• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP GREEN CITY (KOTA HIJAU)

Dalam dokumen Strategis I nfrastr uktu r Bidang Cipta Kar ya (Halaman 114-129)

Rencana Green Belt Corridor bertujuan selain untuk memberi kesan teduh, asri di dalam kawasan maupun di sepanjang jalan utama kota juga untuk memperkuat image sebagai kota bernuansa taman yang hijau. Rencana green blue plan / pendekatan konsep hijau biru dalam kawasan perencanaan di maksudkan untuk mengoptimalisasikan antara rencana hijau kawasan atau konsep vegetasi landscape dan rencana biru kawasan/ konsep area tepian sungai, dengan cara kelayakan lahan Danau buatan tengah kota. Dalam perencanaan, keterkaitan antara fungsi kawasan HIJAU dan kawasan BIRU adalah melalui akses-akses yang menghubungkan elemen kawasan tersebut, yang berupa jalan, jalur-jalur pedestrian, jogging track dan jalur kendaraan.

6. Rencana Umum

Struktur Peruntukan Lahan Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007 tentang pedoman umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan disebutkan bahwa: Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Komponen penataan meliputi peruntukan lahan makro dan peruntukan lahan mikro.

a. Peruntukan Lahan Makro

Peruntukan lahan makro kawasanRantau Baru adalah rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan, atau disebut tata guna lahan.

b. Peruntukan Lahan Mikro

Peruntukan lahan Mikro kawasan Rantau Baru adalah peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala keruangan yang lebih rinci berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan saling menentukan.

Struktur pemanfaatan ruang Rantau Baru tercantum alokasi-alokasi pemanfaatan ruang secara makro. Pemanfaatan ruang secara makro ini dijabarkan ke dalam rencana pemanfaatan ruang secara mikro. Setelah membahas Konsep Perancangan MAKRO Kota Rantau Baru dan pengaplikasiannya, bab ini akan membahas konsep MIKRO-nya. Pembahasan akan berurutan sesuai dengan legenda pada Master Plan Rantau Baru (lihat halaman sebelah), antara lain sebagai berikut:

BLOK A

A1: Perdagangan, Jasa, & Terminal A2: A4, A5 Kawasan Permukiman

A3: Kawasan Perkantoran Pemerintah Kabupaten Tapin BLOK B

B1: Kawasan Pendidikan Terpadu B2: Ruang Terbuka Hijau

BLOK C

C1: Kawasan Olah Raga a. Stadion b. Kolam Renang c. Lapangan Golf C2, C3, C4 :Kawasan Permukiman BLOK D D1, D6, D7: Kawasan Permukiman

D2: a. Hotel, b. Ruang Terbuka Hijau & Alun-alun D3: Hutan Kota

D4: Ruang Terbuka Hijau, Laguna, & Islamic Center

D5: a. Kawasan Perkantoran DPRD Kabupaten Tapin Mesjid Dulang, b. Kawasan Perpustakaan Daerah.

Untuk ini, kawasan Rantau Baru dibagi dalam blok-blok perencanaan seperti dikemukakan dalam Peta berikut.

c. Intensitas Pemakaian Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maximum bangunan terhadap lahan/ tapak peruntukannya. Komponen-komponen penataan intensitas pemanfaatan lahan meliputi:

• Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

• Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

• Koefisien Dasar Hijau (KDH)

• Koefisien Tata Bangunan (KTB)

• Sistem Insentif-dis insentif Pengembangan

•Sistem Pengalihan nilai Koefisien

•Lantai Bangunan

d. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai .

e. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai .

f. Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. g. Tata Bangunan Pengaturan blok lingkungan adalah perencanaan pembagian lahan dalam

kawasan menjadi blok dan jalan, di mana blok terdiri atas petak lahan/kavling dengan konfigurasi tertentu .

Blok Kawasan A

Blok kawasan A dengan luas 76,8 Ha berada di sebelah selatan kawasan rencana. Blok A ini diarahkan untuk pengembangan fungsi jasa perdagangan dan perkantoran.

Blok Kawasan B

Blok kawasan B menempati lokasi di sebelah Barat kawasan rencana dengan luasan sekitar 52,5 Ha. Blok B dikembangkan untuk fungsi permukiman dan Pendidikan.

Blok kawasan C menempati lokasi di sebelah Timur kawasan rencana dengan luasan sekitar 64,5 Ha. Blok B dikembangkan untuk Permukiman, rekreasi dan olahraga.

Blok Kawasan D

Blok kawasan D menempati lokasi di sebelah Utara kawasan rencana dengan luasan sekitar 99,2 Ha. Blok D dikembangkan untuk rekreasi, peribadatan, bangunan komersil, perkantoran, alun –alun kota, permukiman.

Pengaturan kavling adalah perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kavling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompokan, dan konfigurasi tertentu. Di dalam blok atau sub blok kawasan Rantau Baru (sebagaimana telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya), terdapat beberapa kavling dan jalan. Keduanya saling mendukung dan mengisi. Pada umumnya blok berbentuk segi empat teratur dan umumnya proporsional. Hanya beberapa kavling saja yang berbentuk pendek memanjang. Pada dasarnya ukuran kavling di kawasan Rantau Baru terdiri dari kavling kecil (50 – 120 m2), sedang (200 – 400 m2) dan besar (400 – 600 m2).

Pengaturan bangunan adalah perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kavling. Pada umumnya kavling di kawasan Rantau Baru tertata secara dengan pola grid. Rata-rata bangunan dihadapkan pada jalan di depannya sebagai pedoman berorientasi.

Pengaturan Ketinggian dan Elevasi adalah Lantai Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan adalah perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan ini terdiri dari:

(a). Ketinggian Bangunan

(b). Komposisi Garis Langit Bangunan

(c). Ketinggian Lantai Bangunan

Pengaturan ketinggian pada bangunan sepanjang jalan lingkar tengah dan jalan utama kota diarahkan ketinggian bangunan maksimal 3 lantai. Sedangkan bangunan pada lapis kedua diarahkan hanya 1 – 2 lantai saja.

Aplikasi Konsep-konsep Dasar Penyusunan RTBL Kawasan Rantau Baru Pada pendahuluan Bab 3 telah dikemukakan bahwa RTBL Kawasan Rantau Baru disusun berdasarkan konsep-konsep:

1. Historis Kota Rantau sebagai Serambi Medinah Urban Desain Islam (Islamic Urban

Design) .

2. Transit Oriented Development (TOD)

3. Mixed Use Development (MUD)

4. Mental Image

5. Kota Hijau (Green City)

Mesjid Qiblat’ain dan Jabal Rahmah

Mesjid Qiblat’ain (bagian dari Islamic Center) dan Jabal Rahmah mengingatkan penduduk kota pada kota Mekkah dan Medinah, yang menjadi pedoman perancangan kawasan Rantau Baru. Suasana Islami ala Timur Tengah sangat terasa dengan 2 ikon landmark di kawasan Rantau Baru tersebut. Letaknya pun terhubung dengan imaginary line, sehingga jelas bahwa antara landmark satu dan lainnya saling berhubungan. Minaret Mesjid Qiblat’ain merupakan pusat orientasi kawasan Rantau Baru, sesuai dengan semboyan Serambi Medinah .

Mesjid Dulang dan Bundaran Dulang

Bundaran Dulang dan Mesjid Dulang menandai gerbang masuk ke kota Rantau dari arah Kandangan. Desainnya khas dengan penggunaan kubah sebagai unsur identitas kota Muslim.

h. Fasilitas Umum

Fasilitas-fasilitas umum yang ada di kawasan Rantau Baru semua dirancang dengan nuansa Islami. Penggunaan kubah sebagai atap mendominasi desain per kawasan kota. i. Sistem Sirkulasi & Jalur Penghubung

“Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan

sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkunganm dan sistem jaringan penghubung” .(Peraturan Menteri PU No .06/PRT/M/2007)

j. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

“Sistem ruang terbuka dan tata hijau merupakan komponen rancang kawasan yang tidak sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan jugadiciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas . Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif, dan estetis bagi lingkungan sekitar, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik” .(Peraturan Menteri PU No .06/ PRT/M/2007)

Komponen Penataan

Komponen penataan sistem ruang terbuka dan tata hijau terdiri dari: Sistem ruang terbuka umum Sistem ruang terbuka pribadi Sistem ruang terbuka privat yang dapat diakses umum Sistem pepohonan dan tata hijau Bentang alam Area jalur hijau.

k. Tata Kualitas Lingkungan

“Penataan kualitas lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau sub area dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu” .(Peraturan Menteri PU No .06/ PRT/M/2007)

Komponen Penataan

Komponen penataan tata kualitas lingkungan terdiri dari:

Konsep identitas lingkungan, terdiri dari:

Tata karakter bangunan/lingkungan (built in signase and directional system);

Tata penanda identitas bangunan .

Sistem tata informasi (directory signase system) dan sistem tata rambu pengarah (directional signase system) . Wajah jalan, yang terdiri dari:

Wajah penampang jalan dan bangunan;

jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);

tata hijau pada penampang jalan;

elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;

elemen papan reklame komersial pada penampang jalan .

l. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan

“Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana mestinya” .(Peraturan Menteri PU No .06/ PRT/M/2007)

Komponen Penataan

Komponen penataan sistem prasarana dan utilitas lingkungan terdiri dari: Sistem jaringan air bersih Sistem jaringan air limbah dan air kotor Sistem jaringan drainase Sistem jaringan persampahan Sistem jaringan listrik Sistem jaringan telepon Sistem jaringan pemadam kebakaran Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.

3.2.5. Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terdiri dari Penanganan Kawasan Kumuh Kabupaten Tapin, RTBL Hasan Basry dan RTBL Kawasan Rantau Baru, Rencana Pengembangan Sistem Air Minum Kabupaten Tapin, Strategi Sanitasi Kota dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6.

Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kab. Tapin No

Rencana Strategis Infrastruktur Bidang

Cipta Karya

Program Penanganan Lokasi

1 Penanganan

Kawasan Kumuh Kabupaten Tapin

Program Perbaikan Kampung (Kampung Improvement Program)

Mandarahan, Kupang, Pasar Keraton, Jalan Penghulu

Program Pembangunan Rumah Susun Melalui Program Peremajaan Kota

Mandarahan, Kupang, Pasar Keraton, Jalan Penghulu

Property Development Mandarahan, Kupang, Pasar Keraton, Jalan Penghulu

Comunity Based Development Mandarahan, Kupang, Pasar Keraton, Jalan Penghulu

Guided Land Development Mandarahan, Kupang, Pasar Keraton, Jalan Penghulu

Model land sharing Mandarahan, Bitahan Model land consolidation Mandarahan, Pasar Raya,

Kupang, Jalan Penghulu Resettlement Mandarahan, Pasar Raya,

Jalan Penghulu Konsolidasi lahan Mandarahan, Kupang,

No

Rencana Strategis Infrastruktur Bidang

Cipta Karya

Program Penanganan Lokasi

Penghulu

2 RTBL Jalan Hotmix Jalan Hasan Basry dan

Rantau Baru

Pedestrian Jalan Hasan Basry dan

Rantau Baru

Halte Jalan Hasan Basry dan

Rantau Baru

RTH Jabal Rahmah Jalan Hasan Basry dan Rantau Baru

Persampahan Jalan Hasan Basry dan

Rantau Baru

Hot Spot Jalan Hasan Basry dan

Rantau Baru

Penghijauan Jalan Hasan Basry dan

Rantau Baru

Sarana Perkotaan Jalan Hasan Basry dan Rantau Baru

Tugu Bundaran Jalan Hasan Basry dan Rantau Baru

3 RISPAM Integrasi Sistem Batu

Hapu-Binuang, Candi Laras Selatan-Margasari-Kota Rantau

Batu

Hapu-Binuang, Candi Laras Selatan-Margasari-Kota Rantau

Pembangunan Bandung Sungai Tapin atau IPA Alternatif Sungai Muning

Penambahan Kapasitas Waduk Multi guna 300 L/det

Desa Margasari, seluruh Desa di DAS Rutas, Seluruh Desa perluasan Binuang-Batu Hapu, integrasi sistem Rantau-Bakarangan, seluruh desa Kec. Piani, seluruh desa Kec. Bungur, seluruh desa Kec.

