• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia Disiplin adalah latihan batin dan watak yang maksimal supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib, dan ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin.

Adapun menurut Hurlock (2004: 64) “menjelaskan bahwa disiplin dari kata

yang sama dengan disciple yakni seorang yang balajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orangtua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan lebih baik.

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilia-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan, dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.

a. Disiplin Berdasarkan Tradisi

Disiplinkan merupakan cara kuno yang terdiri dari pendaftaran pelanggaran dan catatan dari hukuman terhadap setiap pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan secara kaku dan tegas tanpa kompromi dan cenderung penegakan disiplin secara otoriter. Tindakan disiplin ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan dan tidak pernah sebaliknya, atau bisa disebut dengan (tindakan yang sepihak). Hal ini disebabkan pemahaman kurang efektif yang dianut oleh pemimpin perusahaan, yang menganggap karyawan adalah bawahannya, untuk menuruti dan mematuhi segala keputusan yang ada tanpa pernah karyawan diajak berunding untuk diminta pendapatnya, apakah mereka merasa keberatan atau tidak, sedangkan atasan mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa terikat oleh sebuah perusahaan.

b. Disiplin Berdasarkan Sasaran

Disiplin berdasarkan sasaran ini dianggap sebagai lawan dari disiplin tradisi bila dilihat dari tujuannya. Disiplin dianggap secara sah atau berlaku apabila dapat diterima secara sukarela oleh seluruh komponen didalam organisasi tersebut, apabila tidak dapat diterima maka secara otomatis disiplin tersebut tidak sah untuk diterapkan dalam organisasi. Fungsi dari disiplin ini adalah sebagai suatu fungsi pembentukan tingkah laku sebagai hukuman. Masa lampau di padang sebagai suatu yang sangat berharga, sesuatu yang dianggap memberi pengalaman dan berguna dalam merumuskan dan merubah tingkah laku, tetapi tidak merupakan penuntut yang pasti benar dalam menentukan benar atau salah, karena disini berbagai kemungkinan dapat saja terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia sehingga apabila hal itu terjadi, maka disiplin tidak akan mampu menangani dan menjawab itu semua.

Kedisiplinan menjadi satu syarat untuk mencapai satu hasil yang sangat maksinmal dalam organisasi baik organisasi dalam bentuk formal maupun non

formal, sehingga dalam setiap peraturan di instansi atau perusahaan apapun mengenai kedisiplinan pasti selalu ada, hal ini disebabkan karena pentingnya pengaruh kedisiplinan dalam pencapaian standar-standar organisasi. Kata disiplin juga sering menjadi suatu ukuran yang bernilai positif dan biasanya dijadikan indikasi seseorang yang sukses dalam mencapai cita-citanya dan mencapai tujuan organisasinya.

2. Tujuan Kedisiplinan

Adapun tujuan dari kedisiplinan selain untuk mendidik mental secara keseluruhan, seperti yang ditulis dalam skripsi tujuan dari kesdisiplinan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:

Gaustad (1992: 24) mengemukakan bahwa “kedisiplinan memiliki dua tujuan,

yaitu memberi kenyaman pada para siswa dan staf (guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar”.

Subari (1994: 88) berpendapat bahwa ”kedisiplinan memiliki tujuan untuk

pernuturan terhadap suatu peratutan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya

peratutan itu”.

Yahya (1992: 68) berpendapat, “bahwa tujuan kedisiplinan adalah

perkembangan dari pengembangan diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar”.

Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar orang selalu patuh dengan peratutan. Dengan adanya kedisiplinan diharapkan anak mendisiplinkan diri dalam menaati peraturan sekolah sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, anak didik perlu dibimbing atau ditunjukan mana perbuatan yang melanggar tata tertib dan mana perbuatan yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar dengan lebih baik (Gordon, 1996: 3).

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kedisiplinan adalah memberi kenyaman kepada siswa

dan staf (guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar serta perkembangan dari pengembangan diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar.

Selain itu dalam penelitian ini kedisiplinan yang dimaksudkan adalah disiplin dalam bertindak, bersikap dan bekerja maka tujuan dari kedisiplinan ini dalam pelatihan pra magang ke jepang adalah untuk membiasakan diri untuk hidup dengan tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi yang dimana peserta didik wajib memiliki tingkat kedisplinan yang tinggi dalam dirinya agar pada saat magang ke Jepang sudah terlatih dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja. Karena telah kita ketahui bahwa kedisiplinan itu sudah menjadi hal yang wajib yang harus dimiliki oleh orang jepang dalam bekerja.

Tujuan kedisiplinan dalam penerapan kedisiplinan itu sendiri merupakan tujuan untuk menjadi seseorang menjadi lebih baik dalam bersikap, sopan santun dan mandiri. Semua itu ditunjukan dan akan diciptakan dalam diri seseorang apabila pencapaian tujuan kedisiplinan seseorang telah tercapai atau telah dikuasi dengan baik.

3. Aspek-aspek Kedisiplinan

Dalam konsep kedisiplinan ada pula aspek-aspek yang harus diketahui, menurut Prijodarminto (1994) dalam Hurlock (2004: 89), disiplin memiliki tiga aspek. Ketiga aspek tersebut yaitu:

a. Aspek Mental (mental attitude)

Merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak

b. Pemahaman Yang Baik

Pemahaman yang baik ini menyangkut sistem peraturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan

aturan. Norma dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan.

c. Sikap

Kelakuan yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.

Aspek –aspek yang ada didalam kedisiplinan inilah yang dapat kita ketahui dalam menumbuhkan kedisiplinan dalam diri kita, karena kedisiplin yang akan membawa kita terhadap kehidupan dari yang baik menjadi lebih baik. Aspek ini muncul melalui perilaku seseorang dalam kehidupannya, aspek mental tentang attitude seseorang merupakan sikap taat dan tertib seseorang terhadap suatu pembiasaan sebagai watak yang akan dimunculkan seseorang. Sikap dan pemahaman yang baik dalam diri seseorang yaitu berperilaku sewajarnya yang ditunjukan melalui kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat dan tertib.

Maka dari itu aspek kedisiplinan merupakan isi dari disiplin-disiplin yang dilakukan seseorang dalam menciptakan watak seseorang dan bukti ketaatan sesorang untuk mengikutin suatu aturan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga atau individu-induvidu lainnya.

F. Konsep Bahasa Jepang

Dokumen terkait