• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 Skripsi: Respon Penolakan

1.5. Landasan Konseptual

1.5.2. Konsep Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual adalah tindakan yang meliputi pelecehan verbal hingga perkosaan dan berbagai jenis paksaan, mulai dari tekanan sosial dan intimidasi

27 Marc Edelman, Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics. Annual Review of Anthropology, Vol, 30, (2001), New York: University of New York, diakses dari http://www.jstor.org/stable/3069218 (10/11/2018).

28 Ibid.

hingga kekuatan fisik. Beberapa tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan kekerasan seksual adalah: (1) perkosaan dalam hubungan perkawinan atau kencan;

(2) pemerkosaan oleh orang asing atau kenalan; (3) pelecehan seksual di sekolah, tempat kerja dan lain-lain; (4) perbudakan seksual; pelecehan seksual terhadap orang cacat mental atau fisik; (5) pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap anak-anak; dan (6) bentuk kekerasan seksual ‘adat’ seperti kawin paksa.29

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kekerasan seksual sebagai: Setiap tindakan seksual, upaya untuk melakukan tindakan seksual, komentar atau pelecehan verbal seksual yang tidak diinginkan, atau tindakan pemaksaan seksual yang oleh siapa pun tanpa memandang hubungan, dan dalam pengaturan apa pun, bahkan tidak terbatas pada lingkungan rumah maupun kantor.

Paksaan dapat mencakup berbagai tindakan dengan menggunakan kekuatan, intimidasi psikologis, pemerasan atau ancaman berupa kerusakan fisik atau tidak mendapatkan pekerjaan atau kelas. Selain itu, kekerasan seksual juga dapat terjadi ketika seseorang tidak dapat memberikan persetujuan misalnya, ketika mabuk, dibius, tertidur atau cacat mental.

WHO mendefinisikan kekerasan seksual adalah tindakan yang dilakukan kepada seorang wanita, dimana: (a) Dipaksa secara fisik untuk melakukan hubungan seksual ketika dia tidak mau; (b) Melakukan hubungan seksual secara terpaksa karena dia takut akan apa yang pasangannya mungkin lakukan; dan (c)

29 Claudia Garcia Moreno, Alessandra Guedes, dan Wendy Knerr, 2012, Understanding and addressing violence against women, World Health Organization, diakses dari http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/77434/WHO_RHR_12.37_eng.pdf;jsessionid=FD F19B37C2E3B286BA8BDF106BF271C5?sequence=1 (18/10/2018)

Dipaksa melakukan tindakan seksual yang menurutnya dapat merendahkannya atau membuatnya malu.

Selain itu, hal yang paling erat kaitannya dan juga menjadi bagian daripada kekerasan seksual adalah pelecehan seksual. Pelecehan Seksual secara spesifik itu sendiri merupakan pendekatan seksual yang tidak diinginkan, gerakan, lelucon, perilaku, permintaan untuk melakukan hubungan seksual, sentuhan secara seksual, atau pemaksaan untuk melakukan sesuatu yang seksual. Terdapat dua bentuk pelecehan seksual yang umum terjadi yaitu bentuk Kompensasi dan bentuk pelecehan seksual Lingkungan yang tidak bersahabat.30

Perilaku Kompensasi adalah perilaku yang melibatkan tuntutan tersurat maupun tersirat untuk permintaan seksual yang di pertukarkan untuk beberapa keuntungan seperti promosi jabatan, kenaikan gaji, nilai bagus, atau penawaran perkerjaan. Selain itu ditukarkan untuk menghindari beberapa kerugian seperti penghentian pekerjaan, penurunan gaji, penggagalan nilai, atau penolakan kerja sama yang biasa terjadi di tempat kerja maupun sekolah. Menurut definisi, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh seseorang dengan jabatan yang lebih tinggi atau bagi yang memiliki kekuasaan. Perilaku kompensasi mungkin tidak melibatkan ajakan langsung atau secara terang-terangan untuk melakukan hubungan seksual namun berbentuk proposisi seksual yang lebih miring atau ajakan untuk kencan atau sekedar bertemu dengan dalih membahas urusan profesional.

30 U.S Department of Education, September 2008, Sexual Harassment It’s Not Academic, diakses dari https://www2.ed.gov/about/offices/list/ocr/docs/ocrshpam.pdf (21/09/2020)

Perilaku pada lingkungan yang tidak bersahabat yaitu pelecehan seksual yang timbul secara terus-menerus yang menciptakan perlakuan intimidasi, permusuhan, dan serangan dalam lingkungan kerja, sekolah maupun di tempat umum. Perlakuan dapat dilakukan secara fisik, verbal maupun nonverbal. Sebagai contoh, perlakuan yang termasuk pelecehan seksual secara fisik adalah menyentuh, memeluk, maupun mencium orang tanpa persetujuan orang tersebut. Selain itu pelecehan seksual secara verbal adalah komentar seksual tentang pakaian, tubuh, atau hubungan seksual seseorang, termasuk pemaksaan untuk kencan, percakapan maupun lelucon yang bersifat seksual dan bahkan perlakuan menggoda yang sering disebut dengan ‘cat calling’ yang sering terjadi di tempat umum. Sedangkan pelecehan seksual nonverbal berupa muatan materi seksual eksplisit di tempat kerja dan penggunaan materi seksual di sekolah tanpa tujuan Pendidikan yang jelas.

Selain itu pengunggahan video atau konten seksual yang tanpa persetujuan orang yang terlibat di dalam video tersebut juga merupakan tindakan pelecehan seksual secara non verbal.

WHO menyatakan bahwa ada banyak alasan logis mengapa perempuan tidak melaporkan kekerasan seksual, termasuk: adanya sistem dukungan yang tidak memadai; malu; rasa takut resiko pembalasan; ketakutan atau risiko disalahkan;

ketakutan atau risiko tidak dipercayai; ketakutan atau risiko dianiaya dan / atau dikucilkan secara sosial.31

Di sini peneliti hanya ingin melihat permasalahan kekerasan seksual di Korea Selatan yang meliputi tindakan kekerasan seksual dalam hubungan

31 Claudia Garcia Moreno, Alessandra Guedes, dan Wendy Knerr, Op.Cit.

pernikahan atau kencan, kekerasan seksual oleh orang asing atau kenalan, dan kekerasan seksual yang terjadi di sekolah dan universitas, di tempat kerja, dan di tempat umum seperti pelecehan seksual non verbal yang marak terjadi di Korea Selatan yaitu penggunaan kamera-kamera tersembunyi di ruang ganti maupun toilet umum wanita yang kemudian akan disebar di situs porno. Selain itu juga penyebaran konten seksual oleh pasangan sebagai bentuk balas dendam di situs porno tanpa persetujuan dan sepengetahuan korban. Hal ini didasarkan pada laporan tahun 2016 bahwa sebanyak lebih dari 7000 perempuan Korea Selatan menemukan video yang membahayakan diri mereka di situs porno dan meningkat tujuh kali lipat dalam empat tahun.32 Sampai dengan bentuk kekerasan seksual secara verbal.

1.6. Metode Penelitian

Dokumen terkait