No

Rencana Strategis Infrastruktur Bidang

Cipta Karya

Program Penanganan Lokasi

Lokpaikat, Kec. Tapin Selatan dan Kecamatan Tapin Tengah

4 Strategi Sanitasi Kota Pengembangan Sistem On-Site Kec. Hatungun. Kec. Tapin Selatan, Kec. Bakarangan, Kec. Tapin Tengah, Kec. Candilaras Utara, Kec. Candilaras Selatan

Pengembangan Sistem Off-Site Kec. Hatungun. Kec. Tapin Selatan, Kec. Bakarangan, Kec. Tapin Tengah

Pengembangan Pelayanan Persampahan Pelayanan sistem Perkotaan dan

Pengelolaan Berbasis Masyarakat

Tapin Utara, Lokpaikat, Binuang dan Tapin Selatan

Operasional TPST Tapin Utara, Lokpaikat, Binuang dan Tapin Selatan

Contents

3.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG ... 1

3.1.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA ... 1

3.1.2. ARAHAN PENATAAN RUANG ... 13

TABEL 3.1. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DI KALIMANTAN SELATAN ... 15

TABEL 3.2. ARAHAN SISTEM PUSAT-PUSAT PERMUKIMAN ... 50

3.1.3. ARAHAN PENGEMBANGAN STRATEGIS ... 61

3.1.4. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH ... 65

A. VISI ... 65

B. MISI... 65

3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA ... 66

3.2.1. RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) ... 66

3.2.2. RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) ... 67

A. RENCANA UMUM PENGEMBANGAN AIR MINUM WILAYAH PERKOTAAN ... 67

B. RENCANA GARIS BESAR PENGEMBANGAN JARINGAN AIR MINUM ... 70

C. INDIKASI PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN ... 74

D. RENCANA PENGEMBANGAN ZONA DISTRIBUSI DAN SIPAS PERDESAAN ... 76

E. KEBUTUHAN AIR DOMESTIK ... 78

F. KEBUTUHAN AIR NON DOMESTIK ... 79

G. KEHILANGAN AIR ... 79

3.2.3. STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) ... 81

A. VISI DAN MISI... 81

VISI SANITASI KABUPATEN TAPIN 2013-2017 TERWUJUDNYA KABUPATEN TAPIN YANG BERSIH DAN SEHAT 2017. ... 81

MISI ... 81

1. MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH MELALUI PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN ... 81

2. MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH MELALUI LAYANAN PENGELOLAAN

PERSAMPAHAN MELALUI MANAJEMEN YANG BAIK ... 81

3. MENINGKATKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT DAN BERSIH MELALUI PEMBANGUNAN DAN PENATAAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN ... 81

4. MENINGKATKAN POLA HIDUP SEHAT DITENGAH MASYARAKAT MELALUI ASPEK PHBS ... 81

B. TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI SEKTOR SANITASI ... 81

TABEL 3.3.... 84

C. TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN ... 85

TABEL 3.4. ... 86

D. TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DRAINASE ... 88

TABEL 3.5.... 90

3.2.4. RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL) HASAN BASRY ... 91

MEMPERTIMBANGKAN PENINGKATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DI KORIDOR KAWASAN KORIDOR HASAN BASRY SAAT INI, MAKA KEMUDAHAN AKSES TRANSPORTASI MENJADI SALAH SATU INDIKATOR UTAMA DI DALAM MERENCANAKAN PERUNTUKAN LAHAN DI KAWASAN INI. DI KAWASAN KOTA RANTAU SAAT INI AREA TERBANGUN DI SEPANJANG JALUR UTAMA TERLIHAT MULAI PADAT TERUTAMA DI KAWASAN DEKAT PASAR RANTAU DAN MULAI TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA DI SEPANJANG JALUR UTAMA, BAIK JL. A YANI DAN JALAN HASAN BASRY. BAHKAN VOLUME LALU LINTAS PADA JALUR UTAMA INI TERGOLONG CUKUP TINGGI, SEHINGGA PERLU DIATUR DAN DIARAHKAN UNTUK PERGERAKAN KARENA SEMUA MODA TRANSPORTASI MENJADI SATU BERGERAK DI JALUR UTAMA KAWASAN KORIDOR HASAN BASRY TANPA ADANYA PEMISAH. ... 94

DALAM URAIAN DIATAS TELAH DIKEMUKAKAN LATAR BELAKANG, TUJUAN, SASARAN, SERTA VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KAWASAN RANTAU BARU . URAIAN DALAM PEMBAHSAN INI MEMBERIKAN GAMBARAN KONDISI EKSISTING DARI KAWASAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN MENJADI RANTAU BARU. ... 105

KARAKTERISTIK KOTA RANTAU SECARA UMUM LETAK GEOGRAFIS DAN FISIK ALAMIAH KOTA RANTAU TERLETAK PADA 2°51´48” 2°58´36” LINTANG SELATAN DAN 115°6´3” 115°9´16” BUJUR TIMUR . DILIHAT DARI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN, KABUPATEN TAPIN TERLETAK DI BAGIAN TENGAH . KOTA RANTAU DILEWATI OLEH JARINGAN JALAN NASIONAL YANG MERUPAKAN JALAN ARTERI PRIMER YANG MENGHUBUNGKAN BANJARMASIN SEBAGAI KOTA ORDE I KALIMANTAN SELATAN DAN SAMARINDA SEBAGAI KOTA ORDE I KALIMANTAN TIMUR . ... 105

BATAS ADMINISTRASI KAWASAN PERENCANAAN, SECARA ADMINISTRASI KAWASAN PERENCANAAN SEBAGIAN MASUK DALAM WILAYAH KELURAHAN RANTAU KIWA DAN SEBAGIAN LAGI KELURAHAN RANGDA MALINGKUNG . SECARA LOKASIONAL KAWASAN PERENCANAAN DIBATASI OLEH JALAN PERINTIS, JALAN

HASAN BASRI, JALAN BYPASS. LUAS KAWASAN PERENCANAAN SEKITAR 314 HA. ... 106

A. KONSEP RANTAU BARU ... 109

B. KONSEP HISTORIS RANTAU SEBAGAI SERAMBI MADINAH ... 110

FENOMENA RELIGIUS DI MASYARAKAT MENYIRATKAN INSPIRASI POSITIF BAGI MASYARAKAT TAPIN, SEHINGGA PEMERINTAH DAERAH BERKEINGINAN UNTUK MENJADIKAN TAPIN SEBAGAI KOTA “SERAMBI MADINAH” SEBAGAI SAUDARA MARTAPURA “SERAMBI MEKKAH”. ADA BEBERAPA ALASAN TERKAIT DENGAN KONSEP INI: ... 110

C. KONSEP URBAN DESAIN ISLAM (ISLAMIC URBAN DESIGN) ... 110

ISLAMIC URBAN DESIGN ADALAH KONSEP PERANCANGAN KOTA YANG BERNUANSA RELIGIUS ISLAM. KONSEP YANG DITERAPKAN PADA RANTAU BARU MENGACU PADA KONSEP KOTA-KOTA TIMUR TENGAH TEMPAT AWAL AJARAN ISLAM BERKEMBANG, YAITU MEKKAH DAN MEDINAH. PADA KEDUA KOTA TERSEBUT, BANGUNAN YANG BANYAK DITEMUI ADALAH MESJID, SEBAGAI TEMPAT IBADAH UMAT. CIRI KHASNYA: MINARET SEBAGAI BAGIAN YANG TAK TERPISAHKAN DARI MESJID, BEGITU PULA HALNYA DENGAN ASPEK DEKORASI: KALIGRAFI DAN KUBAH YANG BERANEKA RAGAM. ARSITEKTUR DAN HIASAN PADA MESJID TAK LEPAS DARI HUKUM ISLAM DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS TENTANG SENI DAN KEINDAHAN. HIASAN YANG BANYAK DIGUNAKAN ADALAH MOTIF FLORAL (TUMBUH-TUMBUHAN) DAN CORAK GEOMETRIS TIDAK FIGURATIF. ... 110

D. KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) ... 111

TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) ADALAH PENDEKATAN PERANCANGAN DAN PERENCANAAN YANG BERTUJUAN MEMBERI KEUNTUNGAN DARI SKALA LINGKUNGAN, SOSIAL, DAN EKONOMI UNTUK PERORANGAN, PEMERINTAH DAERAH, DAN KOMUNITAS . ADA 4 KARAKTER PENTING DARI TOD:... 111

E. KONSEP MIXED USED DEVELOPMENT (MUD) ... 112

F. KONSEP MENTAL IMAGE (KEVIN LYNCH) ... 113

IDENTITAS LINGKUNGAN LUAR SUATU KOTA (KAWASAN) TERBENTUK DARI UNSUR-UNSUR: ... 113

G. KONSEP GREEN CITY (KOTA HIJAU) ... 114

Dalam dokumen Strategis I nfrastr uktu r Bidang Cipta Kar ya (Halaman 114-129)

Dokumen terkait