-15 Sub 4: Jumlah Miskonsepsi dari soal no 16-20. J = Jawaban; CRI : Certainity Response Indeks; KJ = Kategori Jawaban Pada kolom J diisi. : B bila benar; S bila salah. Pada kolom CRI diisi. : STY = Sangat Tidak Yakin; TY: Tidak Yakin; Y: Yakin; SY: Sangat Yakin. Pada kolom KJ diisi. : T Bila termasuk kategori jawaban terkaan; S bila termasuk kategori jawaban salah; B bila termasuk kategori jawaban benar; M bila.

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. termasuk kategori jawaban yang mengandung miskonsepsi. Pada Bagian Total KJ/ Siswa diisi dengan jumlah jawaban tiap siswa berdasarkan kategori jawaban Pada Bagian Total KJ/ Soal diisi dengan jumlah jawaban tiap soal berdasarkan kategori jawaban. 3. Penentuan tingkat pemahaman siswa Kelas XI SMA di Kabupaten Kutai Barat Tingkat pemahaman siswa secara keseluruhan dapat ditentukan dengan menghitung posentasi dari perbandingan jumlah kategori jawaban benar secara keseluruhan dengan jumlah seluruh siswa dikali jumlah soal, lalu dikali dengan 100% %. Ket:. =. ∑. ∑. 100%. ∑. B = Jawaban benar Untuk menentukan tingat pemahaman siswa tiap sekolah dapat. ditentukan. dengan. menghitung. prosentasi. dari. perbandingan jumlah kategori jawaban benar tiap sekolah dengan jumlah seluruh siswa dikali jumlah soal lalu dikali 100% %. =. ∑. ∑. ∑. x 100%.

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. 4. Penentuan miskonsepsi siswa kelas XI SMA di Kabupaten Kutai Barat Dalam penelitian ini peneliti menganalisa miskonsepsi tiap sub konsep yang mengandung beberapa buah soal sekaligus dan miskonsepsi tiap siswa. Serta menentukan miskonsepsi siswa pada konsep gerak dan gaya secara keseluruhan. Tingkat miskonsepsi pada tiap kelompok soal yang mengandung satu sub konsep dapat ditentukan dengan menghitung prosentasi dari perbandingan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada kelompok soal tersebut dangan jumlah siswa secara keseluruhan dikali jumlah soal dalam kelompok soal tersebut, lalu dikali dengan 100%. Ket:. %. =. ∑. ∑. 100%. ∑. M = Jawaban Miskonsepsi Tingkat. miskonsepsi. pada. tiap. siswa. dapat. ditentukan dengan menghitung posentasi dari perbandingan jumlah miskonsepsi keseluruhan yang dialami seorang siswa dengan jumlah butir soal , lalu dikali dengan 100% %. =. ∑. ∑. 100%. Tingkat miskonsepsi siswa secara keseluruhan dapat ditentukan dengan menghitung posentasi dari perbandingan.

(62) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 40. jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi secara keseluruhan dengan jumlah seluruh siswa dikali jumlah seluruh soal, lalu dikali dengan 100% %. =. ∑. ∑. ∑. 100%. 5. Menentukan pola/kecenderungan miskonsepsi siswa SMA di Kabupaten Kutai Barat Soal yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi empat sub konsep yaitu : Gerak lurus, Gerak melingkar, Gaya pada benda diam, Gaya pada benda bergerak. Untuk menentukan pola kecenderungan pola miskonsepsi pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat peneliti membuat distribusi frekuensi/jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tiap sub konsep. Berikut adalah tabel 3.4 distribusi miskonsepsi pada masing masing sub konsep Tabel 3.4 Distribusi Frekunsi pada masing-masing Sub Konsep Sub Konsep Gerak lurus Gerak merlingkar dan Gerak parabola. Butir Soal 1- 5. Gaya pada benda diam. 11-15. Gaya pada benda bergerak. 16-20. 6-10. Frekunsi.

(63) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. 6. Menemukan penyebab miskonsepsi pada siswa SMA di Kabupaten Kutai Barat Untuk menemukan penyebab miskonsepsi. maka perlu. dilakukan analisa terhadap alasan yang diberikan siswa ketika memilih jawaban dalam tiap soal yang diberikan. Jika siswa mengalami miskonsepsi ketika menjawab soal maka dari alasan yang diberikan kita dapat mengatahui penyebab miskonsepsi..

