BAB IV DATA DAN ANALISA
C. Analisis
5. Miskonsepsi tiap soal dan penyebab
5. Miskonsepsi tiap soal dan penyebab miskonsepsi
a. Persoalan nomor satu mengenai dua buah benda yang berbeda
massanya dan dijatuhkan bersama-sama. Dari 140 siswa ada 128
siswa yang mengalami miskonsepsi. Dari 128 siswa tersebut
kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi karena berpikir bahwa
benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat dibandingkan
dengan benda yang massanya lebih kecil.
Penyebab miskonsepsi dalam persoalan ini disebabkan oleh dua
hal:
1) Siswa mengasosiasikan antara besaran massa dengan percepatan.
2) Siswa belum pernah melihat dan mengamati secara langsung dua
benda yang berbeda massanya dijatuhkan bersama-sama.
b. Persoalan nomor dua mengenai mobil yang berpindah dari satu titik ke
titik yang lain, siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 75,71%
atau 106 orang. Siswa mengalami salah pengertian antara besaran
jarak dan perpindahan, serta belum bisa membedakan kedua besaran
tersebut. Hal ini terlihat saat menjawab persoalan nomor dua, yang
menanyakan besarnya nilai perpindahan tetapi yang mereka hitung
jarak tempuh.
c. Persoalan nomor tiga mengenai sebuah benda dilempar keatas dan
benda tersebut lepas dari tangan dan bergerak di udara.Sebanyak 55
siswa atau 36,43% mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami miskonsepsi berpikir bahwa ada gaya normal yang
bekerja pada benda ketika bergerak vertikal katas.
d. Persoalan nomor empat mengenai gaya mempengaruhi gerak benda.
Dari 140 siswa sebanyak 42 atau 30% siswa mengalami miskonsepsi.
Pada persolan ini siswa berpikir bahwa bendaakan terus bergerak
apabila gesekan bola dengan tanah maupun gesekan dengan udara
dikurangi. Padahal benda akan tetap berhenti meskipun gesekan
dikurangi.
e. Persoalan nomor lima siswa belum mengetahui besaran yang
mempengaruhi benda yang bergerak jatuh bebas. Dari 140 siswa, 103
atau 73,57% siswa mengalami miskonsepsi. Hal ini terlihat dari
beberapa alasan siswa yang yang menyatakan bahwa massa
mempengaruhi gerak jatuh benda dan kecepatan benda selalu tetap. Ini
menunjukan bahwa siswa tidak mengerti mengenai nilai besaran yang
berubah atau tetap saat benda mengalami gerak jatuh bebas.
f. Persoalan nomor enam mengenai arah gerak bola yang putus dari tali
setelah bergerak melingkar, sebanyak 67 atau 47,86% siswa
mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa yang berpikir bahwa bola
akan mengikuti lintasan yang dilalui sebelumnya. Hal ini terjadi
karena siswa tidak pernah melihat dan mengamati peristiwa tersebut
secara langsung.
g. Persoalan nomor tujuh mengenai bom dijatuhkan dari pesawat yang
59
mengalami miskonsepsi. Dari 115 siswa tersebut beberapa siswa
berpikir bahwa bom akan jatuh kearah belakang atau jatuh lurus ke
bawah. Mereka berpikir demikian karena pesawat terbang tersebut
bergerak maju maka benda yang dijatuhkan akan tertinggal dan akan
jatuh ke arah belakang. Namun ada juga yang berpikir bahwa bola
akan jatuh secara lurus seperti gerak jatuh bebas. Siswa tidak pernah
berpikir bahwa bom juga memiliki kecepatan awal.
h. Persoalan nomor delapan mengenai bola yang bergerak secara
mendatar dalam pipa berbentuk setengah lingkaran. Dari 89 atau
63,57% siswa yang mengalami miskonsepsi, beberapa siswa berpikir
bahwa adanya gaya yang bekerja mengikuti lintasan. Hal ini terjadi
karena siswa tidak mengetahui besaran besaran yang mempengaruhi
benda pada saat bergerak melingkar.
i. Persoalan nomor sembilan mengenai arah kecepatan linear. Dari 140
siswa, 72 atau 51,43% siswa mengalami miskonsepsi. Siswa yang
mengalami miskonsepsi berpikir bahwa kelereng akan terus bergerak
mengikuti lintasan yang sebelumnya dilalui. Miskonsepsi ini terjadi
karena siswa belum pernah melihat dan mengamati peristiwa tersebut
secara langsung.
j. Persoalan nomor sepuluh dari 140 siswa, 77 atau 55% siswa
mengalami miskonsepsi mengenai gaya sentripetal yang bekerja pada
benda yang bergerak melingkar. Mereka berpikir bahwa arah gaya
sentripetal searah dengan arah benda yang berputar. Siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
miskonsepsi karena mereka tidak mengetahui bagaimana gaya
sentripetal bekerja pada benda yang bergerak melingkar.
k. Persoalan nomor sebelas mengenai benda yang diam atau tidak
bergerak. Banyak siswa yang belum mengerti bagaimana resultan
gaya pada benda yang sedang diam. Dari 140 siswa, 78 atau 55,71%
siswa mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi karena siswa tidak bisa
membayangkan bagaimana gaya-gaya bekerja pada benda yang diam
atau tidak bergerak.
l. Persoalan nomor dua belas mengenai gaya gesek pada sebuah balok
yang diletakan di bidang miring dan tidak bergerak. Sebanyak 86 atau
61,43% siswa mengalami miskonsepsi. Ada siswa yang berpikir
bahwa arah gaya gesek sama dengan arah gaya normal maupun sama
dengan gaya gravitasi. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana
arah gaya-gaya tersebut bekerja pada benda tersebut.
m. Persoalan nomor tiga belas mengenai tembok yang didorong namun
tidak bergerak. Sebanyak 72 atau 51,43% siswa mengalami
miskonsepsi, beberapa dari mereka berpikir bahwa tembok tidak
bergerak karena tembok memberikan gaya yang lebih besar namun
berlawanan arah. Ini menunjukan bahwa siswa tidak memahami
dengan baik Hukum Newton III tentang aksi reaksi.
n. Persoalan nomor empat belas mengenai gaya gesek pada kotak yang
didorong namun tidak bergerak. Dari 140 siswa, 106 diantaranya atau
61
berpikir bahwa gaya yang diberikan lebih kecil sehingga kotak tidak
bergerak. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mengerti bagaimana
gaya gesek bekerja pada benda yang tidak bergerak.
o. Persoalan nomor lima belas mengenai gaya normal yang bekerja pada
benda di bidang miring, 85 atau 60,71% siswa mengalami
miskonsepsi. Banyak siswa yang belum mengerti besarnya gaya
normal, ada yang berpikir bahwa gaya normal dapat sama atau lebih
besar dari berat benda. Hal ini karena siswa tidak tahu bagaimana
persamaan rumus gaya normal di bidang miring.
p. Persoalan nomor enam belas mengenai besarnya gaya yang diberikan
pada kotak agar bergerak dengan kecepatankonstan. Dari 140 siswa,
81 atau 57,86% siswa mengalami miskonsepsi. Siswa mengalami
miskonsepsi karena siswa belum memahami bagaimana gaya
mempengaruhi kecepatan gerak benda.
q. Persoalan nomor tujuh belas menganai gaya gesek pada benda yang
sedang bergerak dilantai, banyak siswa tidak berpikir mengenai
bagaimana proses gaya bekerja pada suatu benda. Dari 140 siswa, 38
atau 27,14% siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa berpikir
bahwa gaya gesek akan menyebabkan benda langsung berhenti
seketika. Hal ini terjadi karena siswa tidak melihat dan mengamati
secara langsung peristiwa tersebut, sehingga mereka hanya
menerka-nerka saja.
r. Persoalan nomor delapan belas mengenai gaya yang bekerja pada bola
tenis yang bergerak di udara setelah dipukul raket terdapat 77 atau
55% orang siswa yang mengalami miskonsepsi. Siswa yang
mengalami miskonsepsi berpikir bahwa ketika bola tenis bergerak
keatas dari tiga gaya yaitu: gaya dari raket, gaya gesek udara dan gaya
gravitasi tidak semuanya bekerja pada bola tenis tersebut. Padahal
ketiga gaya tersebut bekerja seluruhnya.
s. Persoalan nomor sembilan belas mengenai arah gaya gesek sebanyak
80 atau 57,14% siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa yang
mengalami miskonsepsi berpikir bahwa gaya gesek searah dengan
gerakan benda. Ini berarti siswa belum mengetahui bahwa gaya gesek
bekerja berlawanan dengan gerak benda.
t. Persoalan nomor dua puluh mengenai pasangan aksi reaksi pada dua
buah balok, sebanyak 22,14% atau 31 siswa mengalami miskonsepsi
banyak siswa belum mengerti bagaimana gaya-gaya tersebut bekerja
pada balok dan belum bisa menunjukan mana gaya aksi dan mana
gaya reaksi. Maka untuk mengatasi miskonsepsi tersebut guru harus
63