(64) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2014 sampai dengan 18 Agustus 2014 pada empat SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat. Adapun SMA Negeri yang dipakai sebagai sampel adalah SMA Negeri 1 Linggang Bigung, SMA Negeri 1 Sendawar, SMA Negeri 1 Long Iram, dan SMA Negeri 2 Sendawar. Alasan peneliti memilih empat SMA tersebut sebagai penelitian, karena setiap sekolah tersebut mempunyai jurusan IPA dan hal ini sangat sesuai dengan materi yang ingin diteliti. SMA Negeri 1 Linggang Bigung adalah sekolah dengan siswa yang sangat tertib, suasana di sekolah ini cukup ideal untuk proses belajar mengajar. Kelas XI IPA di SMA ini terdiri dari tiga kelas dengan pengelompokan berdasarkan kemampuan siswa. Di sekolah ini guru yang mengajar fisika adalah guru yang memang lulusan pendidikan fisika. Di sekolah ini guru yang mengajar cukup banyak sehingga kebanyakan guru mengajar berdasarkan spesialisasinya masing-masing. SMA Negeri 1 Sendawar adalah SMA dengan fasilitas yang cukup baik. Di sekolah ini siswa-siswanya juga sangat tertib. Untuk melakukan proses belajar mengajar seharusnya sangat. ideal,namun pada saat. pengambilan data suasana sekolah secara keseluruhan sangat mengganggu dan berisik. Hal ini terjadi karena halaman SMA Negeri 1 Sendawar menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan berkemah untuk seluruh siswa SD, SMP.

(65) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. maupun SMA Se-Kecamatan Melak. Karena halaman sekolah sangat dekat dengan kelas yang digunakan utuk pengambilan data, maka siswa cukup sulit untuk berkonsentrasi mengerjakan test. Ada dua kelas XI yang peneliti ujikan yaitu MIA 1 dan MIA 2. Guru yang mengajar di sekolah ini merupakan guru baru, yang memang lulusan fisika. Guru yang mengajar di sekolah ini cukup banyak sehingga pembagian tugas mengajar sesuai dengan spesialisasi masing-masing guru. SMA Negeri 1 Long iram adalah SMA yang terdapat di kecamatan long iram. Sekolah ini sangat tertib dan disiplin dengan waktu. Di sekolah ini kelas XI IPA hanya terdiri dari satu kelas sedangkan kelas XI IPS ada dua kelas. Hal ini menunjukan bahwa kurangnya minat siswa untuk masuk jurusan IPA di sekolah tersebut. Suasana kelas cukup tenang dan tidak berisik sehingga sangat ideal untuk proses belajar mengajar. Waktu pengambilan data, hanya sebagian siswa yang dapat mengikuti test karena beberapa siswa menjadi pasukan pengibar bendera untuk acara 17 Agustus 2014. Meskipun demikian beberapa siswa cukup kritis menanyakan dan menkonfirmasi soal yang diujikan. Guru yang mengajar di SMA Negeri 1 Long Iram hanya sedikit dan banyak guru yang merangkap mengajar beberapa mata pelajaran lain. Guru yang mengajar fisika di sekolah ini memang lulusan fisika. Guru di sekolah ini terlihat sangat akrab dengan murid. SMA Negeri 2 Sendawar adalah SMA yang terdapat di Kecamatan Barong Tongkok. Suasana SMA ini pada saat peneliti mengambil data.

Gambar

Gambar 2.1 Gerak Parabola
Gambar 2.2 Arah kecepatan linear
Gambar 2.3 Gaya sentripetal
Gambar 2.5 Gaya normal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari materi yang telah di sampaikan, yang saya pahami bahwa siswa atau peserta didik itu juga harus diajak belajar di luar kelas atau langsung terjun ke lapangan, agar siswa

Titik pemakaian hukum hidrostatik bagi distribusi tekanan pada penampang melintang saluran hanya berlaku bila berkas-berkas aliran itu tidak mengandung unsure percepatan

mengisyaratkan bahwa adsorpsi ion logam pada kaolinite (suatu clay mineral yang memiliki sisi XH dan S-OH) mencakup dua proses adsorpsi yang terpisah dan berbeda; yaitu adsorpsi

harus bisa teliti dalam memotong, memilih gambar dan suatu pengetahuan, kererampilan (skill), kemampuan hingga penguasan teknis operasional di bidang tertentu untuk

Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai akurasi tertinggi pada C=1000 sama dengan pengelompokan C=10 yaitu akurasi terting-gi terdapat pada pengelompokan SVM menggunakan data Training

Untuk mengentahui apakah ada perbedaan antara program FIFA 11+ dengan latihan Core Stability dan Pliometrik dalam mengurangi resiko terjadinya cedera pada

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran problem solving terhadap kemampuan berpikir analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama